354321798 1 Mekanisme Katup Pelumasan Pendinginan Karburator Dan Emisi Gas Buang

KATA SAMBUTAN

Peran guru professional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) nuntuk kompetensi pedagogik dan professional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan guru pasca UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Guru Pembelajar dilaksanakan melalui pola tatap muka, daring (online), dan campuran (blended) tatap muka dengan online.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan PendidikdanTenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK KPTK), dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul untuk program Guru Pembelajar (GP) tatap muka dan GP online untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini diharapkan program GP memberikan sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

Mari kita sukseskan program GP ini untuk mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

Jakarta, Februari 2016 Direktur Jenderal Guru danTenaga Kependidikan

Sumarna Surapranata, Ph.D. NIP 195908011985031002

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Modul Diklat PKB Guru Paket Keahlian Teknik Sepeda Motor Grade 1 ini berisikan materi tentang Perawatan berkala Mesin Sepeda Motor . Materi yang ada dirangcang untuk dapat memenuhi tuntutan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam Standar Kompetensi Guru Profesional (SKG) bagi guru paket keahlian Teknik Sepeda Motor.

Penjelasan materi dalam modul ini dilengkapi dengan gambar-gambar teknik sepeda motor sehingga guru pembelajar akan mudah untuk memahami informasi yang tersaji dalam modul. Oleh karena pembelajaran keterampilan dalam bidang teknik otomotif sebagian besar sangat memiliki resiko keselamatan kerja bagi peralatan, bahan maupun manusianya, maka guru pembelajar harus berhati-hati dalam aktifitas pembelajarannya.

Dalam mempelajari materi “Pengetahuan”, pembelajar diharapkan membaca uraian materi dalam modul dengan runtut dan bertahap sampai tuntas, mengerjakan latihan atau tugas, mengerjakan evaluasi mandiri sebagai umpan balik dan selanjutnya memperbaiki kembali belajar dari awal jika hasil belajar belum tuntas. Sebelum materi tertentu telah dipelajari dengan tuntas, maka tidak diperkenankan mempelajari materi berikutnya.

Untuk memperjelas pemahaman pengetahuan yang dipelajari, diharapkan pembelajar memanfaatkan secara maksimal sumber belajar yang diperlukan, misalnya mempelajari referensi pendukung, mengidentifikasi komponen asli yang terkait dengan tema. Belajar yang baik bukan hanya membaca saja, melainkan juga perlu membuat catatan sendiri, ringkasan sendiri dan bahkan siap untuk membuat power point sendiri untuk siap diajarkan.

Aktifitas pembelajaran “keterampilan” terkait dengan materi sepeda motor, khusus tentang materi ini, maka aspek sangat penting yang perlu diperhatikan adalah Keselamatan Kerja, baik yang menyangkut orang, peralatan dan bahan yang

digunakan serta lingkungan belajar. Diharapkan pembelajar mengidentifikasi terlebih dahulu potensi kecelakaan, kerusakan, kebakaran dan sebagainya yang mungkin bisa terjadi. Dengan demikian pembelajar akan dapat mengantisipasi dan melaksanakan pembelajaran “Keterampilan” dengan baik dan aman. Ketuntasan pembe lajaran “Keterampilan” adalah jika pembelajar dapat melaksanakan materi keterampilan tertentu dengan hasil baik dan tepat waktu. Oleh karena itu diperlukan latihan keterampilan yang berulang-ulang untuk mencapai ketuntasan keterampilan tersebut.

B. Tujuan

Melalui proses pembelajaran mandiri dan diskusi dengan sumber belajar utama modul ini, diharapkan guru pembelajar mampu merawat secara berkala mesin sepedamotor yang meliputi:  mekanisme katub dan cara penyetelannya  sistem pelumasan mesin  sistem pendinginan mesin  Prinsip kerja sistem bahan bakar  Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada karburator  Pengukuran emisi gas buang

C. Peta Kompetensi PETA KOMPETENSI DIKLAT PKB

Bidang Keahlian

Teknologi dan Rekayasa Jenjang Sekolah

SMK

Program Keahlian/Mapel

Teknik Otomotif Paket Keahlian

Teknik Sepeda Motor

Tabel 1 Indikator Ketercapaian Kompetensi

Kelomp Standar Indikator Pencapaian Kompetensi ok Kom Kompetensi

petensi Guru (SKG)

Perawatan Menelaah secara umum jenis mekanisme katub berkala

Menyetel celah katub

mesin Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai sepeda

kebutuhan mesin

motor

Mengganti saringan oli dan oli Menelaah secara umum sistem pendinginan

A Memeriksa kondisi sistem pendingin Memeriksa kinerja tutup radiator Menelaah prinsip kerja sistem bahan bakar Menyetel campuran bahan bakar dan udara pada karburator Menyetel putaran stasioner mesin sesuai spesifikasi Menelaah emisi gas buang. Mengukur emisi gas buang

Perawatan

Menelaah baterai

berkala sis Memeriksa sistem lampu penerangan tem kelistrikan Memeriksa sistem tanda

penerangan & Memeriksa sistem electric starter sistem tanda Melakukan perbaikan ringan sistem kelistrikan sepeda motor Perawatan

Menelaah secara umum sistem rem berkala

Memeriksa minyak rem

chasis dan

Menyetel clearance tuas rem

sistem Menelaah secara umum prinsip kerja sistem kopling

pemindah

Menyetel kerengangan kopling

tenaga step 1 Mendiskripsikan sistem kemudi dan suspensi Merawat sistem kemudi dan suspensi

D Perawatan

Menelaah Roda

berkala chasis Menelaah rantai penggerak roda berkala chasis Menelaah rantai penggerak roda

Mendiskripsikan secara umum prinsip kerja transmisi tenaga step 2 atomatis Memeriksa komponen sistem transmisi otomatis Perawatan

Mendiskripsikan sistem pengaliran bahan bakar EMS berkala

Mendiskripsikan sistem control kelistrikan secara sistem engine umum

managemant Memeriksa komponen sistem pengaliran bahan system

bakar

sepeda motor Memeriksa komponen sistem pengapian Perbaikan

Menelaah Konstruksi kepala silinder

Mesin Sepeda Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada kepala motor step 1

silinder Mendiagnosa kerusakan mekanisme katup Menyekeur katub Menelaah konstruksi blok silinder

