44
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 ditentukan substansi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang meliputi syarat dan tata cara
pembebanan hipotik.
C. Macam-Macam Jaminan Kredit
Jaminan dapat dibedakan menjadi dua yaitu jaminan umum dan jaminan khusus. Dalam Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata
mencerminkan suatu jaminan umum, sedangkan Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata disamping sebagai kelanjutan dan penyempurnaan
Pasal 1131
yang menegaskan
persamaan kedudukan
para kreditor,
juga memungkinkan diadakannya suatu jaminan khusus apabila diantara kreditor ada
alasan-alasan yang sah untuk didahulukan dan hal ini dapat terjadi karena ketentuan Undang-Undang maupun karena diperjanjikan.
55
1. Jaminan Umum
Dalam Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata yang menyatakan bahwa “Segala kebendaan si berhutang, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan”.
Sedangkan dalam Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi semua orang yang
55
Frieda Husni Hasbullah, Op. cit., hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
45
mengutangkan padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing kecuali apabila
diantara para berpiutang itu ada alasan-alasan yang sah untuk didahulukan”. Dari isi Pasal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa jaminan umum
adalah jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua kreditor dan menyangkut semua harta kekayaan debitor. Hal ini berarti benda jaminan tidak diperuntukkan bagi
kreditor tertentu dan dari hasil penjualannya dibagi diantara para kreditor seimbang dengan piutang-piutang masing-masing, karena jaminan umum menyangkut seluruh
harta benda debitor maka ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata dapat menimbulkan dua kemungkinan yaitu pertama adalah kebendaan tersebut sudah cukup memberikan
jaminan kepada kreditor jika kekayaan debitor paling sedikit minimal sama ataupun melebihi jumlah hutang-hutangnya artinya hasil bersih penjualan harta kekayaan
debitor dapat menutupi atau memenuhi seluruh hutang-hutangnya, sehingga semua kreditor akan menerima pelunasan piutang masing-masing karena pada prinsipnya
semua kekayaan debitor dapat dijadikan pelunasan hutang. Kemungkinan kedua adalah, harta benda debitor tidak cukup memberikan
jaminan kepada kreditor dalam hal nilai kekayaan debitor itu kurang dari jumlah hutang-hutangnya atau bila pasivanya melebihi aktivanya. Hal ini dapat terjadi
mungkin karena harta kekayaannya menjadi berkurang nilainya atau apabila harta kekayaan debitor dijual kepada pihak ketiga sementara hutang-hutangnya belum
dibayar lunas atau dapat juga terjadi ada lebih dari seorang kreditor melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
46
eksekusi, sementara nilai kekayaan debitor hanya cukup untuk menutupi satu piutang kreditor. Jika hanya ada satu kreditor saja, maka ia dapat melaksanakan eksekusi atas
kekayaan debitor secara bertahap sampai piutangnya terlunasi semuanya atau sampai harta benda debitor habis terjual.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa jaminan umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Para kreditor mempunyai kedudukan yang sama atau seimbang, artinya tidak ada yang lebih didahulukan dalam pemenuhan piutangnya dan disebut sebagai
kreditor yang konkuren. b. Ditinjau dari sudut haknya, para kreditor konkuren mempunyai hak yang
bersifat perorangan, yaitu hak yang hanya dapat dipertahankan terhadap orang tertentu.
c. Jaminan umum timbul karena undang-undang, artinya antara para pihak tidak diperjanjikan terlebih dahulu. Dengan demikian para kreditor konkuren secara
bersama-sama memperoleh jaminan umum berdasarkan undang-undang. 2. Jaminan Khusus
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada jaminan umum, Undang-Undang memungkinkan diadakannya jaminan khusus. Hal ini tersirat dari
Pasal 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata yang berbunyi “Kebendaan tersebut menjadi jaminan bersama-sama bagi orang yang mengutangkan
padanya, pendapatan penjualan benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan,
Universitas Sumatera Utara
47
yaitu menurut besar kecilnya piutang masing-masing kecuali apabila di antara para piutang itu ada alasan-alasan yang sah didahulukan”. Dengan demikian Pasal 1132
mempunyai sifat mengatur mengisi melengkapi aanvullendrecht karena para pihak diberi kesempatan untuk membuat perjanjian yang menyimpang. Dengan kata lain
ada kreditor yang diberikan kedudukan yang lebih didahulukan dalam pelunasan hutangnya dibanding kreditor-kreditor lainnya. Kemudian Pasal 1133 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata memberikan pernyataan yang lebih tegas lagi yaitu “Hak untuk didahulukan diantara orang-orang berpiutang terbit dari hak istimewa, dari
gadai, dan dari hipotik”. Jaminan Khusus dapat dibedakan menjadi dua yaitu jaminan perorangan dan
jaminan kebendaan. Jaminan perorangan dapat dilakukan melalui perjanjian penanggungan misalnya borgtocht, garansi dan lain sebagainya sedangkan jaminan
kebendaan dapat dilakukan melalui gadai, fidusia, hipotik, dan lain sebagainya. Jaminan Perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang atau kreditor
dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si berhutang atau debitor.
Adapun ciri-ciri dari jaminan perorangan antara lain: a. Mempunyai hubungan langsung dengan orang tertentu.
b. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitor tertentu. c. Seluruh harta kekayaan debitor menjadi jaminan pelunasan hutang misalnya
borgtocht .
Universitas Sumatera Utara
48
d. Menimbulkan hak perseorangan yang mengandung asas kesamaan atau keseimbangan konkuren artinya tidak membedakan mana piutang yang
terjadi lebih dahulu dan mana piutang yang terjadi kemudian. Dengan demikian tidak mengindahkan urutan terjadinya karena semua kreditor
mempunyai kedudukan yang sama terhadap harta kekayaan debitor. e. Jika suatu saat terjadi kepailitan, maka hasil penjualan dari benda-benda
jaminan dibagi di antara para kreditor seimbang dengan besarnya piutang masing-masing.
