Judul Materi : Karakteristik Peserta Didik

1. Judul Materi : Karakteristik Peserta Didik

a. Peserta Didik Dalam proses pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan sebutan pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai bahan mentah.

Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh

Peserta didik memiliki potensi –potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi –potensi khas yang dimilikinya perlu dikembangkan

mencapai tahapan perkembangan yang optimal. Selain itu, peserta didik memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada pihak lain.

b. Karakteristik Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan.

Menurut Sudirman (1990) Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.

Menurut Hamzah. B. Uno (2007) Karakteristik peserta didik adalah aspek- aspek atau kualitas perseorangan peserta didik yang terdiri dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki.

Peserta didik atau peserta didik adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Peserta didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran .

Secara Umum karakteristik peserta didik adalah karakter/gaya hidup individu secara umum (yang dipengaruhi oleh usia, gender, latar belakang) yang telah dibawa sejak lahir dan dari lingkungan sosialnya untuk menantukan kualitas hidupnya.

tersenyum Senang cemberut

Suka tertawa

Tidak menentu sedih

bahagia ceria

Gambar 1. Model Karakteristik Peserta Didik

1) Pengertian Karakteristik peserta didik Menurut Piuas Partanto, Dahlan (1994) Karakteristik berasal dari kata karakter dengan arti tabiat/watak, pembawaan atau kebiasaan yang dimiliki oleh individu yang relatif tetap.

Menurut Moh. Uzer Usman (1989) Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan.

Menurut Sudirman (1990) Karakteristik peserta didik adalah keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.

2) Karakteristik Peserta Didik berdasarkan aspek Fisik Pertumbuhan fisik adalah perubahan –perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin utama(primer) dan ciri kelamin kedua(skunder)

Istilah pertumbuhan biasa digunakan untuk menyatakan perubahan- perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif yang semakin lama semakin Istilah pertumbuhan biasa digunakan untuk menyatakan perubahan- perubahan ukuran fisik yang secara kuantitatif yang semakin lama semakin

3) Karakteristik peserta didik berdasarkan aspek intelektual Binet dan Simon mendefinisikan intelligensi sebagai kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticsm. Menurut Binet, intelligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Intelligensi dipandang sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasar suatu kriteria tertentu.

Istilah kemampuan dan kecerdasan luar biasa sering dipadankan dengan istilah "gifted" atau berbakat. Meskipun hingga saat ini belum ada satu definisi tunggal yang mencakup seluruh pengertian anak berbakat. Sebutan lain bagi anak gifted ini misalnya genius, bright, dan talented.

4) Karakteristik peserta didik berdasarkan aspek Sosial Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2000 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam 4) Karakteristik peserta didik berdasarkan aspek Sosial Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Goleman (2000 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam

i. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati

ii. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa

iii. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri iv. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur,

bangga v. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa

dekat,bakti, hormat, kemesraan, kasih vi. Terkejut : terkesiap, terkejut vii. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka viii. malu : malu hati, kesal

5) Karakteristik Peserta Didik berdasarkan Aspek Spiritual Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshall (2005) adalah kecerdasan tertinggi (the ultimate inteligence) yang dimiliki manusia. Berdasarkan data- data ilmiah yang telah mereka kemukakan, semakin memberikan keyakinan pada kita bahwa potensi kecerdasan spiritual naluri ber-Tuhan memang sudah terpatri dalam diri manusia sejak lahir. Anak-anak dilahirkan dengan kecerdasan spiritual yang tinggi. Namun perlakuan yang tidak tepat dari orang tua, sekolah dan lingkungan seringkali merusak apa yang mereka miliki, padahal potensi SQ yang terpelihara akan mengoptimalkan IQ dan EQ. disinilah letak urgensi dari pendidikan. Pendidikan dalam prosesnya dituntut mampu untuk mengembangkan dan memelihara potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kunci dari kecerdasanspiritual adalah mengetahui nilai dan tujuan terdalam diri kita.

6) Kesadaran diri Menurut Zohar dan Marshall Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang kita yakini dan mengetahui nilai dan hal apa yang sungguh-sungguh memotifasi kita. Kesadaran akan tujuan hidup kita yang paling dalam. Tanpa kesadaran diri yang dalam manusia akan menjadi sosok yang super dan terbatasi ego, dikendalikan oleh perilaku, 6) Kesadaran diri Menurut Zohar dan Marshall Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang kita yakini dan mengetahui nilai dan hal apa yang sungguh-sungguh memotifasi kita. Kesadaran akan tujuan hidup kita yang paling dalam. Tanpa kesadaran diri yang dalam manusia akan menjadi sosok yang super dan terbatasi ego, dikendalikan oleh perilaku,

7) Aplikasi konsep kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam pendidikan a)

Melalui jalan tugas, penerapan jalan ini dalam keluarga adalah anak dilatih untuk melakukan tugas-tugas hariannya dengan dorongan motivasi dari dalam. Artinya, anak melakukan setiap aktifitasnya dengan perasaan senang, bukan karena terpaksa atau karena adanya tekanan dari orang tua. Biasanya anak akan melakukan tugas-tugasnya dengan penuh semangat apabila dia tahu manfaat baginya. Untuk itu orang tua perlu memberi motivasi, membuka wawasan sehingga setiap tindakan anak tersebut secara bertahap dimotivasi dari dalam. Anak perlu diberi waktu menggunakan kebebasan kepribadiannya, melakukan aktivitas-aktivitas favoritnya, misalnya membaca, menari, bermain musik, memancing. Permainan ini membuat anak-anak produktif dan mengembangkan kekayaan kecerdasan dalam diri mereka. Kebebasan berfikir yang efektif dan positif akan berkembang pada diri anak yang merencanakan, melalui dan menentukan sendiri arah permainannya. Berhubungan dengan hal itu, sifat-sifat orang tua yang sangat mengekang atau mengendalikan anak secara posesif akan menghambat perkembangan SQ anak. b)

Melalui jalan pengasuhan, yaitu orang tua yang penuh kasih sayang, saling pengertian, cinta dan penghargaan. Anak tidak perlu dimanjakan karena akan melahirkan sifat mementingkan diri sendiri dan mengabaikan kebutuhan orang lain. Orang tua perlu menciptakan keluarga yang penuh kasih sayang dan saling memaafkan, belajar bisa mendengar dan menerima dengan baik diri kita lebih-lebih orang lain. Orang tua perlu membuka diri, mengambil resiko mengungkapkan dirinya pada putra-putrinya. Dengan cara demikian orang tua memberi model dan pengalaman hidup bagi anak-anak untuk mengembangkan kecerdasan spiritual (SQ)-Nya.