KEBUTUHAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PTPN VII UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

ABSTRAK

KEBUTUHAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM
KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PTPN VII
UNIT USAHA REJOSARI KECAMATAN NATAR
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
Erisa Widyanti
Penelitian ini menganalisis mengenai 1) Kebutuhan masyarakat untuk PKBL
sehingga dapat diformulasikan strategi PKBL yang sesuai dengan kebutuhan dan
lingkungan masyarakat, 2) Tingkat partisipasi masyarakat dalam PKBL, 3)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam PKBL.
Penelitian ini dilakukan di Desa Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan. Sampel dalam penelitian ini berjumalah 84 responden yang dipilih secara
acak. Metode analisis data menggunakan analisis deskriftif kualitatif, tabulasi, dan
korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan
masyarakat dalam PKBL meliputi a) aspek ekonomi: peminjaman modal tanpa
bunga kepada masyarakat di ketiga dusun, pelatihan pembuatan biogas di Dusun
Banjar, pembina kelompok ternak sapi, pelatihan keterampilan, penyediaan pasar
dan promosi produk; b) aspek sosial: pengembangan kegiatan kelembagaan,
melengkapi sarana dan prasarana pendidikan di ketiga dusun, dan pembangunan

gedung SMA di Desa Rejosari; c) aspek lingkungan: pengaspalan jalan dan
perbaikan jembatan; d) aspek kesehatan: peningkatan kesehatan masyarakat
melalui pengobatan gratis atau perbaikan sarana dan prasarana kesehatan. Tingkat
partisipasi masyarakat dalam PKBL tergolong rendah. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam PKBL PTPN VII yaitu tingkat
pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan lama mukim.
Kata Kunci : analisis kebutuhan, masyarakat, partisipasi, PKBL.

ABSTRACT

COMMUNITY NEEDS AND THEIR PARTICIPATION IN PARTNERSHIP
PROGRAM AND COMMUNITY DEVELOPMENT (PKBL) OF PTPN VII
REJOSARI’S BUSINESS UNIT AT NATAR SUBDISTRICT
OF SOUTH LAMPUNG REGENCY
By
Erisa Widyanti
This study analyzes 1) the community needs for PKBL in order to formulate the
strategy of PKBL accordance with the community needs and their environment, 2)
the level of community participation in PKBL, and 3) the correlating factors to
community participation in PKBL. This research was conducted in Rejosari

Village, Natar Sub-district, South Lampung Regency. The samples in this study
were 84 households that was chosen randomly. The data was analyzed by
descriptive qualitative analysis, tabulation, and Rank Spearman correlation. The
results showed that the community needs for PKBL included a) economy aspect:
the assets loan without interest for the community in three subvillages, training of
biogas production in Banjar subvillage,cattle farmer’s group trainer in Northern
and Southern Titirante subvillages, skill trainings, the market provisionand
product promotion; b) social aspect: the development of institutional activities,
the complement of educational facilities in three subvillages, and the construction
of high school buildings in Rejosari Village; c) environmental aspect: asphalting
roads and bridge repairment. In addition to d) health aspect: public health
improvement programs through free medical check up service or health
infrastructure improvement. The level of community participation in PKBL was
low. The factors correlated to community participation in PKBL of PTPN VII was
education level, the number of family members, and the length of staying.
Keywords: community, needs assesment, participation, PKBL, program.

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kotabumi, pada tanggal 01 Agustus 1992

dari pasangan Supardi Sarbini dan Erna Wati. Penulis
adalah anak kelima dari lima bersaudara.

Penulis

menyelesaikan studi tingkat Sekolah Dasar di SD N 2
Rejosari Kecamatan Kotabumi Selatan pada tahun 2004,
tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMP N 7
Kotabumi pada tahun 2007, tingkat Sekolah Menengah
Atas di SMA N 2 Kotabumi pada tahun 2010, dan memasuki kuliah di Universitas
Lampung Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis pada tahun 2010.
Pada kegiatan kemahasiswaan penulis pernah menjadi anggota Himpunan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta), Forum Studi Islam Fakultas
Pertanian dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung periode
2012/2013. Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi Asisten Dosen
pada mata kuliah Komunikasi Bisnis, Pengembangan Masyarakat, Aplikasi
Komputer, Sosiologi Pertanian, dan Kemitraan Kelembagaan.
Februari 2013, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Totoprojo Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur selama 40 hari.
Pada tahun yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT

Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan. Penulis juga pernah menjadi surveyor dalam kegiatan Survei
Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia periode Januari – Maret
2014 dan sebagai enumerator pada pelaksanaan survei kebutuhan petani kakao di
Provinsi Lampung tahun 2014.

SANWACANA

Bismillahirohmanirrahim,
Alhamdullilahirobbil’alamin, segala puji bagi ALLAH SWT, atas segala curahan
rahmat dan karunia NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat beriring salam semoga senantiasa tercurat kepada Nabi Muhammad
SAW teladan bagi seluruh umat manusia, semoga kelak mendapatkan syafaatnya.
Skripsi yang berjudul “Kebutuhan dan Partisipasi Masyarakat dalam
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN VII Unit Usaha
Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan” telah diselesaikan
dengan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan sumbangsih, nasehat, serta
saran-saran yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:


1.