F Mendiagnosa kerusakan blok silinder Memperbaiki kerusakan pada blok silinder Menelaah konstruksi piston Mendiagnosa kerusakan piston Memperbaiki kerusakan pada piston Menelaah sistem pelumasan Mendiagnosa kerusakan sistem pelumasan Memperbaiki kerusakan pada sistem pelumasan

Perbaikan

Menelaah sistem pendingin

Mesin Sepeda Mendiagnosa kerusakan pada sistem pendingin motor step 2

Memperbaiki kerusakan pada sistem pendingin Menelaah sistem aliran bahan bakar karburator

Mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada

karburator Memperbaiki gangguan pada karburator Menelaah sistem pengapian. Mendiagnosa kerusakan sistem pengapian

Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian Perbaikan

Menelaah sistem penerangan.

sistem

Menelaah sistem sinyal (tanda)

kelistrikan Mendiagnosa kerusakan pada sistem penerangan. Sepeda

Mendiagnosa kerusakan pada sistem sinyal (tanda) motor

Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem penerangan

H Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada sistem sinyal (tanda) Menelaah Sistem Pengisian Mendiagnosa sistem pengisian Memperbaiki kerusakan sistem pengisian Menelaah Sistem starter electric Mendiagnosa Sistem starter electric Memperbaiki Sistem starter electric

Perbaikan

Menelaah sistem suspensi

chasis dan Mendiagnosa kerusakan pada sistem suspensi SPT Sepeda Memperbaiki kerusakan pada sistem suspensi

motor Menelaah sistem rem konvensional dan rem ABS Mendiagnosa kerusakan rem konvensional (rem mekanik dan hidrolik) Mendiagnosa kerusakan rem ABS

I Memperbaiki kerusakan sistem rem konvensional (rem mekanik dan hidrolik) Memperbaiki kerusakan sistem rem ABS Menelaah sistem kopling Mendiagnosa kerusakan pada sistem kopling Memperbaiki kerusakan sistem kopling Menelaah sistem transmisi Mendiagnosa kerusakan komponen sistem transmisi memperbaiki kerusakan transmisi manual

Pemeliharaan Menelaah sistem injeksi bensin EMS (engine Mendiagnosa kerusakan pada sistem injeksi bahan

Management bakar bensin System)

Memperbaiki kerusakan pada sistem injeksi bahan sepeda motor bakar bensin

D. Ruang Lingkup

Pada modul ini, ruang lingkup materi meliputi :  Mekanisme katup  Sistem Pelumasan  Sistem Pendinginan  Sistem Karburator  Emisi Gas Buang Kendaraan

E. Saran Cara Penggunaan Modul

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain :

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur pengampu kegiatan belajar.

b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini :

A) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.

B) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) denganbaik.

C) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.

D) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.

E) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat semula

F) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: MEKANISME KATUP

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah mekanisme katup dan melakukan penyetelan katup sesuai dengan spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:

1. Menelaah secara umum jenis mekanisme katu

2. Menyetel celah katub

C. Uraian Materi Fungsi

Mekanisme katup hanya terdapat pada jenis motor 4 langkah dimana berdasarkan konstruksinya terdapat dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

Konstruksi

Setiap silinder dilengkapi dengan dua jenis katup yaitu katup masuk dan katup buang. Pembukaan dan penutupan kedua katup ini diatur dengan sebuah poros yang disebut poros cam (camshaft). Sehingga silinder motor empat langkah memerlukan satu atu dua poros cam, yaitu cam katup masuk dan cam katup buang. Poros cam diputar oleh poros engkol melalui transmisi roda gigi atau rantai. Poros cam berputar dengan kecepatan setengah putaran poros engkol. Jadi, diameter roda gigi pada poros cam adalah dua kali diameter roda gigi pada poros engkol. Oleh karena itu lintasan pena engkol menjadi setengah kali lintasan poros cam.

Gambar 1. 1 Konstruksi Mekanisme

Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain mekanisme katup dengan poros cam di bawah dekat dengan poros engkol

Gambar 1. 2 Mekanisme Katup dengan Poros Cam di Bawah

yaitu posisi katup diletakkan tegak dengan daun katup berada diatas dan terletak disamping silinder, sedangkan poros cam berada di dekat poros engkol.

Konstruksi jenis ini mempunyai keuntungan:  Dalam proses bekerjanya tidak banyak menimbulkan suara (noise) berisik  Konstruksi sederhana  Ukuran mesin relative pendek motor menjadi pendek Namun juga mempunyai kekurangan yaitu:  Bentuk ruang bakar kurang menguntungkan sehingga relative lebih besar,

akibatnya tekanan kompresi relative lebih rendah  Penyetelan celah katup sulit

Mekanisme katup dengan Katup di kepala silinder (Over Head Valve)

Gambar 1. 3 Mekanisme KatupOHV

Konstruksi mekanisme katup jenis OHV yaitu  Katupnya menggantung  Poros kam terletak di bawah  Katupnya di kepala silinder

Keuntungan  Bentuk ruang bakar baik

Kerugian  Banyak bagian-bagian yang bergerak kelembaman massa besar tidak ideal

untuk putaran tinggi

Mekanisme katup dengan poros kam di atas Satu poros kam di kepala (Over Head Camshaft)

Mekanisme katup dengan satu poros kam di atas dikenal dengan istilah OHV (Over Head Camshaft ), Konstruksi mekanisme katup OHV di buat bahawa poros kam yang digerakkan oleh poros engkol melalui rantai akan langsung menekan penekat katup selanjutnya penekan katup akan menekan katup sehingga katup akan terbuka.

