I. Pengantar
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan seni dan budaya. Kekayaan seni dan budaya Indonesia saat ini merupakan
perkembangan dari seni dan budaya asal Indonesia baik yang asli maupun yang telah mendapat pengaruh dari kebudayaan luar seperti
India, Cina, Arab dan Barat Eropa, yang tidak dapat dipungkiri telah banyak mempengaruhi dan semakin memperkaya seni dan budaya
Indonesia.
1
Dalam periode yang panjang, melalui berbagai cara kebudayaan dari luar telah mempengaruhi dan masuk dalam kebudayaan Indonesia,
dan sebaliknya kebudayaan Indonesia juga memberikan pengaruh dan inspirasi bagi bangsa asing. Seniman-seniman Barat khususnya para
musikus menganggap
tangga nada
pentatonis yang
merupakan kebudayaan Indonesia sungguh menarik, misterius dan memukau,
hingga memberikan inspirasi dalam karya-karya mereka.
2
Tampaknya kekayaan budaya Indonesia cukup menarik hati para seniman asing
sehingga memberi
pengaruh dalam
karya mereka,
termasuk di
antaranya ialah Walter Spies. Walter Spies memiliki kisah hidup yang menarik, meskipun
hidupnya berakhir
tragis, namun
kecintaan Spies
pada budaya
Indonesia tampak pada karya-karyanya. Spies membuat transkrip
1
R. M. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002, 5-7.
2
Colin McPhee, A House In Bali London: Oxford University Press, 1979, 10.
gending gamelan ke dalam notasi musik Barat,
3
sungguh menarik dan perlu dikaji alasan mengapa Spies membuat karya piano dengan idiom
pentatonis. Tujuan dari penelitian ini yakni diharapkan dapat diketahui serta diperoleh pemahaman mengenai tokoh Walter Spies berkaitan
dengan kontribusinya
dalam perkembangan
seni di
Indonesia khususnya di Yogyakarta dan Bali. Juga latar belakang penciptaan
karya Walter Spies yang menggunakan idiom pentatonis.
II. Landasan Teori dan Cara Penelitian
Dalam penelitian ini dibutuhkan suatu landasan teori sebagai pijakan penggarapan. Landasan teori tersebut secara garis besar
digolongkan menjadi tiga hal pokok. Pertama untuk mengamati riwayat kehidupan Walter Spies dan keterlibatannya dalam musik Barat di
keraton Yogyakarta,
serta perkembangan
seni di
Bali digunakan
pendekatan sejarah; kedua untuk menganalisis bentuk musik, idiom musik, dan aliran musiknya akan digunakan pendekatan musikologis;
sedangkan untuk memahami latar belakang mengapa Spies singgah dan tinggal di Indonesia, serta alasan di balik penciptaan karya musiknya
yang menggunakan idiom gamelan, digunakan pendekatan semiotik. Dalam penelitian ini terdapat karya musik dari Walter Spies yang
akan dianalisis, karya piano ini merupakan transkrip dari gamelan. Dalam karya musik ini Spies berusaha menonjolkan unsur-unsur yang
3
J. Kunst, Music in Java: Its History, Its Theory, and Its Technique Netherlands: The Hague, 1973, 354.
merupakan kekhasan dari gamelan, yakni tangga nada pentatonis. Ini merupakan unsur musik yang berbeda dari musik Barat yang umumnya
menggunakan tangga nada diatonis. Untuk memahami latar belakang mengapa Spies singgah dan
tinggal di Indonesia, serta alasan di balik penciptaan karya musiknya yang menggunakan idiom gamelan, digunakan teori semiotik. Dalam
penelitiaan ini
dengan teori
semiotika penulis
berusaha untuk
menguraikan makna yang terkandung dalam karya maupun kehidupan Walter Spies, latar belakang Walter Spies memutuskan untuk singgah
dan menetap di Yogyakarta, juga latar belakang di balik penciptaan karya musiknya yang berjudul Bime Krode. Dengan demikian, penelitian
ini juga bisa dilihat sebagai penelitian yang menggunakan pendekatan multidisiplin.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan
kajian literatur.
Wawancara dalam
penelitian ini merupakan data sekunder, karena wawancara dilakukan bukanlah dengan narasumber primer yang berhubungan langsung
dengan Walter Spies semasa hidupnya, namun narasumber yang dapat penulis temui yakni Teguh, abdi dalem keraton yang mengetahui sejarah
musik di keraton Yogyakarta yang merupakan keturunan dari salah satu pemain dalam Korps Musik Kasultanan Yogyakarta, dan Waryadi,
anak dari Raden Rio Suryowaditra yang selanjutnya memiliki gelar Raden Lurah Regimentsdochter II yang merupakan Kapel Meester
pimpinan dari
Korps Musik
Kasultanan Yogyakarta
di keraton
Yogyakarta, serta beberapa narasumber lain yang memberikan informasi yang sangat membantu dalam penyusunan tesis ini.
Sebagai penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan, yaitu: 1 sumber tertulis; 2 sumber lisan; 3 peninggalan sejarah; dan 4
rekaman.
4
Metode penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data: 1 Kajian Literatur; 2 Observasi lapangan; dan 3 Wawancara
dengan narasumber.
III. Latar Belakang