pemantauan terapi obat PTO monitoring efek samping obat MESO evaluasi penggunaan obat EPO dispensing sediaan khusus Instalasi Gas Medis

vi. pasien dari poli penyakit dalam : 9 orang vii. pasien obstetri dan ginekologi : 2 orang viii. pasien TB : 3 orang

e. visite

Kegiatan visite telah dilaksanakan secara optimal pada pasien di Rindu A 1 penyakit dalam wanita, Rindu A 1 penyakit dalam pria, Rindu A 4 bedah saraf, VIP A, Rindu B 3 ortopedi, dan VIP B.

f. pemantauan terapi obat PTO

Pemantuan terapi obat telah dilakukan bersamaan dengan visite.

g. monitoring efek samping obat MESO

MESO dilakukan sejalan dengan kegiatan visite. Seluruh kepala ruangan telah dilatih memonitoring efek samping obat. Bila menemukan efek samping obat, maka kepala ruangan melaporkan kepada farmasi klinis untuk dicatat dan dilaporkan ke Pusat MESO Nasional. Contoh obat yang mempunyai efek samping serius yang telah dilaporkan ke Pusat MESO Nasional yaitu cefadroxil, ceftriaxon, triheksifenidil, metronidazol, dan deksametason.

h. evaluasi penggunaan obat EPO

Evaluasi penggunaan obat sudah dilakukan pada pasien paska bedah.

i. dispensing sediaan khusus

Dispensing sediaan khusus yang sudah dilakukan oleh pokja farmasi klinik adalah penanganan sediaan sitotoksik. Adapun penanganan sediaan sitotoksik pada bulan Mei 2011 berjumlah 286 orang yang terdiri dari pasien askes dan jamkesmas, dengan obat kemoterapi yang direkonstitusi 834 kali. Dispensing sediaan khusus lainnya yang sudah dilakukan oleh pokja farmasi klinis adalah penyediaan obat suntik, misalnya alkohol absolut 25 ml untuk Universitas Sumatera Utara ruangan ICU, sedangkan untuk penyediaan nutrisi parenteral belum dilakukan karena kurang memadainya sarana dan prasarana serta tenaga ahli di rumah sakit.

j. pemantauan kadar obat dalam darah PKOD

Pemantauan kadar obat dalam darah PKOD telah dilaksanakan oleh pokja farmasi klinik, namun belum dilaksanakan secara kontinu karena harga reagen yang digunakan untuk menentukan kadar obat dalam darah sangat mahal dengan expired reagen yang singkat. Selain itu, obat-obat yang perlu dipantau kadarnya dalam darah hanya sedikit yang digunakan di rumah sakit.

4.2.4 Apotek

RSUP H. Adam Malik memiliki dua apotek sebagai pembantu instalasi farmasi untuk memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi untuk pasien melalui kegiatan pelayanan resep. a. apotek rawat jalan Apotek I, melayani: i. pasien askes rawat jalan ii. pasien umum rawat jalan b. apotek rumah sakit yang buka 24 jam Apotik II melayani: i. Pasien Jamkesmas Rawat Jalan ii. Pasien ASKES Rawat Inap dan Jamkesmas Rawat Inap pukul 20.00 hingga 08.00 WIB iii. Pasien Umum Rawat Jalan dan Rawat Inap iv. Pasien kerjasama dari perusahaan BUMN, BUMD, swasta Penyerahan resep oleh pasien dan penyerahan obat pasien yang tidak dikonseling pada apotek II yang melayani berbagai pasien dengan jumlah banyak Universitas Sumatera Utara dan pola penyakit yang beragam sudah memiliki tempat yang berbeda, sehingga dapat menghindari kesalahan misalnya kesalahan dalam penyerahan obat. Menurut Kepmenkes No. 1027MenkesSKIX2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, syarat ruangan apotek harus memiliki ruang tunggu yang nyaman, memiliki tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien termasuk penempatan brosurmateri informasi, ruangan tertutup untuk pelayanan kefarmasian dengan baik namun tidak melakukan konseling dimana di apotek I tidak memiliki ruang konseling. Apotek ini hanya melakukan pelayanan informasi obat kepada pasien. Apotek II yang melayani pasien selama 24 jam baik itu pasien rawat jalan jamkesmas, umum, askes dan rawat inap di luar jam kerja juga tidak melaksanakan konseling bagi pasien namun hanya melaksanakan pelayanan informasi obat. Hal ini disebabkan karena ruang konseling yang masih belum memenuhi syarat dimana belum memiliki meja, kursi, dan lemari yang memadai.

