xxv masyarakat purbalingga yang tidak mendukung adanya perilaku seks
sebelum menikah, dimungkinkan hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan dan sikap remaja yang menurut L. Green
diprediksi sebagai faktor predisposing
perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi. Memang pada usia remaja rawan terjadi kehamilan yang tidak
dikehendaki dan aborsi. Disamping karena faktor risiko yang tinggi terjadi kematian saat melahirkan, juga dapat memungkinkan siswa melakukan
aborsi karena mereka tidak siap menghadapi kehamilan tersebut. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa untuk langkah awal pencegahan
dan peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja memerlukan peran serta orang tua juga guru sebagai faktor
reinforcing
11
. Oleh karena itu peneliti menganggap faktor-faktor penyebab perilaku
negatif terhadap kesehatan reproduksi remaja diatas, penting untuk diteliti. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan
reproduksi remaja yaitu mencakup faktor predisposing
adalah pengetahuan dan sikap remaja, faktor
enabling adalah akses terhadap informasi, serta
faktor reinforcing
meliputi keluarga, guru dan teman sebaya. Dengan adanya ketiga faktor tersebut menurut L. Green, menyatakan bahwa tidak
ada sebuah perilaku atau aksi tunggal yang disebabkan oleh hanya satu faktor. Semua rencana untuk mempengaruhi perilaku harus
dipertimbangkan ketiga faktor kausal tersebut
11
.
B. Perumusan Masalah
Banyaknya faktor-faktor yang menjadi sebab adanya hubungan seks di usia dini, kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi serta minimnya
informasi yang tepat dan benar tentang kesehatan reproduksi, maka dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut :
xxvi ” Faktor-faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi praktek kesehatan
reproduksi remaja di SMA Negeri 1 Purbalingga Kabupaten Purbalingga?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi praktek
kesehatan reproduksi remaja di SMA Negeri 1 Purbalingga Kabupaten Purbalingga.
2. Tujuan khusus: a Menganalisis pengaruh pengetahuan remaja dengan praktek remaja
tentang pubertas, penyakit IMS, kehamilan tidak dikehendaki KTD dan aborsi.
b Menganalisis pengaruh sikap remaja dengan praktek remaja tentang pubertas, penyakit IMS, kehamilan tidak dikehendaki KTD dan
aborsi. c Menganalisis pengaruh akses informasi dengan praktek remaja
tentang pubertas, penyakit IMS, kehamilan tidak dikehendaki KTD dan aborsi.
d Menganalisis pengaruh orang tua dengan praktek remaja tentang pubertas, penyakit IMS, kehamilan tidak dikehendaki KTD dan
aborsi. e
Menganalisis pengaruh guru dengan praktek remaja tentang pubertas, penyakit IMS, kehamilan tidak dikehendaki KTD dan
aborsi.
xxvii
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi keilmuan Kesehatan Masyarakat khususnya bidang Promosi Kesehatan agar dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang
lebih mendalam lagi.
2.
Bagi SMA 1 Purbalingga diharapkan dapat menjadi acuan kurikulum pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi, sehingga dapat
dimasukan dalam kurikulum sekolah.
3.
Bagi Masyarakat Dengan mengetahui pendidikan kesehatan reproduksi yang efektif bagi
orang tua, masyarakat dapat segera mengambil langkah dalam rangka memberikan informasi kesehatan reproduksi pada anak remaja.
4.
Bagi Instansi Kesehatan dan lain yang terkait dalam bidang KRR, kiranya dapat memanfaatkan informasi dari hasil penelitian ini sebagai
bahan perencanaan dan penyuluhan kesehatan, dalam rangka pembangunan masyarakat yang berkualitas.
E. Ruang Lingkup Penelitian