D. Syarat-syarat dan Manfaat Benda Jaminan Kredit
Pada prinsipnya tidak semua benda jaminan dapat dijaminkan pada lembaga perbankan dan lembaga keuangan non bank, namun benda yang dapat dijaminkan
adalah benda-benda yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat benda jaminan yang baik adalah:
56
1. Dapat secara mudah membantu perolehan kredit itu oleh pihak yang memerlukannya.
2. Tidak melemahkan potensi kekuatan si pencari kredit untuk melakukan atau meneruskan usahanya.
56
J. Satrio, Op. cit., hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
49
3. Memberikan kepastian kepada si kreditor, dalam arti bahwa barang jaminan setiap waktu bersedia untuk dieksekusi, bila perlu dapat mudah diuangkan
untuk melunasi hutangnya si penerima pengambil kredit. Jaminan mempunyai kedudukan dan manfaat yng sangat penting dalam
menunjang pembangunan
ekonomi. Karena
keberadaan lembaga
ini dapat
memberikan manfaat bagi kreditor dan debitor. Manfaat bagi kreditor adalah: a. Terwujudnya keamanan terhadap transaksi dagang yang tutup.
b. Memberikan kepastian hukum bagi kreditor. Bagi debitor dengan adanya benda jaminan dapat memperoleh fasilitas kredit
dari bank dan tidak khawatir dalam mengembangkan usahanya. Keamanan modal adalah dimaksudkan bahwa kredit atau modal yang diserahkan oleh kreditor kepada
debitor tidak merasa takut atau khawatir tidak dikembalikannya modal tersebut. Memberikan kepastian hukum adalah memberikan kepastian bagi pihak kreditor dan
debitor. Kepastian bagi kreditor adalah kepastian untuk menerima pengembalian
pokok kredit dan bunga dari debitor, sedangkan bagi debitor adalah kepastian untuk mengembalikan pokok kredit dan bunga yang ditentukan. Di samping itu, bagi
debitor adalah adanya kepastian dalam berusaha, karena dengan modalnya yang dimilikinya dapat mengembangkan bisnisnya lebih lanjut. Apabila debitor tidak
mampu dalam mengembalikan pokok kredit dan bunga, maka debitor tersebut
Universitas Sumatera Utara
50
dianggap wanprestasi dan dikategorikan sebagai kredit bermasalah sehingga kreditur dapat melakukan eksekusi terhadap benda jaminan.
E. Proses Penyerahan Jaminan sebagai Pelunasan Kredit pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Kantor Wilayah VI Medan.
Dalam rangka penyelesaian kredit macet melalui restrukturisasi kredit, terlebih dahulu bank berupaya melakukan pembinaan terhadap debitor yang sudah
mulai tidak
melaksanakan kewajibannya
sesuai dengan
ketentuan tentang
kemampuan bayar sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran 1 Surat Edaran Bank Indonesia No. 73DPNP tanggal 31 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva
Bank Umum Bagian Lampiran. Pembinaan dan penyelesaian kredit bermasalah dilakukan berdasarkan
peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Oleh karena itu PT. Bank Danamon Indonesia Tbk
menyusun standard operasional tentang perkreditan dan restrukturisasi kredit. Untuk restrukturisasi kredit dimasukkan dalam Standard Operasional dan Prosedur
Perkreditan dan Standard Operasional Penilaian Kualitas Aktiva PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. di dalam standar operasional dan prosedur perkreditan bagian
pembinaan dan penyelesaian kredit bermasalah ditetapkan bahwa untuk kredit yang termasuk ke dalam kolektibillitas kurang lancar, tidak lancar, diragukan dan macet
menjadi tugas dan tanggung jawab bagian pembinaan dan penyelesaian kredit PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. .
Universitas Sumatera Utara
51
Untuk mengetahui tentang proses penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk melalui pengambilalihan agunan, terlebih
dahulu diketahui tentang unit kerja yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan penyelesaian kredit bermasalah tersebut.
Berdasarkan standard operasional dan prosedur yang dimiliki oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk, pembinaan dan penyelesaian kredit dilakukan oleh tiga
bagian, yaitu: 1. Unit Early Warning Officer EWO yang betugas untuk melakukan observasi
dan evaluasi pertama sejak adanya indikasi kredit bermasalah, menentukan apakah debitor masih mempunyai kemampuan untuk mempertahankan
kreditnya atau sama sekali tidak mampu lagi untuk meneruskan kreditnya no hope
. 2. Unit Rehabilitation yang bertugas untuk melakukan pembinaan dan
penyelamatan kredit. 3. Unit penyelesaian kredit bermasalah Recovery, yang bertugas untuk
menyelesaikan kredit bermasalah sampai kredit bermasalah tersebut lunas selesai.
Divisi Early Warning Officer EWO bertugas menentukan divisi yang berkompeten untuk menangani kredit bermasalah, bila masih ada kemungkinan bagi
debitor untuk mempertahankan kreditnya tetap eksis, maka akan dilakukan penyelamatan kredit dengan mengalihkan penanganannya kepada unit rehabilitation
Universitas Sumatera Utara
52
supaya dilakukan pembinaan dan penyelamatan kredit, dan apabila menurut penilaian unit EWO tidak ada lagi kemampuan bayar no hope maka penanganannya akan
diserahkan kepada unit penyelesaian kredit bermasalah Recovery agar dilakukan upaya penyelesaian kredit pelunasan kredit.
Dari ketiga bagian ini, pembinaan dan penyelesaian kredit, unit Recovery merupakan pemegang peranan luas dalam melakukan upaya penyelesaian kredit dan
langsung berhubugan dengan debitor, lembaga peradilan, instansi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL, instansi-instansi pemerintah yang terkait,
para profesional, seperti penilai independen, notaris, Balai Lelang Swasta, dan pihak lainnya.
Secara garis besar tujuan penyelesaian kredit macet pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk melalui pengambilalihan jaminan debitor adalah:
57
1. Untuk mengatasi kredit bermasalah pada PT. Bank Danamon Indonesia Tbk terhadap debitor yang sudah tidak memiliki prospek usaha yang performance
yang menjanjikan. 2. Untuk mempercepat dan mempermudah proses penyelesaian kredit, karena
hal ini dilakukan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan debitor. 3. Dengan semakin cepatnya penyelesaian pelunasan kredit macet debitor, maka
dana pelunasan kredit tersebut dapat segera disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat.
57
Hasil Wawancara dengan Bp. Suran Sembiring, Recovery Manager di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. tanggal 10 Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara
53
4. Untuk mengantisipasi segala akibat yang timbul dalam waktu dekat akibat jumlah kredit macet yang mungkin saja bisa meningkat.
