32
lakukan dengan menyadarkan diri masing-masing melalui pemahaman tentang diri dan melihat bagaimana sudut pandang keluarga orang tua, guru sekolah
serta masyarakat disaat melihat perilaku kenakalan tersebut. Setelah pemberian layanan selesai dilaksanakan, pengumpulan data masih
terus berlanjut. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perubahan pada siswa setelah adanya layanan. Dengan panduan observasi dan wawancara dengan
guru, peneliti mengumpulkan data kembali. Selain itu peneliti juga melakukan test tahap kedua yaitu post test pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan
eksperimen.
4.2.3 Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan, layanan bimbingan diberikan pada siswa subjek kelompok eksperimen. Pemberian layanan bimbingan dengan menggunakan
strategi intervensi sosiodrama, terkait beberapa tema yaitu mengenai perilaku kenakalan remaja, bentuk dan dampaknya, kemudian mengenai pemahaman diri
dan pemahaman sudut pandang orang lain keluarga, sekolah, masyarakat dalam menanggapi kenalakan remaja. Disini siswa juga diberikan pengalaman
bagaimana caranya agar dapat menyesuaikan diri dan bergaul dengan baik.
Tabel 4.3 Outline Rancangan Bimbingan dengan Teknik Sosiodrama
No Topik
Tujuan Indikator
pencapaian Bentuk
kegiatan
1. Perilaku
kenakalan Siswa dapat
menjelaskan Siswa mampu
menyebutkan Diskusi,
sosiodrama
33 remaja
pengertian perilaku kenakalan remaja
Siswa dapat menyebutkan jenis-
jenis perilaku kenakalan remaja
Siswa dapat menjelaskan
dampak-dampak perilaku kenakalan
remaja bagi diri sendiri, keluarga,
sekolah
Siswa dapat mengeskpresikan
diri tentang perilaku kenakalan remaja
melalui drama dan
menjelaskan apa itu
perilaku kenakalan,
jenis-jenis dan
dampaknya, dalam diskusi
kelompok
Siswa mampu memainkan
peranannya dengan baik
Alokasi waktu : 2 x
50 Menit
2. Aku dan
perilaku-ku Pemahaman
diri Siswa dapat
menjelaskan mengungkapkan
pengetahuan akan diri sendiri
pemahaman diri
Siswa dapat katarsis diri melalui kegiatan
sosiodrama Siswa mampu
menguraikan dan
menjelaskan tentang
keadaan diri sendiri
dengan baik
Siswa mampu memainkan
peranan sebagai diri
sendiri dengan baik
dan penuh percaya diri
Diskusi, sosiodrama
Alokasi waktu :
2x 45 menit
3. Aku,
keluarga, sekolah, dan
pergaulanku Siswa dapat
menjelaskan mengungkapkan
keberadaan diri dan keluarga
Siswa dapat menjelaskan
Siswa mampu
menjelaskan keadaan diri
sendiri, keluarga,
sekolah dan pergaulan
Sosiodrama, diskusi
Alokasi waktu :
2x45 menit
34 hubungan antara
keberadaan diri dengan sekolah
Siswa dapat menjelaskan
hubungan antara keberadaan diri
dengan lingkungan pergaulan
Siswa dapat katarsis diri melalui kegiatan
bermain peran dengan baik
Siswa mampu
mengekspres ikan diri,
memainka sosiodrama
dengan baik.
4 Cara
menyesuaika n diri dengan
lingkungan. Siswa dapat
menjelaskan dan menyebutkan cara
menyesuaikan diri yang baik dengan
lingkungan.
Siswa dapat menyesuaikan diri
dengan baik. Siswa mampu
menyebutkan dan
menjelaskana cara
menyesuaiak an diri
dengan lingkungan
Tanya jawab,
diskusi Alokasi
waktu : 1x45 menit
5. Cara bergaul
yang baik Siswa dapat
menyebutkan dan menjelaskan cara
bergaul yang baik.
Siswa dapat mengekspresikan
diri dalam drama mengenai cara
bergaul yang baik.
Siswa dapat bergaul dengan baik.
Siswa mampu menyebutkan
dan menjelaskan
cara bergaul yang baik.
Siswa mampu memainkan
peranannya dengan baik
dan penuh percaya diri.
Siswa mampu bergaul dan
memiliki pergaulan
yang baik misal dengan
Tanya jawab,
sosiodrama, diskusi
Alokasi waktu :
1x60 Menit
35 tidak ikut-
ikutan merokok,
membolos, minum-
minuman keras,
berkelahi, dll.
