10
b. Faktor eksternal Faktor yang berasal dari luar diantaranya adalah :
1. Penundaan usia perkawinan 2. Norma-norma dalam masyarakat
3. Kurangnya informasi tentang seks 4. Serta pergaulan yang makin bebas
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja ialah faktor internal yang berupa perubahan
hormonal yang terjadi pada diri remaja, rasa keingintahuan yang tinggi tentang perilaku seksual, serta tingkat religiusitas remaja. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi seksual remaja berupa pergaulan yang semakin bebas, eksposur media pornografi serta pengaruh teman-teman di lingkungan sekitar.
2.1.4 Tahap-Tahap Perilaku Seksual
Tahapan-tahapan perilaku seksual menurut beberapa tokoh yaitu : a. Tahapan perilaku seksual menurut Sarwono 2007 yaitu :
1 berkencan, 2 berpegangan tangan, 3 mencium pipi, 4 berpelukan, 5 mencium bibir, 6 memegang buah dada di atas
baju, 7 memegang buah dada di balik baju, 8 memegang alat kelamin di atas baju, 9 memegang alat kelamin di balik baju, 10
melakukan senggama. b. Menurut diagram group dalam buku Sex : A User’s Manual yang
dimodifikasi oleh Soetjiningsih 2006 dalam penelitian Ribeca Meidana K 2011, tahapan perilaku seksual sebagai berikut :
1 berpegangan tangan, 2 memeluk atau dipeluk bahu, 3 memeluk atau dipeluk pinggang, 4 ciuman bibir, 5 ciuman bibir
sambil pelukan, 6 meraba atau diraba daerah organ dalam keadaan berpakaian, 7 mencium atau dicium daerah organ dalam
keadaan berpakaian, 8 meraba atau diraba daerah organ dalam keadaan tanpa berpakaian, 9 mencium atau dicium daerah organ
dalam keadaan tanpa berpakaian, 10 saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian, 11 saling menempelkan alat
kelamin dalam keadaan tanpa berpakaian, 12 hubungan seksual. c. Menurut Irawati 1999 dalam penelitian Ribeca Meidana K
2011, perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja ketika berpacaran terdiri beberapa tahap yaitu :
1 Berpegangan tangan
11
Berpegangan tangan yaitu perilaku seksual yang biasanya dapat menimbulkan keinginan untuk mencoba aktivitas
seksual lainnya hingga kepuasan seksual individu dapat tercapai. Umumnya jika individu berpegangan tangan maka
muncul getaran-getaran romantis atau perasaan-perasaan aman dan nyaman. Berpelukan biasanya akan membuat
jantung berdegup lebih cepat dan menimbulkan rangsangan seksual pada individu. Di samping itu berpelukan juga dapat
menimbulkan perasaan aman, nyaman dan tenang. 2 Cium kering
Cium kering yang berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi dengan bibir. Dampak pipi bisa mengakibatkan imajinasi atau
fantasi seksual
menjadi berkembang.
Disamping menimbulkan perasaan sayang jika diberikan pada momen
tertentu dan bersifat sekilas. Selain itu juga dapat menimbulkan keinginan untuk melanjutkan ke bentuk
aktivitas seksual lainnya yang lebih dapat dinikmati. 3 Cium basah
Cium basah merupakan aktivitas seksual berupa sentuhan di bibir. Dampak dari aktivitas seksual cium bibir dapat
menimbulkan sensasi seksual yang kuat yang membangkitkan dorongan seksual sehingga tidak terkendali. Selain itu juga
dapat memudahkan penularan penyakit yang ditularkan melalui mulut, misal TBC. Apabila dilakukan secara terus
menerus dapat menimbulkan ketagihan perasaan ingin mengulangi perbuatan tersebut.
4 Meraba bagian tubuh Merupakan suatu kegiatan meraba atau memegang bagian
sensitif payudara, vagina, atau penis. Dampak tersentuhnya bagian paling sensitif tersebut akan menimbulkan rangsangan
seksual sehingga melemahkan kontrol diri dan akal sehat akibatnya bisa melakukan aktivitas seksual selanjutnya
seperti cumbuan berat dan intercourse. 5 Petting
Petting merupakan keseluruhan aktivitas seksual non intercouse hingga menempelkan alat keamin. Dampak dari
petting yaitu timbulnya ketagihan dan lebih jauhnya adalah kehamilan karena cairan pertama yang keluar pada saat
terangsang pada laki-laki sudah mengandung sperma meski dalam kadar terbatas, resiko terkenanya PMS penyakit
menular seksual atau HIV juga cukup tinggi, jika berlanjut ke intercourse senggama secara psikologis menimbulkan
perasaan cemas dan bersalah dengan adanya sanksi moral atau agama. Bagi laki-laki mungkin dapat memuaskan
kebutuhan seksual sedangkan bagi wanita bisa menyebabkan rusaknya selaput dara.
6 Oral seksual
12
Perilaku oral seksual merupakan aktivitas pada laki-laki ketika seseorang menggunakan bibirnya, mulut dan lidah
pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita melibatkan bagian di sekitar vulva yaitu labia, klitoris dan bagian dalam
vagina. Oral seksual tidak menyebabkan kehamilan namun merupakan perilaku seksual dengan resiko penularan PMS
tinggi. 7 Bersenggama sexual intercourse
Tahap perilaku seksual yang terakhir adalah sexual intercourse bersenggama yaitu merupakan aktivitas seksual
yang memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Dampak dari hubungan seksual yang
dilakukan sebelum saatnya adalah perasaan bersalah dan berdosa terutama pada saat pertama kali, ketagihan,
kehamilan sehingga terpaksa menikah atau aborsi, kematian dan kemandulan akibat aborsi, resiko terkena PMS atau HIV,
sanksi sosial, agama serta moral, hilangnya keperawanan dan keperjakaan, merusak masa depan terpaksa drop out
sekolah, merusak nama baik pribadi dan keluarga.
2.2 Persepsi tentang Seks 2.2.1 Pengertian Persepsi tentang Seks