Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau Kebijakan Dan Standar Ruang Terbuka Hijau

12

2.3.2 Ruang Terbuka Hijau Privat

Ruang terbuka hijau RTH Privat adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan milik individual atau pribadi serta dikelola oleh pihak swasta perseorangan yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah daerah. Yang termasuk RTH Privat adalah halaman rumah milik swasta masyarakat yang ditanami tumbuhan.

2.4 Nilai-Nilai Ruang Terbuka Hijau

Wijanarko 2006 mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam RTH meliputi nilai ekologis dan alam, nilai psikologis, nilai sosial-budaya serta nilai estetika. Nilai ekologis dari RTH adalah sebagai tempat yang menyediakan udara segar, menyerap gas karbondioksidaCO 2 , menahan angin dan dapat mengurangi tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan ataupun sumber lainnya. Nilai psikologis dari RTH adalah sebagai tempat berkumpul keluarga, tempat bermain anak-anak, serta dapat dijadikan sebagai tempat untuk melepaskan lelah atau stress. Nilai sosial-budaya yang terkandung dalam RTH adalah sebagai tempat atau ruang untuk interaksi sosial antar masyarakat sehingga nilai sosial dapat tumbuh dan berkembang pada RTH. Nilai estetika dari ruang terbuka hijau adalah dengan adanya berbagai jenis vegetasi yang ditata dengan rapi dapat menciptakan kenyamanan visual. Adanya variasi tanaman mulai dari rumput-rumputan hingga pohon tinggi dapat menambah nilai estetika pada RTH.

2.5 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau

Menurt Rubenstein 1992, mengemukakan bahwa fasilitas elemen pendukung RTH sebagai berikut: a. Ground Cover, adalah elemen utama sebagai penutup tanah berupa tekstur, material. Adapun dari segi material dibedakan atas 2 dua,yakni:  Material Keras : batu-bata, paving, aspal  Material Lunak : rumput dan tanah liat Universitas Sumatera Utara 13 b. Bangku tempat duduk, diperlukan untuk beristirahat atau bersantai menikmati suasana taman. Bangku dapat dibuat dari besi, kayu, batu atau beton dan memiliki sandaran. Umumnya bangku yang baik memiliki ketinggian 37,5 - 45cm. c. Tanaman peneduh, berfungsi sebagai peneduh terhadap sinar matahari dan hujan, mengurangi kebisingan, polusi kendaraan bermotor, dan memperindah kawasan. d. Tempat sampah, merupakan prasarana dalam menjaga kebersihan lingkungan taman. e. Jam, apabila ditempatkan pada posisi yang tepat dapat menjadi landmark di taman. f. Lampu, dimana berfungsi sebagai penerangan bagi pengguna ruang terutama pada malam hari. g. Sculpture, berfungsi sebagai penambah estetika dan vocal point menarik perhatian mata. Contohnya: patung, air mancur.

2.6 Kebijakan Dan Standar Ruang Terbuka Hijau

Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengharuskan proporsi ruang terbuka hijau sebanyak 30 dengan rincian sebesar 20 ruang terbuka hijau publik, dan 10 ruang terbuka hijau privat dari luas wilayahnya. Proporsi 30 merupakan ukuran minimal untuk menjamin ekosistem kota. Standar kebutuhan RTH menurut peraturan menteri pekerjaan umum No.05PRTM2008 berdasarkan jumlah penduduk dapat dibagi kedalam beberapa unit lingkungan. Penyediaan RTH berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 2.3. Universitas Sumatera Utara 14 Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk No. Unit Lingkungan Tipe RTH Luas MinUnit m 2 Luas MinKa pita m 2 Lokasi 1 250 jiwa Taman RT 250 1,0 Di tengah lingkungan RT 2 2500 jiwa Taman RW 1250 0,5 Di pusat kegiatan RW 3 30.000 jiwa Taman Kelurahan 9000 0,3 Dikelompokkan dengan sekolahpusat kelurahan 4 120.000 jiwa Taman kecamatan 24.000 0,2 Dikelompokkan dengan sekolahpusat kecamatan Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar 5 480.000 jiwa Taman Kota 144.000 0,3 Di pusat wilayahkota Hutan Kota Disesuaikan 4,0 Di dalamkawasan pinggiran Untuk fungsi tertentu Disesuaikan 12,5 Disesuaikan dengan kebutuhan Sumber: Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008

2.7 Kebijakan Pada Rumah Susun