Kegiatan bimbingan terbagi dalam beberapa tahap dan pertemuan dengan topik yang berbeda, adapun bentuk kegiatan dan hasil kegiatannya diuraikan
sebagai berikut : 1. Pertemuan 1
Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan kegiatan berupa diskusi mengenai perilaku
kenakalan remaja, jenis-jenis dan dampaknya. Adapun tahap-tahap kegiatannya sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan : Sebelum masuk dalam kegiatan, peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa.
Kemudian peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa karena telah meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Setelah itu, dipandu peneliti siswa membentuk dua kelompok yang masing-masing terdiri dari lima anggota. Setelah kelompok kecil ini
terbentuk, peneliti menanyakan kepada anggota kelompok tentang pengertian bimbingan kelompok dan juga tujuan dari kegiatan ini.
Kemudian peneliti menjelaskan pengertian bimbingan kelompok, tujuan pelaksanaan, asas-asas dan juga tahapan-tahapan dalam pelaksanaan
36
bimbingan kelompok. Setelah menjelaskan tentang bimbingan kelompok, maka dilanjutkan dengan perkenalan anggota kelompok secara detail.
Karena anggota kelompok merupakan teman satu sekolah maka tahap perkenalan dilakukan dengan singkat. Kemudian diadakan kontrak waktu
berapa lama kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari ini. b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini, peneliti menanyakan
kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. Setelah semua anggota kelompok mengatakan siap, maka
kegiatan dilanjutkan pada tahap kegiatan. c. Tahap kegiatan : Pada tahap ini, peneliti menjelaskan topik yang akan
dibahas yaitu mengenal perilaku kenakalan remaja meliputi pengertian, bentuk-bentuk dan dampaknya. Kemudian peneliti mengajak anggota
kelompok untuk berdiskusi dan mengungkapkan pendapatnya mengenai perilaku kenakalan remaja. Anggota nampak aktif dan cukup memahami
akan apa itu kenakalan remaja, bentuknya dan akibat dampaknya. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka
peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan kesan-kesan , manfaat dan pengalaman
apa yang anggota kelompok peroleh setelah mengikuti kegiatan ini. Kemudia peneliti juga menyampaikan pada anggota mengenai kegiatan
yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya yaitu akan diadakan kegiatan bermain peran atau sosiodrama. Hal ini dimaksudkan agar
anggota memiliki kesiapan untuk memainkan peranannya dipertemuan selanjutnya. Peneliti juga memandu dan menawarkan berbagai peran yang
akan diperankan anggota nantinya.
37
2. Pertemuan ke 2 Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan kegiatan bimbingan
dengan bentuk tindakan kegiatan berupa sosiodrama dengan topik permasalahan mengenai perilaku kenakalan. Adapun tahap-tahap kegiatannya
sebagai berikut : a. Tahap pembentukan : Sebelum masuk dalam kegiatan, peneliti membuka
kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa karena telah
meluangkan waktunya kembali untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
b. Tahap peralihan : Pada tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan sosiodrama serta mengingatkan kembali
peranannya. Setelah siswa mengatakan siap, kegiatan bimbingan dimulai. c. Tahap kegiatan : Ditahap kegiatan ini peneliti menjelaskan dan
menceritakan sekilas akan kegiatan sosiodrama yang akan dilakukan siswa. Hal ini dimaksudkan sebagai simulasi awal sebelum siswa memulai
sosidrama dan agar siswa memahami peranannya. Kemudian dipandu peneliti siswa kelompok pertama ada dua kelompok, kelompok kedua
sebagai penonton dan mengkritisi drama yang dimainkan bermain peran. Setelah kegiatan sosiodrama selesai maka dilanjutkan dengan diskusi
38
mengenai persoalan yang ada dalam bermain peran tersebut. Ada banyak persoalan dalam sosiodrama tersebut dimana siswa sulit untuk bisa
memahami sudut pandang orang lain saat melakukan perilaku kenakalan remaja. Remaja nampak egois, acuh tak acuh, tidak peduli akan perilaku
ataupun tindakan apapun yang mereka lakukan. Tidak peduli akan akibat maupun dampaknya. Setelah diskusi mengenai kegiatan bermain peran
yang dilakukan kelompok pertama, maka kelompok kedua memerankan bagaimana menyikapi fenomena perilaku kenakalan remaja secara benar
berbeda dengan drama kelompok pertama. Kemudian diadakan diskusi kembali.
d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi mengenai permasalahan yang ada pada kegiatan sosiodrama maka peneliti
membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan siswa, manfaat dan pengalaman
apa yang anggota kelompok peroleh pada kegiatan ini. 3. Pertemuan ke 3
Kegiatan bimbingan yang dilakukan pada pertemuan ini yaitu dengan bentuk kegiatan berupa tanya jawab dan diskusi topik mengenai Aku dan
Perilaku-ku pemahaman diri. Adapun tahapan kegiatannya diuraikan sebagai berikut :
39
a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti
mengucapkan terima kasih kepada anggota karena telah bersedia mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. Untuk
menyegarkan suasana peneliti mengajak anggota untuk melakukan permainan kecil atau ice breaking.
