PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD AL-AZHAR 1 WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

(1)

PEMBELAJARAN TARI

SIGEH PENGUTEN PADA

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD AL-AZHAR 1

WAY HALIM BANDAR LAMPUNG

Oleh

ROSITA WATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2014


(2)

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN TARISIGEH PENGUTEN PADA KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI

SD AL-AZHAR 1 WAY HALIM BANDAR LAMPUNG Oleh

ROSITA WATI

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan penerapan model kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswi dalam pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan yaitu pembelajaran dan model kooperatif tipe STAD. Sumber data dalam penelitian ini adalah 25 siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni pengamatan, dokumentasi, wawancara, tes praktik, pengamatan aktivitas siswi dan pengamatan aktivitas guru. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi, panduan

dokumentasi, panduan pencatatan lapangan, lembar pengamatan tes praktik dan nontes.

Pelaksanaan penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari

Sigeh Penguten yaitu guru membagi siswi ke dalam beberapa kelompok, dengan carapretest 2 ragam gerak tariSigeh Penguten guna mengetahui tingkat

kemampuan gerak masing-masing siswi dan ditentukan ketua dari masing-masing kelompoknya. Selama proses pembelajaran, setiap kelompok terlihat antusias dalam mendemonstrasikan tariSigeh Penguten.

Hasil belajar siswi dalam mendemonstrasikan tariSigeh Penguten di SD Al-Azhar 1 Way Halim tergolong dalam kategori baik dengan rata-rata nilai 78. Ditinjau dari kemampuan menari siswi per aspek hafalan urutan gerak mendapat kriteria baik dengan rata-rata nilai siswi 76 yaitu siswi memeragakan urutan gerak tariSigeh Penguten akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-3 kali pada delapan belas ragam gerak. Pada aspek ketepatan gerak dengan hitungan/musik mendapat kriteria baik dengan rata-rata nilai siswi 77 yaitu siswi memeragakan gerak tari

Sigeh Penguten 1-2 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak. Pada aspek kekompakan dalam kelompok mendapat kriteria baik sekali dengan rata-rata nilai kelompok 81 yaitu semua siswi dalam kelompok menguasai materi tariSigeh Penguten mulai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan gerak dengan musik sesuai dengan apa yang telah dipelajari.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

HALAMAN

HALAMAN JUDUL...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

HALAMAN PERSETUJUAN...iv

HALAMAN PENGESAHAN...v

RIWAYAT HIDUP...vi

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA...vii

MOTTO...viii

PERSEMBAHAN...ix

SANWACANA...x

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR...xviii

DAFTAR DIAGRAM...xx

DAFTAR LAMPIRAN... ...xxi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ... ...7

1.5 Rua ng Lingkup Penelitian...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka...9

2.2 Landasan Teori...11

2.2.1 pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...11

a) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...12

b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...13

c) Langkah-langkah penerapan pembelajaran STAD...13


(8)

2.2.4 Ekstrakurikuler...20

2.2.5 Seni Tari...20

2.2.6 TariSigeh Penguten...22

1. Sejarah...22

2. Jenis dan Fungsi...23

3. Ragam gerak...23

4. Busana...52

5. Pendukung tari...53

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian...54

3.2 Sumber data...54

3.3 Teknik Pengumpulan Data...55

3.2.1 Observasi...55

3.2.2 Wawancara...56

3.2.3 Dokumentasi...56

3.2.4 Tes Praktik (perbuatan)...57

3.2.5 Nontest...60

3.3 Instrumen Penelitian...66

3.4 Teknik Analisis Data...67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian...69

4.1.1 Profil Singkat SD Al-Azhar 1 Way Halim...69

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah...69

4.1.3 Data Guru...71

4.1.4 Data siswi...71

4.1.5 Organisasi Sekolah...72

4.1.6 Sarana dan Prasarana Sekolah...73

4.2 Hasil Penelitian...73

4.2.1 Permohonan Izin...73

4.2.2 Pertemuan Pertama...74

4.2.3 Pertemuan Kedua...88

4.2.4 Pertemuan Ketiga...102

4.2.5 Pertemuan Keempat...115

4.2.6 Pertemuan Kelima...122

4.2.7 Pertemuan Keenam...134

4.3 Pembahasan...142

4.3.1 Penggunaan Model Kooperatif tipe STAD...143


(9)

5.1 Kesimpulan...148 5.2 Saran...150

DAFTAR PUSTAKA...151


(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan menurut istilahpaedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah, 1999:1). Dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1973) dirumuskan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan di Indonesia dimulai sejak anak didik dilahirkan dan berakhir setelah anak didik meninggal dunia. Namun demikian, dalam GBHN tersebut juga tersirat pengertian bahwa sejak dalam kandungan anak didik itu telah hidup.

Pendidikan seni budaya dan keterampilan (SBK) pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya yang aspek-aspeknya, meliputi : seni rupa, seni musik, seni tari dan keterampilan. Pendidikan kesenian merupakan salah satu faktor penentu dalam membentuk kepribadian anak. Pendidikan seni di sekolah dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan dalam membentuk jiwa dan kepribadian, berakhlak mulia (akhlakul karimah). Pendidikan seni


(11)

budaya dan keterampilan sebagai mata pelajaran di sekolah sangat penting keberadaannya, karena pendidikan ini memiliki sifat multilingual,

multidimensional, dan multikultural (Susanto, 2012:261).

Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian (wetherington dalam thobroni & mustofa, 2011:20). Belajar merupakan proses, belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar juga merupakan bentuk pengalaman yang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dan lingkunganya. Suatu proses belajar yang berulang-ulang dan

menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaruan dalam tingkah laku dan kecakapan serta bersifat tetap di sebut pembelajaran. Berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya yaitu faktor motivasi.

Penggunaan metode dan model pembelajaran yang tepat dalam dunia

pendidikan sangat penting. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menciptakan proses pembelajaran dan pengajaran yang baik. Guru perlu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran serta kemampuan gurunya sendiri. Guru dalam memilih metode dan model pengajaran hendaknya yang dapat mendukung siswa untuk mampu meningkatkan motivasi belajar karena hal tersebut memegang peranan penting dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode mengajar yang


(12)

kurang variatif dalam proses pembelajaran seni tari akan menimbulkan situasi pembelajaran yang tidak menyenangkan.

Melihat kendala di atas, perlu kiranya untuk mengenal metode dan model yang dianggap tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran tariSigeh Penguten adalah Model pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran Kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainya dalam mempelajari materi pelajaran. Kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai pada saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Husamah, 2013:105).

Tujuan pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah situasi, karena satu satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses. Oleh karena itu, untuk meraih tujuan personal mereka, anggota kelompok harus membantu teman satu timnya untuk

melakukan apapun guna membuat kelompok mereka berhasil. Dengan kata lain, penghargaan kelompok yang didasarkan pada kinerja kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif menciptakan norma-norma yang pro-akademik diantara para siswa, dan norma-norma pro-akademik memiliki pengaruh yang amat penting bagi pencapaian siswa (Slavin, 2005:34).


(13)

Ada beberapa varian jenis model atau tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah model atau tipe STAD. STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai enam orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa menjalani kuis tentang materi itu dengan catatan saat kuis mereka tidak boleh saling membantu (Slavin, 2005:11).

Dipilihnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten ini dianggap dapat mempermudah siswa dalam

memahami mata pelajaran dan guru lebih mudah melakukan evaluasi atau mengoreksi kesalahan siswa pada saat memeragakan ragam gerak tariSigeh Penguten. Penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari

Sigeh Penguten dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa termotivasi dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana diamanatkan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Aspek budaya pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Mata pelajaran seni budaya dan keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya dan mempunyai 4


(14)

sub bagian pelajaran, diantaranya adalah seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni teater. Meskipun seni tari hanya dituntut untuk menari, namun

sebenarnya tidak semudah itu perlu adanya penguasaan teknik-teknik tertentu untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu, dan tenaga. Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins, 1990: 2). Tari tradisional merupakan bentuk tarian yang sudah lama ada, diwariskan secara turun temurun serta biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis, dan religius. Semua aturan ragam gerak, formasi, busana dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah (Nursantara, 2007:35). TariSigeh Pengutenadalah tari tradisional indonesia yang berasal dari propinsi Lampung. TariSigeh

Pengutenmerupakan salah satu aset budaya Lampung yang selalu

dimunculkan dari setiap acara baik lokal, nasional atau pun internasional. Tari

sigeh penguten merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang menggambarkan rasa kegembiraan (I Wayan Mustika, 2013:38). Tema tari

sigeh penguten adalah tari persembahan yang ditarikan oleh penari putri berkelompok yang jumlahnya ganjil. Ciri khas nya yaitu memakai kuku panjang yang terbuat dari emas atau tembaga dan tangan mereka menari dengan gemulai (I Wayan Mustika, 2013:39).


(15)

SD Al-Azhar 1 merupakan sekolah yang beralamat Jln. Gunung Tanggamus no 34 Perumnas Way Halim Bandar Lampung yang telah terakreditasi A. Dipilihnya SD Al-Azhar 1 karena memiliki ketersediaan data yang dapat membantu dan mempermudah jalannya penelitian. SD Al-Azhar 1 Way Halim telah menerapkan pembelajaran seni budaya dan keterampilan yang terdiri dari seni musik, seni rupa, dan seni tari, akan tetapi guru yang

mengajarkan pelajaran seni budaya dan keterampilan di sekolah ini bukanlah guru yang berlatar belakangkan pendidikan seni. Pembelajaran seni budaya dan keterampilan di sekolah ini memiliki keterbatasan waktu sehingga pelajaran seni tari tidak dimasukan ke dalam kegiatan intrakurikuler melainkan masuk pada jam pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar struktur program

dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan secara khusus

diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang

berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Ekstrakurikuler seni tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim dilaksanakan seminggu sekali yaitu pada hari sabtu pukul 12.30-14.00 dengan pelatih yaitu ibu Jumiati di gedung aula SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah ini terdiri dari 25 siswi yang mengikuti berbagai macam tarian salah satunya tariSigeh Penguten. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran tari hanya menggunakan metode demonstrasi dan dari 25 siswi


(16)

hanya 1 kelompok atau 5 siswi yang berminat untuk mempelajari serta

mampu menarikan tariSigeh Penguten.Oleh karena itu, dengan penelitian ini menggunakan model Kooperatif tipe STAD diharapkan referensi metode dan model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran seni tari sehingga dapat meningkatkan minat dan hasil belajar tariSigeh Pengutenpada sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.“BagaimanakahPenerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung,

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswi dalam Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung.


(17)

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut; 1. Memberi alternatif bahan ajar bagi guru seni budaya dan keterampilan

khususnya seni tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung; 2. Menambah pengetahuan dan kecintaan siswa mengenai bentuk tari

Lampung khususnya tariSigeh Penguten;

3. Menambah dan memberi pengetahuan kepada peneliti mengenai

Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung.

1.5 Ruang Lingkup penelitian

Adapun ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sasaran (subjek)

Subjek dalam penelitian ini adalah 25 siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung.

2. Masalah (objek)

Objek penelitian ini adalah Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung.


(18)

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SD Al-Azhar 1 Way Halim yang beralamatkan Jln. Gunung Tanggamus no 34 Perumnas Way Halim Bandar Lampung.

4. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini adalah pada awal sampai akhir bulan November 2013.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang model Kooperatif dan tariSigeh Pengutenbelum ada yang mencatat tentang Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Pengutenpada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung .

Devi Nurmalasari dalam skripsinya menuliskan tentang“Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD pada PembelajaranTari Piring Dua Belas di SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah”(2013),dalam tulisannya hanya mengkaji penggunaan model Kooperatif tipe STAD yang telah ditetapkan oleh guru seni budaya. Penelitian tersebut guru menjadi fokus pengamatan dalam penggunaan STAD yang diteliti, sedangkan pada hasil penelitian guru tidak menerapkan langkah-langkah STAD yang sesuai dengan teori dan tidak ada instrumen penilaian terkait ketercapaian penggunaan model STAD dalam pembelajarannya. Sementara dalam tulisan ini mengkaji lebih dalam


(20)

mengenai penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari

Sigeh Pengutendi SD Al-Azhar 1 Way Halim. Penelitian ini bertindak sebagai partisipan, jadi secara langsung menerapkan model Kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran sesuai dengan teori pembelajaran yang terdapat pada referensi, dilengkapi juga dengan instrumen penilaian yang telah dirancang sesuai dengan teori STAD dan pembelajar tari untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan model STAD pada pembelajaran tariSigeh Pengutendi SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung.

Slavin dalam bukunya yang berjudul“Cooperative Learning”(2005) mengatakan bahwa metode-metode cooperative learning merupakan cara yang sangat efektif dan menyenangkan dalam memacu prestasi peserta didik secara keseluruhan, bukan hanya secara individual. Pembelajaran kooperatif sangat kondusif untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik dan agama yang berbeda, dan antara siswa yang terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka.

Hidajat dalam bukunya“Wawasan Seni Tari”(2005) tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif, sebab dalam kerangka wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yang lain misalnya sastra musik, seni rupa, dan seni drama. Tari pada waktu itu masih sebagai bentuk

pengungkapan yang bersahaja dan sangat tunduk pada kepentingan adat serta religi. Perkembangan selanjutnya, tari tidak lagi menjadi bagian dari aktivitas adat atau religi, tetapi kehadiran tari menjadi berdiri sendiri sebagai sebuah ekspresi seni yang mandiri.


(21)

Dinas P dan K Propinsi Daerah Tingkat I Lampung dalam buku“Sigeh Penguten”(1990) tariSigeh Pengutenadalah tari tradisional klasik dan fungsinya sebagai penyambut tamu. Dalam buku ini dibahas cakupan-cakupan tentang unsur dan ragam gerak tari, bentuk dan pola lantai tari, waktu dan musik pengiring, busana tari, serta peralatan dan pendukung tari.

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tidak terdapat judul yang sama, oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan masih orisinil.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori sangat diperlukan agar penelitan mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Landasan teori merupakan teori-teori tentang ilmu yang diteliti. Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka teori yang melibatkan konsep teori Kooperatif tipe STAD. Adapun pemamparan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut.

2.2.1 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda ke dalam kelompok-kelompok kecil (Husamah, 2013:105). Pembelajaran Koopertatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas terstruktur,


(22)

Pembelajaran Koopertatif juga hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri 4-6 orang saja (Anitalie dalam Isjoni, 2012:16).

Model pembelajaran STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat dan lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperolehkan untuk saling membantu. Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya (Slavin, 2005:11).

Fungsi utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk

mempelajari materinya. Mereka harus mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan (Slavin, 2005 : 12).


(23)

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif STAD

a) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi.

3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.

4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.

5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.

6) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

7) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

8) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

9) Interaksi antar-siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.


(24)

b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai.

c) Langkah-langkah penerapan pembelajaran STAD

1) Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. setiap awal dalam pembelajaran

kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

2) Belajar kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

3) Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.


(25)

4) Penghargaan kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya (Cahyo, 2013:289).

2.2.2 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Kata pembelajaran berasal dari kataajar

yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkanpembelajaranberarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Thobroni dan Mustota,2011:18).

UU No 20 tahun 2003 pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta


(26)

didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Perkembangan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh lingkungan. Melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, maka siswa

memperoleh pengalaman yang selanjutnya memengaruhi perilakunya, sehingga berubah dan berkembang. Lingkungan yang dibutuhkan untuk maksud tersebut, seperti mempersiapkan program belajar, bahan pelajaran, metode belajar, dan alat pengajar. Proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh pribadi guru, suasana kelas, kelompok siswa, lingkungan di luar sekolah, dan semua lingkungan belajar yang bermakna bagi perkembangan siswa (Susanto, 2013:21).