Dalam prakteknya, bagian penyelesaian kredit bermasalah Recovery PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. melakukan penyelesaian kredit macet melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
58
1. Melakukan kordinasi dengan unit kerja terkait, yaitu unit Early Warning, unit Rehabilitation
, unit Bisnis selaku penyalur kredit, dan unit Credit Support Administration
CSA selaku
unit penanggung
jawab pengarsipan
dokumentasi seluruh data-data debitor. Divisi Recovery akan memperoleh data-data dan informasi debitor bermasalah dari divisi tersebut.
2. Recovery akan melakukan review dan analisa terhadap seluruh data-data debitor termasuk perjanjian kredit dan perjanjian jaminan debitor, usaha
debitor, objek jaminan. 3. Dari hasil review dan analisa, maka akan dilakukan langkah-langkah
penyelesaian kredit yaitu: penyelesaian secara non litigasi atau dengan cara litigasi.
4. Sebagai upaya penyelesaian kredit bermasalah yang pertama sekali dilakukan adalah upaya penyelesaian non litigasi; dengan cara negosiasi dan pendekatan
kekeluargaan dengan debitor supaya dilakukan penyelesaian kredit tersebut secara baik-baik dan lebih cepat sehingga debitor tidak terlalu berat untuk
58
Hasil Wawancara dengan Bp. Benny Nainggolan, Recovery Officer di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. tanggal 11 Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara
54
membayar kewajibannya yaitu hutang pokok ditambah tunggakan bunga serta denda yang semakin tinggi. Dalam negosiasi yang paling sering ditawarkan
kepada debitor adalah sebagai berikut: a. Memberikan tenggang waktu kepada debitor untuk menyelesaikan kredit
bermasalah kredit macet tersebut, biasanya satu sampai dengan tiga bulan bahkan bisa mencapai enam bulan tergantung kepada keyakinan dan
pertimbangan bank sesuai alasan-alasan yang disampaikan oleh debitor, biasanya tenggang waktu yang lama apabila upaya yang diberikan bank
adalah kesempatan kepada debitor untuk melakukan penjualan sendiri jaminan tersebut atau asset lainnya milik debitor.
b. Menyarankan debitor supaya mencari bantuan dana dari pihak lain seperti keluarga atau relasi bisnis.
c. Melakukan penjualan terhadap jaminan kredit atau asset lain milik debitor.
d. Memberikan tawaran discount bunga dan denda. e. Restructure dengan cara pembayaran bertahap.
f. Menyerahkan kepemilikan jaminan kredit tersebut secara sukarela kepada
bank, dengan cara: 1 Melakukan pengalihan hak kepemilikan jaminan kepada bank dengan
menandatangani “Pengikatan Diri Untuk Melakukan Jual Beli” secara notariil dan dilanjutkan dengan “Akta Jual Beli di hadapan PPAT”,
Universitas Sumatera Utara
55
dalam hal ini biasanya sebagai pembeli adalah karyawan bank yang ditunjuk oleh bank.
2 Memberikan surat kuasa jual kepada bank, dalam hal ini biasanya sebagai penerima kuasa adalah karyawan bank.
5. Apabila upaya penyelesaian kredit non litigasi gagal maka akan dilakukan upaya
penyelesaian kredit macet melalui eksekusi hak tanggungan yang diproses melalui:
a. Pengadilan Negeri Fiat Eksekusi bila ada kehawatiran adanya gugatan dari debitor pemilik jaminan terhadap Bank yang berkaitan dengan kredit
debitor tersebut. b. Permohonan Lelang dilakukan langsung ke KPKNL parate eksekusi.
Proses eksekusi hak tanggungan melalui Pengadilan Negeri akan menghabiskan waktu yang lama mulai dari tahapan Aanmaning, Sita
Eksekusi dan pelaksanaan lelang di samping itu biaya yang cukup mahal. Sedangkan pelaksanaan lelang berdasarkan parate eksekusi jauh lebih
hemat waktu dan biaya yang relatif murah bila dibandingkan dengan fiat eksekusi.
Proses eksekusi hak tanggungan dapat merugikan bank bila prosesnya berlangsung lama, sedangkan di sisi lain PT. Bank Danamon Indonesia
Tbk dalam jangka waktu yang singkat harus berusaha mengatasi jumlah kredit macet yang kemungkinan saja bisa meningkat sewaktu-waktu.
Universitas Sumatera Utara
56
Salah satu alternatif penyelesaian kredit bermasalah pada PT.Bank Danamon Indonesia, Tbk. adalah dengan cara mengambil alih jaminan kredit dengan cara:
1. Bank Membeli barang jaminan tersebut melalui pelelangan Umum 2. Bank menerima penyerahan secara sukarela dari debitor pemilik jaminan.
Pengambilalihan kepemilikan jaminan yang dimaksud disini adalah sebagai penyelesaian kredit dengan menyerahkan jaminan kepada bank, upaya ini dilakukan
apabila debitor gagal untuk menyelesaikan kredit bermasalah tersebut sesuai dengan tenggang waktu yang telah diberikan oleh bank. Adapun pengambil alihan jaminan
kredit tersebut dilakukan oleh bank sebagai salah satu cara untuk mempercepat penyelesaian kredit bermasalah dalam rangka untuk melakukan percepatan penurunan
kredit bermasalah Non Performing Loan. Namun tidaklah semua kredit bermasalah kredit macet dilakukan penyelesaiannya dengan cara mengambil alih jaminan, namun
pihak bank melakukan dengan cara yang sangat terbatas dan cukup selektif, biasanya dapat dilakukan dengan beberapa alasan seperti: debitor sudah berupaya secara
maksimal untuk melakukan penjualan sendiri jaminan dan mencari sumber dana namun tidak berhasil.