Dr. Ir. Sumaryo Gs, M.Si. sebagai Pembimbing Pertama atas bimbingan,
masukan, arahan dan nasihat yang telah diberikan selama proses penyelesaian
skripsi.

2.

Helvi Yanfika, S.P., M.E.P. selaku Pembimbing Kedua yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi serta dukungan kepada penulis selama
proses penyelesaian skripsi.

3.

Dr. Ir. Dewangga Nikmatullah, M.S. atas masukan dan arahan yang telah
diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.

4.


Dr. Ir. Zainal Abidin, M.E.S. sebagai Dosen Pembimbing Akademik, atas
dukungan dan sarannya selama ini.

5.

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.

6.

Ayah dan Ibuku tercinta terima kasih atas segala limpahan cinta dan kasih
sayang yang tulus ikhlas membesarkan dan mendidikku dengan penuh
kesabaran. Saudara-saudaraku Udo Edy Wijaya, Kaka Meri Meydiana, Uwo
Fitriyani, Ngah Eliska Novita, dan Kakak Emirita yang senantiasa
memberikan perhatian sehingga menambah semangatku untuk belajar, serta
keponakanku tersayang Dzaky El Rafif.

7.

Bapak Manajer PTPN VII Unit Usaha Rejosari dan seluruh karyawan telah

membantu penulis selama proses penelitian di lapangan.

8.

Sahabat- sahabatku Yuni Elmita Sari, Tati Musoleha, Terisia Muharam S, Ita
Musliha dan Meitri Sugesti, terimakasih atas bantuan, dukungan dan
kebersamaannya selama ini.

9.

Rekan- rekan seperjuangan Agribisnis 2010 Lina, Kurnisa, Andini, Devi,
Susi, Elis, Madu, Sastra, Rani,Annisa, Raisa, Fitria, Silvya, Ike, Nisya, Ayu,
Fitri, David, Maryadi, Hasan, Kholis, Pramulyanto, Andika, Rahmat,
Chandra, Roche, Cherry, Doni, Riza,Altri, Wahyu, terimakasih atas
pengalaman dan kebersamaannya selama ini. Semoga kelak kesuksesan
menyertai kita semua, Aamiin.

10. Atu dan Kiyai Agribisnis 2007, 2008, dan 2009, adinda Agribisnis 2011,
2012, 2013 dan 2014 atas dukungan dan bantuan kepada penulis.
11. Seluruh Dosen dan Karyawan di Jurusan Agribisnis ( Mbak iin, Mbak aii,

Mas Kardi, Mas Bukhari, Mas Boim) atas semua bantuan yang telah
diberikan.
12. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, akan tetapi penulis
berharap semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan. Mohon maaf atas segalam kesalahan selama proses penulisan
skripsi ini. Semoga ALLAH SWT memberikan balasan terbaik atas segala
bantuan yang telah diberikan. Aamiin.

Bandar Lampung, 14 Februari 2015
Penulis,

Erisa Widyanti

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS ..................................................................................... 11
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 11
1. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ...................................... 11
2. Konsep PKBL .................................................................................... 14
3. Teori Kebutuhan ................................................................................ 17
4. Teori Partisipasi ................................................................................. 21
5. Konsep Pembangunan dari Bawah (Bottom Up) ................................. 25
6. Keterkaitan antara Kegiatan PKBL dengan Kebutuhan
dan Partisipasi Masyarakat ................................................................ 27
7. Transformasi Data Ordinal menjadi Data Interval .............................. 29
8. Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................................ 30


B. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 34
C. Hipotesis ............................................................................................... 38
III.METODE PENELITIAN ........................................................................ 39
A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran .................................... 39
1. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Kebutuhan ............... 39
2. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Variabel ................... 40
B. Lokasi, Sampel, dan Waktu Penelitian .................................................. 46
C. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data............................................ 49
D. Metode Pegolahan dan Analisis Data .................................................... 49
1. Analisis Kebutuhan .......................................................................... 50
2. Analisis SWOT ................................................................................ 51
3. Tabulasi Data .................................................................................... 57
4. Analisis Korelasi .............................................................................. 58
IV.GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................... 60
A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari ............................ 60
1. Sejarah Desa Rejosari ...................................................................... 60
2. Letak Geografis ............................................................................... 61
3. Keadaan Penduduk Desa Rejosari .................................................... 61
B. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Perusahaan ................................. 64
1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................. 64

2. Lokasi Perusahaan ........................................................................... 65
3. Wilayah Kebun dan Pabrik Pengolahan ........................................... 65
4. Ruang Lingkup Kegiatan Unit Usaha Rejosari ................................. 66
5. Komposisi Sumber Daya Manusia ................................................... 67
6. Organisasi Perusahaan Secara Umum .............................................. 69
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 70
A. Karakteristik Responden ........................................................................ 70
1.Umur ................................................................................................. 70
2.Tingkat Pendidikan Formal ............................................................... 71
3.Pendapatan Rumah Tangga Responden ............................................. 72