Gambar 1. 4 Mekanisme Katup Satu Poros Cam di Kepala

Keuntungan  Sedikit bagian-bagian yang bergerak

 Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme poros

penekan katup di dekat poros cam

Dua poros kam di kepala (Double Over Head Camsaft)

Konstruksi mekanisme katup jenis ini poros kam dipasang agar bisa langsung menggerakkan mangkok penumbuk (tapet) katup seperti terlihat pada gambar di bawah

Gambar 1. 5 Mekanisme Katup Dua Poros Cam di Kepala

DOHC adalah sistem poros ganda di kepala silinder. Fungsi DOHC sama dengan SOHC, bedanya terletak pada banyaknya poros cam tersebut. Pada DOHC

jumlah poros camnya dua, sedangkan pada SOHC hanya satu. Pada tipe ini ada yang memakai rocker arm ada juga yang tidak ada. katup masuk dan katup buang dioperasikan tersendiri oleh dua buah cam. Tipe DOHC yang memakai rocker arm alasannya untuk mempermudah penyetelan kelonggaran katup dan merubah langkah buka katup.

Keuntungan

 Bentuk ruang bakar baik  Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )  Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian

 Konsrtuksi mahal, lebih berat  Penyetelan celah katup lebih sulit

Komponen-Komponen Utama Mekanisme Katup

 Katub Katup adalah salah satu komponen mekanisme katup yang berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang). Secara umum komponen katup seperti terlihat pada gambar di bawah:

Gambar 1. 6 Komponen Katup

Keterangan nama bagian Valve spring retainer lock adalah komponen yang berfungsi mengunci/menahan ring penahan katup agar pegas katup dan katup tidak terlepas. Valve spring retainer disebut juga ring penahan pegas katup berfungsi untuk menahan pegas katup.

Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar. Valve spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan kedudukan katup seperti semula. Valve spring seat berfungsi sebagai dudukan pegas katup agar posisi pegas tidak berubah pada saat bekerja.

 Poros Kam Poros cam adalah komponen mekanisme katup yang terdiri dari beberapa tonjolan yang berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau melalui rosker arm.

Gambar 1. 7 Poros Cam

Letak poros kam

 Makin dekat dengan katup makin ringan bagian-bagian yang menggerakkan katup, sehingga makin tinggi pula kemampuan putaran motor

Bagian bagian cam

Gambar 1. 8 Bagian Utama Poros Cam

Keterangan :

1. Bidang buka

2. Bidang tutup

h. Tinggi angkat kam

d. Diameter lingkaran dasar

Bentuk kam mempengaruhi :

 Saat katup mulai membuka  Saat katup menutup  Lamanya katup terbuka ( sudut pengatur )  Tinggi angkat katup

Penggerak poros kam

Jarak antara poros kam dengan poros engkol bisa panjang, poros kam dapat terletak diatas kepala silinder (type SOHC dan DOHC) dan di bawah (type OHV), sehingga semua mesin baik type SOHC dan DOHC maupun type OHV menggunakan perantara untuk memutar poros kam antara lain menggunakan roda gigi, sabuk bergigi atau rantai.

Penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor adalah penggerak jenis rantai, seperti terlihat pada gambar di bawah:

Poros tuas katup Tuas katup

Roda gigi poros kam

Katup

tekanan oli

Rantai

Pegas

Roda gigi poros engkol Tensioner

Gambar 1. 9 Penggerak Poros Cam Jenis Rantai

Pada rantai penggerak kam di pasang tensioner, yang berfungsi agar rantai tidak kendor (mempunyai kekencangan tertentu) sehingga tidak mudah lepas dari roda giginya ketika sedang bekerja. Karena jika kekencangan rantai berubah akan berpengaruh pada valve timing sehingga akan mempengaruhi efisiensi volumetric ruang bakar disamping itu juga jika kendor akan menimbulkan suara berisik (noise).

Pada umumnya tensioner yang digunakan terdiri dari tiga type yaitu:

a. Tipe setelan manual (manual adjustment) Type penyetelan manual memerlukan penyetelan kekencangan secara berkala. Cara penyetelannya dengan cara menekan batang penekan, lihat gambar

Gambar 1. 10 Transioner Manual

b. Tipe setelan otomatis (automatic adjustment) Tensioner tipe ini didalamnya terdapat konstruksi rachet yang bisa bergerak kea rah luar karena dorongan pegas dan tidak akan kembali (batang penekan bergerak searah) batang penekan tensioner akan menekan chain guide (karet) sampai melengkung, dan akan menekan rantai sehingga rantai akan mengalami penegangan, Tensioner tipe ini tidak perlu penyetelan.

Gambar 1. 11 Tensioner Tipe Otomatis

c. Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment) Tensioner tipe ini mirip seperti tipe otomatis, tetapi jika akan akan melakukan penyetelan harus mengendorkan baut pengunci secara manual, selanjutnya batang penekan tensioner akan menekan secara otomatis karena dorongan pegas di dalamnya.

Gambar 1. 12 Tensioner Tipe Semi Otomatis

Menyetel katup

Menyetel katup adalah istilah umum yang digunakan untuk pekerjaan melakukan penyetelan kerenggangan (celah ) antara katup dengan penekan katup. Celah katup ini akan berubah seiring dengan waktu pemakaian mesin, karena ketika mesin berkerja bagian-bagian yang bergerak antara lain katup dan mekanismenya akan mengalami keausan akibat gesekan dengan komponen lain. Perubahan celah katup ini tentu saja akan mempengaruhi kinerja mesin karena akan mempengaruhi efisiensi volumetric silinder, sehingga pekerjaan menyetel katup menjadi sangat penting bagi mesin demi mempertahankan kinerja mesin Penyetelan katup dilakukan secara periodic sesuai dengan karakteristik mesin, adapun langkah-langkah penyetelan katup adalah sebagai berikut:

Membuka tutup katup dan tutup magnet

Memutar poros engkol searah putaran mesin, menepatkan poros engkol pada sehingga piston pada posisi top (akhir langkah kompresi), dengan memeriksa tanda “T” pada roda gaya magnet tepat pada garis penyesuai pada rumah magnet dan kedua katup pada posisi tidak tertekan/bebas.