b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan anggota untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. Setelah semua
siswa mengatakan siap, maka kegiatan dapat segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu
mengenai pemahaman tentang diri sendiri. Kemudian peneliti mengajak masing-masing anggota kelompok untuk berdiskusi dan mengungkapkan
pemahaman akan diri sendiri. Didapati beberapa anggota belum mampu untuk memahami diri sendiri sehingga peneliti terus mendorong anggota
untuk memahami diri sendiri melalui umpan balik dari satu anggota pada anggota yang lain.
d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini.
Setelah itu peneliti menanyakan kesan-kesan anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan ini. Kemudian peneliti menyampaikan pada anggota
mengenai kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya yaitu
40
akan diadakan kegiatan sosiodrama. Hal ini dimaksudkan agar anggota memiliki
kesiapan untuk
memainkan peranannya
dipertemuan selanjutnya. Peneliti juga memandu dan menawarkan berbagai peran yang
akan diperankan anggota nantinya. 4. Pertemuan ke 4
Kegiatan bimbingan yang dilakukan dalam pertemuan ini yaitu kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan berupa sosiodrama. Anggota
mendramakan mengenai pemahaman diri. Adapun tahapan bentuk kegiatannya diuraikan seperti berikut :
a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti
mengucapkan terima kasih kepada anggota karena telah bersedia mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini.
b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan anggota untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. peneliti juga
menyampaikan pada anggota jikalau ada sesuatu hal yang ingin disampaikan mengenai kegiatan bimbingan ini. Kemudian setelah semua
siap, maka kegiatan segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Pada tahap ini, peneliti menjelaskan kembali terlebih
dahulu kegiatan bermain peran yang akan dilakukan siswa yaitu mengenai seorang remaja yang dalam pencarian jati dirinya. Kemudian dengan
41
instruksi peneliti siswa bermain peran. Setelah kegiatan sosiodrama selesai, diadakan diskusi mengenai persoalan yang ada dalam bermain
peran tersebut dimana terdapat seorang remaja yang sedang mengalami dilema mengenai keadaan diri dan sedang dalam pencarian jati diri,
dengan banyaknya tantangan dan pergumulan yaitu untuk berbuat baik atau buruk mengikuti teman orang lain. Selesai berdiskusi, peneliti
meminta untuk kelompok lain memainkan drama dengan tema yang sama namun berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya. Kemudian kelompok
berdiskusi kembali mengenai pementasan kedua dan permasalahan serta perbedaan-perbedaan yang ada pada drama pertama dan kedua.
d. Tahap pengakiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini.
Setelah itu peneliti menanyakan manfaat, bagaimana perasaan dan pengalaman anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan ini.
5. Pertemuan ke 5 Pada pertemuan kelima, peneliti melakukan kegiatan bimbingan
dengan bentuk tindakan berupa diskusi mengenai topik permasalahan pemahaman diri berhubungan dengan keluarga, sekolah dan pergaulan.
Adapun uraian kegiatannya sebagai berikut : a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti
42
mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini.
Kemudian diadakan kontrak waktu berapa lama kegiatan akan dilaksanakan pada hari ini.
b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya.
Setelah semua anggota kelompok mengatakan siap, maka kegiatan dapat segera dimulai.
c. Tahap kegiatan : Peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu mengenai pemahaman tentang diri sendiri dengan hidup bermasyarakat,
bergaul dan tinggal dalam suatu komunitas, perlu belajar memahami sudut pandang orang lain. Kemudian peneliti mengajak anggota kelompok untuk
berdiskusi dan mengungkapkan mengenai hal tersebut. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka
peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan pada anggota kelompok manfaat apa yang
diperoleh dalam mengikuti kegiatan kali ini. Kemudian peneliti menyampaikan pada anggota mengenai kegiatan yang akan dilakukan
dipertemuan selanjutnya yaitu akan diadakan kegiatan bermain peran. Hal ini dimaksudkan agar anggota memiliki kesiapan untuk memainkan
43
peranannya dipertemuan selanjutnya. Peneliti juga memandu dan menawarkan berbagai peran yang akan diperankan anggota nantinya.
6. Pertemuan ke 6 Peneliti pada pertemuan keenam memberikan kegiatan bimbingan
dengan bentuk tindakan berupa sosiodrama mengenai topik permasalahan “Aku, Keluarga, Sekolah dan Pergaulanku”.
a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti
mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini.