4.Jumlah Anggota Keluarga ................................................................. 73
5.Lama Mukim ..................................................................................... 74
B. Deskripsi Kegiatan PKBL PTPN VII Unit Usaha Rejosari ..................... 75
C. Kebutuhan Masyarakat dalam PKBL ..................................................... 81
1.Hasil FGD Dusun Titirante Selatan.................................................... 83
2.Hasil FGD Dusun Banjar ................................................................... 84
3.Hasil FGD Dusun Titirante Utara ...................................................... 85
D. Analisis SWOT Dusun Titirante Sealatan, Dusun Banjar, dan
Dusun Titirante Utara ............................................................................ 86
1. Analisis Faktor Lingkungan Internal ................................................. 87
2. Analisis Faktor Lingkungan Eksternal .............................................. 96
3. Matriks Penentu Strategi (SWOT) .................................................... 102
4. Startegi untuk Pengembangan Masyarakat Desa Rejosari ................. 106
E. Partisipasi Masyarakat dalam PKBL ...................................................... 108
1.Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan PKBL............................... 110
2.Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan PKBL ............................... 112
3.Partisipasi Masyarakat dalam Tahap Menikmati Hasil ........................ 113
4.Partisipasi Masyarakat Tahap Evaluasi ............................................... 115
F. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 116
1.Hubungan antara Umur dengan Partisipasi Masyarakat ....................... 117
2.Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Partisiapsi
Masyarakat ......................................................................................... 118
3.Hubungan antara Jumlah Pendapatan dengan Partisipasi
Masyarakat ......................................................................................... 119
4.Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Partisipasi
Masyarakat ......................................................................................... 120
5.Hubungan antara Lama Mukim dengan Partisipasi
Masyarakat ......................................................................................... 121
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 123
A. Kesimpulan .......................................................................................... 123
B. Saran .................................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 126
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jumlah usaha pertanian di Provinsi Lampung
berdasarkan sensus pertanian tahun 2013 ............................................. 3
2. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
kebutuhan masyarakat .......................................................................... 40
3. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ............................... 42
4. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
partisipasi masyarakat .......................................................................... 43
5. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
partisipasi tahap perencanaan ............................................................... 44
6. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
partisipasi tahap pelaksanaan ................................................................ 44
7. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
partisipasi tahap menikmati hasil ........................................................... 45
8. Definisi operasional, indikator pengukuran, dan ukuran
partisipasi tahap evaluasi ....................................................................... 45
9. Jumlah kepala keluarga Dusun Titirante Utara, emplasment,
dan kertosari .......................................................................................... 47
10. Sebaran sampel penelitian ..................................................................... 48
11. Matriks IFAS ....................................................................................... 54
12. Matriks EFAS ...................................................................................... 56
13. Matriks SWOT ..................................................................................... 57
14. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan....................................... 62

15. Sebaran penduduk menurut mata pecaharian ........................................ 63
16. Sebaran penduduk berdasarkan kepercayaan beragama ........................ 64
17. Luas areal afdeling (kebun).................................................................. 66
18. Komposisi karyawan berdasarkan pendidikan ...................................... 68
19. Komposisi karyawan berdasarkan bidang kerja .................................... 68
20. Sebaran jumlah responden berdasarkan umur........................................ 70
21. Sebaran responden berdasarkan pendidikan ......................................... 72
22. Sebaran responden berdasarkan pendapatan ......................................... 73
23. Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga ................... 74
24. Sebaran respoden berdasarkan lama mukim ........................................ 75
25. Realisasi kegiatan PKBL PTPN VII UU Rejosari 2013 ....................... 76
26. Realisasi kegiatan PKBL PTPN VII UU Rejosari 2012 ........................ 77
27. Realisasi kegiatan PKBL PTPN VII UU Rejosari 2011 ........................ 77
28. Realisasi kegiatan PKBL PTPN VII UU Rejosari 2010 ........................ 78
29. Realisasi kegiatan PKBL PTPN VII UU Rejosari 2009 ........................ 79
30. Hasil FGD Dusun Titirante Selatan ...................................................... 84
31. Hasil FGD Dusun Banjar ..................................................................... 85
32. Hasil FGD Dusun Titirante Utara ........................................................ 86
33. Matriks IFAS Dusun Titirante Selatan ................................................. 88
34. Matriks IFAS Dusun Banjar ................................................................ 91
35. Matriks IFAS Dusun Titirante Utara .................................................... 94
36. Matriks EFAS Dusun Titirante Selatan ................................................ 96
37. Matriks EFAS Dusun Banjar ............................................................... 99
38. Matriks EFAS Dusun Titirante Utara ................................................... 101
39. Partisipasi masyarakat dalam PKBL .................................................... 109

