Tahap Kegiatan Pelaksanaan penelitian .1 Perijinan

32 lakukan dengan menyadarkan diri masing-masing melalui pemahaman tentang diri dan melihat bagaimana sudut pandang keluarga orang tua, guru sekolah serta masyarakat disaat melihat perilaku kenakalan tersebut. Setelah pemberian layanan selesai dilaksanakan, pengumpulan data masih terus berlanjut. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perubahan pada siswa setelah adanya layanan. Dengan panduan observasi dan wawancara dengan guru, peneliti mengumpulkan data kembali. Selain itu peneliti juga melakukan test tahap kedua yaitu post test pada kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen.

4.2.3 Tahap Kegiatan

Dalam tahap kegiatan, layanan bimbingan diberikan pada siswa subjek kelompok eksperimen. Pemberian layanan bimbingan dengan menggunakan strategi intervensi sosiodrama, terkait beberapa tema yaitu mengenai perilaku kenakalan remaja, bentuk dan dampaknya, kemudian mengenai pemahaman diri dan pemahaman sudut pandang orang lain keluarga, sekolah, masyarakat dalam menanggapi kenalakan remaja. Disini siswa juga diberikan pengalaman bagaimana caranya agar dapat menyesuaikan diri dan bergaul dengan baik. Tabel 4.3 Outline Rancangan Bimbingan dengan Teknik Sosiodrama No Topik Tujuan Indikator pencapaian Bentuk kegiatan 1. Perilaku kenakalan  Siswa dapat menjelaskan  Siswa mampu menyebutkan Diskusi, sosiodrama 33 remaja pengertian perilaku kenakalan remaja  Siswa dapat menyebutkan jenis- jenis perilaku kenakalan remaja  Siswa dapat menjelaskan dampak-dampak perilaku kenakalan remaja bagi diri sendiri, keluarga, sekolah  Siswa dapat mengeskpresikan diri tentang perilaku kenakalan remaja melalui drama dan menjelaskan apa itu perilaku kenakalan, jenis-jenis dan dampaknya, dalam diskusi kelompok  Siswa mampu memainkan peranannya dengan baik Alokasi waktu : 2 x 50 Menit 2. Aku dan perilaku-ku Pemahaman diri  Siswa dapat menjelaskan mengungkapkan pengetahuan akan diri sendiri pemahaman diri  Siswa dapat katarsis diri melalui kegiatan sosiodrama  Siswa mampu menguraikan dan menjelaskan tentang keadaan diri sendiri dengan baik  Siswa mampu memainkan peranan sebagai diri sendiri dengan baik dan penuh percaya diri Diskusi, sosiodrama Alokasi waktu : 2x 45 menit 3. Aku, keluarga, sekolah, dan pergaulanku  Siswa dapat menjelaskan mengungkapkan keberadaan diri dan keluarga  Siswa dapat menjelaskan  Siswa mampu menjelaskan keadaan diri sendiri, keluarga, sekolah dan pergaulan Sosiodrama, diskusi Alokasi waktu : 2x45 menit 34 hubungan antara keberadaan diri dengan sekolah  Siswa dapat menjelaskan hubungan antara keberadaan diri dengan lingkungan pergaulan  Siswa dapat katarsis diri melalui kegiatan bermain peran dengan baik  Siswa mampu mengekspres ikan diri, memainka sosiodrama dengan baik. 4 Cara menyesuaika n diri dengan lingkungan.  Siswa dapat menjelaskan dan menyebutkan cara menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan.  Siswa dapat menyesuaikan diri dengan baik.  Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskana cara menyesuaiak an diri dengan lingkungan Tanya jawab, diskusi Alokasi waktu : 1x45 menit 5. Cara bergaul yang baik  Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan cara bergaul yang baik.  Siswa dapat mengekspresikan diri dalam drama mengenai cara bergaul yang baik.  Siswa dapat bergaul dengan baik.  Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan cara bergaul yang baik.  Siswa mampu memainkan peranannya dengan baik dan penuh percaya diri.  Siswa mampu bergaul dan memiliki pergaulan yang baik misal dengan Tanya jawab, sosiodrama, diskusi Alokasi waktu : 1x60 Menit 35 tidak ikut- ikutan merokok, membolos, minum- minuman keras, berkelahi, dll. Kegiatan bimbingan terbagi dalam beberapa tahap dan pertemuan dengan topik yang berbeda, adapun bentuk kegiatan dan hasil kegiatannya diuraikan sebagai berikut : 1. Pertemuan 1 Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan kegiatan berupa diskusi mengenai perilaku kenakalan remaja, jenis-jenis dan dampaknya. Adapun tahap-tahap kegiatannya sebagai berikut : a. Tahap pembentukan : Sebelum masuk dalam kegiatan, peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa karena telah meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Setelah itu, dipandu peneliti siswa membentuk dua kelompok yang masing-masing terdiri dari lima anggota. Setelah kelompok kecil ini terbentuk, peneliti menanyakan kepada anggota kelompok tentang pengertian bimbingan kelompok dan juga tujuan dari kegiatan ini. Kemudian peneliti menjelaskan pengertian bimbingan kelompok, tujuan pelaksanaan, asas-asas dan juga tahapan-tahapan dalam pelaksanaan 36 bimbingan kelompok. Setelah menjelaskan tentang