Gambar 1. 13 Tanda Piston Pada Posisi Top Kompresi

Pada beberapa type kendaraan ada yang menggunakan tanda pada sprocket cam shaft untuk memposisikan piston pada posisi top kompresi, yaitu dengan cara memutar poros engkol searah putaran mesin sampai tanda di sprocket segaris dengan tanda di rumahnya (pada silinder kepala) seperti terlihat pada gambar di bawah

Gambar 1. 14 Tanda Kompresi pada Sprocket

Memeriksa/menyetel celah katup dengan feeler gauge, alat penyetel katup dan kunci ring. Penyetelan dilakukan dengan terlebih dahulu mengendorkan mur pengikat baut penyetel (penekan) katup,menggunakan kunci ring, kemudian memasang feeler gauge dan memutar sekrup penyetel dengan menggunakan kunci penyetel. Setelah dirasa setelan tepat, tahan sekrup penyetel dan kencangkan mur pengikatnya. Penyetelan celah katup tepat apabila saat feeler gauge ditarik terasa agak seret namun tidak sampai tergores.

Gambar 1. 15 Konstruksi Katup yang Disetel

Gambar 1. 16 Menyetel Celah Katup

D. Aktivitas Pembelajaran

Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi, berbeda dengan sistem yang menggunakan cara klasikal saja. Pada sistem ini peserta diklat akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa peserta diklat perlu merencanakan belajarnya kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan yang sudah diperoleh.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.

c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

E. Latihan/Tugas

a. Jelaskan fungsi mekanisme katup

b. Jelaskan fungsi valve stem seal

c. Berdasarkan konstruksinya, jelaskan perbedaan OHV dan OHC

d. Apa tujuan dilakukan penyetelan katup

Lakukan pekerjaan menyetel katup sesuai dengan SOP Catatan keselamatan kerja:  Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku  Pahami dahulu prosedur langkah kerja dengan baik  Sebelum melakukan praktik tentukan peralatan yang akan digunakan  Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya  Jika terdapat hal yang kurang jelas, tanyakan kepada instruktur

F. Rangkuman

 Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder.

 Konstruksi mekanisme katup terdiri dari berbagi jenis, antara lain:  Mekanisme katup dengan poros cam di bawah  Mekanisme katup dengan poros cam di atas, dimana terbagi menjadi dua

type yaitu:

 Tipe SOHC (Singel Over Head Camshaft): poros nok (camshaft) hanya

satu berada di atas ruang bakar. Keuntungan

 Sedikit bagian-bagian yang bergerak  Kelembaman massa kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian  Konstruksi motor menjadi relative lebih rumit karena ada mekanisme

poros penekan katup di dekat poros cam

 Tipe DOHC (Double Over Head Camshaft): terdapat dua poros nok

(camshaft) yaitu satu untuk menggerakan katup masuk dan lainnya menggerakkan katup buang. Keuntungan

 Bentuk ruang bakar baik  Susunan katup-katup menguntungkan ( bentuk V )  Kelembaman massa paling kecil, baik untuk putaran tinggi

Kerugian  Konsrtuksi mahal, lebih berat  Penyetelan celah katup lebih sulit

 Komponen utama mekanisme katup adalah sebagai berikut

 Katup berfungsi membuka dan saluran, baik saluran masuk (disebut katup

masuk) maupun saluran buang (disebut katup buang).  Poros cam berfungsi sebagai penggerak katup baik secara langsung atau

melalui rosker arm.  Rantai penggerak poros kam yang umum digunakan pada sepeda motor

adalah penggerak jenis rantai, pada pergerakannya rantai penggerak perlu diberi peralatan tambahan yang berfungsi sebagai penahan kekencangan rantai agar tidak mudah lepas yaitu yang disebut tensioner, dimana ada beberapa jenis tensioner antaralain

 Tipe setelan manual (manual adjustment)

 Tipe setelan otomatis (automatic adjustment)  Tipe semi otomatis (semi automatic adjustment)

 Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang bakar, perlu dilakukan pekerjaan menyetel katup, karena pada pemakaiannya kerenggangan katup bisa berubah akibat adanya keausan.

G. Umpan Balik dan tindak lanjut

Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta diklat secara jujur harus mampu menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:

No

Pernyataan

Ya Tidak

1 Saya dapat menjelaskan fungsi mekanisme katup

2 Saya dapat menjelaskan komponen mekanisme katup

3 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup

4 Saya dapat menjelaskan fungsi komponen mekanisme katup

5 Saya dapat menjelaskan jenis mekanisme katup

6 Saya dapat menjelaskan cirri-ciri jenis mekanisme katup

7 Saya dapat menjelaskan cara kerja mekanisme katup

8 Saya dapat menjelaskan langkah pemeriksaan celah katup

9 Saya dapat menjelaskan langkah penyetelan katup

10 Saya dapat menyetel celah katup sesuai spesifikasi

Jika semua pernyataan diatas dijawab dengan ya berarti peserta bisa melanjutkan mempelajari materi berikutnya

H. Kunci Jawaban

1. Fungsi dari mekanisme katup adalah mengatur pemasukan gas baru ke dalam silinder dan mengatur pengeluaran gas bekas pembakaran keluar silinder

2. Valve stem seal disebut juga sil katup yang berfungsi sebagai penahan cairan minyak pelumas agar tidak masuk kedalam ruang bakar

3. Mekanisme katup tipe OHV adalah katup berada di atas ruang bakar poros cam berada di bawah, sedangkan OHC adalah letak katup dan poros cam berada di atas.

4. Untuk mengembalikan performa mesin terkait efisiensi volumetric pada ruang bakar.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: SISTEM PELUMASAN

A. Tujuan

Melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah sistem pelumasan dan melakukan praktek penyetelan pompa oli sesuai dengan spesifikasi.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu:

1. Menelaah secara umum sistem pelumasan sesuai kebutuhan mesin

2. Mengganti saringan oli dan oli

C. Uraian Materi

Fungsi sistem pelumasan

 Mengurangi gesekan Gesekan adalah Tenaga yang menghambat yang terjadi diantara permukaan dua benda yang bergerak dan relatif keduanya saling menahan gerakan. Pelumas adalah benda yang sesuai untuk mengurangi gesekan yang dapat menimbulkan keausan pada permukaan kedua benda tersebut. Perlumasan adalah proses yang menghambat/mengurangi terjadinya gesekan.