Proses tahapan pelunasan kredit dengan menyerahkan jaminan pada PT.Bank Danamon Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut:
1. Bank dari unit Recovery mengadakan pertemuan dengan debitor untuk mendiskusikan upaya pelunasan hutang debitor tersebut dengan cara
penyelesaian kredit debitor dengan cara menyerahkan hak kepemilikan objek
Universitas Sumatera Utara
57
jaminan kepada bank. rencana penyelesaian kredit dengan menyerahkan
jaminan tersebut harus terlebih dahulu disepakati hal-hal sebagai berikut: a. Jumlah hutang yang harus diselesaikan dilunasi oleh debitor.
b. Besarnya nilai ambil alih jaminan agunan kredit tersebut. c. Cara yang dilakukan untuk penyerahan hak kepemilikan jaminan tersebut
kepada bank. d. Biaya-biaya yang akan timbul seperti honorarium notaris, pajak, roya,
biaya balik nama, PBB tertunggak. 2. Apabila dari hasil pertemuan tersebut dihasilkan kesepakatan pelunasan kredit
dengan cara menyerahkan hak kepemilikannya kepada bank, maka unit Recovery
akan meminta persetujuan kepada divisi Recovery PT. Bank
Danamon Indonesia, Tbk. kantor pusat di Jakarta, dan setelah mendapat persetujuan maka bank akan menerbitkan surat persetujuan offering letter
kepada debitor yang isi surat persetujuan tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang telah diputuskan oleh divisi Recovery PT.Bank Danamon Indonesia,Tbk.
kantor pusat di Jakarta. 3. Setelah debitor menyetujui offering letter tersebut maka akan ditetapkan hari
dan tanggal dilakukannya penandatanganan perjanjian dalam bentuk akta-
Universitas Sumatera Utara
58
akta notaris
59
, adapun perjanjian yang dibuat antara debitor dengan bank adalah sebagai berikut:
a. Akta Perjanjian Penyelesaian Hutang Dengan Penyerahan Jaminan, yang berisi sebagai berikut:
1 Pengakuan debitor tentang jumlah hutang debitor sampai dengan tanggal ditandatanganinya akta perjanjian penyelesaian hutang dengan
penyerahan jaminan tersebut. 2 Rincian Jaminan kredit debitor
3 Pengakuan debitor bahwa tidak sanggup lagi untuk melakukan pembayaran kredit kepada bank sebagaimana mestinya sesuai dengan
ketentuan dan persyataran dalam akta perjanjian kredit. 4 Jumlah hutang yang harus diselesaikan.
5 Nilai harga objek jaminan yang diserahkan oleh debitor pemilik jaminan kepada bank.
b. Akta Perjanjian Pengikatan Untuk Melakukan Jual Beli. Dilakukan antara debitor dengan Bank, dalam hal ini pihak bank akan
menunjuk karyawannya untuk menandatangani akta perjanjian pengikatan untuk melakukan jual beli tersebut, adapun dasar karyawan tersebut untuk
59
Sebelum dilakukan penandatanganan perjanjian pelunasan kredit dengan penyerahan jaminan dan penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli, bank terlebih dahulu akan melakukan
check bersih terhadap jaminan tersebut di Badan Pertanahan Nasional setempat untuk memastikan sertifikat jaminan tersebut terdaftar di BPN dan terbebas dari silang sengketa serta masalah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
59
bertindak adalah adanya surat penunjukan yang diterbitkan oleh bank kepada karyawan tersebut, yang isinya:
1 Karyawan tersebut ditunjuk untuk membeli barang agunan milik debitor.
2 Harga jual beli telah ditetapkan. 3 Bahwa uang pembelian asset dan atau biaya lainnya yang telah dan
akan dikeluarkan di kemudian hari adalah uang milik Bank Danamon sepenuhnya, dengan demikian asset tersebut adalah milik Bank
Danamon. 4 Segala hasil keuntungan yang diperoleh maupun segala kerugian-
kerugian yang timbul dari dan selama namanya dipinjam tersebut menjadi hak dan resiko pada PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. baik
untuk saat ini atau di kemudian hari. 5 Karyawan tersebut tidak akan mempersulit dan wajib membantu bank
sepenuhnya di dalam melaksanakan penjualan asset tersebut di kemudian hari.
6 Bank membebaskan karyawan tersebut dan ahli warisnya dari segala tuntutan, gugatan dari pihak manapun, kelak di kemudian hari.
7 Segala biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan jual beli tersebut akan ditanggung oleh bank termasuk biaya-biaya pasca pembelian
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
60
Sebagai bukti bahwa asset yang diambil alih dari debitor tersebut adalah milik Bank Danamon adalah surat penunjukan yang diterbitkan oleh Bank
Danamon kepada karyawan sebagaimana yang telah diuraikan di atas dan adanya kewajiban dari karyawan yang ditunjuk tersebut untuk membuat
surat pernyataan yang isinya sebagai berikut: 1 Bahwa tanah berikut dengan segala sesuatu yang terdapat di atasnya,
baik yang sekarang ada ataupun yang di kemudian hari akan ada dibangun di atasnya, yang menurut sifatnya atau menurut peraturan
hukum undang-undang dianggap sebagai benda-benda tetap, berikut semua turutan tanah tersebut, sebagaimana dimaksud dengan tanah
dan atau bangunan adalah sepenuhnya dibeli diperoleh dengan uang dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. yang berkedudukan di Jakarta
dan karenanya sepenuhnya merupakan menjadi milik bank asset bank.
2 Karyawan yang ditunjuk tidak akan mempersulit dan wajib membantu Bank sepenuhnya di dalam melaksanakan penjualan asset bank.
3 Apabila saat ini atau dikemudian hari terhadap surat-surat dokumen- dokumen termasuk dipinjamnya asli sertipikat tanah, maka hal-hal
yang terkait dengan asset bank seperti IMB jika ada dan SPPT PBB, akan dikembalikan kepada Bank.
Universitas Sumatera Utara
61
4 Karyawan tidak bertanggung jawab secara pribadi atau keluarga ahli warisnya jikalau untuk saat ini atau di kemudian hari atau sebelum
setelah dilakukan ambil alih ternyata ada kewajiban yang tertunggak belum diselesaikan kepada negara atau instansi kantor
yang dinyatakan berwenang untuk melakukan menerima penagihan
pembayaran seperti terhadap tagihan listrik, PAM, telephone, internet , iuran keamanan kebersihan, asuransi kebakaran, Pajak Bumi dan
Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dan pajak-pajak atau biaya-biaya lainnya.