bimbingan kelompok, maka dilanjutkan dengan perkenalan anggota kelompok secara detail. Karena anggota kelompok merupakan teman satu sekolah maka tahap perkenalan dilakukan dengan singkat. Kemudian diadakan kontrak waktu berapa lama kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari ini. b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini, peneliti menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. Setelah semua anggota kelompok mengatakan siap, maka kegiatan dilanjutkan pada tahap kegiatan. c. Tahap kegiatan : Pada tahap ini, peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu mengenal perilaku kenakalan remaja meliputi pengertian, bentuk-bentuk dan dampaknya. Kemudian peneliti mengajak anggota kelompok untuk berdiskusi dan mengungkapkan pendapatnya mengenai perilaku kenakalan remaja. Anggota nampak aktif dan cukup memahami akan apa itu kenakalan remaja, bentuknya dan akibat dampaknya. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan kesan-kesan , manfaat dan pengalaman apa yang anggota kelompok peroleh setelah mengikuti kegiatan ini. Kemudia peneliti juga menyampaikan pada anggota mengenai kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya yaitu akan diadakan kegiatan bermain peran atau sosiodrama. Hal ini dimaksudkan agar anggota memiliki kesiapan untuk memainkan peranannya dipertemuan selanjutnya. Peneliti juga memandu dan menawarkan berbagai peran yang akan diperankan anggota nantinya. 37 2. Pertemuan ke 2 Pada pertemuan kedua, peneliti melakukan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan kegiatan berupa sosiodrama dengan topik permasalahan mengenai perilaku kenakalan. Adapun tahap-tahap kegiatannya sebagai berikut : a. Tahap pembentukan : Sebelum masuk dalam kegiatan, peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa karena telah meluangkan waktunya kembali untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. b. Tahap peralihan : Pada tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan sosiodrama serta mengingatkan kembali peranannya. Setelah siswa mengatakan siap, kegiatan bimbingan dimulai. c. Tahap kegiatan : Ditahap kegiatan ini peneliti menjelaskan dan menceritakan sekilas akan kegiatan sosiodrama yang akan dilakukan siswa. Hal ini dimaksudkan sebagai simulasi awal sebelum siswa memulai sosidrama dan agar siswa memahami peranannya. Kemudian dipandu peneliti siswa kelompok pertama ada dua kelompok, kelompok kedua sebagai penonton dan mengkritisi drama yang dimainkan bermain peran. Setelah kegiatan sosiodrama selesai maka dilanjutkan dengan diskusi 38 mengenai persoalan yang ada dalam bermain peran tersebut. Ada banyak persoalan dalam sosiodrama tersebut dimana siswa sulit untuk bisa memahami sudut pandang orang lain saat melakukan perilaku kenakalan remaja. Remaja nampak egois, acuh tak acuh, tidak peduli akan perilaku ataupun tindakan apapun yang mereka lakukan. Tidak peduli akan akibat maupun dampaknya. Setelah diskusi mengenai kegiatan bermain peran yang dilakukan kelompok pertama, maka kelompok kedua memerankan bagaimana menyikapi fenomena perilaku kenakalan remaja secara benar berbeda dengan drama kelompok pertama. Kemudian diadakan diskusi kembali. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi mengenai permasalahan yang ada pada kegiatan sosiodrama maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan siswa, manfaat dan pengalaman apa yang anggota kelompok peroleh pada kegiatan ini. 3. Pertemuan ke 3 Kegiatan bimbingan yang dilakukan pada pertemuan ini yaitu dengan bentuk kegiatan berupa tanya jawab dan diskusi topik mengenai Aku dan Perilaku-ku pemahaman diri. Adapun tahapan kegiatannya diuraikan sebagai berikut : 39 a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih kepada anggota karena telah bersedia mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. Untuk menyegarkan suasana peneliti mengajak anggota untuk melakukan permainan kecil atau ice breaking. b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan anggota untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. Setelah semua siswa mengatakan siap, maka kegiatan dapat segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu mengenai pemahaman tentang diri sendiri. Kemudian peneliti mengajak masing-masing anggota kelompok untuk berdiskusi dan mengungkapkan pemahaman akan diri sendiri. Didapati beberapa anggota belum mampu untuk memahami diri sendiri sehingga peneliti terus mendorong anggota untuk memahami diri sendiri melalui umpan balik dari satu anggota pada anggota yang lain. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan kesan-kesan anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan ini. Kemudian peneliti menyampaikan pada anggota mengenai kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya yaitu 40 akan diadakan kegiatan sosiodrama. Hal ini dimaksudkan agar anggota memiliki kesiapan untuk memainkan peranannya dipertemuan selanjutnya. Peneliti juga memandu dan menawarkan berbagai peran yang akan diperankan anggota nantinya. 4. Pertemuan ke 4 Kegiatan bimbingan yang dilakukan dalam pertemuan ini yaitu kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan berupa sosiodrama. Anggota mendramakan mengenai pemahaman diri. Adapun tahapan bentuk kegiatannya diuraikan seperti berikut : a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih kepada anggota karena telah bersedia mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan anggota untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. peneliti juga menyampaikan pada anggota jikalau ada sesuatu hal yang ingin disampaikan mengenai kegiatan bimbingan ini. Kemudian setelah semua siap, maka kegiatan segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Pada tahap ini, peneliti menjelaskan kembali terlebih dahulu kegiatan bermain peran yang akan dilakukan siswa yaitu mengenai seorang remaja yang dalam pencarian jati dirinya. Kemudian dengan 41 instruksi peneliti siswa bermain peran. Setelah kegiatan sosiodrama selesai, diadakan diskusi mengenai persoalan yang ada dalam bermain peran tersebut dimana terdapat seorang remaja yang sedang mengalami dilema mengenai keadaan diri dan sedang dalam pencarian jati diri, dengan banyaknya tantangan dan pergumulan yaitu untuk berbuat baik atau buruk mengikuti teman orang lain. Selesai berdiskusi, peneliti meminta untuk kelompok lain memainkan drama dengan tema yang sama namun berbeda dengan yang dilakukan sebelumnya. Kemudian kelompok berdiskusi kembali mengenai pementasan kedua dan permasalahan serta perbedaan-perbedaan yang ada pada drama pertama dan kedua. d. Tahap pengakiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan manfaat, bagaimana perasaan dan pengalaman anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan ini. 5. Pertemuan ke 5 Pada pertemuan kelima, peneliti melakukan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan berupa diskusi mengenai topik permasalahan pemahaman diri berhubungan dengan keluarga, sekolah dan pergaulan. Adapun uraian kegiatannya sebagai berikut : a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti 42 mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. Kemudian diadakan kontrak waktu berapa lama kegiatan akan dilaksanakan pada hari ini. b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. Setelah semua anggota kelompok mengatakan siap, maka kegiatan dapat segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu mengenai pemahaman tentang diri sendiri dengan hidup bermasyarakat, bergaul dan tinggal dalam suatu komunitas, perlu belajar memahami sudut pandang orang lain. Kemudian peneliti mengajak anggota kelompok untuk berdiskusi dan mengungkapkan mengenai hal tersebut. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan pada anggota kelompok manfaat apa yang diperoleh dalam mengikuti kegiatan kali ini. Kemudian peneliti menyampaikan pada anggota mengenai kegiatan yang akan dilakukan dipertemuan selanjutnya yaitu akan diadakan kegiatan bermain peran. Hal ini dimaksudkan agar anggota memiliki kesiapan untuk memainkan 43 peranannya dipertemuan selanjutnya. Peneliti juga memandu dan menawarkan berbagai peran yang akan diperankan anggota nantinya. 6. Pertemuan ke 6 Peneliti pada pertemuan keenam memberikan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan berupa sosiodrama mengenai topik permasalahan “Aku, Keluarga, Sekolah dan Pergaulanku”. a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar anggota. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. Kemudian dengan dipandu peneliti, anggota membagi peran dan bersiap- siap untuk memainkan peranannya masing-masing. b. Tahap peralihan : Pada tahap ini peneliti menanyakan kesiapan kelompok untuk mengikuti dan memainkan sosiodrama jikalau ada yang berkeberatan. Karena tidak ada anggota yang berkeberatan memainkan peranannya dan semua mengatakan siap maka kegiatan sosiodrama segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Sebelum sosiodrama dimulai, peneliti menjelaskan terlebih dahulu kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan ini sebagai simulasi awal. Setelah itu siswa bermain peran dengan dipandu instruksi dari peneliti. Setelah kegiatan bermain peran sosiodrama selesai diadakan 44 diskusi mengenai persoalan yang ada dalam bermain peran tersebut. Terdapat banyak persoalan dalam kegiatan tersebut dimana siswa kurang dapat memahami dan menghayati dan cenderung tidak peduli dengan keberadaan orang lain untuk itu peneliti mencoba mendorong anggota untuk mendiskusikannya dan bisa lebih peduli akan keberadaan orang lain orang tua keluarga, guru, teman, masyarakat, dll, berusaha memposisikan diri lebih baik. Kemudian diadakan drama kedua yang lebih baik dari drama pertama. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan dan apa yang anggota peroleh melalui kegiatan ini. 7. Pertemuan 7 Pada pertemuan ketujuh bentuk kegiatan bimbingan yang diberikan adalah dengan bentuk tindakan berupa diskusi cara menyesuaikan diri dengan lingkungan. Adapun uraian kegiatannya seperti berikut ini : a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan terima kasih kepada siswa karena telah setia meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada pertemuan kali ini. Untuk mencairkan suasana peneliti mengajak siswa untuk melakukan permainan. 45 b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini peneliti menanyakan kesiapan anggota untuk melaksanakan tahap kegiatan hari ini. peneliti juga menyampaikan pada anggota jikalau ada sesuatu hal yang ingin disampaikan mengenai kegiatan bimbingan ini. Kemudian setelah semua siap, maka kegiatan dimulai. c. Tahap kegiatan : Pada tahap kegiatan ini, peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu bagaimana caranya agar dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam hidup bermasyarakat di lingkungan. Kemudian peneliti mengajak masing-masing anggota kelompok untuk berdiskusi, membahas dan mengungkapkan pendapat mengenai cara menyesuaikan diri yang baik dalam lingkungan tersebut. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan manfaat yang diperoleh anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan ini. 8. Pertemuan ke 8 Pada pertemuan ke delapan, peneliti memberikan kegiatan bimbingan dengan bentuk tindakan berupa sosiodrama dan diskusi dengan topik permasalahan cara bergaul yang baik. a. Tahap pembentukan : Peneliti membuka kegiatan dengan mengucapkan salam, doa dan menanyakan kabar siswa. Kemudian peneliti mengucapkan 46 terima kasih karena telah setia meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok hingga pada pertemuan yang terakhir ini. b. Tahap peralihan : Dalam tahap peralihan ini menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan tahap kegiatan selanjutnya. Setelah semua anggota kelompok mengatakan siap, maka kegiatan dapat segera dimulai. c. Tahap kegiatan : Pada tahap kegiatan ini, peneliti menjelaskan topik yang akan dibahas yaitu bagaimana caranya agar dapat menyesuaikan diri yang baik dalam pergaulan. Kemudian peneliti mengajak anggota untuk melakukan sosiodrama. Dengan panduan dan instruksi peneliti, anggota bermain peran. Setelah kegiatan bermain peran selesai, peneliti kemudian mengajak berdiskusi dan membahas persoalan yang muncul dalam kegiatan bermain peran mengenai cara bergaul yang baik. Kemudian peneliti meminta anggota kelompok kedua untuk memainkan kembali sosiodrama dengan tema yang sama tetapi dengan bentuk drama yang berbeda. Kemudian diadakan diskusi kembali mengenai kegiatan bermain drama yang kedua, terdapatkan perbedaan drama pertama dengan kegiatan drama kedua. d. Tahap pengakhiran : Setelah anggota memberi pendapat dan solusi maka peneliti membacakan kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan kali ini. Setelah itu peneliti menanyakan bagaimana perasaan anggota, kesan- 47 kesan, pengalaman dan manfaat yang diperoleh anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan bimbingan. Mengingat kontrak waktu yang disepakati telah habis, maka kegiatan bimbingan kelompok ditutup dengan ucapan terimakasih dan penjelasan bahwa rangkaian kegiatan bimbingan kelompok telah usai, siswa diharapkan dapat kembali pada kehidupan sehari-hari dengan baik tanpa ketergantungan dengan peneliti sebagi pembimbing serta teman-teman dalam satu kelompok. Kemudian di tutup dengan doa bersama dan salam. Setelah seluruh rangkaian kegiatan tindakan eksperimen selesai dilaksanakan, maka test akhir atau post test diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan menyebarkan kembali skala data perilaku kenakalan remaja yang sama pada saat pre test.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009047 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009047 BAB II

1 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009047 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono

0 0 65

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009045 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009045 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009045 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono T1 132009045 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumowono

0 0 14