Gambar 2. 1 Gesekan Pada Dua Permukaan

Permukaan logam tidak rata (mulus) jika dilihat dengan pembesaran ratusan kali dan terdapat banyak asperities penyebab gesekan. Dampak yang timbul akibat gesekan, yaitu: - Keausan (wear) - Panas (heat) - Suara bising (noise)

Gambar 2. 2 Siklus Tribology

Tribologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gesekan – keausan – pelumas, dengan tujuan mengembangkan performa pelumas yang diperlukan untuk meminimalisir dampak keausan akibat terjadinya gesekan.

Panas yang timbul akibat gesekan akan terbawa sebagian oleh sirkulasi pelumas di dalam mesin, sehingga dampak kerusakan akibat overheating akan terhindari.

Akibat terlapisinya permukaan dan juga berfungsi sebagai bantalan antara logam, maka dampak suara bising logam-logam bergesekan akan berkurang. Seperti saat kita yang sedang menyerut es seperti tukan es, terdengar suara gesekan yang cukup mengganggu. Bayangkan jika yang bergesekan adalah 2 buah besi.

 Menjaga kebersihan mesin Jika noda di baju harus dihilangkan dengan detergen, minyak lumas pun harus mengandung aditif detergen (detergent). Di dalam mesin, aditif ini berfungsi untuk:  Mengendalikan pembentukan deposit yang disebabkan oleh Thermo-oxidative

degradation.  Mencegah terjadinya penggumpalan kontaminan.  Mencegah penguapan oli pada permukaan logam panas. Selain aditif detergen, minyak lumas juga mengandung aditif dispersant yang berfungsi untuk:  Mencegah terjadinya low-temperature thickening dengan cara disperse

(mencegah terjadinya pengendapan) komponen insoluble (seperti sludge), dan mencegah penggumpalan dan penguapan pada permukaan logam yang tidak bergerak.

 Bersinergi dengan detergen dalam mengendalikan deposit suhu tinggi.  Aktif dalam mengendalikan pembentukan soot di dalam mesin diesel sehingga

mengendalikan pengaruh negatif pada peningkatan viskositas (pengentalan, jelly).

Apabila tidak ada aditif deterjen dan dispersant di dalam minyak lumas, kontaminan atau kotoran yang terlarut di minyak lumas jika tidak diproteksi akan mengakibatkan perubahan komposisi atau ikatan senyawa minyak lumas dan akan menurunkan kualitas atau performa minyak lumas.

Gambar 2. 3 Kontaminan yang Masuk ke Dalam Minyak Lumas

Degradasi minyak lumas/penurunan kualitas minyak lumas

Pada pemakaiannya kualitas minyak pelumas dapat berubah turun, adapun faktor penyebabnya, antara lain adalah

1. Kondisi ekstrem  Overheating – panas berlebih (produk oksidasi, penurunan kualitas, dan lainnya)  Overload – beban berlebih (merusak struktur kimia)

2. Kontaminan  Eksternal (debu, uap air, udara fuel, dll)  Internal (metal keausan, dll) Akibat Degradasi akan menimbulkan:  Minyak lumas menjadi lebih kental atau lebih encer  Minyak lumas menjadi lebih hitam atau lebih pekat  Nilai TBN (Total Base Number – Angka Basa Total) menurun  Kondisi operasi mobil menjadi abnormal

Gambar 2. 4 Oli yang Kualitasnya Menurun

 Mendinginkan Panas pada permukaan logam akibat proses pembakaran dan gesekan akan terbawa sebagian oleh aliran sirkulasi minyak lumas sehingga mesin tidak overheating. Bagian mesin yang terserap panasnya antara lain: bearing, piston, valve, dan chamshaft.

Gambar 2. 5 Contoh Interval Suhu Operasional pada Salah Satu Mesin Otomotif

 Merapatkan antar komponen Untuk menyumbat dengan baik rongga-rongga yang terdapat pada dua komponen yang bergerak, misalnya pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder, sehingga tekanan kompresi relative terjaga seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. 6 Minyak Pelumas Sebagai Perapat Antara Ring Piston dan Silinder

Komposisi minyak pelumas mesin otomotif

Secara umum, minyak pelumas mesin kendaraan (otomotif), terdiri dari :  Minyak pelumas yang diproses dari minyak mentah (Base oil)  Bahan tambahan yang meningkatkan kemampuan minyak pelumas (Additive)

Bahan-bahan tambahan (Additive)

Gambar 2. 7 Ilustrasi Oli yang Murni yang Perlu Additive

Pada uraian sebelumnya bahan tambah (Additive) diberikan dalam rangkah fungsinya sebagai pembersih, Namun juga minyak pelumas murni tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mesinr. Oleh karena itu ditambah zat-zat yang memperbaiki prestasinya antara lain:

Anti karat

Untuk melindungi motor dari korosi

Detergen

Untuk melepas kerak-kerak sisa pembakaran

Anti oksidasi ( elindung hangus)

Untuk memperpanjang umur oli

Penahan tekanan tinggi

Untuk mencegah lapisan oli menjadi pecah akibat tekanan tinggi

Pengental

Untuk menahan oli menjadi encer akibat suhu yang tinggi

Jenis pelumas berdasarkan bentuk

1. Pelumas cair Pelumas jenis ini disebut juga sebagai minyak lumas yang paling banyak digunakan pada beberapa sektor, antara lain:  Minyak lumas otomotif: untuk mesin bensin dan diesel, roda gigi, transmisi

dan power steering  Minyak lumas marine: Cylinder oil, Trunk piston oil, System oil  Minyak lumas industri: Turbine oil, Hydraulic oil, Compressor oil, Refrigerator

oil, Industrial gear oil, Machine tools oil  Minyak lumas pabrikasi/Metal Working: Cutting oil, Rust prevention oil, Heat treatment oil, Electricdischarge process oil

 Regular-grade lubricating oils: Electric insulation, Process oil, Machine oil, Flushing oil.