Pengajaran sebagai suatu sistem, pengajaran meliputi tiga langkah yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pengajaran. Langkah perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Adapun 3 langkah pengajaran diantaranya (Thobroni dan Mustofa, 2011:25): 1. Perencanaan pengajaran

Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah

perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan


(27)

sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media

pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan dan evaluasi pengajaran

Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang telah disusun guru biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang

diperoleh dari evaluasi yang diadakan akan memberi petunjuk kepada guru tentang bagian-bagian mana dari program tersebut yang sudah berhasil dan bagian-bagian mana pula yang belum berhasil mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

a. Pelaksanaan program pengajaran

Ada empat langkah pokok yang biasa dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran yaitu evaluasi awal, pelaksanaan pengajaran, evaluasi akhir, dan tindak lanjut.

a) Evaluasi Awal

Evaluasi awal ataupretestdilakukan sebelum pelajaran diberikan. Tujuan atau fungsinya ialah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang bersangkutan.


(28)

b) Pelaksanaan pengajaran

Setelah evaluasi awal dilakukan, langkah berikutnya ialah melaksanakan pengajaran sesuai dengan langkah-langkah atau kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan.

c) Evaluasi akhir

Fungsinya ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa pada akhir pengajaran. Hasil evaluasi akhir kita bandingkan dengan evaluasi awal, akan dapat diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah kita berikan, di

samping sekaligus dapat pula kita ketahui bagian-bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa.

d) Tindak lanjut

Berdasarkan hasil-hasil evaluasi yang telah dilakukan, guru dapat merencanakan kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan, baik berupa upaya perbaikan (remedial) bagi siswa-siswa tertentu, maupun berupa penyempurnaan program pengajaran.

b. Evaluasi Pengajaran

Evaluasi merupakan kegiatan mengumpulkan fakta atau bukti-bukti secara sistematis untuk menetapkan apakah telah terjadi perubahan pada diri


(29)

siswa, dan sampai sejauh mana perubahan yang terjadi. Evaluasi pembelajaran merupakan komponen yang berperan untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan aktivitas pembelajaran.

Ada tiga bentuk evaluasi dalam pembelajaran, yaitu evaluasi program pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. a) Evaluasi program pembelajaran

Yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa kualitas program pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan. Dengan evaluasi program pembelajaran akan diperoleh tiga kemungkinan rekomendasi, yaitu program pembelajaran tidak baik dan tidak boleh digunakan atau laksanakan, program pembelajaran dapat digunakan atau dilaksanakan tapi harus direvisi terlebih dahulu, dan program pembelajaran yang baik dan siap atau dapat digunakan atau dilaksankan.

b) Evaluasi proses pembelajaran

Yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengamati proses pembelajaran sedang berlangsung. Artinya, dengan evaluasi proses dapat diketahui bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran, aktivitas guru selama


(30)

pembelajaran berlangsung, bagaimana keterampilan guru dalam membuka sampai dengan menutup pembelajaran.

c) Evaluasi hasil belajar

Yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam bentuk hasil atau prestasi belajar siswa. Hasil belajar akan nampak pada tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dan pengalaman belajar yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan evaluasi hasil belajar dapat ditetapkan boleh atau tidaknya siswa melanjutkan belajar ke tingkat pembelajaran selanjutnya atau harus mengulang.

2.2.3 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar terdapat beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa, kemudian untuk aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain:visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activitiesdan

emotional activities(sardiman, 2011:101).

Penelitian ini jenis aktivitas yang dilakukan siswi dalam proses pembelajaran sebagai berikut:


(31)

a. Visual activities, yaitu memperhatikan b. Listening activities, yaitu mendengarkan c. Motor activities, yaitu percobaan.

2.2.4 Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya yang merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryosubroto, 2009:287). Sehingga kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar

memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

2.2.5 Seni Tari

Tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif, sebab dalam proses dan kerangka wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yang lain dan tari sebagai bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak, tetapi telah membawa serta nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetik (Hidayat,2005:1). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan tubuh dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang

dibawakan, sehingga untuk menilai suatu karya seni tari digunakan tiga aspek kepenarian, yaitu aspekwiraga, aspekwirama, dan aspekwirasa.


(32)

1. Pengertian tari

Tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis. Keindahan, indah bukan hanya hal-hal yang halus dan bagus saja, melainkan sesuatu yang memberi kepuasan batin manusia. Gerak yang kasar, keras, kuat dan lainnya bisa merupakan gerak yang indah. Berjiwa biasa diartikan memberi kekuatan yang bisa menghidupkan: jadi, gerak yang telah dibentuk dan berirama tersebut seakan hidup dan dapat memberikan pesan yang dapat kita mengerti dan berarti. Harmonis adalah kesatuan yang selaras dari keindahan yang bergerak, berirama, dan berjiwa tersebut (Kussudiardjo, dalam Wahyudiyanto 2008:11).

Tari menurut (Sedyawati dalam Hidayat 2005:2),yaitu

a. Pengertian tari bersifat terbatas adalah susunan gerak beraturan yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai suatu kesan tertentu.

b. Pengertian tari bersifat umum adalah bentuk upaya untuk mewujudkan keindahahn susunan gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi.

Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah (Soedarsono, dalam Hidayat 2005:2). Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tari merupakan ekspresi


(33)

jiwa manusia sesuai dengan motivasi tertentu, yang diungkapkan lewat gerak-gerak yang indah dan ritmis.

2. Jenis tari

Jenis tari adalah berbagai keragaman wujud tari yang memiliki perbedaan dan atau kesamaan yang dapat dikelompokan berdasarkan: perkembangan, tata cara penyajian dan bentuk koreografinya. Tari tradisional dapat dipahami sebagai sebuah tata cara yang berlaku di sebuah lingkungan etnik tertentu yang bersifat turun menurun. Tari modern adalah tari yang lepas kaidah-kaidah atau konvensi tradisional (Hidayat 2005:14).

2.2.6 TariSigeh Penguten

1. Sejarah

Sikap masyarakat Lampung tamu adalah orang yang patut dihormati dan disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitunemui nyimahyang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitunengah nyappuryang artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang

mendasari hadirnya tariSigeh Pengutendi acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara Propinsi Lampung. Wilayah ini sebagian besar penduduknya berasal dari daerah sumatera selatan,


(34)

dipimpin oleh seorangpesirah yang bernama pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut taritepak.Taritepak

inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal tariSigeh Penguten. Tarian yang dahulu yang menarikan hanya keluarga pangeran Muhammad Ali. Tari ini dihadirkan pada saat upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang Pesirah dan Penyambut Tamu Agung. Setelah Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 tari ini dibenahi kembali disesuaikan dengan situasi dan kondisi adat budaya Lampung (Habsary, 2003: 27).

2. Jenis dan Fungsi

Tari merupakan ekspresi jiwa individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain. TariSigeh Pengutenmerupakan salah satu jenis tari tradisional Lampung yang dikategorikan tari tradisional klasik karena tariSigeh Pengutentumbuh secara turun-menurun dalam lingkungan masyarakat etnis, atau

berkembang dalam rakyat. TariSigeh Pengutenberfungsi

mempersembahkan sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, pesirah dan tamu agung.

3. Ragam gerak


(35)

Gambar 2.1 Fose gerakLapah Tebengpada hitungan 1-8 (Foto, Anarika: 2013)

Gerak berjalan ke depan dengan lebih dulu kaki kanan dilangkahkan. Gerak ini diiringi dengan bentuk iringanGupekyaitu iringan yang memiliki tempo yang cepat. Gerakan ini juga dipakai untuk mengatur posisi dimana penari itu berada sehingga pola lantai dengan latter V.


(36)

Gambar 2.2 Fose gerakSeluang Mudikpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Motif gerak ini untuk transisi dari posisi berdiri menuju posisi level rendah dengan posisi badanmendhaklalu tangan diukel sebelah kanan dengan posisi tangan kiri ada diatas tangan kanan. Badanjongkokdengan perpindahan posisi tangan.Posisi badan setengah berdiri dengan perpindahan tangan.Duduk tegak dengan tangan diukel didepan dada dan sikap sikut diangkat.