40. Sebaran responden berdasarkan keterlibatan dalam tahap
perencanaan program .......................................................................... 110
41. Sebaran responden berdasarkan keterlibatan dalam tahap
pelaksanaan program ........................................................................... 112
42. Sebaran responden berdasarkan keterlibatan dalam tahap
menikmati hasil ................................................................................. 113
43. Hasil analisis korelasi Rank Spearman dan uji t ................................... 116
44. Tabulasi silang antara umur responden dengan
partisipasi masyarakat ......................................................................... 117
45. Identitas responden ............................................................................. 130
46. Matriks penentu strategi SWOT Dusun Titirante Selatan .................... 132
47. Matriks Penentu Strategi SWOT Dusun Banjar .................................... 133
48. Matriks Penentu Strategi SWOT Dusun Titirante Utara ....................... 134
49. Variabel X ........................................................................................... 135
50. Variabel Y ........................................................................................... 136
51. Hasil analisis korelasi Rank Spearman ................................................. 141
52. Persilagan strategi kekuatan dan peluang (SO)
Dusun Titirante Selatan ....................................................................... 143
53. Persilangan strategi kekuatan dan kelemahan (ST)
Dusun Titirante Selatan ........................................................................ 144
54. Persilangan strategi kelemahan dan peluang (WO)
Dusun Titirante Selatan ........................................................................ 145
55. Persilangan strategi kelemahan dan ancaman (WT)
Dusun Titirante Selatan ........................................................................ 146
56. Strategi prioritas Dusun Titirante Selatan ............................................. 147
57. Persilagan strategi kekuatan dan peluang (SO) Dusun Banjar............... 152
58. Persilangan strategi kekuatan dan ancaman (ST) Dusun Banjar............ 153
59. Persilangan Strategi Kelemahan dan Peluang Dusun Banjar ................ 154
60. Perssilangan Strategi Kelemahan dan Ancaman Dusun Banjar ............. 155

61. Strategi prioritas Dusun Banjar ............................................................ 156
62. Persilangan Strategi Kekuatan dan Peluang Dusun
Titirante Utara ..................................................................................... 161
63. Persilangan Strategi Kekuatan dan Ancaman Dusun
Titirante Utara ..................................................................................... 162
64. Persilangan Strategi Kelemahan dan Peluang Dusun
Titirante Utara ..................................................................................... 163
65. Persilangan Strategi Kelemahan dan Ancaman Dusun
Titirante Utara ..................................................................................... 164
66. Startegi prioritas Dusun Titirante Utara................................................ 165

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Piramida hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ......................... 20
2. Kerangka pemikiran analisis kebutuhan dan partisipasi.
masyarakat dalam PKBL ...................................................................... 37

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam
pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana
untuk menciptakan kondisi yang lebih baik agar tercapainya kemajuan
bangsa. Salah satu yang mendorong keberhasilan pembangunan adalah dunia
usaha, dalam konteks pembangunan saat ini, dunia usaha tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang hanya memfokuskan pada kondisi
keuangan, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan.
Kegiatan dunia usaha bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk
menciptakan profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga
bertanggung jawab terhadap aspek sosial dan lingkungan sekitarnya.

Dunia usaha terutama perusahaan besar yang berkembang dengan
memanfaatkan sumberdaya alam maupun memanfaatkan masyarakat sebagai
potensi pasar hasil produksinya, sudah seharusnya ikut berpartisipasi dalam
kegiatan membangun masyarakat. Seiring dengan hal tersebut, kalangan
swasta, pemerintah, dan organisasi masyarakat berupaya merumuskan dan
mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya
dengan masyarakat dan lingkungan. Secara umum upaya-upaya tersebut

2

disebut sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab
sosial perusahaan.

CSR sangat erat hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan, yang
berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan. Pembangunan berkelanjutan sering dipahami
hanya sebagai isu-isu lingkungan. Lebih dari itu, pembangunan berkelanjutan
mencakup tiga hal kebijakan, yaitu pembangunan ekonomi, sosial, dan
perlindungan lingkungan yang digambarkan oleh John Elkington dalam triple
bottom line (Rachman, dkk 2011).

Pada dasarnya, konsep Corporate Social Responsibility dijelaskan dalam
model Triple Bottom Line (TBL) atau tiga fokus perusahaan dalam
beroperasi, yaitu sosial (masyarakat), ekonomi dan lingkungan yang lebih
dikenal dengan sebutan people, profit dan planet (3P). Konsep Triple Bottom
Line (TBL) dijelaskan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan pada
pemegang saham (profit), tanggung jawab perusahaan agar menjaga
kemampuan lingkungan (planet) dalam mendukung keberlanjutan kehidupan
bagi generasi berikutnya, dan menjelaskan bahwa kehadiran perusahaan
selain mengejar keuntungan (profit) juga diharapkan dapat membantu
menciptakan kehidupan masyarakat (people) yang lebih baik dan mandiri
khususnya masyarakat di sekitar tempat perusahaan beroperasi.

Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) telah diterima secara luas
oleh berbagai perusahaan. Pelaksanaan CSR telah dijalankan oleh
perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dan beberapa perusahaan

3

agroindustri di Provinsi Lampung (Sumaryo, 2011). Provinsi Lampung
merupakan Provinsi yang memiliki perusahaan pertanian cukup banyak,
mulai dari industri rumah tangga, kecil, sedang hingga industri besar.

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian
2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah usaha pertanian di Provinsi
Lampung sebanyak 1.225.744 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 151
dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 119
dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum. Hal ini
dapat terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah usaha pertanian di Provinsi Lampung berdasarkan hasil
sensus pertanian tahun 2013
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Kabupaten
Lampung Barat
Tanggamus
Lampung Selatan
Lampung Timur
Lampung Tengah
Lampung Utara
Way Kanan
Tulang Bawang
Pesawaran
Pringsewu
Mesuji
Tulang Bawang Barat
Bandar Lampung
Metro
Jumlah

Rumah Tangga
93.039
102.566
134.061
192.256
232.933
95.263
85.270
63.309
67.075
54.677
38.469
48.975
8.486
9.203
1.225.744

Perusahaan
1
10
26
10
21
13
15
7
17
2
6
1
19
3
151

Lainnya
21
1
4
26
12
20
8
9
2
8
6
2
119

Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2013.

Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di
Kabupaten Lampung Selatan yaitu berjumlah 26 perusahaan. Diantara 26

4

perusahaan tersebut, salah satu perusahaan yang telah melaksanakan
tanggung jawab sosialnya adalah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Unit Usaha Rejosari melalui

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

(PKBL). PKBL merupakan bagian dari CSR, karena salah satu karakteristik
utama CSR adalah melampaui kepatuhan terhadap hukum (beyond
compliance), sedangkan PKBL adalah bagian dari compliance to laws and
regulations dengan slogan PTPN 7 Peduli, yang dikelola oleh divisi khusus
(Nikmatullah D, 2013).
Penelitian ini memilih PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha
Rejosari sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu perusahaan
besar di Indonesia khususnya di Lampung yang telah mewujudkan bentuk
tanggungjawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan melalui Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan (PK), yaitu
program untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil melalui
pemberian pinjaman sebagai modal kerja. Program Bina Lingkungan (BL),
yaitu pemberian bantuan untuk anak yatim, sarana ibadah, pendidikan,
peningkatan sarana serta prasarana umum, penimbunan jalan, dan pelestarian
alam.

PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari merupakan perusahaan BUMN yang
bergerak di bidang agribisnis perkebunan kelapa sawit. Kewajiban
perusahaan BUMN untuk melakukan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) ditegaskan dalam peraturan pemerintah yang tertuang
dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor 236/MBU/2003. Pemerintah

5

menegaskan setiap perusahaan BUMN memiliki kewajiban untuk
memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial
masyarakat dan lingkungan sekitarnya melalui program kemitraan dengan
usaha kecil dan program bina lingkungan. Sebagian besar PKBL PTPN VII
Unit Usaha Rejosari hanya memberikan bantuan material atau bantuan
langsung tunai kepada masyarakat tanpa dibarengi proses penyuluhan,
bimbingan atau pelatihan yang dapat mengubah perilaku masyarakat sehingga
nantinya mereka dapat mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain.
Menurut Suparlan (2005) dalam Sumaryo (2009), dalam praktiknya program
CSR yang dilakukan perusahaan lebih bersifat karikatif, umumnya tidak
mendidik sasaran.

Menurut Sihaloho (2007), kemitraan di Unit Usaha Rejosari masih bersifat
kepentingan jangka pendek dan menyebabkan masyarakat tidak mandiri
karena tergantung dengan dana pinjaman yang diberikan perusahaan.
Kemitraan masih mengandung unsur charity yaitu hanya memenuhi
kebutuhan sesaat dan pelaksanaan bantuan langsung dalam program PKBL
masih bercirikan sumbangan (karikatif). Hal ini menyebabkan tidak
terciptanya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan PKBL perusahaan.
Bantuan yang diberikan berupa modal usaha, bantuan pendidikan, kesehatan,
keagamaan, dan sebagainya lebih bersifat top down dan kurang
memperhatikan aspirasi masyarakat. Hal ini terjadi karena implementasi
PKBL yang dilakukan belum diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat.

6

Berdasararkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, diperoleh bahwa
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari sudah melaksanakan kegiatan PKBL
sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar perusahaan, namun
perusahaan belum pernah melakukan analisis kebutuhan masyarakat terhadap
kegiatan PKBL yang dijalankan. Apakah Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan selama ini sudah sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan atau belum.

Perencana yang menyusun program-program pembangunan atau pengusahapengusaha yang membangun kegiatan usahanya di suatu daerah seharusnya
melakukan analisis kebutuhan masyarakat (community need analysis).
Pelaksanaan analisis kebutuhan harus benar-benar dapat menghasilkan
kebutuhan dan bukan sekedar membuat daftar keinginan yang bersifat sesaat
(Adisasmita, 2013). Hal inilah yang ingin ditemukan dalam pelaksanaan
analisis kebutuhan masyarakat pada penelitian ini.

Pengimplementasian kegiatan PKBL merupakan salah satu wadah kegiatan
pengembangan masyarakat. PKBL seharusnya tidak hanya bersifat charity
yang hanya berpengaruh untuk jangka pendek, melainkan harus diikuti strategi
pemberdayaan dengan harapan masyarakat menjadi mandiri. Keterkaitan
antara partisipasi dengan pengembangan masyarakat, menurut Ife (1995 dalam
Wicaksono, 2010) salah satu prinsip pengembangan masyarakat adalah
partisipasi. Partisipasi dalam pengembangan masyarakat harus menciptakan
keterlibatan aktif semua orang dalam masyarakat tersebut pada proses
kegiatan di daerahnya. Oleh karena itu, pendekatan pengembangan

7

masyarakat selalu mengoptimalkan partisipasi dengan tujuan semua warga
ikut terlibat dalam tahap partisipasi yang terdiri dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi.

Berbagai program dalam kegiatan PKBL yang telah dirancang perusahaan
agar langsung mengena pada sasaran yang diinginkan tidak akan tercapai
tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat sekitar
sebagai sentral pembangunan akan sangat membantu dalam upaya
mensosialisasikan program atau kebijakan perusahaan agar manfaatnya dapat
dirasakan secara nyata oleh masyarakat, dengan partisipasi masyarakat maka
perencanaan program diupayakan menjadi lebih terarah, artinya rencana atau
program yang disusun sesuai dengan aspirasi masyarakat (Adisasmita, 2013).