2. Pelumas semi-padat Pelumas semi-padat, biasa disebut gemuk atau grease merupakan campuran zat pengental dan pelumas. Zat pengental yang biasa digunakan antara lain sabun logam, lempung, silicon, black-carbon, PTPE (polytetrafluoroethyle). PTPE ini digunakan apabila sistem pelumasan cair tidak mungkin diterapkan.

3. Pelumas padat Grafit, molybdenum disulfide digunakan apabila minyak lumas cair tidak dapat

memenuhi syarat seperti temperature sangat tinggi/sangat rendah, kondisi vakum yang tinggi, apabila nuklir, pembebanan ekstrim, lingkungan yang reaktif).

 Klasifikasi minyak pelumas Klasifikasi minyak pelumas mengacu pada dua standar internasional yaitu:

 Standar untuk kekentalan (viscositas) Standar kekentalan (viscositas) menggunakan Society of Automotive Engineering (SAE), dimana pada standar SAE ini meskipun banyak persyaratan yang dibutuhkan, minyak pelumas dengan kekentalan yang tinggi dapat menghasilkan oil film yang tebal di atas permukaan logam sehingga memiliki kemampuan untuk memikul beban yang relative besar, namum pada sisi lain minyak pelumas yang terlalu tinggi viscositasnya akan mengakibatkan semakin besarnya gesekan internal pada minyak pelumas sehingga meningkatkan hambatan-hambatan yang pada akhirnya akan mengurangi tenaga mesin

Untuk menyatakan kekentalannya, minyak pelumas biasanya di berikan angka, contah SAE 20, SAE 30, SAE 40, semakin besar angkanya berarti minyak pelumas semakin tinggi viscositasnya (makin kental). Di bawah ini adalah tabel yang sesuai dengan besarnya indeks angka dan keterangan penggunaannya

Tabel 2. 1Standar Viscositas

Indeks

Keterangan

SAE 10 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis SAE 20

SAE 30

Umumnya digunakan untuk kendaraan

SAE 40 SAE 50

Digunakan pada mesin yang bekerja pada temperatur tinggi

namun ada juga yang menggunakan dua batas indeks angka, minyak pelumas jenis ini disebut dengan multigrade. Minyak pelumas ini muncul untuk mengatasi perubahan viscositasnya akibat kenaikan temperature pada pemakaiannya, yaitu semakin panas viscositas minyak akan makin encer, maka untuk mengatasi hal ini minyak pelumas diberi zat tambah untuk mempertahankan viscositasnya.

Contoh SAE 30W-50 artinya huruf singkatan dari Winter (dingin) jika pada suhu dingin, indeks angka kekentalan minyak pelumas 30 (encer) tetapi jika suhunya makin panas indeks angka kekentalan minyak pelumas 50. Sehingga dapat dilustrasikan seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2. 8 Viscositas Minyak Dibandingkan dengan Temperatur

Dengan kata lain minyak pelumas multigrade mempunyai rentang kerja dengan temperature yang lebih panjang jika dibangdingkan dengan minyak pelumas single grade.

Gambar 2. 9 Rentang Temperatur Minyak Pelumas

 Standar untuk mutu (kualitas). Standar mutu (kualitas) minyak pelumas menggunakan API (American Petroleum Institute) dimana kualitasnya dan pemakaiannya tidak ditulis dalam indeks angka tetapi dalam bentuk huruf, yaitu : Huruf S (digunakan untuk mesin berbahan bakar bensin Huruf C (digunakan untuk mesin diesel), kemudian huruf kedua menyatakan tingkatan kualitasnya. Contoh: Mesin bensin : API SD………….API SJ makin kekanan kualiasnya makin bagus Mesin Diesel : API CD………….API CF makin kekanan kualiasnya makin bagus

Disamping itu indeks API juga bisa digunakan sebagai petunjuk penggunaannya seperti tabel di bawah ini:

Tabel 2. 2 Penggunaan Oli untuk Mesin Bensin

Indeks

Keterangan

SA........ Tugas ringan, untuk motor daya rendah SD

SE....... Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan SF

SG........ Tugas berat, untuk motor daya tinggi SJ

Tabel 2. 3 Penggunaan Oli untuk Mesin Diesel

Indeks

Keterangan

CA........ Tugas ringan, untuk motor daya rendah

CB CC.......

Tugas biasa, untuk kebanyakan kendaraan

CD CE.......C

Tugas berat, untuk motor “ Turbo “

Catatan

Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan muncul oli baru yang lebih baik mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.

Penggantian oli

Alasan

Dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, mutu oli akan berkurang, hal tersebut disebabkan:

1. Oksidasi

Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam minyak pelumas  timbul lumpur / endapan.

2. Kelemahan bahan tambahan

Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.

3. Kotoran

Kotoran-kotoran berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas  timbul gumpalan karbon

Interval Penggantian Oli Motor

Motor bensin : 5.000 – 10.000 km (tergantung oli motor yang digunakan) Motor Diesel : 3.000 – 6.000 km (tergantung oli motor yang digunakan)

Informasi

Tiap jenis oli motor yang diproduksi dari pabrik yang berlainan, masa pemakaian oli motor juga akan berbeda.

Pemakaian oli

Dinding silinder, cincin torak dan pengantar katup juga perlu dilumasi ! Akibatnya, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar.

Kehilangan oli : 0,1 – 1 liter / 1000 km Kehilangan oli : 0,2 – 2 liter / 1000 km

Alasan untuk pemakaian oli motor yang boros

1. Kelebihan oli dalam panci

Terjadi cipratan oleh poros engkol  dikaburkan  penghisapan melalui vebtilasi karter

2. Kebocoran keluar motor

Misal pada paking kepala silinder,sil-sil poros engkol, sakelar lampu isyarat dsb

3. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )

Pada penghantar katup Pada cincin torak

Gambar 2. 10 Kebocoran Minyak Pelumas ke Ruang Bakar

 Macam- macam sistem pelumasan Sistem pelumasan pada sepeda motor terdiri dari 2 macam yaitu  Sistem pelumasan untuk motor 2 langkah Pada sistem pelumasan motor 2 langkah komponen mesin yang dilumasi terdiri dari dua kelompok besar, yaitu : - Pelumasan untuk sistem transmisi dan kopling - Pelumasan untuk poros engkol dan dinding silinder, yang terbagi menjadi

beberapa macam yaitu:  Sistem pelumasan campur langsung

Sistem pelumasan jenis ini biasanya digunakan pada motor lama yaitu minyak pelumas langsung dicampurkan ke dalam tangki bahan bakar (bensin).

