kondisi genetis, biologis dan kesehatan ternak tersebut baik betina maupun pejantan. Selain itu memperbaiki manajemen pemeliharaan juga dilakukan seleksi secara ketat.
Di Indonesia, penentuan efisiensi reproduksi dengan cepat dan tepat belum dapat dilaksanakan, karena keterbatasan peralatan untuk pemeriksaan deteksi kebuntingan secara
dini. Sampai sekarang pemeriksaan kebuntingan masih dilakukan melalui palpasiperabaan, sehingga memerlukan keahlian dan sensitivitas seseorang. Untuk menentukan kebuntingan
yang tepat, maka palpasi dilakukan setelah 40-60 hari sesudah perkawinan. Faktor-faktor yang diperlukan dalam penanganan reproduksi adalah :
1. Kartu Ternak
Setiap individu ternak harus mempunyai kartu ternak yang memuat informasi tentang kondisi ternak tersebut selama dipelihara. Isi dari kartu ternak tersebut harus rinci, teratur,
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Pengamatan Berahi
Pengamatan estrus ini penting, karena untuk menentukan waktu perkawinan yang tepat. Gejala berahi dapat dilihat selama kurang lebih 16 jam Partodihardjo, 1980. Oleh
karena itu, peternak sapi perah lebih mudah melihat gejala berahi tersebut, karena minimal 2 kali sehari peternak dekat dengan ternaknya. Hal yang perlu diperhatikan
adalah apabila sapi tersebut kurang jelas memperlihatkan tanda-tanda estrus. Oleh karena itu, kartu ternak dapat membantu untuk menentukan perkiraan kapan sapi tersebut
kembali estrus.
3. Kawin Pertama setelah Beranak Bagi sapi yang beranak normal, sebaiknya dikawinkan kembali 2 bulan setelah
beranak. Apabila sapi mengalami distokia, retensi plasenta, dan sebagainya, sebaiknya
perkawinan ditunda 90 – 120 hari setelah beranak. 4. PejantanSemen
Pejantan yang digunakan harus unggul, sehat, menghasilkan sperma dengan fertilitas yang tinggi dan memiliki kartu catatan baik silsilahnya maupun produktivitasnya.
75
5. Waktu Perkawinan Pada sapi dara sebaiknya dikawinkan pada umur 14 – 16 bulan atau berat badan
berkisar antara 275 – 325 kg. Perkawinan dilakukan pada waktu yang tepat yaitu 6 – 12
jam setelah tanda-tanda estrus telihat.
6. Pengelompokan Sapi
Sapi-sapi betina dikelompokkan berdasarkan umur kebuntingan, waktu birahi yang hampir bersamaan kelompok kawin, kering kandang, dan baru beranak awal laktasi.
7. Pemeriksaan Kebuntingan Pemeriksaan kebuntingan dilakukan secara teratur dan interval yang pendek yaitu 30-
40 hari sekali dan diperiksa kembali setelah 90-120 hari setelah pemeriksaan pertama. 8. Angka Konsepsi
Pada usaha peternakan dengan manajemen baik angka konsepsi mencapai 60 untuk
IB pertama dengan nilai SC berkisar 1,5-1,7. Pada IB ketiga angka konsepsi mencapai 90 dengan nilai SC = 1,1
9. Pengawasan Reproduksi