Alasan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam penyusunan
rencana/program di daerahnya adalah (1) karena mereka yang paling
mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan dan kebutuhan mereka, (2)
mereka memahami sesungguhnya tentang keadaan lingkungan sosial dan
ekonomi masyarakat di daerahnya, (3) mereka mampu menganalisis sebab dan
akibat dari berbagai kejadian di masyarakat (Adisasmita, 2013). Keterlibatan
masyarakat tidak hanya dibutuhkan dalam tahap penyusunan program, tetapi
keterlibatan juga dibutuhkan dalam tahap pelaksanaan, pemanfaatan, dan
evaluasi program agar tercipta implementasi dan hasil kegiatan PKBL yang
tidak hanya bermanfaat untuk perusahaan tapi juga bermanfaat untuk
masyarakat.

8

Keterlibatan masyarakat sangat mendukung kegiatan PKBL perusahaan
sebagai upaya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungannya , dengan terlibantnya (berpartisipasi) masyarakat dalam
penyelengaraan kegiatan PKBL, maka program yang dibentuk akan sesuai
dengan kebeutuhan mereka. Masyarakat akan mendukung program karena
memang sesuai dengan kebutuhan mereka, program menjadi tidak sia-sia
karena berjalan berkelanjutan. Masyarakat akan mempunyai rasa memiliki
terhadap program, semakin tinggi tingkat partisipasi, semakin besar pula rasa
memiliki, semakin besar pula tanggungjawab dan semakin besar pula dedikasi
yang diberikan masyarakat untuk mencapai tujuan dan keberhasilan program.

Berdasarkan hasil prasurvei penelitian diperoleh bahwa masyarakat selama ini
mengetahui kegiatan PKBL yang diberikan merupakan sumbangan/ bantuan
dari perusahaan. Masyarakat tidak mengetahui bahwa sebenarnya kegiatan
tersebut merupakan program CSR perusahaan yang dikemas dalam bentuk
kegiatan PKBL, hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman serta
keterlibatan masyarakat dalam kegiatan PKBL yang dilakukan perusahaan.
Sehubungan dengan masalah dan penjelasan sebelumnya, maka perlu
dianalisis kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan untuk menentukan
strategi prioritas kegiatan PKBL dan sejauhmana tingkat partisipasi
masyarakat pada kegiatan PKBL, serta faktor-faktor yang berhubungan
dengan partisipasi masyarakat dalam kegiatan PKBL.

9

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan untuk kegiatan
PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari ?
2. Bagaimana formulasi program PKBL yang dibutuhkan masyarakat sekitar
perusahaan untuk kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII
(Persero) Unit Usaha Rejosari ?
3. Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan PKBL di PT
Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari ?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII
(Persero) Unit Usaha Rejosari ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat sekitar perusahaan untuk
kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha
Rejosari.
2. Memformulasikan kegiatan PKBL yang dibutuhkan masyarakat sekitar
perusahaan di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha
Rejosari.
3. Mengetahui tingkat partisipasi masyarakat sekitar perusahaan pada tiap
tahapan kegiatan PKBL di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Usaha Rejosari.

10

4. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi
masyarakat sekitar perusahaan dalam kegiatan PKBL di PT Perkebunan
Nusantara VII (Persero) Usaha Rejosari.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak :
1. Perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
program untuk perusahaan PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari.
2. Kalangan Akademisi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan
dan menambah literatur bagi kalangan akademisi dalam mengkaji
tanggung jawab sosial perusahaan.
3. Masyarakat.
Hasil peneitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan dan
pemahaman masyrakat mengenai PKBL
4. Peneliti.
Hasil peneitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman
peneliti mengenai kegiatan penelitian.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Tanggungjawab Sosial Perusahaan

a. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang sering dikenal
Corporate Social Responsibility (CSR) telah dikemukakan oleh banyak
pakar. Diantaranya adalah definisi yang dikemukakan oleh Elkington
(1997dalam Susanto, 2009) yang mendefinisikan CSR sebagai tanggung
jawab sosial perusahaan dengan memberikan perhatian kepada
peningkatan kualitas perusahaan (profit), masyarakat khususnya
komunitas sekitar perusahaan (people),serta lingkungan (planet).

Menurut Sumaryo (2009), konsep tanggung jawab sosial perusahaan
merupakan suatu pendekatan perubahan atau pengembangan masyarakat
khususnya peningkatan sumberdaya manusia. Pendekatan ini
dimaksudkan agar masyarakat terlibat atau menjadi bagian dari
perusahaan dan menikmati manfaat dari keberadaan perusahaan yang
berada di sekitar wilayah masyarakat.