Gambar 2.3 Fose gerakJong Ippekpada hitungan 8 (Foto, Anarika: 2013)

Sikap badan duduk tegak dengan posisi kaki menyilang di depan dan kedua tangan di letakkan di atas lutut.


(37)

Gambar 2.4 Fose gerakSembahpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Gerak ini merupakan gerak transisi dari posisijong simpuhmenuju ke posisi selanjutnya dengan sikap badan duduk tegak dan tangan sembah bergerak ke arah kanan dan kiri.

Gambar 2.5 Fose gerakKilat Mundurpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Sikap badanmendhakdengan kaki kanan di depan lalu kedua tangan di depan dada lalu tangan diayun kekiri dan kekanan. Tangan kembali diayun kekiri lalu diukel kesudut kiri dengan tangan kanan sejajar sikut tangan kiri. Posisi kaki kanan membuka kebelakang dengan dijinjit.


(38)

Gambar 2.6 Fose gerakGubuh Gakhangpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Gerakan ini merupakan salah satu motif dalam tarian ini. Kaki kiri maju kedepan dengan sikap badanmendhakdan kedua tangan maju ke sudut kanan.

Selanjutnya kaki kanan maju dengan kedua tangan berada di belakang badan.

Gambar 2.7 Fose gerakNgiyau Biaspada hitungan 1-4 (Foto, Anarika: 2013)

Gerak ini dilakukan di sisi kanan dan kiri penari dengan cara melakukanukeldiatas lutut penari dengan sikap badanmendhak.


(39)

Gambar 2.8 Foto gerakTolak Tebengpada hitungan 7-8 (Foto, Anarika: 2013)

Gerak ini diawali dengan sikap salah satu tangan ditekuk di depan dada dan tangan yang lain diluruskan ke samping arah pandangan mengikuti tangan yang lurus ke samping. Gerakan ini dilakukan tanpa adanya penari pembawatepak.

Gambar 2.9 Fose gerakNgerujung Level Rendahpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Yaituukelarah diagonal depan disertai dengan tolehan. Posisi tangan setinggi kepala.


(40)

Gambar 2.10 Fose gerakNgerujung Level Sedangpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Yaituukelarah diagonal depan disertai dengan tolehan. Posisi tangan setinggi kepala dan sikap badan setengah berdiri.

Gambar 2.11 Fose gerakNgerujung Level Tinggipada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Yaituukelarah diagonal depan disertai dengan tolehan. Sikap badan berdiri


(41)

Gambar 2.12 Fose gerakLipettopada hitungan 1 (Foto, Anarika: 2013)

Gerakan tangan (ukel) dan dilakukan sambil mengubah arah hadap. Sikap badan penarimendhakdan porsimendhaktersebut akan ditambah ketika akan

mengubah arah hadap.

Gambar 2.13 Fose gerakMempan Biaspada hitungan 3-4 (Foto, Anarika: 2013)

Gerak berjalan dengan posisi telapak tangan menengadah ke atas sejajar dengan bahu. Gerakan ini dilakukan untuk membentuk posisi lurus (menjadi satu banjar).


(42)

Gambar 2.14 Fose gerakKenui Melayangpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Kedua tangan digerakkan ke samping badan dengan posisi ditekuk, lalu diayun diangkat setinggi bahu diluruskan masing-masing ke arah kanan dan kiri.

Gambar 2.15 Foto gerakBelah Huipada hitungan 5-6 (Foto, Anarika: 2013)

Gerak ini dilakukan saling berhadapan antara penari sebelah kanan dan kiri tanpa penari pembawatepak.


(43)

Gambar 2.16 Fose gerakSabung Melayangpada hitungan 1-2 (Foto, Anarika: 2013)

Gerakan ini dilakukan untuk perpindahan tempat antara penari sebelah kanan dan penari sebelah kiri.

Gambar 2.17 Fose gerakMerundukpada hitungan 5-6 (Foto, Anarika: 2013)


(44)

Gambar 2.18 Fose gerakSamber Melayangpada hitungan 7-8 (Foto, Anarika: 2013)

Kedua tangan diayun diangkat setinggi bahu lalu diluruskan masing-masing ke arah kanan dan kiri. Gerakan ini dilakukan dengan level rendah dan tinggi.

b. Nama, hitungan dan rangkaian ragam gerak tariSigeh Penguten

Tabel 2.1 Nama, hitungan dan rangkaian ragam gerak tariSigeh Penguten

No Urutan gerak


(45)

1. Lapah tebeng

1-8

Posisi badan tegap, tangan kanan berada diatas tangan kiri di depan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi lutut kaki kiri. Gerak jalan kedepan diiringi dengan bentuk iringangupek,

yaitu iringan yang memiliki tempo yang cepat.

2. Seluang mudik

1-2

Kedua tangan diukel di sebelah kanan lalu tangan kiri berada di atas tangan kanan dengan posisi badanmendhak.

3-4

Selanjutnya, kedua tangandiukel

ke sebelah kiri, lalu tangan kanan berada di atas tangan kiri dengan posisi badan jongkok.


(46)

5-6

Selanjutnya mengalir tangan kanandiukeldi bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang.

7-8

Tangan kanandiukelkembali di depan dada, dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk

simpuhdengan sikap sikut diangkat.

3. Merunduk

1-2

Sikap badan duduk tegak dengan bersimpuh di dua kaki, lalu kedua tangan diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri.

3-4


(47)

5-6

Posisi simpuh dan merundukan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala merunduk ke bawah

7-8

Badan kembali duduk tegak dengan arah pandang ke depan.

4. Jong ippek

1

Diawali dengan sikap badan duduk tegap, lalu tangan kiri diletakkan di samping kiri dan tangan kanan berada di atas paha

2

Kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya di sebelah kiri.


(48)

3

Kaki kanan diangkat kearah depan

4

Lanjutan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan

sehingga badan terlihat tegap

5

Kedua tangan berdiri ke arah depan sejajar dengan dada

6

Kedua tangan melakukan proses


(49)

7

Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut

5 Sembah

1-2

Diawali dengan posisi badan duduk tegapJong

silo ratu, lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangan

sembah

3-4

Tangan melakukan proses gerak ke arah

kanan dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan


(50)

5-6

Tangan melakukan proses bergerak ke arah

kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak

tangan

7

8

Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut


(51)

6 Kilat Mundur

1-2

Posisi penari berdirimendhak

menghadap ke

depan dengan kaki kanan ditarik ke belakang, lalu

kedua tangan diayunkan ke arah kanan

3-4

Selanjutnya kedua tangan diayunkan ke arah kiri

5-6

Kedua tangan diukel ke dalam di samping kiri

Badan

7-8

Kedua tangan diayun ke atas dengan kedua tangan

menengadah, tangan kiri berada di atas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada


(52)

7 Samber Melayang

1

Kedua tangan disilangkan di depan perut dengan posisi jari ke arah bawah

2

Kedua tangan diukel kearah Atas

3-4

Kedua tangan melakukan proses ayun ke kanan dan

Kiri

5-6

Kedua tangan membuka selebar dada dengan posisi jari ditekuk


(53)

7-8

Kedua tangan berada di samping kanan dan kiri

diangkat setinggi bahu dengan posisi jari berdiri

8 Gubuh

Gakhang

1-2

Posisi penari menghadap ke sudut kanan dengan

kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan

ke depan posisi jari menghadap bawah

3-4

Kaki kanan melangkah, kedua tangan menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi

badan ke arah sudut kiri

5-6

Kaki kiri kembali melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah


(54)

7-8

Kaki kanan melangkah, kedua tangan menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi

badan ke arah sudut kiri

9 Ngiyau bias

1-4

Posisi badan penari menghadap ke samping kanan dengan posisi badanmendhakdengan kedua telapak kaki dihadapkan ke arah kanan, lalu kedua tangan

diletakkan di atas paha dan melakukan prosesukel.Setelah

diukeltangan kembali diletakkan di atas paha

5-8

Arah badan berpindah ke arah kiri dengan sikap badanmendhakdan kedua telapak kaki menghadap ke arah kiri, lalu kedua tangan diletakkan diatas paha dan melakukan prosesukel. Setelah diukel tangan kembali diletakkan di atas paha