5 Jika untuk saat ini atau di kemudian hari ternyata karyawan lalai atau sekurang-kurangnya tidak melaporkan atas asset bank ke dalam atau
bagian dari pelaporan SPT Pajak Tahunan, terlepas daripada ketidaktahuan atau ketidakpahamannya
atau keluarganya atau ahli warisnya menjadi beban tanggung jawabnya.
6 Karyawan atau keluarganya tidak akan melakukan gugatan tuntutan kepada Bank sehubungan dengan pembelian jaminan debitor tersebut.
7 Karyawan tersebut atau keluarganya atau ahli warisnya tidak akan melakukan tuntutan dan ganti rugi atau kompensasi apapun juga
kepada Bank, apabila terhadap asset bank tersebut dilakukan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
62
8 Karyawan atau ahli warisnya tidak bertanggung jawab untuk memenuhi sebagian atau seluruhnya pembayaran-pembayaran atas
iuran biaya perawatan pemeliharaan, listrik, PAM, PBB, asuransi kebakaran atau iuran pembayaran lainnya yang disyaratkan oleh
negara atau pemerintah daerah setempat atau lingkungan daerah setempat.
9 Karyawan tidak akan melakukan tindakan-tindakan secara melawan hukum untuk menguasai atau memasuki area pekarangan secara
melawan hukum atas atau kedalam asset Bank. c. Akta Perjanjian Pengosongan.
Yang isinya sebagi berikut: 1 Debitor akan menyerahkan tanah dan bangunan tersebut kepada
pembeli dalam keadaan kosong, terawat dan terpelihara sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati.
2 Apabila debitor lalai menyerahkan tanah dan bangunan tersebut sesuai dengan jangka waktu yang disepakati maka debitor penjual dikenakan
uang paksa dengan jumlah yang telah disepakati. 6.
Tahap-tahap penyelesaian kredit macet melalui pengambilalihan asset debitor oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk secara tidak langsung karena status
beralihnya hak belum dilakukan secara sempurna pada suatu bank swasta nasional dan melalui perjanjian-perjanjian berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
63
a. Perjanjian pengikatan jual beli Para pihak: debitor dengan perorangan karyawan bank
60
Isi perjanjian antara lain: 1 Apabila belum dilakukan balik nama atas nama pembeli, maka penjual
diwajibkan memberikan kuasa penuh dan luas kepada pembeli untuk melakukan semua tindakan, baik bersifat pengurusan maupun
pemilikan atas tanah dan bangunan tersebut misalnya kuasa untuk melakukan roya, membayar pajak jual beli dan honorarium notaris,
dan sebagainya yang berkaitan dengan proses balik nama. 2 Penjual akan membantu pembeli apabila diperlukan dalam proses jual
beli dan balik nama dengan membuat surat pernyataan bahwa penjual akan membantu proses jual beli dan proses balik nama di kemudian
hari, misalnya dengan kesediaan untuk hadir apabila diperlukan. 3 Surat kuasa tersebut tidak dapat ditarik kembali dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari perjanjian. b. Perjanjian pengosongan
Para pihak: debitor dan pembeli karyawan bank Isi perjanjian antara lain:
60
Adapun dasar karyawan untuk bertindak adalah adanya surat penunjukan yang diterbitkan oleh bank kepada karyawan tersebut untuk menandatangani akta perjanjian pengikatan dalam
melakukan jual beli terhadap jaminan yang akan diserahkan.
Universitas Sumatera Utara
64
1 Bahwa untuk menyelesaikan kewajibannya, debitor memberikan surat kuasa untuk menjual atau melepaskan hak atas tanah dan bangunan
tersebut kepada pembeli 2 Debitor berkewajiban untuk:
a Mengosongkan tanah dan bangunan tersebut berikut segala turutannya dengan tidak ada yang dikecualikan
b Menyerahkan kepada pembeli dan atau pihak lain semua kunci atas bangunan tersebut
3 Apabila pada tanggal pengosongan debitor belum juga mengosongkan tanah dan bangunan berikut segala turutannya tersebut, maka debitor
memberi kuasa kepada pembeli untuk mengosongkan tanah dan bangunan berikut segala turutannya, apabila perlu minta bantuan pihak
yang berwajib dengan segala biaya yang ditanggung dan dibayar oleh pembeli.
c. Surat kuasa untuk menjual melepaskan hak Para pihak: debitor dan perorangan
Isi surat kuasa: dengan hak substitusi Kepada siapapun juga termasuk kepada yang diberi kuasa sendiri dengan
harga atau ganti rugi serta syarat-syarat dan perjanjian-perjanjian yang dianggap baik oleh yang diberi kuasa, untuk keperluan tersebut di atas
yang diberi kuasa berhak untuk:
Universitas Sumatera Utara
65
1 Menyelesaikan dan menandatangani akta jual beli, akta pelepasan hak dan atau menerima uang harga penjualan dan untuk itu membuat,
menandatangani dan menyerahkan kwitansinya dan atau tanda penyerahannya.
2 Menyerahkan segala sesuatu yang dijual dilepaskan dialihkan haknya tersebut kepada yang berhak menerimanya, mengajukan permohonan-
permohonan kepada pihak yang berwajib yang ada hubungannya dengan kepentingan hak-hak atas tanah dan bangunan tersebut.
d. Pernyataan Para pihak: debitor
Isi pernyataan: 1 Hutang tersebut diselesaikan oleh debitor dan atau pemilik jaminan
dengan cara penyerahan barang jaminan kepada bank 2 Penyerahan barang jaminan tersebut ditindaklanjuti dengan dilakukan
pengikatan jual beli dan pemberian kuasa jual dari debitor dan atau pemilik barang jaminan kepada bank
3 Setelah dilunasinya seluruh kewajiban hutang dengan penyerahan- penyerahan tersebut, pihak yang menyatakan sekaligus debitor masih
diberi kesempatan untuk menempati menghuni tanah dan atau bangunan tersebut selama kurang lebih satu bulan terhitung sejak
tanggal pernyataan.