Kemudian dengan dipandu peneliti, anggota membagi peran dan bersiap- siap untuk memainkan peranannya masing-masing.
b. Tahap peralihan : Pada tahap ini peneliti menanyakan kesiapan kelompok untuk mengikuti dan memainkan sosiodrama jikalau ada yang
berkeberatan. Karena tidak ada anggota yang berkeberatan memainkan peranannya dan semua mengatakan siap maka kegiatan sosiodrama segera
dimulai. c. Tahap kegiatan : Sebelum sosiodrama dimulai, peneliti menjelaskan
terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini sebagai simulasi awal. Setelah itu siswa bermain peran dengan dipandu instruksi
dari peneliti. Setelah kegiatan bermain peran sosiodrama selesai diadakan
44
diskusi mengenai persoalan yang ada dalam bermain peran tersebut. Terdapat banyak persoalan dalam kegiatan tersebut dimana siswa kurang
dapat memahami dan menghayati dan cenderung tidak peduli dengan keberadaan orang lain untuk itu peneliti mencoba mendorong anggota
untuk mendiskusikannya dan bisa lebih peduli akan keberadaan orang lain orang tua keluarga, guru, teman, masyarakat, dll, berusaha
memposisikan diri lebih baik. Kemudian diadakan drama kedua yang lebih baik dari drama pertama.
d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini.
Setelah itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan dan apa yang anggota peroleh melalui kegiatan ini.
7. Pertemuan 7 Pada pertemuan ketujuh bentuk kegiatan bimbingan yang diberikan
adalah dengan bentuk tindakan berupa diskusi cara menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adapun uraian kegiatannya seperti berikut ini :
a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan
terima kasih kepada siswa karena telah setia meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. Untuk
mencairkan suasana peneliti mengajak siswa untuk melakukan permainan.
45
b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan anggota untuk melaksanakan tahap kegiatan hari ini. peneliti juga
menyampaikan pada anggota jikalau ada sesuatu hal yang ingin disampaikan mengenai kegiatan bimbingan ini. Kemudian setelah semua
siap, maka kegiatan dimulai. c. Tahap kegiatan : Pada tahap kegiatan ini, peneliti menjelaskan topik yang
akan dibahas yaitu bagaimana caranya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam hidup bermasyarakat di lingkungan. Kemudian
peneliti mengajak masing-masing anggota kelompok untuk berdiskusi, membahas dan mengungkapkan pendapat mengenai cara menyesuaikan
diri yang baik dalam lingkungan tersebut. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka
peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan manfaat yang diperoleh anggota
kelompok setelah mengikuti kegiatan ini. 8. Pertemuan ke 8
Pada pertemuan ke delapan, peneliti memberikan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan berupa sosiodrama dan diskusi dengan topik
permasalahan cara bergaul yang baik. a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan
46
terima kasih karena telah setia meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok hingga pada pertemuan yang terakhir ini.
b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya.
Setelah semua anggota kelompok mengatakan siap, maka kegiatan dapat segera dimulai.
c. Tahap kegiatan : Pada tahap kegiatan ini, peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu bagaimana caranya agar dapat menyesuaikan diri yang
baik dalam pergaulan. Kemudian peneliti mengajak anggota untuk melakukan sosiodrama. Dengan panduan dan instruksi peneliti, anggota
bermain peran. Setelah kegiatan bermain peran selesai, peneliti kemudian mengajak berdiskusi dan membahas persoalan yang muncul dalam
kegiatan bermain peran mengenai cara bergaul yang baik. Kemudian peneliti meminta anggota kelompok kedua untuk memainkan kembali
sosiodrama dengan tema yang sama tetapi dengan bentuk drama yang berbeda. Kemudian diadakan diskusi kembali mengenai kegiatan bermain
drama yang kedua, terdapatkan perbedaan drama pertama dengan kegiatan drama kedua.
d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini.
Setelah itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan anggota, kesan-
47
kesan, pengalaman dan manfaat yang diperoleh anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan bimbingan. Mengingat kontrak waktu yang disepakati
telah habis, maka kegiatan bimbingan kelompok ditutup dengan ucapan terimakasih dan penjelasan bahwa rangkaian kegiatan bimbingan
kelompok telah usai, siswa diharapkan dapat kembali pada kehidupan sehari-hari dengan baik tanpa ketergantungan dengan peneliti sebagi
pembimbing serta teman-teman dalam satu kelompok. Kemudian di tutup dengan doa bersama dan salam.
Setelah seluruh rangkaian kegiatan tindakan eksperimen selesai dilaksanakan, maka test akhir atau post test diberikan pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, dengan menyebarkan kembali skala data perilaku kenakalan remaja yang sama pada saat pre test.
4.3 Analisis Hasil Penelitian