10 Kenui Melayang

1-2

Posisi badan berdirimendhakdan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam


(55)

3-4

Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan

proses mengayun ke arah samping

5-6

Kedua kaki dijinjit dan kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk ke dalam

7-8

Setelah diukel kedua tangan kembali diangkat setinggi bahu

11 Ngerujung level tinggi

1-2

Posisi badan penari berdiri

mendhakdengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada


(56)

3-4

Kedua tangan melakukan gerak

ukelkeluar

5-6

Kedua tangan melakukan gerak

ukelkeluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah

7-8

Kedua tangan sedikit ditarik saat melakukanukelatau sedikit ditekuk dengan diikuti gerakan kepala dengan mengahadap tangan kanan (gerakan ini

dilakukan dengan arah kanan dan kiri)

12 Sabung Melayang

1-2

Posisi penari menghadap ke depan dengan sikap

badan mendhak,lalu kedua jari tangan saling bertemu di depan dada


(57)

3-4

Kedua tangan dibentangkan ke samping dengan kaki kiri membuka

5-6

Kaki kanan melangkah dengan posisi silang lalu

kedua jari tangan bertemu di depan dada

7-8

Kaki kanan berada di depan dengan kedua tangan dibentangkan ke samping, gerakan dilakukan untuk perpindahan tempat

13 Mempan bias

1-2

Sikap badanmendhakmenghadap sudut kanan dengan kedua tangan menengadah diatas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)


(58)

3-4

Kedua tangan masih menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap ke samping Kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

5-6

Kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan dengan sikap badan mengahadap ke Sudut

7-8

Sikap badan kembali menghadap depan dengan kaki kiri sedikit dijinjit (gerakan ini dilakukan penari sebelah kanan dan kiri)

14 Tolak tebeng

1-2

Sikap badan penarimendhak, kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam


(59)

3-4

Kedua ibu jari kaki saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

5-6

Penari melakukan gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi di mana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu

7-8

Kedua ibu jari kaki saling bertemu sambil bergeser dengan gerak kepala menghadap tangan kanan yang direntangkan

15 Belah hui

1-2

Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu

menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan


(60)

3-4

Badan kembali ditarik tegak, dan kedua tangan

direntangkan ke samping

5-6

Sikap badan kembali menjorok ke depan dengan kedua tangan kembali disilangkan

7-8

Kaki kanan ditarik dengan posisi jinjit, dan kedua tangan

menengadah di atas bahu

16 Ngerujung level rendah

1-2

Sikap badan duduk dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan badannya di sebelah kiri. Tangan kiri berada di sebelah kiri dengan posisi jari merapat mengahadap depan, lalu tangan kanan direntangkan menghadap


(61)

sudut kanan setinggi dahi dan kepala menghadap ke gerakan tangan kanan

3-4

Tangan kanan diukel dengan telapak tangan menengadah

5-6

Tangan kanan kembali diukel namun kepala digerakkan ke samping bawah kiri

7-8

Tangan kanan kembali diukel dengan telapak tangan

menengadah dan kepala digerakkan mengahadap ke gerakan tangan

17 Ngerujung level sedang

1-2

Sikap badan setengah berdiri dengan lutut kaki menempel di lantai. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada


(62)

3-4

Kedua tangan melakukan gerak

ukeldengan posisi

telapak tangan menengadah

5-6

Saat tangan melakukan gerakukel

kepala menghadap ke samping bawah

7-8

Tangan melakukan gerakukel

kepala menghadap ke gerakan tangan

18 Lipetto

1

Sikap badanmendhakmenghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar

dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam


(63)

2

Sikap badan bergerak ke arah sudut kanan dengan

kedua tangan diukel ke luar

3

Sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan

menengadah melakukan proses ukel

4

Kedua tangan diukel ke dalam dan kaki kanan melangkah ke

belakang dengan dijinjit

5

Kedua tangan berpindah ke samping kanan dengan sikap badan menghadap ke sudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk ke dalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri


(64)

6

Kedua tangan diukel ke dalam dan kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

7

Kedua tangan berpindah di kiri dengan tangan kiri

diangkat setinggi dahi dan tangan kanan di depan dada tepatnya di samping siku tangan kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan

8

Kedua tangan diukel ditekuk ke dalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)

4. Busana

a. Kepala/Aksesoris:

1). Siger/Mahkota oleh seluruh penari 2). Gaharu/Kembang goyang

3). Sanggul belatung tebak 4). Kembang melati


(65)

5). Anting b. Badan

1).Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir

2). Baju kurung brokat 3). Bebe usus ayam 4). Selendang tapis

5). Bulu Sertei/Pending/Bebadang 6). Kalung buah jukum

7). Kalung papan jajar 8). Kalung kembang melati 9). Gelang burung

10). Gelang kano 11). Gelang duri 12). Gelang pipih 13). Tanggai 5. Pendukung tari

a. Penari

Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 5 orang. b. Durasi

TariSigeh Pengutenini membutuhkan waktu 5-7 menit. c. Peralatan Tari

Tarian ini menggunakan propertitepak. d. Iringan Tari

Musik pengiring tarian ini adalahTalo Balak. Irama dalam tarian ini menjadi dua bentuk yaitu,gupek(iringan yang temponya cepat) dan


(66)

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010: 6).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran tariSigeh Pengutenpada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung .

3.2 Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data-data yang berasal dari

informan, yaitu 25 siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim selaku narasumber, dari siswi tersebut merupakan


(67)

untuk data proses serta evaluasi tes praktik tariSigeh Pengutenmenggunakan model Kooperatif tipe STAD.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2012:224). Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, test praktik dan nontes.

3.3.1 Observasi

Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipasi. Peneliti dalam observasi ini terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Melalui observasi partisipasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono, 2012:227).

Peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi partisipasi) pada kelas ekstrakurikuler tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran seni tari pada siswi di SD Al-Azhar 1 Way Halim. Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data tentang


(68)

tujuan masalah penelitian. Pada proses observasi lebih di tekankan pada pengamatan siswi saat berada di dalam kelas.

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Penelitian ini menggunakan wawancara tak terstuktur. Metode ini bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri tiap informan. Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-katanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara (Moleong, 2010:190). Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi mengenai penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Pengutenpada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung. Wawancara yang dilakukan yaitu pada guru ekstrakurikuler tari dan pada siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tariSigeh Penguten.

3.3.3 Dokumentasi

Penelitian ini menggunakan dokumentasi berbentuk video, catatan lapangan dan foto-foto selama proses pembelajaran dan pada saat penilaian praktik dalam rangka untuk mereview kegiatan pembelajaran untuk memperoleh data yang berkaitan dengan proses dan hasil belajar siswi. Dokumentasi pada penelitian ini yaitu foto, video, serta catatan lapangan yang diambil


(69)

pada saat pembelajaran tariSigeh Pengutendengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dari setiap pertemuan.

3.3.4 Tes Praktik (perbuatan)

Perolehan data tentang hasil belajar tariSigeh Pengutenpada siswi yang mengikuti ekstrakurikuler digunakan tes praktik perbuatan atau produk gerak-gerak tariSigeh Pengutenyang dilakukan siswi sebagai hasil belajar individu di dalam kelompok, digunakan instrumen yang berupa

lembar pengamatan test praktik, seperti di bawah ini.