12

ISO 26000 dalam Rachman (2011), menyatakan bahwa corporate social
responsibility adalah bentuk kepedulian sosial perusahaan yang saat ini
menjadi aspek dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Secara
garis besar dalam ISO 26000 terdapat tujuh isu utama dalam
melaksankan CSR yaitu tata kelola organisasi, hak asasi manusia,
aktivitas tenaga kerja, lingkungan, aktifitas operasi yang adil, isu
konsumen, dan kontribusi pada masyarakat serta pembangunan. ISO
26000 adalah standar internasional untuk tanggung jawab sosial dan
bersifat guideline (pedoman).

b. Implementasi Corporate Social Responsibility
Contoh bentuk kegiatan tanggungjawab sosial menurut Kotler dan Lee
( 2005) yaitu bidang kesehatan, keamanan, pendidikan, dan pelatihan
kerja bidang tertentu, yang diberikan dapat berupa dana (modal),
pinjaman, biaya promosi, tenaga (bimbingan teknis tenaga ahli),
peralatan/teknologi, akses informasi, dan sebagainya. Menurut
Wibisono (2007 dalam Wicaksosno, 2010), contoh lingkup program
CSR yang disarikan dari beberapa perusahaan terkemuka adalah:
1. Bidang sosial, seperti pendidikan/pelatihan, kesehatan,
kesejahteraan sosial, kepemudaan, keagamaan, dan penguatan
kelembagaan.
2. Bidang ekonomi, seperti kewirausahaan, pembinaan UKM,
agribisnis, pembukaan lapangan kerja, sarana/prasarana ekonomi,
dan usaha produktif lainnya.

13

3. Bidang lingkungan, seperti penggunaan energi secara efisien,
proses produksi yang ramah lingkungan, pengendalian polusi,
penghijauan, pengelolaan air, pelestarian alam, pengembangan
ekowisatai, perumahan dan pemukiman.

c. Tahapan Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Wibisono (2007 dalam Rosyida, 2011) mengemukakan adapun tahaptahap dalam penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan pada
umumnya, yaitu :

1. Tahap perencanaan.
Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama yaitu Awareness Building,
CSR Assesment, dan CSR Manual Building. Awareness building
merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran perusahaan
mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen, upaya ini
dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan lain-lain. CSR
Assesment merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan
dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan
prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk
membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan
CSR secara efektif. Upaya perencanaan kegiatan CSR dapat
dilakukan melalui benchmarking, menggali dari referensi atau
meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan.

14

2. Tahap implementasi.
Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan
seperti pengorganisasian sumberdaya, penyusunan untuk
menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas, pengarahan,
pengawasan, pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana, serta
penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan.
2. Tahap evaluasi.
Tahap ini perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu
untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR sehingga
membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisidan
situasi serta pencapaian perusahaan dalam implementasi CSR
sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu
berdasarkan rekomendasi.
4. Pelaporan.
Pelaporan perlu dilakukan untuk membangun sistem informasi,
baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun
keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai
perusahaan.

2. Konsep PKBL
Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP.04/MBU/2007 menjelaskan bahwa
dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi kerakyatan
serta terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan
kerja, kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat, perusahaan

15

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib berpartisipasi dalam
memberdayakan dan mengembangkan kondisi ekonomi, kondisi sosial
masyarakat dan lingkungan sekitarnya, melalui program kemitraan BUMN
dengan usaha kecil dan program bina lingkungan.

Program kemitraan BUMN dengan usaha kecil yang selanjutnya disebut
Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha
kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari
bagian laba BUMN. Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program
Kemitraan adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000.
c. Milik Warga Negara Indonesia;
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;
e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai
potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

Dana program kemitraan bersumber dari (1) Penyisihan laba setelah pajak
sebesar 1 % (satu persen) sampai dengan 3 % , (2) Hasil bunga pinjaman,
bunga deposito dan atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah

16

dikurangi beban operasional, (3) Pelimpahan dana Program Kemitraan dari
BUMN lain, jika ada. Dana Program Kemitraan diberikan dalam bentuk:
a. Pinjaman untuk membiayai modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap
dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan;
b. Pinjaman khusus:
1) Untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan usaha
Mitra Binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka memenuhi
pesanan dari rekanan usaha Mitra Binaan;
2) Perjanjian pinjaman dilaksanakan antara 3 (tiga) pihak yaitu BUMN
Pembina, Mitra Binaan dan rekanan usaha Mitra Binaan dengan
kondisi yang ditetapkan oleh BUMN Pembina.
c. Hibah (hanya diberikan kepada mitra binaan):
1) Untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemagangan, pemasaran,
promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan
produktivitas Mitra Binaan serta untuk pengkajian/penelitian;
2) Besarnya dana hibah ditetapkan maksimal 20 % (duapuluh persen)
dari dana Program Kemitraan yang disalurkan pada tahun berjalan.

Program Bina Lingkungan yang selanjutnya disebut Program BL adalah
program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah
usaha BUMN tersebut melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Dana Program BL digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat
kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN dalam bentuk bantuan korban
bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, peningkatan kesehatan,
pengembangan prasarana dan sarana umum serta sarana ibadah.

17

3. Teori Kebutuhan
a. Pengertian Kebutuhan

Menurut Arifin (2007), kebutuhan merupakan segala sesuatu yang
dibutuhkan manusia untuk mencapai kesejahteraan. Kebutuhan manusia
mencerminkan adanya perasaan kurang puas yang ingin dipenuhi dalam
diri manusia yang muncul secara alamiah untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Definisi lain dikemukakan oleh Setiadi (2003),
kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat
mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada di antara kebutuhan tersebut
yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau
kurang sejahtera.

