Menurut Chee dan Donovan yang dikutip oleh Michael 1998, bahan cetak polivinil siloksan mempunyai stabilitas dimensi yang paling baik diantara bahan
cetak elastomer lain. Pengerutan shrinkage yang terjadi adalah disebabkan proses polimerisasi yang terus berlangsung setelah 3 menit cetakan dikeluarkan dari rongga
mulut.
2
Kestabilan dimensi yang diperlihatkan dari bahan cetak polieter dan polivinil siloksan membenarkan hasil cetakan dari bahan ini tidak perlu langsung diisi dengan
gips stone. Hal ini karena bahan cetak polivinil siloksan tidak rentan terhadap perubahan kelembaban lingkungan. Selain itu, bahan ini juga tidak mengalami reaksi
khemis tambahan atau menghasilkan bahan samping.
Die stone
yang diperoleh dari pengecoran semula hasil cetakan polivinil siloksan tujuh hari kemudian menunjukkan
keakurasian yang sama seperti die stone dengan pengecoran pertama.
20,22
Koefisien linier kontraksi termal adalah relatif tinggi bagi semua bahan cetak elastomer. Apabila bahan cetak dikeluarkan dari mulut, terjadi pengerutan
shrinkage
pada hasil cetakan disebabkan penurunan temperatur dari temperatur tubuh manusia ke temperatur lingkungan. Bahan cetak dengan viskositas rendah memperlihatkan
perubahan dimensi yang paling besar 0,02-0,05 karena kandungan bahan
filler
yang kurang.
2
2.2.3 Penggunaan Polivinil Siloksan dalam Kedokteran Gigi
Bahan cetak elastomer silikon adisi polivinil siloksan dipergunakan di kedokteran gigi untuk pengambilan cetakan fixed dan removable partial denture seperti crown
atau bridge dikarenakan sifat keakuratannya, stabilitas dimensi dan pemanipulasian yang relatif mudah.
2,3,6
Bahan cetak silikon adisi menunjukkan peningkatan keakurasian dibandingkan dengan silikon kondesasi. Hal ini disebabkan oleh adanya
reaksi polimerisasi yang mengeliminasi
by-product
yaitu alkohol yang menyebabkan shrinkage.
6
Bahan cetak silikon adisi juga mempunyai sifat elastisiti yang baik dan menunjukkan pengerutan
shrinkage
yang sangat rendah selama penyimpanan. Pada tahun 2002, Thongthammachat dkk, membandingkan ketepatan hasil cetakan diantara
bahan cetak elastomer polieter dan silikon adisi yang menunjukkan bahwa bahan cetak silikon adisi lebih baik dalam kestabilan dimensinya dari pada bahan cetak
elastomer polieter.
6
Oleh sebab itu, bahan cetak silikon adisi turut digunakan pada kasus dimana hasil cetakan tidak boleh langsung dicor setelah pencetakan.
22
Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan menggunakan bahan cetak polivinil siloksan. Keuntungan
Kerugian Hasil cetakan akurat,
shrinkage
kecil Hidrofobik perlu ditambah surfaktan
Detail permukaan yang baik setting dihambat oleh bahan astrigen
sulfur,
heavy metal
Sangat elastic Harga mahal
Stabilitas dimensi yang baik Mengeluarkan hidrogen menyebabkan
permukaan cetakan bergelembung.
Non-toksik dan non-iritan 2.3 Bahan Desinfektan
Hasil cetakan yang terkontaminasi darah dan saliva dapat menjadi satu sumber penyebaran infeksi silang. Hal ini karena cetakan yang terkontaminasi darah dan
saliva ini mengandung virus dan bakteri patogen. Walaupun kebanyakan agen infeksi seperti virus HIV human immunodeficiency virus tidak dapat bertahan lama di luar
tubuh manusia, namun terdapat juga agen infeksi yang dapat bertahan lama di luar tubuh manusia selama beberapa hari seperti virus hepatitis. Mikroorganisme patogen
yang dapat bertahan ini dapat berpindah kepada model sewaktu pengisian gypsum ke cetakan. Oleh itu, desinfeksi cetakan telah menjadi satu hal yang rutin dilakukan
untuk menghindarkan infeksi silang.