Tabel 3.1 lembar pengamatan tes praktik tariSigeh Penguten

No Aspek Deskriptor Skor kriteria

1 Hafalan Urutan Gerak

a. Siswi mampu

memeragakan urutan gerak tariSigeh Penguten

dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5 Baik sekali

b. Siswi memeragakan urutan gerak tariSigeh Pengutenakan tetapi masih mengalami kesalahan 1-3 kali pada delapan belas ragam gerak

4 Baik

c. Siswi memeragakan urutan gerak tariSigeh Pengutenakan tetapi masih mengalami kesalahan 4-7 kali pada delapan belas ragam gerak

3 Cukup

d. Siswi memeragakan urutan gerak tariSigeh Pengutenakan tetapi masih mengalami kesalahan 8-12 kali pada tujuh ragam gerak

2 Kurang

e. Siswi tidak hafal urutan gerak tariSigeh Penguten

sehingga siswi terlihat tidak tertib


(70)

2 Ketepatan Gerak dengan musik

a. Siswi mampu memeragakan semua gerak tariSigeh Pengutendengan ketepatan hitungan gerak dan musik

5 Baik sekali b. Siswi memeragakan gerak

tariSigeh Penguten1-2 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

4 Baik

c. Siswi memeragakan gerak tariSigeh Penguten3-4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

3 Cukup

d. Siswi memeragakan gerak tariSigeh Penguten5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak tidak senyum

2 Kurang

e. Siswi memeragakan gerak tariSigeh Pengutenlebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

1 Gagal

3 Kekompa kan dalam kelompok

a. Seluruh siswi dalam kelompok mampu menarikan tariSigeh Pengutendari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan.

5 Baik sekali

b. Dari 5 siswi terdapat 1 siswi yang tidak menguasai materi tariSigeh Penguten

mulai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan gerak dengan musik sesuai dengan apa yang telah dipelajari

4 Baik

c. Dari 5 siswi terdapat 2 siswi yang tidak menguasai materi tariSigeh Penguten

mulai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan


(71)

gerak dengan musik sesuai dengan apa yang telah dipelajari

d. Dari 5 siswi terdapat 3 siswi yang tidak menguasai materi tariSigeh Penguten

mulai dari hafalan urutan gerak maupun ketepatan gerak dengan musik sesuai dengan apa yang telah dipelajari

2 Kurang

e. Seluruh siswi dalam kelompok tidak menguasai materiSigeh Penguten

sehingga tidak mampu menarikan tariSigeh Pengutensesuai dengan hafalan urutan gerakan maupun gerak dengan musik.

1 Gagal

Jumlah maksimum 15

Hasil belajar gerak tariSigeh Pengutensiswi dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 15 sehingga hasil belajar siswi dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk Skala lima, sebagai berikut.

Tabel 3.2. Penentuan Patokan Nilai untuk Skala Lima

Interval Nilai Tingkat Kemampuan Keterangan 80-100 66-79 56-65 40-55 30-39 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal (Arikunto, 2008: 246).

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk siswi berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan ragam


(72)

gerak, ketepatan gerak dengan musik dan kekompakan dalam kelompok pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 15.

Selanjutnya setelah skor siswi diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

3.3.5 Nontest

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswi dalam pembelajaran tariSigeh Pengutendi dalam kelompoknya dan aktivitas guru dalam mengajar di kelas dengan

penggunaan model kooperatif tipe STAD . Untuk memperoleh data tentang penggunaan model kooperatif pada pembelajaran tariSigeh Pengutenyang diamati pada lembar pengamatan aktivitas siswi, sebagai berikut.

Tabel 3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswi dalam Kelompok

No Aspek Deskriptor Penilaian Skor Kriteria

1 Visual Activities

a. Seluruh siswi dalam kelompok memperhatikan guru pada saat guru mendemonstrasikan kemudian siswi mampu menggerakkan atau ikut mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru

5 Baik Sekali

b. Dari 5 siswi terdapat 1 siswi yang tidak memperhatikan guru pada saat guru


(73)

mendemonstrasikan

sehingga siswi tidak mampu menggerakkan atau ikut mendemonstrasikan bersama teman satu kelompoknya.

c. Dari 5 siswi terdapat 2 siswi yang tidak memperhatikan guru pada saat guru

mendemonstrasikan

sehingga siswi tidak mampu mendemonstrasikan dengan baik bersama teman

kelompok sesuai dengan apa yang telah dicontohkan.

3 Cukup

d. Dari 5 siswi terdapat 3 siswi tidak memperhatikan guru pada saat

mendemonstrasikan sehingga siswi tidak dapat menggerakkan atau ikut mendemonstrasikan dengan baik bersama teman

kelompoknya dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru

2 Kurang

e. Seluruh siswi dalam kelompok tidak

memperhatikan pada saat guru mendemonstrasikan sehingga seluruh siswi tidak dapat menggerakkan atau ikut mendemonstrasikan dengan baik atau tidak sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh guru

1 Gagal

2. Listening Activities

a. Seluruh siswi dalam kelompok mendengarkan materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik yang dijelaskan oleh guru dan seluruh siswi mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

5 Baik Sekali

b. Dari 5 siswi terdapat 1 siswi yang tidak

mendengarkan penjelasan


(74)

guru tentang materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik, sehingga siswi tidak mampu mendemonstrasikan bersama teman kelompok sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

c. Dari 5 siswi terdapat 2 siswi yang tidak

mendengarkan penjelasan guru tentang materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik, sehingga siswi tidak mampu mengikuti kelompoknya untuk mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

3 Cukup

d. Dari 5 siswi terdapat 3 siswi yang tidak

mendengarkan penjelasan guru tentang materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik, sehingga siswi tidak mampu mengikuti kelompoknya untuk mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

2 Kurang

e. Seluruh siswi dalam kelompok tidak

mendengarkan penjelasan guru tentang materi urutan gerak dan ketepatan gerak dengan musik, sehingga seluruh siswi tidak mampu mendemonstrasikan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan.

1 Gagal

3. Motor Activities

a. Seluruh siswi dalam kelompok memeragakan gerak tariSigeh Penguten

dengan masing-masing kelompoknya sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

5 Baik Sekali


(75)

b. Dari 5 siswi terdapat 1 siswi yang tidak

memeragakan gerak tari

Sigeh Pengutendengan baik dalam masing- masing kelompoknya

4 Baik

c. Dari 5 siswi terdapat 2 siswi yang tidak

memeragakan gerak tari

Sigeh Pengutendengan baik dalam masing-masing kelompoknya

3 Cukup

d. Dari 5 siswi terdapat 3 siswi yang tidak

memeragakan gerak tari

Sigeh Pengutendengan baik dalam masing-masing kelompoknya

2 Kurang

e. Seluruh siswi tidak memeragakan gerak tari

Sigeh Pengutendengan baik dalam masing-masing kelompoknya

1 Gagal

Total skor maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswi didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswi yaituvisual activities,listening activities

danmotor activitiespada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswi yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya setelah skor aktivitas siswi diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru di dalam kelas. Guru berperan aktif dalam penggunaan model


(76)

kooperatif tipe STAD pada pembelajaran tariSigeh Penguten.

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Instrumen Kegiatan Guru P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6

1 Kemampuan membuka pelajaran

a. Menarik perhatian siswa b. Memberikan motivasi awal c. Memberikan apersepsi

(kaitan materi yang

sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan) d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan diberikan

e. Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan 2 Sikap guru dalam proses

pembelajaran

a. Kejelasan artikulasi suara b. Variasi gerakan badan tidak

menggangu perhatian siswa c. Antusiasme dalam

penampilan

d. Mobilitas posisi mengajar 3 Penguasaan bahan belajar

(materi pelajaran)

a. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RKH

b. Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi)

c. Kejelasan dalam memberikan contoh

d. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar


(77)

(proses pembelajaran)

a. Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang

disampaikan

b. Penyajian bahan belajar sesuai dengan

tujuan/indikator yang telah ditetapkan

c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa

d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang

disediakan

5 Kemampuan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

a. Membagi kelompok yang tingkat kemampuan berbeda-beda terdiri dari 5 siswi dalam setiap kelompok b. Mendemonstrasikan meteri

pelajaran tariSigeh Penguten

yang dilakukan secara klaksikal atau audiovisual c. Membuat para siswi dalam

setiap kelompok untuk mengerjakan tiap materi ragam gerak tari Sigeh Pengutenyang telah diberikan secara bersama-sama dalam setiap

kelompoknya

d. Mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi tariSigeh Pengutenyang telah dipelajari

e. Melakukan penilaian terhadap penampilan tari

Sigeh Penguten yang telah dipelajari sebagai hasil kerja masing-masing kelompok f. Memeriksa hasil kerja siswi

dan diberi angka rentang 0-100

g. Memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok


(78)

6 Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

a. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

b. Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan

c. Memberi kesimpulan kegiatan pembelajaran (Rusman, 2012:99-100) Keterangan:

P.1 = Pertemuan pertama P.4 = Pertemuam keempat P.2 = Pertemuan kedua P.5 = Pertemuan kelima P.3 = Pertemuan ketiga P.6 = Pertemuam keenam

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan dibericheck listsebagai penanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada penelitian pengambilan data, observasi, dan wawancara dilakukan oleh peneliti itu sendiri. Dalam instrumen penelitian digunakan panduan observasi, panduan dokumentasi, catatan harian, tes praktik, dan nontes.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.


