Komposisi Polivinil Siloksan Stabilitas Dimensi Bahan Cetak Polivinil Siloksan

2.2 Polivinil Siloksan

Polivinil siloksan atau turut dikenal sebagai bahan cetak elastomer silikon adisi adalah bahan cetak yang dikembangkan sebagai alternatif kepada bahan cetak polisulfid dan silikon kondensasi. Dalam proses polimerisasi terjadi pembentukan ikatan silang dengan kumpulan vinil menghasilkan rubber silicon yang stabil. Bahan cetak silikon adisi tidak menghasilkan bahan samping by-product yang dapat menguap dan menyebabkan shrinkage seperti pada bahan cetak silikon kondensasi. 1,3 Bahan cetak polivinil siloksan mempunyai nilai perubahan stabilitas dimensi yang paling kecil 0.05 berbanding bahan cetak elastomer yang lain dan juga bahan cetak hidrokoloid. Sebagian bahan cetak silikon adisi memproduksi gas hidrogen yang terhasil dari reaksi sekunder. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa produsen memasukkan unsur paladium untuk menghalang pelepasan gas hidrogen. 3

2.2.1 Komposisi Polivinil Siloksan

Bahan cetak elastomer polivinil siloksan terdiri dari dua pasta yaitu base dan katalis accelerator . Setiap pasta mengandung likuid silikon prepolimer dan filler . Filler yang digunakan adalah amourphous silica atau flurokarbon berfungsi menambah ukuran dan memperbaiki sifat pasta. Pasta katalis mengandung polidimetil siloksan dengan gugus terminal vinyl dan juga asam kloroplatinik chloroplatinic acid sebagai katalis sedangkan pasta base mengandung polimetil hidrogen siloksan. Dalam polivinil siloksan juga ditambahkan surfaktan sebagai agen hidrofilik serta agen pewarna untuk membedakan pasta base dan katalis. 1,2.11 Bahan cetak polivinil siloksan tersedia dalam empat viskositas tergantung pada jumlah bahan filler yang terkandung dalam bahan cetak tersebut. 22 Kedua-dua pasta ini dicampur dalam jumlah yang sama sehingga terjadi reaksi adisi diantara gugusan vinil dengan hidrogen tanpa menghasilkan bahan samping byproduct . Reaksi setting adalah seperti berikut: 11 Hidrogen mengandung siloksan + vinil terminal siloksan + asam kloroplatinik  karet silikon silikon rubber . CH 3 CH 3 Si H + CH 2 = CH Si + H2PtCl6 CH 3 CH 3 CH 3 CH3 Si CH2 CH 2 Si CH 3 CH 3 Polivinil siloksan Gambar 1. Pembentukan ikatan silang polivinil siloksan dengan katalis asam kloroplatinik Gugusan vinil siloksan bersifat difungsional sedangkan hidrogen yang mengandung siloksan bersifat multifungsional. Oleh karena tidak ada byproduct air atau etanol yang menguap sewaktu proses polimerisasi ini, perubahan dimensi yang terjadi adalah minimal. Peningkatan temperatur akan memperpanjang proses reaksi dan memperpendek waktu setting. Hampir semua bahan cetak silikon adisi mempunyai surfaktan dan bersifat hidrofilik dengan membentuk sudut kontak 20 hingga 40 . 11

2.2.2 Stabilitas Dimensi Bahan Cetak Polivinil Siloksan

Keakurasian hasil cetakan tergantung pada stabilitas dimensinya. Semua bahan cetak elastomer akan mengalami sedikit kontraksi sewaktu polimerisasi karena adanya reduksi volume spatial apabila terjadi ikatan-silang. Bahan cetak seperti polieter bersifat kurang hidrofobik dan dapat menyerap atau kehilangan air apabila diletakkan di lingkungan lembab atau lingkungan dengan temperatur yang sentiasa berubah-ubah. 2 Menurut Chee dan Donovan yang dikutip oleh Michael 1998, bahan cetak polivinil siloksan mempunyai stabilitas dimensi yang paling baik diantara bahan cetak elastomer lain. Pengerutan shrinkage yang terjadi adalah disebabkan proses polimerisasi yang terus berlangsung setelah 3 menit cetakan dikeluarkan dari rongga mulut. 2 Kestabilan dimensi yang diperlihatkan dari bahan cetak polieter dan polivinil siloksan membenarkan hasil cetakan dari bahan ini tidak perlu langsung diisi dengan gips stone. Hal ini karena bahan cetak polivinil siloksan tidak rentan terhadap perubahan kelembaban lingkungan. Selain itu, bahan ini juga tidak mengalami reaksi khemis tambahan atau menghasilkan bahan samping. Die stone yang diperoleh dari pengecoran semula hasil cetakan polivinil siloksan tujuh hari kemudian menunjukkan keakurasian yang sama seperti die stone dengan pengecoran pertama. 20,22 Koefisien linier kontraksi termal adalah relatif tinggi bagi semua bahan cetak elastomer. Apabila bahan cetak dikeluarkan dari mulut, terjadi pengerutan shrinkage pada hasil cetakan disebabkan penurunan temperatur dari temperatur tubuh manusia ke temperatur lingkungan. Bahan cetak dengan viskositas rendah memperlihatkan perubahan dimensi yang paling besar 0,02-0,05 karena kandungan bahan filler yang kurang. 2

2.2.3 Penggunaan Polivinil Siloksan dalam Kedokteran Gigi