Universitas Sumatera Utara
66
4 Bahwa debitor akan menyelesaikan kewajibannya melunasi seluruh atau sebagian hutangnya dengan cara menyerahkan seluruh jaminan
atau sebagian jaminan apabila terdapat beberapa jaminan. 5 Bahwa
penyerahan jaminan
tersebut ditindaklanjuti
dengan dilakukannya pengikatan jual beli dan pemberian kuasa menjual dari
debitor dan atau pemilik jaminan. Pengikatan jual beli dan pemberian kuasa dilakukan setelah adanya persetujuan dari bank mengenai
dilakukannya penyelesaian kredit dengan penyerahan jaminan. 6 Bahwa setelah dilunasinya seluruh kewajiban hutang dengan
penyerahan jaminan tersebut, pihak yang menyatakan sekaligus debitor masih diberi kesempatan untuk menempati menghuni tanah
dan atau bangunan tersebut selama satu bulan terhitung sejak tanggal pernyataan.
e. Perjanjian penyelesaian hutang dengan penyerahan barang jaminan Para pihak: debitor dan atau pemilik jaminan dengan PT. Bank Danamon
Indonesia Tbk Isi perjanjian antara lain:
1 Perjanjian ini bertujuan untuk menyelesaikan kewajiban-kewajiban debitor kepada bank yang timbul berdasarkan akta perjanjian kredit
dan akta pengakuan hutang 2 Jumlah hutang debitor lengkap dengan perincian dan total hutangnya
Universitas Sumatera Utara
67
3 Untuk menyelesaikan kewajiban debitor kepada bank, debitor dan atau pemilik jaminan menyerahkan kepada bank seluruh jaminan
kredit berupa tanah dan bangunan 4 Penyerahan barang jaminan dari debitor dan atau pemilik jaminan
kepada bank ditindaklanjuti dengan perjanjian pengikatan jual beli dan pemberian kuasa jual atas barang jaminan
5 Dengan penyerahan barang jaminan dari debitor dan atau pemilik jaminan kepada bank, maka kewajiban atau hutang debitor kepada
bank telah selesai atau lunas dengan dikeluarkannya surat keterangan lunas atau surat keterangan telah menyelesaikan kredit yang
dikeluarkan oleh pihak kreditur PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Apabila nilai hasil jual beli jaminan lebih besar daripada saldo debet
pinjaman, maka kelebihan tersebut akan dikembalikan kepada debitor atau pemilik jaminan.
7. Dalam prakteknya, kadang kala PT. Bank Danamon Indonesia Tbk dengan debitor dan atau pemilik jaminan sepakat bahwa debitor dan atau pemilik
jaminan berjanji untuk membeli kembali barang jaminan tersebut dalam jangka waktu satu tahun dengan harga yang sama dengan harga asal ditambah
dengan penggantian. Hal ini biasanya dibuat dalam suatu pernyataan yang ditentukan dan disepakati oleh kedua belah pihak, karena debitor tidak ingin
tanah dan bangunan yang diserahkan kepada bank sebagai jaminan kredit
Universitas Sumatera Utara
68
tersebut dialihkan kepada pihak lain. Kesepakatan untuk membeli kembali atas jaminan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 5 UUPA yang pada
pokoknya menyatakan bahwa UUPA berdasarkan kepada hukum adat dan diperkuat oleh Yurisprudensi terhadap kasus tentang jual beli tanah hak
membeli kembali pada keputusan MARI No. 381.PKPdt1986 tanggal 20 Maret 1998, dimana MA berpendapat bahwa perjanjian jual beli dengan hak
membeli kembali ini diatur dalam Pasal 1519 KUH Perdata. Hubungan hukum yang demikian tidak dikenal dalam sistem hukum adat. Oleh karena
hukum adat menjadi dasar UUPA, maka peralihan hak atas tanah jual beli di hadapan PPAT tidak dikenal dalam bentuk perjanjian menjual tanah dengan
hak membeli kembali. Oleh karena itu, praktek pengambilalihan asset debitor yang dilakukan PT. Bank Danamon Indonesia Tbk melalui jual beli dengan
hak membeli kembali bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku sehingga dapat dikatakan perjanjian jual beli seperti itu batal demi hukum.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. adalah membuat kesepakatan tersendiri yang terlepas dari perjanjian jual
beli. Artinya setelah beralihnya hak penguasaan dan kepemilikan atas tanah dan bangunan tersebut, maka bank atau pembeli dapat menjual kepada pihak
manapun, termasuk debitor atau pemilik jaminan itu sebelumnya dengan akta jual beli yang baru.
Universitas Sumatera Utara
69
8. Selain itu, setelah pengikatan atas seluruh perjanjian tersebut dilakukan, biasanya bagian Recovery PT. Bank Danamon Indonesia Tbk menghubungi
pihak balai lelang jika dalam waktu yang diharapkan belum menemukan pembeli, biasanya menggunakan balai lelang swasta untuk mendaftarkan
barang jaminan sebagai peserta lelang, kemudian mengumumkan tentang rencana lelang atas barang jaminan tersebut pada dua surat kabar harian
setempat. Apabila debitor pemilik jaminan tidak diketahui lagi alamatnya atau sudah untuk dicari, maka uang kelebihan tersebut akan dititip di
pengadilan negeri setempat. 9. Setelah penjualan dilakukan, hasil penjualan tersebut diberitahu kepada
debitor dan jika terdapat kelebihan dari hasil penjualan tersebut setelah dikurangi dengan jumlah hutang debitor dan biaya-biaya yang wajib
ditanggung oleh debitor, maka bank akan mengembalikan kelebihan dari hasil penjualan tersebut kepada debitor. Pengembalian dilakukan setelah selesainya
proses pelunasan kredit dan pada sistem pembukuan bank telah close. 10. Kemudian dari pihak Recovery akan mengadakan koordinasi dengan bagian
Credit Support Administration CSA hasil penjualan dan pelunasan hutang
debitor yang macet tersebut. Penyelesaian
kredit macet
melalui penyerahan
asset oleh
debitor pengambilalihan asset oleh bank yang didahului dengan akta-akta perjanjian tersebut
di atas, sebenarnya cukup berisiko bagi debitor, salah satunya apabila debitor pailit
Universitas Sumatera Utara
70
berdasarkan ketetapan pengadilan. Hal ini dikarenakan dalam ketentuan umum yang berlaku, perjanjian perikatan jual beli PPJB pada dasarnya merupakan perjanjian
yang bersifat obligatoir, yaitu perjanjian yang baru menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak, yakni kewajiban bagi penjua untuk menyerahkan tanah dan
bangunannya kepada pembeli untuk membayar harganya, namun belum mengalihkan hak milik atas tanah tersebut. Dalam hal ini hak milik atas tanah tersebut tetap berada
pada si pemilik tanah yang tercatat atas namanya sebagaimana tercantum dalam sertifikat.