(79)

Panduan catatan lapangan berisi catatan harian yang akan memudahkan peneliti untuk terus mengikuti arah perkembangan kegiatan penelitiannya, untuk memperoleh gambaran bagaimana rencana penelitian dengan peroleh data yang dikumpulkan.

3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto catatan resmi, dan catatan harian yang menggunakan alat bantu kamera foto.

4. Lembar Pengamatan Tes Praktik

Lembar pengamatan tes praktik digunkaan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tariSigeh Pengutendengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.

5. Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswi dalam pembelajaran tariSigeh Pengutenmelalui penggunaan model kooperatif tipe STAD.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013:244). Hasil analisis disusun untuk


(80)

mendeskripsikan Penerapan model Kooperatif tipe STAD dalam

pembelajaran tariSigeh Pengutenpada kegiatan ekstrakurikuler di SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung.

Langkah-langkah analisis data pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Mengamati aktivitas siswi selama proses pembelajaran tariSigeh Penguten

dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD;

2. Menganalisis hasil tes tariSigeh Pengutendengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar;

3. Memberi nilai hasil tes praktik siswi, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

4. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswi dalam pembelajaran tariSigeh Pengutenmenggunakan tolok ukur sebagai berikut.

Tabel 3.5 Penentuan Patokan Nilai Untuk Skala Lima

Interval Nilai Tingkat Kemampuan


(81)

80-100 66-79 56-65 40-55 30-39

(Arikunto, 2008: 246).

Baik Sekali Baik Cukup

Kurang Gagal

5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;

6. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, catatan lapangan, dokumentasi, hasil tes praktik serta aktivitas siswi dan guru.


(82)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe STAD pada ekstrakurikuler tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim sebagai berikut.

1. Penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten,guru dan siswi sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru membagi siswi ke dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswi berdasarkan tingkat kemampuan gerak dan ditentukan ketua kelompok pada tiap kelompok. Pada setiap pertemuan guru

memberikan materi tariSigeh Pengutendengan menggunakan metode demonstrasi terlebih dahulu, selanjutnya semua kelompok menyatu untuk mempelajari materi ragam dan urutan gerak tariSigeh Pengutenyang telah dipelajari. Kemudian masing-masing kelompok diberi kuis terhadap materi yang dipelajari dan terdapat kelompok yang berhak mendapat penghargaan atas keberhasilan kelompoknya. Model Kooperatif tipe STAD dianggap mampu dijadikan model pembelajaran yang cocok diterapkan pada kegiatan ekstrakurikuler SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung karena


(83)

pembelajaran karena guru dapat mengevaluasi kemampuan gerak siswi secara individu. Bagi siswi memberikan kesempatan untuk mengembangkan

hubungan antar siswi di dalam kelompoknya untuk mengatasi kesulitan selama proses pembelajaran tariSigeh Pengutendengan berlatih bersama teman satu kelompoknnya, sehingga siswi termotivasi dalam memeragakan tariSigeh Penguten. Model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tari

Sigeh Pengutenmasih memiliki kelemahan, yakni siswi masih mengandalkan ketua kelompok dalam pembelajaran maupun latihan di luar jam pelajaran.

2. Hasil belajar siswi pada pembelajaran tariSigeh Pengutenberdasarkan akumulasi dari 3 aspek yaitu hafalan urutan gerak, ketepatan gerak dengan hitungan / musik dan kekompakan dalam kelompok termasuk dalam kategori baik dengan nilai 78. Adapun untuk tiap-tiap indikatornya memiliki skor rata-rata yakni sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswi pada pembelajaran tariSigeh Pengutendi SD Al-Azhar 1 Way Halim berdasarkan aspek hafalan urutan gerak termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata nilai siswi 76, yaitu Siswi memeragakan urutan geraktari Sigeh Pengutenakan tetapi masih mengalami kesalahan 1-3 kali pada delapan belas ragam gerak.

b. Hasil belajar siswi pada pembelajaran tariSigeh Pengutendi SD Al-Azhar 1 Way Halim berdasarkan aspek ketepatan gerak dengan hitungan/musik termasuk dalam kategori baik dengan rata-rata nilai siswi 77, yaitu Siswi memeragakan geraktari Sigeh Penguten1-2 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.


(84)

c. Hasil belajar siswi pada pembelajaran tariSigeh Pengutendi SD Al-Azhar 1 Way Halim berdasarkan aspek kekompakan dalam kelompok termasuk dalam kategori baik sekali dengan rata-rata nilai kelompok 81, yaitu Seluruh siswi dalam kelompok mampu menarikan tariSigeh Penguten

dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan:

1. Bagi guru seni budaya dan peneliti selanjutnya agar dapat mempertahankan penggunaan model kooperatif tipe STAD sebagai model pembelajaran tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim karena model ini merupakan model yang lebih tepat untuk pembelajaran gerak tari.

2. Dalam pembelajaran tari seluruh siswi hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Bagi siswa laki-laki hendaknya dapat berpartisipasi dalam kelas

ekstrakurikuler tari untuk dapat melakukan pembelajaran gerak tari, karena peminat ektrakurikuler tari cenderung hanya siswa perempuan.


(85)

(86)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008.Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Cahyo, Agus N. 2013.Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Pres

Habsary, Dwiyana. 2003. Fungsidan Peran Tari Sembah di Daerah Lampung. Yogyakarta

Hadi, Y Sumandiyo. 2007.Kajian Tari Teks dan Konteks. Jogjakarta: Pusta Book Publisher

Hidayat, Robby. 2005.Wawasan Seni Tari. Malang: Perpustakaan Nasional Husamah. 2013.Outdoor learning. Jakarta: Prestasi Pustaka

Isjoni. 2012.Cooperative learning. Bandung: Alfabeta

Moleong, Lexy J. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset

Mustika, I Wayan. 2013.Teknik Dasar Gerak Tari Lampung.Bandar Lampung: AURA

Nursantara, Yayat. 2006.Seni Budaya untuk SMA Kelas X. Bekasi: Erlangga Rusman. 2012.Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada


(87)

Sardiman. 2004.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Susanto, Ahmad. 2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencan Prenada

Sutomo. 1990.Sigeh Penguten. Lampung. Dinas P dan K Propinsi, Teluk Betung. Thubroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011.Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Tim Dosen Fip-Ikip Malang. 1988.Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan. Surabaya: Usaha Nasional


(88)

Lampiran 1

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) PERTEMUAN PERTAMA

Nama Sekolah : SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung (Ekstrakurikuler)

Mengapresiasi karya seni tari Indikator

Mempraktikkan 6 ragam gerak tariSigeh Penguten

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa memperhatikan contoh 6 ragam gerak tariSigeh Penguten

2. Siswa dapat memperagakan 6 ragam gerakSigeh Pengutendengan aturan gerak yang benar sesuai dengan ketepatan hitungan

3. Siswa mampu menghafal 6 gerak tariSigeh Penguten

4. Siswa mampu mendemonstrasikan 6 gerak tariSigeh Pengutendengan gerak yang benar bersama kelompoknya.

Materi Pembelajaran

6 ragam gerak tariSigeh Pengutendengan ketepatan hitungan

1. Lapah tebeng 2. Seluang mudik 3. Merunduk 4. Jong ippek 5. Sembah 6. Kilat mundur


(89)