Bensin

Oli

Gambar 2. 11 Pelumasan Campur Langsung

Cara kerja :

Oli engkol langsung dengan bahan bakar pada tangki, oli dan bahan bakar ikut aliran gas ke ruang engkol dan silinder dan melumasi bagian – bagian motor sebelum campuran tersebut terbakar.

Sifat – sifat :

 Sistem pelumasan yang paling sederhana  Pemakaian oli boros, timbul polusi karena oli ikut terbakar  Dipergunakan pada motor 2 Tak kecil  Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik dengan bensin

Perbandingan campuran

Prosentase oli 2 – 4% dari bensin per liter ( lihat spesifikasi )

 Sistem pelumasan terpisah Sistem pelumasan motor 2 tak jenis ini, minyak pelumas di tempatkan pada tangki khusus (terpisah dengan tangki bensin) dan menggunakan pompa minyak pada saat mencampur.

Sistem pelumasan terpisah secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu:  Sistem pelumasan Autolube

Gambar 2. 12 Sistem Pelumasan Auto Lube

Cara kerja: Oli dipompakan dari tangki oli oleh sebuah pompa oli menuju saluran masuk (intake manifold).

 Sistem pelumasan CCI (crank Case Injection)

Gambar 2. 13 Sistem Pelumasan CCI

Cara kerja : Cara kerja seperti autolube tetapi dengan saluran oli tambahan ke banatalan poros engkol ( bercabang )

Sistem pelumasan ini dikembangkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem pelumasan campur langsung, karena Besar aliran oli tergantung pada putaran mesin dan posisi katup gas

Sistem pelumasan terpisah mempunyai sifat – sifat

Berdasarkan volume pemompaan diperoleh:  Makin cepat putaran, semakin banyak pemompaan

 Makin terbuka katup gas, semakin panjang langkah pemompaan yang diperoleh antara posisi pembatas dan pengatur posisi gas

Keuntungan  Pelumasan sesuai untuk setiap tingkat perubahan tingkat kecepatan motor

 Pemakaian oli lebih ekonomis daripada pelumasan campur langsung

 Perbandingan campuran oli dan mesin dapat diatur dengan menyetel pengatur posisi gas

Kerugian  Gangguan lebih banyak jika dibanding dengan pelumasan campuran pada

tangki  Penyetelan yang mengakibatkan kerusakan pada motor  Jumlah oli dalam tangki oli harus selalu dikontrol sebab jika oli habis motor

masih dapat hidup, tapi motor menjadi rusak karena panas dan gesekan akibat kekurangan oli

Pada pemakaiannya sistem pelumasan terpisah jenis auto lube banyak digunakan oleh Yamaha dan Kawasaki, sedangkan jenis CCI banyak digunakan Suzuki.

Kandungan yang dibutuhkan dalam oli mesin 2 Tak (langkah)

Sistem pelumasan mesin 2 langkah oil dimasukkan ke dalam pompa oli dan terbakar dalam proses, oli harus memiliki kandungan sebagai berikut :

 Tidak menghasilkan karbon bila oli terbakar, karena oli dibakar, akan menyisakan karbon setelah pembakaran melekat pada piston, cylinder head, alur ring piston dan komponen lainnya, dan menimbulkan masalah pada mesin.

 Ketahanan film oli, Piston, bersinggungan dengan dinding silinder pada putaran tinggi dan menerima pukulan kuat disetiap terjadi pembakaran disamping tekanan dan temperatur seputar 2000 C. Oli harus mampu menahan bahkan tidak menguap dalam kondisi seperti ini lapisan film tidak hilang.

 Tidak menimbulkan polusi, karena Oli mengandung bahan tambahan untuk meningkatkan unjuk kerja. Bahan tambahan tersebut harus tidak  Tidak menimbulkan polusi, karena Oli mengandung bahan tambahan untuk meningkatkan unjuk kerja. Bahan tambahan tersebut harus tidak

 Kekentalan tidak berubah drastis karena temperature, pompa oli rnengatur jumlah suplai oli mesin berdasarkan kondisi pengendaraan. Sepeda motor dipergunakan baik di daerah dingin maupun panas jadi bila jumlah suplai oli tidak diukur dan disesuaikan dengan kondisi temperatur udara maka akan terjadi suplai oli menjadi berlebihan atau kekurangan yang akan menjadikan masalah terhadap mesin. ON harus memiliki induk kekentalan tinggi sehingga perubahan kekentalan akan sangat kecil dalam merespon temperatur.

Pelumasan pada Transmisi dan kopling

Seperti penjelasan sebelumnya pelumasan pada mesin 2 langkah, oli yang dipergunakan untuk pelumasan, transmisi dan kopling berbeda dengan oli untuk pelumasan silinder dan crankshaft. Pelumasan gigi transmisi dilakukan dengan dua cara: mengaduk oli saat gigi-gigi berputar sehingga oli akan mencapai pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan seperti gigi transmisi, bearing, kopling dan komponen lainnya, atau dengan cara menggunakan pompa oli untuk menciptakan tekanan sehingga oli mencapai bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Dalam gambar menunjukkan saluran pelumasan dalam sistem pelumasan menggunakan pompa oli. Oli transmisi sebagaimana ,jenis oli lain, harus memiliki kemampuan menghambat keausan dan menyerapan panas untuk meningkatkan fungsi kopling. Di daerah beriklim dingin saat mesin dihidupkan pengemudi menggunakan gigi rendah saat kendaraan mulai bergerak maju, kadang-kadang mesin mati, hal tersebut terjadi akibat oli yang melumasi transmisi bukan tipe yang sesuai.

 Pelumasan motor 4 langkah Berbeda dengan pelumasan motor 2 langkah, pada sistem pelumasan motor 4 langkah seluruh bagian-bagian dilumasi dengan satu jenis minyak pelumas.