61
Hak milik atas tanah dan bangunan tersebut baru beralih apabila dilakukan atau dibuat akta jual beli AJB tanah di hadapan PPAT. Hal ini jelas terlihat dalam
ketentuan sebagaimana termuat dalam Pasal 37 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yang pada pokoknya menyatakan:
“Setiap perjanjian yang bermaksud memindahkan sesuatu hak baru atas tanah, harus dibuktikan dengan sesuatu akta yang dibuat oleh dan di hadapan pejabat
yang ditunjuk untuk itu” Selain itu, bank juga harus memperhatikan ketentuan dalam Pasal 12A UU
Perbankan dan penjelasannya yang menyebutkan bahwa bank tidak diperbolehkan memiliki agunan yang dibelinya dan secepat-cepatnya harus dijual kembali agar hasil
penjualan dapat segera dimanfaatkan oleh bank.
61
Ibid
Universitas Sumatera Utara
71
Selain itu, yang perlu diperhatikan oleh bank dalam rangka penyelesaian kredit macet melalui pengambilalihan asset debitor ini adalah pengambilalihan
melalui karyawan yang ditunjuk oleh bank. Hal ini cukup berisiko apabila karyawan yang bersangkutan keluar dari bank berhenti sebagai karyawan bank. Oleh karena
itu, untuk mengantisipasi resiko yang mungkin dialami bank dengan penunjukan karyawan sebagai pihak pembeli penerima penyerahan jaminan, maka bank
melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penunjukan karyawan sebagai pihak pembeli atau penerima jaminan debitor,
dilakukan melalui penerbitan surat penunjukan dari bank kepada karyawan yang isinya menyatakan bahwa karyawan tersebut ditunjuk untuk membeli
asset jaminan kredit debitor.
2. Karyawan tersebut harus membuat pernyataan yang isinya menyatakan bahwa asset
yang dibeli oleh karyawan tersebut, sumber dananya berasal dari bank sehingga asset yang dibeli tersebut merupakan milik bank.
3. Karyawan tersebut harus membuat dan menandatangani akta surat kuasa jual atas jaminan yang dibeli tersebut kepada bank.
4. Karyawan tersebut diwajibkan membuat surat kuasa kepada bank untuk memperpanjang dan menurunkan hak atas jaminan kredit yang dibeli tersebut
misalnya dari SHM menjadi SHGB.
Universitas Sumatera Utara
72
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap data-data di lapangan, diperoleh keterangan bahwa penyelesaian kredit macet melalui pengambilalihan asset debitor
dilakukan karena beberapa faktor antara lain:
62
1. Kredit macet dan setelah dianalisis debitor sudah tidak memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya dan prospek usahanya sudah tidak dapat
diandalkan untuk memenuhi kewajibannya kepada bank, akan tetapi debitor mempunyai itikad baik untuk menyerahkan asset yang dijaminkannya kepada
bank. 2. Menghindari biaya yang lebih mahal apabila dilakukan dengan eksekusi hak
tanggungan karena pengambilalihan agunan dilakukan dengan pembuatan perjanjian pengikatan jual beli PPJB sehingga dapat menekan biaya atas
pajak yang harus dikeluarkan jika langsung dialihkan. 3. Jika dilakukan dengan eksekusi hak tanggungan melalui pengadilan negeri
dalam proses lelang, maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam praktek penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh PT. Bank
Danamon Indonesia Tbk. selama ini secara keseluruhan telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, meskipun ada beberapa langkah-langkah yang diambil belum
menerapkan ketentuan hukum yang sepenuhnya dan cenderung menimbulkan risiko bagi bank itu sendiri. Oleh karena itu diharapkan pelaksanaan penyerahan jaminan
62
Hasil Wawancara dengan Bp. Suran Sembiring, Recovery Manager di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. tanggal 10 Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara
73
oleh debitor kepada bank harus sesuai dengan prosedur dan persyaratan sebagaimana digariskan dalam ketentuan hukum yang berlaku.
63
63
Ibid
Universitas Sumatera Utara
74
BAB III PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN MENYERAHKAN JAMINAN
KEPADA BANK PADA PT. BANK DANAMON INDONESIA TBK. WILAYAH VI MEDAN DALAM PERSPEKTIF
PERATURAN PERBANKAN
A. Timbulnya Kredit Bermasalah
Terjadinya suatu kredit bermasalah adalah terjadinya suatu keadaan dimana debitor mengingkari janji mereka, sebagaimana yang telah tercantum dalam
perjanjian kredit untuk membayar bunga dan atau kredit pokok yang telah jatuh tempo. Sehingga, terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak terjadi
pembayaran. Pengertian Kredit Bermasalah atau yang lebih dikenal dengan Non
Performing Loans Menurut Peter. S. Clarke adalah:
64
“Problem loan is one where repayment is in jeopardy, especially if the expected or anticipated source of repayment is no longer sufficiently available
to reply debt. Or in another way, it is one where there has been a default in the repayment agreement resulting in undue delay in collection or in which
there appears to be potential loss
.” Berdasarkan pengertian kredit tersebut di atas, dapat ditafsirkan bahwa kredit
bermasalah merupakan kredit yang pembayarannya tersendat-sendat atau bahkan kredit tersebut sulit dilunasi dan ditagih. Gejala-gejala akan terjadinya kredit
64
Elvyn G. Masassya, Kredit Bermasalah, Penyebab dan Upaya Mengatasinya, Bank dan Manajemen November, 1994, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
75
bermasalah, berbeda-beda pada tiap kasus akan tetapi, secara umum terjadinya kredit bermasalah dapat diketahui berdasarkan:
65
1. Penyimpangan dari ketentuan perjanjian kredit Penyimpangan terhadap perjanjian kredit biasanya berupa permohonan atau
keinginan debitor untuk memperpanjang jangka waktu kredit yang akan jatuh tempo tampa mengajukan alasan yang kuat.
2. Penurunan kondisi keuangan debitor Gejala ini erat hubungannya dengan penyimpangan dari perjanjian kredit.
Penurunan kondisi keuangan memberikan indikasi terjadinya penurunan prestasi usaha atas kondisi keuangan tertentu.