Metode Pembelajaran

1. Metode Demonstrasi

2. Model Kooperatif tipe STAD

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pra pembelajaran

a. Salam dan menanyakan kabar b. Memeriksa kesiapan siswa c. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Kegiatan inti

a. Melakukanpretest guna mengetahui kemampuan akademik masing-masing siswi

b. Membagi kelompok yang tingkat kemampuan gerak berbeda-beda terdiri dari 5 siswi dalam setiap kelompok

c. Mendemonstrasikan 6 ragam gerak tariSigeh Penguten yang dilakukan secara klaksikal

d. Membuat para siswa dalam setiap kelompok untuk mempraktikan 6 ragam gerak tariSigeh Penguten yang telah diberikan secara bersama-sama dalam setiap kelompoknya

e. Mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis berupa memperagakan 6 ragam gerak tariSigeh Penguten dengan arah hadap yang berbeda dalam setiap kelompok

f. Melakukan penilaian terhadap penampilan ragam gerak tariSigeh Penguten

sebagai hasil kerja masing-masing kelompok dan memberikan penghargaan atas keberhasilan kelompok

3. Kegiatan penutup


(90)

b. Membuat kesimpulan hasil pembelajaran

c. Menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya. d. Salam

Sumber Belajar

Sumber : BukuSigeh Penguten (Dinas P dan K Propinsi Lampung, 1990) Bahan / Alat : Speaker dan Laptop

Penilaian

Teknik : Lembar pengamatan Bentuk instrumen : Tes praktik dan non tes

Instrumen tes praktik yang dilakukan yaitu hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan. Instrumen nontes yang dilakukan yaitu aktivitas siswi.

Penentuan Patokan Dengan Nilai untuk Skala Lima

Interval Nilai Tingkat Kemampuan Keterangan 80-100

66-79 56-65 40-55 30-39

Baik Sekali Baik Cukup Kurang

Gagal (Arikunto, 2008: 246).


(91)

RENCANA KEGIATAN HARIAN (RKH) PERTEMUAN KEDUA

Nama Sekolah : SD Al-Azhar 1 Way Halim Bandar Lampung (Ekstrakurikuler)

Mengapresiasi karya seni tari Indikator


(92)

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa memperhatikan contoh 6 ragam gerak tariSigeh Penguten

2. Siswa dapat memperagakan 6 ragam gerakSigeh Pengutendengan aturan gerak yang benar sesuai dengan ketepatan hitungan

3. Siswa mampu menghafal 6 gerak tariSigeh Penguten

4. Siswa mampu mendemonstrasikan 6 gerak tariSigeh Pengutendengan gerak yang benar bersama kelompoknya.

Materi Pembelajaran

Enam ragam gerak tariSigeh Pengutendengan ketepatan hitungan

1. Samber melayang 2. Gubu gaghang 3. Ngiyau bias 4. Kenui melayang 5. Ngerujung level tinggi

6. Sabung melayang

Metode Pembelajaran

1. Metode Demonstrasi

2. Model Kooperatif tipe STAD

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pra pembelajaran

a. Salam dan menanyakan kabar b. Memeriksa kesiapan siswa c. Melakukan kegiatan apersepsi 2. Kegiatan inti

a. Membagi kelompok yang tingkat kemampuan berbeda-beda terdiri dari 5 siswi dalam setiap kelompok


(1)

1✜8

tujuan/indikator yang telah ditetapkan

c. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswi

√ √ √ √ √ √

d. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang

disediakan

√ √ √ √ √ √

Kemampuan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

5

a. Membagi kelompok yang tingkat kemampuan berbeda-beda terdiri dari 5 siswi dalam setiap kelompok

√ √ √ √ √ √

b. Mendemonstrasikan meteri pelajaran tariSigeh Penguten yang dilakukan secara

klaksikal atau audiovisual

√ √ √ √ √

-c. Membuat para siswi dalam setiap kelompok untuk mengerjakan tiap materi ragam gerak tariSigeh Penguten yang telah diberikan secara bersama-sama dalam setiap

kelompoknya

√ √ √ √ √ √

d. Mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi tariSigeh Penguten yang telah dipelajari

√ √ √ - √ √

e. Melakukan penilaian terhadap penampilan tari Sigeh Penguten yang telah dipelajari sebagai hasil kerja masing-masing kelompok

√ √ √ - √ √

f. Memeriksa hasil kerja siswi dan diberi angka rentang 0-100

√ √ √ - √ √

g. Memberikan penghargaan

atas keberhasilan kelompok √ √ √ √ √ √

Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran

a. Meninjau kembali materi

yang telah diberikan √ √ √ √ √ √

6

b. Memberi kesempatan untuk


(2)

199

pertanyaan

c. Memberi kesimpulan


(3)

✢✣✣

Lampiran 9

HASIL WAWANCARA PADA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TARI DI SD AL-AZHAR 1 WAY HALIM

Wawancara Pada Guru

Wawancara tentang pelaksanaan penerapan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran tariSigeh Penguten pada kegiatan ekstrakurikuler di sd al-azhar 1 way halim bandar lampung

Nama Guru : Jumiati (Juju) Waktu Wawancara : 24 November 2013

No Daftar Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Sejak kapankah ibu mengajar tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari di SD Al-Azhar 1 Way Halim?

Ibu Juju telah mengajar tari pada kegiatan ekstrakurikuler tari sejak tahun 2008 hingga sekaranga

sehingga beliau telah mengajar selama 5 tahun.

2. Tarian apa sajakah yang telah diajarkan kepada siswi-siswi yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler tari di sekolah ini?

Tarian yang telah diajarkan selama ini yaitu tariSigeh Penguten, taripiring, tarikipas, taribadinding dan tari yapong.

3. Bagaimanakah proses pembelajaran tariSigeh Penguten?

Untuk tarisigeh penguten tidak banyak yang meminati, dari 25 siswi yang selalu berlatih tariSigeh

Penguten hanya 1 kelompok yaitu 5 siswi, sedangkan yang lain


(4)

✤✥ ✦

mempelajari tarian yang lainnya. 4. Metode apakah yang digunakan

dalam pembelajaran tari pada kegiatan ektrakurikuler selama ini?

Selama ini metode yang digunakan yaitu metode demonstrasi dan kelompok.

5. Bagaimanakah perkembangan siswi-siswi dalam pembelajaran tariSigeh Penguten setelah menggunakan model kooperatif tipe STAD?

Sangat baik karena dengan adanya metode baru ini menambah motivasi semua siswi untuk bisa menarikan tari Sigeh Penguten, bukan hanya satu kelompok saja namun sekarang semua siswi rata-rata hafal dan bisa

menarikan tariSigeh Penguten dengan baik dan benar.


(5)

✧★ ✧

Hasil Wawancara Terhadap Sampel Pertanyaan:

Bagaimanakah menurut kalian tentang adanya pembelajaran tari Sigeh Penguten menggunakan model kooperatif tipe STAD?

No Nama Siswi Ringkasan Jawaban

1. Nirbita Senang sekali karena saya bisa mengajarkan teman-teman saya yang tadinya tidak suka dengan tari Sigeh Penguten menjadi suka bahkan semua teman-teman saya hampir hafal semua.

2. Refa Saya semakin ingin berlatih karena awalnya saya hanya suka tapi males berlatih secara terus menerus sehingga saya tidak hafal. Dengan adanya metode baru saya termotivasi hingga sekarang saya bisa menarikan tari Sigeh Penguten dengan baik dan benar.

3. Ataya Saya senang sekali karena awalnya saya tidak suka dengan tari Sigeh Penguten tapi ada nya metode baru saya termotivasi untuk belajar terus menerus apalagi di kelompok saya ada yang sudah bisa dan dia selalu mengajarkan saya sampai saya bisa. Adanya penghargaan setiap latihan kami semua termotivasi untuk menjadi kelompok yang kompak dan terbaik demi meraih penghargaan.


(6)