BAB 21 AUDIT TERHADAP SIKLUS JASA PERSONEL: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF

AUDIT TERHADAP SIKLUS JASA PERSONEL: PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF

Nama: Riska Fadhilah
NIM: 2014017031
Kelas: 4A2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2016
DESKRIPSI SIKLUS JASA PERSONEL
Siklus jasa personel dalam perusahaan manufaktur melibatkan fungsi personalia,
fungsi keuangan dan fungsi akuntansi. Siklus jasa personel terdiri dari dua sistem informasi
akuntansi. Siklus jasa personel dengan dua sistem informasi akuntansi tersebut, yaitu :
a. Sistem informasi akuntansi penggajian, yang terdiri dari jaringan prosedur :
1. Prosedur pencatatan waktu hadir.
2. Prosedur pembuatan daftar gaji.
3. Prosedur pembayaran gaji.
4. Prosedur distribusi biaya gaji.

b. Sistem informasi akuntansi pengupahan, yang terdiri dari jaringan prosedur:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir.
2. Prosedur pencatatan waktu kerja.
3. Prosedur pembuatan daftar upah.
4. Prosedur pembayaran biaya upah.
5. Prosedur distribusi upah.

PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
TERHADAP SIKLUS JASA PERSONEL
Fungsi yang Terkait
Nama Fungsi
1. Fungsi penerima pegawai

Unit Organisasi Pemegang Fungsi
Bagian kepegawaian

2. Fungsi pencatat waktu

Bagian pencatat waktu


3. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah

Bagian gaji dan upah

4. Fungsi pembuat bukti kas keluar

Bagian utang

5. Fungsi pembayar gaji dan upah

Bagian kasa

6. Fungsi akuntansi biaya

Bagian akuntansi biaya

7. Fungsi akuntansi umum

Bagian akuntansi umum


Dokumen
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
2. Kartu jam hadir

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kartu jam kerja
Daftar gaji dan daftar upah
Rekap rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
Surat pernyataan gaji dan upah
Amplop gaji dan upah
Bukti kas keluar

Catatan Akuntansi
Dalam siklus jasa personel ada beberapa catatan yang digunakan, sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Jurnal umum
Kartu kos produk
Buku pembantu biaya
Kartu penghasilan karyawan

Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Siklus Jasa Personel
1. Fungsi pencatatan waktu harus terpisah dari fungsi operasi
2. Otorisasi dari manajer yang berwenang untuk :
a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah.
b. Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif
gaji dan upah, tambahan keluarga.
c. Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan
karyawan.
d. Kartu jam hadir.
e. Perintah lembur.

f. Daftar gaji dan upah.
g. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah.
h. Bukti memorial untuk pembebanan biaya tenaga kerja.
3. Penggunaan
formulir
bernomor
urut
tercetak

dan

penggunaannya

dipertanggungjawabkan
4. Pengecekan independen atas :
a. Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja.
b. Kartu jam hadir.
c. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu.
d. Pembuatan daftar gaji dan upah.
e. Pembayaran gaji dan upah


5. Rekonsiliasi :
a. Perubahan dalam kartu penghasilan karyawan dengan daftar gaji dan upah
karyawan.
b. Penghitungan pajak penghasilan karyawan dengan kartu penghasilan karyawan.
6. Penggunaan kartu penghasilan karyawan sebagai tanda penerimaan gaji dan upah oleh
karyawan.
7. Penggunaan panduan akun pelaporan biaya tenaga kerja pada waktu yang tepat.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Siklus Personel
1. Lakukan pengamatan terhadap pembayaran gaji dan upah
2.
3.
4.
5.
6.

Lakukan pengamatan terhadap pencatatan waktu hadir dan jam kerja karyawan
Ambil sampel daftar gaji dan upah
Ambil sampel kartu jam hadir karyawan

Ambil sampel kartu jam kerja karyawan
Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban

pemakaian formulir tersebut.
7. Ambil sampel bukti kas keluar yang disetujui untuk pembayaran gaji dan upah dan
lakukan pengusutan ke dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang bersangkutan.
8. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal.

EVALUASI HASIL PENGUJIAN PENGENDALIAN
Auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau final
dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut. Jika tingkat
pengendalian risiko final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat melanjutkan untuk
mendasain pengujian substantif khusus berdasarkan tingkat pengujian substantif yang
direencanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan yang direncanakan,
auditor harus m1engubah tingkat pengujian substantif sebelum auditor mendesain pengujian
substantif khusus untuk menampung tingkat risiko deteksi tyang dapat diterima.

PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP SALDO AKUN YANG TERKAIT DENGAN
SIKLUS JASA PERSONEL
Saldo akun yang terkait dengan siklus jasa personel, yaitu :

1. Utang gaji dan upah.
2.
3.
4.
5.

Utang pajak penghasilan karyawan.
Utang dana pensiun.
Utang bonus.
Utang komisi.
Pengujian substantif secara spesifik berlaku terhadap berbagai saldo akun yang terkait

dengan siklus jasa personel terletak pada tiga cara, sebagai berikut :
1. Prosedur Analitik
Penerapan prosedur analitik terhadap berbagai saldo utang yang berkaitan
dengan siklus jasa personel, yaitu :

1) Perbandingan biaya karyawan (gaji, upah, komisi, bonus, tunjangan,
kompensasi, dan lain-lain) tahun yang diaudit dengan biaya karyawan tahun
sebelumnya (setelah di adjust dengan perbedaan tarif gaji dan upah) dan dengan

biaya karyawan menurut anggaran.
2) Perbandingan saldo utang yang berkaitan dengan siklus jasa personel yang
tercantum dalam neraca yang diaudit dengan saldo utang tersebut dalam neraca
tahun sebelumnya.
3) Perhitungan ratio biaya pajak penghasilan karyawan dengan total biaya
karyawan dan perbandingan ratio tersebut dengan ratio tahun sebelumnya.
4) Rekonsiliasi jumlah pajak penghasilan karyawan dengan jumlah yang tercantum
dalam SPT pajak penghasilan karyawan.
2. Penghitungan Kembali Utang Gaji dan Upah (Accrued Payroll Liabilities)
Dalam memperoleh bukti mengenai kewajaran utang yang berkaitan dengan
siklus jasa personel, auditor harus mereview perhitungan yang dilakukan oleh
manajemen atas utang gaj, upah, kompensasi, komisi, bonus, tunjangan cuti,
tunjangan rekreasi dan tunjangan pajak penghasilan karyawan. Cara lain yang dapat
ditempuh oleh auditor adalah dengan melakukan perhitungan sendiri berbagai
kewajiban perusahaan terhadap karyawan dan negara pada tanggal neraca dan
kemudian membandingkan hasil perhitungannya dengan utang yang berkaitan dengan
siklus jasa personel yang tercatat.

3. Verifikasi Terhadap Kompensasi bagi Eksekutif
Kompensasi bagi eksekutif merupakan objek audit yang paling sensitif karena

eksekutif berada pada posisi yang dapat mengabaikan aturan yang telah ditetapkan.
Kompensasi eksekutif dapat berupa gaji, bonus, stock option, biaya representasi. Oleh
karena itu, dalam pemeriksaan terhadap kompensasi bagi eksekutif, auditor
melakukan verifikasi jumlah kompensasi dengan cara membandingkan otorisasi
tentang kompensasi dari dewan komisaris dengan kompensasi yang dicatat.