3,5
Desinfeksi adalah suatu proses menghilangkan sebagian atau seluruh mikroorganisme patogen tetapi tidak membunuh semua bentuk mikroba seperti
bakteri endospora. Bahan yang mempunyai kemampuan melakukan desinfeksi
disebut desinfektan.
23
Setelah cetakan dikeluarkan dari mulut pasien,cetakan harus dibilas dengan air untuk menghilangkan debris, darah, saliva dan juga kotoran lain.
Kemudian bahan desinfektan disemprot ke permukaan cetakan atau cetakan direndam dalam bahan desinfektan tersebut. Untuk bahan cetakan yang mudah mengalami
distorsi,metode penyemprotan lebih dianjurkan. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan menggunakan metode ini antaranya adalah yang pertama, bahan
desinfektan yang disemprot mengeluarkan partikel-partikel khemis ke udara yang dapat diinhalasi oleh dokter gigi, asisten ataupun pasien. Kedua, bahan desinfektan
tidak mengenai seluruh permukaan cetakan apabila cetakan itu mempuyai daerah- daerah undercut. Hal sebaliknya terjadi jika desinfeksi dilakukan dengan metode
perendaman dimana hasil cetakan dapat mengembang sehingga tidak akurat lagi. Hal in terjadi karena cetakan cenderung menyerap air apabila direndam dalam air
imbibisi.
3
Setiap bahan cetak berbeda karena komposisinya yang berbeda. Oleh itu setiap bahan cetak ini memerlukan larutan desinfektan dan prosedurnya tersendiri mengikut
kesesuaian. Ada beberapa jenis cairan yang dapat dipakai sebagai bahan desinfektan dalam bentuk semprot maupun cairan rendam seperti,
3.6
a.
Chlorine solution
, cenderung berbahaya untuk kulit,mata dan lain sebagainya,dapat memutihkan pakaian,mempunyai bau yang kurang
menyenangkan dan sangat korosif terhadap logam. b.
Aldehyde solution
, mempunyai bau yang mencekik dan iritasi terhadap kulit dan mata.Produk-produk komersial biasanya dibuat dari cairan berbasis
glutaraldehyde
daripada cairan berbasis
formaldehyde
.
Glutaraldehyde
2 merupakan desinfektan pilihan.
c.
Iodine solution
atau iodophors 1
d. Phenols
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektifnya perendaman di dalam larutan desinfektan dalam membunuh kuman. Faktor-faktor ini antaranya adalah:
23
1. Tipe mikroorganisme yang hendak didesinfeksi.
2. Konsentrasi mikrorganisme yang mengkontaminasi.
3. Konsentrasi desinfektan.
4. Lamanya perendaman dalam larutan desinfektan.
5. Jumlah bioburden atau eksudat mengkontaminasi.
Efek desinfektan pada keakurasian dan stabilitas dimensi bahan cetak masih dipelajari secara meluas. Pedoman pemakaian bahan desinfektan yang sesuai
mengikut bahan cetak dapat dilihat pada tabel berikut:
3,21
Tabel 3. Pedoman memilih bahan desinfektan mengikut kesesuaian bahan cetak.
3,21
Bahan cetak Desinfektan Dianjurkan
Waktu perendaman
Alginate agar hidrokoloid
1:10 sodium hypochlorite,1: 213 iodophors
10-30 menit
Polisulfid 1:10 sodium hypochlorite,1:213
iodophors,glutaraldehydes,complex phenolics
10-30 menit
Silikon adisi dan kondensasi
1:10 sodium hypochlorite,1:213 iodophors,glutaraldehydes,complex
phenolics 10-30 menit
Polieter 1:10 sodium hypochlorite,1:213
iodophors,glutaraldehydes,complex phenolics
10 menit atau semprot
Compound 1:10 hypochlorite,1:213 iodophors
10-30 menit Zinc oxide eugenol
1:213 iodophors,glutaraldehydes 10-30 menit
2.4 Tanaman Herbal