lxxxviii
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian epidemiologi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Dipilih desain ini dengan pertimbangan
karena tidak adanya catatan kesehatan khususnya tentang gangguan fungsi paru pada pekerja pengecatan mobil. Pertimbangan lain adalah dari segi biaya,
tenaga dan waktu yang terbatas, sehingga desain cross sectional dipandang yang paling tepat.
Dengan desain ini baik variabel bebas maupun variabel terikat diobservasi sekaligus pada suatu saat yang sama
56,57
. Inti dari pendekatan cross sectional adalah penggolongan orang-orang secara serentak baik menurut pemaparan
maupun menurut penyakit
58
. Penelitian dengan desain cross sectional ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pengukuran faktor risiko dan efek dilakukan satu kali
b. Tidak ada gangguan fungsi paru
c. Ada gangguan fungsi paru Faktor Risiko
a. Ada gangguan fungsi paru Ya
Tidak
lxxxix Gambar 4.1
Rancangan Penelitian Cross Sectional
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi a. Populasi rujukan
Populasi rujukan dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pengecatan mobil di kota Semarang. Definisi dari pekerja pengecatan
mobil ini adalah orang yang bekerja pada bengkel pengecatan mobil bukan industri karoseri, pekerja tersebut melakukan
rangkaiantahapan aktivitas pengecatan yang sama. Pekerja tersebut pekerja pengecatan yang sering disebut dengan sebutan “tukang”
bukan kenek. b. Populasi studi
Adalah semua pekerja pengecatan mobil di kota Semarang dari 15 bengkel pengecatan mobil dengan pekerja pengecat sebanyak 123
orang. 2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari pekerja pengecatan mobil di wilayah kota Semarang atau sebagian dari populasi studi yang memenuhi kriteria inklusi.
a. Besar sampel minimal Dihitung dengan rumus besar sampel untuk studi cross sectional
54
, yaitu :
d. Tidak ada gangguan fungsi paru
60
xc Z
2 1-
α2
. p. q n = ----------------------------
d
2
n = jumlah sampel Z
2 1-
α2
= Statistik Z pada tingkat kemaknaan α 1,96
p = perkiraan proporsi prevalensi penyakit pada populasi dari penelitian
terdahulu di kota Semarang adalah 30 d = nilai presisi absolut yang diinginkan 10
Dengan rumus tersebut diperoleh besar sampel 80,6 orang yang dibulatkan menjadi 81. Selanjutnya jumlah sampel ditambah 10
sebagai cadangan, sehingga jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 90 pekerja.
b. Cara pengambilan sampel Karena karakteristik tipe bengkel pengecatan dari populasi studi yang
hampir homogen, yaitu dari jenis bengkel pengecatan mobil skala menengah bukan industri karoseri, serta tersedia sampling frame,
maka dipilih cara simple random sampling untuk pengambilan sampel. Adapun cara pengambilan dari metode ini dengan mengunakan undian.
3. Kriteria inklusi • Usia kurang dari 40 tahun, dengan asumsi umur diatas 40 tahun
pada umumnya terdapat gangguan fungsi paru walaupun tidak terjadi keterpaparan terhadap pencemaran udara
12
. • Bekerja pada pengecatan mobil sebagai pekerjaan utama. Yang
dimaksud dengan pekerjaan utama adalah pekerjaan yang dijalani
xci selama 8 jam perhari atau 40 jam per minggu. Pekerjaan utama
dimasukkan sebagai kriteria inklusi untuk mendapatkan pekerja dengan jenis paparan yang hampir seragam.
4. Kriteria eksklusi • Sedang sakit saluran pernafasan. Kriteria ini dimaksudkan agar
tidak mengganggu dalam pengukuran variabel fungsi paru, yaitu ketika responden harus meniup spirometer. Kriteria ini ditentukan
dengan pemeriksaan pendahuluan oleh dokter. • Jika pekerja mempunyai pekerjaan lain yang berisiko terhadap
kejadian pneumoconiosis, yaitu pekerja yang banyak terpapar partikel akibat pekerjaanya.
• Tidak bersedia menjadi subyek penelitian
C. Alat Ukur