Menurut Adisasmita (2013), kebutuhan berbeda dengan keinginan yang
bersifat sesaat dan untuk menentukan program yang akan di bangun di
suatu desa/kecamatan agar sesuai dengan kebutuhan, maka harus
didahului dengan kegiatan sosialisasi kepada anggota masyarakat,
kegiatan tersebut diantaranya :
1. Menjelaskan pentingnya pembangunan pedesaan.
2. Mengidentifikasi potensi sumberdaya yang dimiliki, kebutuhan, dan
menghimpun aspirasi masyarakat.
3. Melakukan identifikasi berbagai jenis program yang dibutuhkan
masyarakat.
4. Menentukan program pembangunan yang paling penting (prioritas).

18

5. Upaya/hal lainnya yang diperlukan atau mendukung penentuan
program.

b. Tingkatan Kebutuhan Maslow

Maslow dalam Siagian (2004) mengemukakan bahwa kebutuhan
seseorang itu adalah berjenjang. Artinya jika kebutuhan pertama (dasar)
telah terpenuhi maka kebutuhan tingkat atasnya akan muncul, kemudian
Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia dalam tingkatan
kebutuhan yang selanjutnya disebut hierarki kebutuhan yang terdiri dari :
1. Kebutuhan Fisiologis.
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologi ialah kebutuhankebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan perumahan.
Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar
bukan karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir
hingga ajalnya, akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai
kebutuhan tersebut seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara
normal.
2. Kebutuhan Akan Keamanan.
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam
arti keamanan fisik meskipun hal ini aspek yang sangat penting. Segisegi keamanan yang bersifat psikologis juga mutlak penting mendapat
perhatian. Perlakuan yang manusiawi dan adil adalah salah satu
contohnya. Kebutuhan ini mendorong manusia untuk membuat
peraturan, undang-undang, sistem, asuransi dan sebagainya. Secara

19

naluri manusia membutuhkan rasa aman (safety need), untuk itu
manusia ingin bebas dari segala bentuk ancaman. Dengan kondisi ini
aman, maka sumber daya dapat berkembang dengan baik.

3. Kebutuhan Sosial.
Telah umum diterima sebagai kebutuhan universal bahwa manusia
adalah makhluk sosial.

Biasanya dalam kebutuhan sosial tersebut

tercermin dalam empat bentuk perasaan, yaitu (1) perasaan ingin
diterima oleh orang lain dalam pergaulan dan interaksinya di
lingkungan masyarakat, (2) perasaan ingin dianggap penting dalam
komunitasnya, (3) perasaan mengalami kegagalan karena setiap
manusia memiliki keinginan untuk selalu naju, (4) Perasaan
diikutsertakan, kebutuhan ini paling terasa dalam proses pengambilan
keputusan.

4. Kebutuhan Harg Diri.
Salah satu ciri manusia ialah bahwa dia mempunyai harga diri.
Karena itu semua orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan
statusnya oleh orang lain. Pada dasarnya jika kebutuhan tingkat relatif
rendah sudah terpenuhi maka akan timbul kebutuhan akan harga diri.
Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan
tampilsebagai orang yang percaya diri.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Kebtuhan selanjutnya setelah kebutuhan harga diri tercapai adalah
kebutuhan aktualisasi diri yang merupakan kebutuhan terakhir dalam

20

hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan ini menjelaskan bahwa
manusia selalu ingin mengembangkan potensi dirinya agar meraih
kemajuan profesional yang pada gilirannya memungkinkan yang
bersangkutan memuaskan berbagai jenis kebutuhannya. Menurut
Maslow, dari urutan-urutan tersebut dapat disimpulkan, bahwa
pengembangan sumber daya manusia baik secara mikro maupun
secara makro pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk
merealisasikan semua kebutuhan. Adapun piramida hirarki kebutuhan
Maslow dapat dilihat pada gambar 1.

Aktualisasi diri
Harga diri

Hubungan sosial

Rasa aman

Kecukupan fisiologis

Gambar 1. Piramida Hierarki Kebutuhan Manusia Menurut Maslow

21

4. Teori Partisipasi

a. Pengertian Partisipasi

Terdapat beberapa definisi partisipasi, diantaranya dikemukakan oleh
Nasdian (2006 dalam Rosyida, 2011) yaitu proses aktif dan inisiatif yang
dilakukan oleh masyarakat sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka
sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses ( lembaga dan
mekanisme) sehingga mereka dapat melakukan kontrol secara efektif.
Definisi ini memberi pengertian bahwa masyarakat diberi kemampuan
untuk mengelola potensi yang dimiliki secara mandiri.

Partisipasi anggota masyarakat adalah keterlibatan anggota masyarakat
dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan
pelaksanaan (implementasi) program/proyek pembangunan yang
dikerjakan di masyarakat lokal. Partisipasi atau peran serta masyarakat
dalam pembangunan (perdesaan) merupakan aktualisasi dari kepedulian,
kesediaan dan kemauan anggota masyarakat untuk berkorban dan
berkontribusi dalam implementasi program/proyek yang dilaksanakan di
daerahnya. Bentuk kontribusi masyarakat dapat berupa