3. Penyajian laporan keuangan secara tidak benar Debitor yang menyembunyikan kesulitan yang sedang dihadapinya adalah
dengan menyajikan laporan keuangan dan bahan masukan lainnya yang telah direkayasa. Maka jika bank tidak meneliti dengan cermat, mereka akan
mendapatkan gambaran yang salah tentang kondisi keuangan debitor. 4. Menurunnya sifat kooperatif debitor
Bentuknya seperti keengganan debitor menyampaikan informasi keuangan yang diperlukan termasuk memenuhi penyerahan neraca dan daftar laba-rugi.
65
Siswanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah, Konsep, Teknik dan Kasus, Cet I, Jakarta: PT Gramedia, 1997, hal. 30-35.
Universitas Sumatera Utara
76
5. Penurunan Nilai Jaminan Kebanyakan barang jaminan debitor tidak dapat dikuasai penuh oleh bank.
Bank hanya menguasai dokumen bukti kepemilikan barang jaminan, sedangkan bukti fisiknya dikuasai oleh debitor. Maka apabila debitor
mengalami kesulitan keuangan, mereka menjual barang jaminan tersebut tampa sepengetahuan bank.
Keberadaan kredit macet dalam dunia perbankan merupakan suatu penyakit kronis yang sangat mengganggu dan mengancam sistem perbankan Indonesia yang
harus diantisipasi oleh semua pihak terlebih lagi keberadaan bank mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Dalam praktik perbankan
jelas terbukti bahwa penyebab kredit bermasalah bukan saja dari debitor, tetapi dapat pula berasal dari pihak bank selaku kreditor atau bank yang tidak menjalankan
prudential banking .
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan di PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. secara umum terdapat dua faktor utama yang menyebabkan suatu kredit menjadi
bermasalah. Kedua faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal, yakni sebagai berikut:
66
1. Faktor internal, antara lain: a. Kurangnya tajamnya analisa kredit. Pada tahap ini bank yang diwakili
oleh analisis kredit seharusnya dituntut untuk mampu mengungkapkan
66
Hasil Wawancara dengan Bp. Suran Sembiring, Recovery Manager di PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk. tanggal 10 Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara
77
hal-hal yang berkaitan dengan usaha calon debitor. Account Officer secara aktif mendatangi para calon debitor dengan maksud menawarkan
pinjaman dengan bunga yang kompetitif. b. Skim kredit yang kurang sesuai. Sebagai contoh, penentuan cara angsuran
yang tidak tepat dengan perkiraan aliran-aliran dana cash flow dari calon debitor akan mengalirkan kesulitan pembayaran bagi debitor, sehingga
pada akhirnya akan menyebabkan kredit tersendat-sendat pembayarannya. c. Pengawasan sistem informasi dan administrasi kredit yang kurang
maksimal. Bank dituntut untuk mampu menelusuri dan memantau penggunaan pinjaman yang diberikan, dalam hal ini bank harus didukung
dengan sistem
administrasi dan
informasi yang
tertib sehingga
pemantauan dini early warning system dapat berfungsi dengan baik. d. Kolusi, yaitu baik kolusi bilateral antara karyawan bank yang tidak
profesional dengan nasabah dalam hal pemberian pencairan kredit. 2. Faktor eksternal, antara lain:
a. Situasi perekonomian baik dalam negeri maupun luar negeri yang fluktuatif.
b. Perilaku debitor
yang secara
langsung maupun
tidak langsung
menghambat kelangsungan kredit. c. Kurangnya kesadaran dari debitor untuk melakukan konsultasi awal
apabila debitor
menghadapi masalah
yang kemungkinan
akan
Universitas Sumatera Utara
78
menghambat kewajibannya dalam melaksanakan pembayaran kredit apabila kesulitan tersebut dikemukakan lebih awal.
B. Penggolongan Kredit Bermasalah
Dalam dunia perbankan internasional, kredit dapat dikategorikan sebagai kredit bermasalah apabila:
67
1. Terjadi keterlambatan pembayaran bunga dan atau kredit induk lebih dari 90 hari semenjak tanggal jatuh temponya.
2. Tidak dilunasi sama sekali. 3. Diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan.
bunga yang tercantum dalam perjanjian kredit. Menurut ketentuan Perbankan yang telah disempurnakan pada 12 November
1998, yaitu Surat Keputusan Bank Indonesia No. 31147 KEPDIR tentang Kualitas Aktiva Produktif, penggolongan kolektibilitas
68
kredit dibagi menjadi 5 kategori yaitu:
69
1. Kredit Lancar Kredit dianggap lancar apabila pembayarannya tepat waktu, perkembangan
rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.
67
Siswanto Sutojo, Op. cit., hal. 11-12.
68
Kolektibilitas adalah ketepatan pembayaran kerabali kredit atau angsuran kredit, untuk lebih jelas lihat pada Siswanto Sutojo, Op. cit., hal 11-12.
69
Bank Indonesia, Surat Keputusan Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif, SK BI No.31 147 KEP DIR tentang Kualitas Aktiva Produktif.
Universitas Sumatera Utara
79
2. Kredit Dalam Perhatian Khusus Kredit dikategorikan dalam perhatian khusus, apabila Terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari dan jarang terjadi cerukan.
70
3. Kredit Kurang Lancar Kredit dianggap kurang lancar apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok
dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari samapai dengan 180 hari. 4. Kredit Diragukan
Apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari, serta Terjadi cerukan yang
bersifat permanen, khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.
5. Kredit Macet Kredit dikategorikan macet apabila terdapat tunggakan pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 270 hari.
C. Dampak Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah dalam jumlah besar dapat mendatangkan dampak yang tidak menguntungkan baik bagi bank pemberi kredit, dunia perbankan pada umumnya
maupun kehidupan ekonomi negara. Dampak-dampak tersebut yaitu:
71
70
Cerukan adalah pemberian fasilitas pelampauan penarikan atas saldo rekening giro efektif yang belum dibuatkan akad kreditnya atau pelampauan pemberian kredit di atas plafon yang ditetapkan
berdasarkan akad kredit.
Universitas Sumatera Utara
80
1. Dampak Terhadap Operasional Bank Pemberi Kredit