Sifat-sifat yang menonjol

- Pelumasan teratur dan merata - Digunakan pada motor 4T dan diesel 2T - Oli perlu diganti pada kurun waktu tertentu Misal: Motor otto setiap 4.000 Km - Motor Diesel setiap 3.000 Km Pada jenis ini tempat oli (bak oli / karter beroda menjadi satu dengan mesin jenis ini digunakan pada semua mesin sepeda motor 4 Tak. Karena konstruksi lebih praktis dan pelumasan pada semua bagian mesin lebih merata (mesin, kopling, transmisi).

Cara kerja :

Oli yang berada di bak / karter dihisap oli pompa melalui saringan oli, yang selanjutnya oli akan ditekan dan disalurkan ke bagian – bagian mesin yang membutuhkan pelumasan, antara lain: - Poros engkol dan kelengkapannya - Mekanisme katup dan kelengkapannya - Gigi – gigi persneling - Kopling dan laian – lain

Macam-macam pelumasan mesin 4 tak

Pelumasan pada mesin 4 langkah dibagi menjadi:

1. Pelumasan sistem percikkan

Metode ini minyak pelumas disimpan di dasar crankcase, kemudian diciduk dcngan adukan oli yang Aitcmpatkan pada ujung batang bcsar batang piston. Oli akan jatuh pada bagian-bagian yang mcmbutuhkan pelumasan. Sisitem ini adalah yang paling sederhana, tapi karena oli disiramkan tanpa menggunakan tekanan untuk menckan oil sampai bagian-bag ian terkecil maka sistem ini jarang dipergunakan pada sepeda motor.

2. Sistem pelumasan bertekanan

Sistem ini memerlukan tekanan oil jadi membutuhkan pompa oli untuk mensuplai oli ke bagian yang mernerlukan pelumasan. Pada sepeda motor sistem ini dibcdakan menjadi 2 jenis tergantung dari mekanisme pelumasan Dry sump dan Wet sump. Sump berarti panci oil yang terdapat pada ruangan crankshaft.

1. Jenis Dry sump Pada sistem ini. tangki oil terpisah (Jan mesin dan oil dialirkan ke bagian- bagian mesin melaiui pipa dengan bantuan pompa oli. Pada sistem Dry Sump bisa menggunakan satu atau dua pompa O i l (khusus untuk melalukan penyuplaian atau pengambilan oli.

Gambar 2. 14 Sistem Pelumasan Jenis Dry Sump

2. Jenis W et sump Dalam sistem ini tangki oli tidak dipisahkan sedangkan oli ditempatkan bagian bawah ruangan dalam mesin. Pompa oli memungkinkan oli ke berbagai bagian mesin. Pelumasan dilakukan dengan satu dari dua cara: Ujung terbesar tangkai piston dilumasi lebih dulu kemudian oli disalurkan untuk melumasi dinding silinder bagian dalam dan ujung terkecil batang piston. Di bagian lain (seperti terlihat pada gambar) jet dipergunakan untuk menyalurkan oli untuk meningkatkan pelumasan (Jet digunakan pada sepeda motor besar Suzuki).

Gambar 2. 15 Sistem Pelumasan Jenis Wet Sump

Pengelompokan berdasarkan jenis saringan.

Pelumasan dengan tekanan (Force feed) pada mesin 4 langkah, dilengkapi dengan saringan oli, baik dengan tipe full flow atau tipe divertcr flow. Sebagian besar sepeda motor Suzuki 4 langkah menggunakan pelumasan sistem wet sump dengan jenis penyaringan full flow.

Sistem penyaringan jenis ini semua oli yang dialirkan oleh pompa oli disaring dengan saringan oli sebelum disuplai ke berbagar bagian, pada proses ini oli Sistem penyaringan jenis ini semua oli yang dialirkan oleh pompa oli disaring dengan saringan oli sebelum disuplai ke berbagar bagian, pada proses ini oli

Komponen Utama sistem pelumasan

 Pompa Oli Pompa oli berfungsi memompa minyak pelumas agar mengalir keseluruh bagian (komponen) mesin yang memelukan pelumasan, dimana pompa oli digerakkan langsung oleh putaran mesin itu sendiri (melalui poros engkol dengan perantara roda gigi). Terdapat beberapa jenis pompa oli yang digunakan pada sistem pelumasan mesin 4 tak, yaitu:

- Jenis trachoid Pada pompa rotari ( trochoid ) rotor luar dan dalam yang berada dalam bodi

pompa memiliki jumlah gigi yang berbeda saling berkaitan secara eksentris. Sebuah gigi digerakkan oleh gigi penggerak yang ditempatkan di belakang kopling, memutar rotor dalam yang dihubungkan dengan as penggerak dan memutar rotor luar.

 Pembagian oli ke masing-masing pemakai

Saluran pelumasan

Sistem pelumasan seperti terlihat dalam gambar adalah tipe wet sump dengan penyaringan full flow. Oli dalam bak mengalir mclalui saringan untuk menyaring kotoran sebelum dipompakan ke atas oleh pompa oli. Oil yang sudah dipompakan dari pompa Sistem pelumasan seperti terlihat dalam gambar adalah tipe wet sump dengan penyaringan full flow. Oli dalam bak mengalir mclalui saringan untuk menyaring kotoran sebelum dipompakan ke atas oleh pompa oli. Oil yang sudah dipompakan dari pompa

Pelumasan transmisi dan bagian-bagian terkait

Pelumasan transmisi dan bagian-babian terkait dilakukan dengan mengambil oli yang mengalir melalui saluran oli yang ada dalam crankshaft dan meneruskan saluran yang menuju drivershaft dan countershaft. Oli kemudian mengalir melalui lubang kecil yang berada di as pada posisi bearing dan gear, dan disalurkan untuk melumasi gigi transmisi dan bagian- bagian lain. Oli pada countershaft, sebagaimana terlihat dalam gambar dikirim ke kopling dimana akan melumasi bagian-bagian kopling.

Pelumasan crankshaft dan bagian-bagian terkait