4.2.5 Depo Farmasi

Depo farmasi rindu A melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu A dengan beragam penyakit seperti A 1 penyakit dalam wanita, SIDA, dan psikiatri, A 2 penyakit dalam pria, A 3 paru, A 4 bedah syaraf, neurologi, stroke corner, A 5 gigi mulut, THT, mata, dan ruang kemoterapi untuk pasien kemoterapi, serta VIP yang melayani semua pola penyakit. Depo farmasi rindu A telah melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing untuk obat injeksi dan Universitas Sumatera Utara oral. Pengendalian obat-obat mahal dilakukan dengan cara pengecekan dari status pasien, pencatatan tersendiri keluarnya obat serta pengembalian wadah bekas. Depo farmasi rindu B melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai AKHP untuk pasien jamkesmas dan askes yang ada di ruangan rawat inap terpadu B1 kiri: Obgyn, Kewanitaan, B1 kanan: Anak dan Peritologi, B2 kiri: Bedah Digesti, Urologi, Onkologi, Plastik, B2 kanan: Instalasi Kardiovaskuler, B3 kiri: Ortopedi, Askes untuk semua bedah, B3 kanan: VIP B. Depo farmasi rindu B melayani pasien dengan sistem one day dose dispensing. Sistem distribusi obat yang tepat adalah dengan menggunakan sistem unit dose dispensing yaitu pemberian obat oleh petugas depo perwaktu penggunaan obat, sehingga penggunaan obat oleh pasien lebih terpantau dan terjadwal. Depo CMU lantai III melayani pendistribusian perbekalan kesehatan untuk pasien jamkesmas dan askes dan kebutuhan pada instalasi bedah pusat IBP dan instalasi perawatan intensif IPI. CMU lantai III melayani kamar operasi, recovery room, pasca bedah, ICU anak, dewasa dan ICU jantung. Pelayanan untuk pasien operasi dari instalasi bedah pusat dilakukan dengan sistem paket sehingga pendistribusian menjadi lebih mudah, sedangkan pelayanan untuk pasien di runagan ICU dilakukan dengan one day dose dispensing. Depo farmasi IGD melayani kebutuhan obat dan AKHP untuk pasien yang ada di IGD. Pasien emergensi yang tidak membawa jaminan tetap dilayani, dengan catatan tidak lebih dari 2x24 jam, jika lebih maka status pasien menjadi pasien umum. Depo IGD melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD yaitu pasien askes, pasien jamkesmas, pasien medan sehat, pasien jaminan kesehatan aceh, dan pasien yang tidak diketahui identitasnya mr.x. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang di operasi elektif yang sudah terjadwal Universitas Sumatera Utara selain bedah syaraf dan jantung. Melayani pasien rawat inap di IGD yang baru melakukan operasi dengan sistem one day dose dispensing. Denah ruangan masing-masing depo harus diperhatikan karena jumlah ruangan yang terbatas berakibat pada bercampurnya urusan administrasi, lalu lalang orang, barang dan ruang untuk pegawai dikhawatirkan dapat mengkontaminasi perbekalan farmasi, kehilangan barang dapat terjadi karena kontrol terhadap obat kurang, sehingga penataan ruangan yang lebih baik sangat diperlukan untuk menjamin kualitas dari perbekalan yang didistribusikan dan menjaga kehilangan barang.

4.3 Instalasi Gas Medis

Pengelolaan gas medis sudah ditangani oleh suatu instalasi khusus yaitu instalasi gas medis sejak Februari 2005. Ini dilakukan untuk pengembangan pelayanan, mengingat gas medis merupakan perbekalan farmasi yang termasuk life saving yang sangat penting, dimana bila terjadi keterlambatan beberapa menit saja dapat menyebabkan kejadian yang cukup fatal, bahkan kematian. Instalasi gas medis telah mendistribusikan gas medis untuk melayani kebutuhan user-user yaitu: a. instalasi rawat darurat b. instalasi rawat jalan c. instalasi bedah pusat d. instalasi anestesi dan reanimasi e. instalasi kardiovaskuler f. instalasi rindu A g. instalasi rindu B Universitas Sumatera Utara h. instalasi diagnostik terpadu i. kemotoran ambulance Instalasi gas medis mempunyai tugas yaitu: a. menerima gas medis dalam bentuk gas cair ke dalam tangki b. menyimpan gas medis dalam bentuk tabung di gudang c. mendistribusikan gas dalam bentuk tabung dan ke ruangan selama 24 jam d. melakukan pelaporan bulanan mengenai penggunaan gas medis Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh informasi bahwa sejak adanya penanganan khusus untuk gas medis yaitu dengan berdirinya instalasi gas medis maka pendistribusian gas medis ke unit-unit yang membutuhkan telah terlaksana dengan baik. Kurangnya kontrol penggunaan gas pasien menjadi suatu masalah tersendiri, karena banyak pasien yang melepas selang gas tetapi alat tidak dimatikan, sehingga gas terbuang percuma. Kontrol penggunaan gas sangat perlu dilakukan, termasuk memberikan pengertian edukatif terhadap pasien maupun tenaga medis di lapangan. Penutup outlate banyak yang sudah lepas sebaiknya diganti untuk mencegah terjadinya kebocoran gas O 2 .

4.4. Instalasi Central Sterilized Supply Department CSSD