2.3 Kerangka Pemikiran
Akhir-akhir ini, perubahan iklim global Global Climate Change merupakan issue yang cukup menyita perhatian masyarakat dunia. Hal ini
terutama dampak yang ditimbulkannya pada kehidupan manusia. Masyarakat yang dapat merasakan dampak dari perubahan iklim di Indonesia adalah
masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah pesisir biasanya berprofesi
sebagai nelayan dan nelayan skala keciltradisional yang paling merasakan dampak perubahan iklim. Akibat dari perubahan iklim ini adalah para nelayan,
petambak ikan dan lainnya yang menggantungkan hidupnya kepada sektor perikanan menjadi tidak stabil secara ekonomi. Sumber daya perikanan di laut
berubah drastisbersifat elastis namun nelayan masih bersifat tradisional dan belum bisa beradaptasi terhadap perubahan iklim. Hal ini yang membuat nelayan
mengalami “puso” atau tidak mendapatkan tangkapan karena perubahan iklim.
Berbagai macam program bantuan pemerintah telah diluncurkan dan berbagai studi telah dilaksanakan namun apabila hal ini terus berlangsung maka
akan membuat nelayan tradisional khususnya semakin tidak berdaya. Oleh karena itu dibutuhkan pengidentifikasian gejala-gejala perubahan iklim apa saja yang
dirasakan oleh masyarakat wilayah pesisir sekaligus dampaknya dan juga menghitung berapa kerugian ekonominya. Berikut akan dijabarkan dalam
kerangka pemikiran dibawah ini
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP NELAYAN TANGKAP
Studi Empiris di Pesisir Utara Kota Semarang
Tujuan :
1. Mengidentifikasi
gejala-gejala perubahan iklim
terhadap masyarakat
nelayan tangkap di pesisir utara Kota
Semarang.
Daerah Penelitian : Semarang
- Indah Susilowati 2012
- Indah Susilowati dan Agus
Hartoko 2011 -
Akhmad Fauzi dan Zuzy Anna 2010
2.M enganalisis
dampak perubahan iklim terhadap
masyarakat nelayan tangkap di
pesisir utara Kota Semarang.
3 Mengestimasi
dampak kerugian ekonomi nelayan
tangkap atas perubahan iklim di
pesisir utara Kota Semarang.
- Survey BMKG
- Informasi cuaca oleh BMKG
IPCC 2007, 2008; NOAA 2008; Worldfish 2009;
FAO 2009
Mixed method :
1. Kualitatif
-
In-depth interview 2.
Kuantitatif -
Statistik deskriptif Climate Change
Dampak Perubahan Iklim
Perubahan biaya
Benefit and Cost Analysis
Perubahan hasil tangkapan
Kenaikan muka air laut
Kejadian iklim ekstrim
Perubahan musim melaut
Perubahan pola curah hujan
Kenaikan temperatur air laut
Langsung Tidak Langsung
Revenue and Cost Analysis
- Meninggikan rumah
dan jalan -
Biaya kesehatan -
Pekerjaan sampingan
57
BAB III METODE PENELITIAN
Studi ini merupakan studi empiris mengenai dampak perubahan iklim terhadap nelayan tangkap di pesisir utara Kota Semarang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
mixed method.
Creswell 2002 mendefinisikan
mixed method is a research method which developed procedures in response to a need
clarfy the intent of mixing quantitative and qualitative data in a single study or and program study.
3.1 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini memiliki beberapa definisi operasional variabel sebagai berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Variabel
Pengukuran
Gejala Perubahan
Iklim -
Tinggi gelombang -
Intensitas curah hujan tinggi -
Kecepatan angin Batas ambang ekstrim yang
ditetapkan oleh BMKG.
Persepsi Nelayan
Mengenai Perubahan
Iklim -
Pola cuaca yang tidak menentu dibandingkan dahulu
- Penyebab cuaca kurang baik
- Anggapan terhadap perubahan
cuaca -
Prediksi kondisi cuaca buruk -
Perubahan jumlah paceklik dan melaut
- Alternatif sumber pendapatan
- Cara melaut
- Pilihan
cara hidup
saat ketidakpastian terus terjadi
- Adakah bantuan yang diterima
dari pemerintah Persepsi
nelayan tangkap
mengenai perubahan iklim dengan analisis deskriptif
dipandu menggunakan
kuesioner.