intensitas, frekuensi, durasi dan pola waktu. Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta
dapat menimbulkan ketulian. Suara di tempat kerja berubah menjadi salah satu bahaya kerja
occupational hazard
saat keberadaannya dirasakan mengganggu atau tidak diinginkan Tigor, 2009, secara :
1 Fisik menyakitkan telinga pekerja. 2 Psikis mengganggu konsentrasi dan kelancaran komunikasi.
2.1.2 Jenis-jenis Kebisingan
Jenis kebisingan yang sering ditemukan menurut Suma’mur 2014 adalah: 1 Kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus dengan spektrum
frekuensi yang lebar
steady state, wide band noise
, misalnya bising mesin, kipas angin, dapur pijar dan lain-lain.
2 Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spektrum frekuensi tipis
steady state, narrow band noise
, misalnya bising gergaji sirkuler, katup gas dan lain-lain.
3 Kebisingan terputus-putus
intermittent
, misalnya lalu lintas, suara kapal terbang di bandara.
4 Kebisingan impulsif
impact or impulsive noise
, seperti bising pukulan palu, tembakan bedil atau meriam dan ledakan.
5 Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan atau tempaan tiang pancang bangunan.
Sedangkan menurut Anizar 2009 kebisingan dapat dikelaskan kepada beberapa jenis yaitu :
1 Bising secara terus-menerus adalah bising yang mempunyai perbedaan tingkat intensitas bunyi diantara maksimum dan minimum yang kurang dari 3dBA.
Contohnya adalah bunyi yang dihasilkan oleh mesin penenun tekstil. 2 Bising fluktuasi adalah bunyi bising yang mempunyai perbedaan tingkat
diantara intensitas yang tinggi dengan yang rendah lebih dari 3dBA. 3 Bising impuls adalah bunyi bising yang mempunyai intensitas yang sangat
tinggi dalam waktu yang singkat seperti tembakan senjata api, lagan besi dan sebagainya.
4 Bising bersela adalah bunyi yang terjadi di dalam jangka waktu tertentu serta berulang, contohnya bising ketika memotong besi akan berhenti apabila
gergaji itu dihentikan.
2.1.3 Nilai Ambang Batas Kebisingan
Nilai Ambang Batas kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat
menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari dan 5 hari kerja
seminggu atau 40 jam seminggu Suma’mur, 2014. NAB kebisingan di tempat
kerja berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per. 13MEN2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, besarnya rata-rata adalah 85 dBA jamminggu. Apabila tenaga kerja menerima pemaparan kebisingan lebih dari
ketetapan tersebut, maka harus dilakukan pengurangan waktu pemaparan seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari Kerja Berdasarkan Intensitas Kebisingan yang diterima Tenaga Kerja.
Batas waktu pemaparan Per hari kerja Intensitas kebisingan dalam dBA
8 jam 4 jam
2 jam 1 jam
30 menit 15 menit
7,5 menit 3,75 menit
1,88 menit 0,94 menit
28,12 detik 14,06 detik
7,03 detik 3,52 detik
1,76 detik 0,88 detik
0,44 detik 0,22 detik
0,11 detik 85
88 91
94 97
100 103
106 109
112 115
118 121
124 127
130 133
136 139
Sumber : Tarwaka 2004
2.1.4 Pengaruh Kebisingan