25
perpustakaan dapat menghemat biaya pembelian. Hadiah hanya diterima bila memenuhi persyaratan yang ditetapkan perpustakaan apabila perpustakaan telah
meneliti dengan seksama subjek koleksi hadiah tersebut dikaitkan dengan tujuan perpustakaan. Menurut Lasa 2007, 63 untuk memperoleh hadiah atau
sumbangan, perpustakaan harus aktif memperkenalkan diri dan mencari peluang untuk bisa memperoleh hadiah. .
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan merupakan rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang
sekaligus berdasarkan peraturan kebijakan pengadaan bahan pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati pengguna perpustakaan.
2.3.4 Klasifikasi Bahan Pustaka
Menurut Tairas 1995 klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas
atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Dalam bidang perpustakaan pengertian klasifikasi adalah penyusunan
sistematis terhadap buku dan bahan pustaka lain, atau catalog, atau entri indeks berdasarkan subyek dalam cara yang berguna bagi mereka yang membaca atau
mencari informasi Sulistyo-Basuki, 1991. Berdasarkan uraian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa klasifikasi
mempunyai fungsi sebagai tata penyusunan serta pengelompokkan buku dan bhan pustaka di jajaran rak penyimpanan koleksi dan sebagai sarana penyusunan entri
bibliografis pada katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis
2.3.5 Sistem Klasifikasi
Ada beberapa sistem klasifikasi, diantaranya adalah: 1. Sistem Artifisial
26
Sistem ini adalah mengelompokkan bahan pustaka berdasarkan ciri atau sifat-sifat lainnya, misalnya pengelompokkan menurut pengarang, atau
berdasarkan cirri fisiknya ukuran, warna sampul, dan sebagainya. 2. Klasifikasi Utility
Pengelompokkan bahan pustaka di berdasarkan kegunaan dan jenisnya.Misalnya, buku bacaan anak di bedakan dengan bacaan
dewasa.Buku pegangan siswa di sekolah di bedakan dengan buku pegangan guru.
3. Klasifikasi Fundamental
Pengelompokkan bahan pustaka berdasarkan cirri subyek atau isi pokok persoalan yang di bahas dalam suatu buku. Pengelompokkan bahan
pustaka berdasarkan sistem ini beberapa keuntungan, di antaranya: a.
Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hamper sama, letaknya berdekatan.
b. Dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai
koleksi yang dimilki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.
c. Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut
subyeknya d.
Memudahkan pembuatan bibliografi atau weeding koleksi e. Membantu penyiangan atau weeding koleksi
Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil, dalam sistem tersebut buku di kelompokkan berdasarkan subyek,
sehingga memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi. DDC Dewey Decimal Classification merupakan salah satu klasifikasi fundamental.
Berikut merupakan hal yang penting berkaitan dengan klasifikasi bahan pustaka dalam artikel klasifikasi bahan pustaka menurut Gatot Subrata 2009
1. Analisis Subyek Sebelum melakukan klasifikasi terhadap bahan pustaka, analisis subyek
merupakan kegiatan utama dalam proses pengklasifikasian. Kegiatan analisis subyek ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan
memerlukan kemampuan intelektual, karena disinilah ditentukan pada
27
subyek apa suatu bahan pustaka di tempatkan atau menetapkan isi bahan pustaka.
2. Jenis Subyek Dalam kegiatan analisis subyek, ada bermacam-macam jenis subyek bahan
pustaka yang secara umum dapat di kelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:
a. Subyek Dasar Subyek dasar hanya terdiri atas satu disiplin atau subdisiplin ilmu
saja.Misalnya, pengantar ilmu hokum, yang menjadi subyek dasarnya adalah “hukum”.
b. Subyek Sederhana Hanya terdiri atas satu faset yang berasal dari satu subyek dasar.
Misalnya, Agama di Indonesia, terdiri atas subyek dasar Agama dan faset tempat Indonesia.
c. Subyek Majemuk Subyek majemuk terdiri atas subyek dasar disertai fokus-fokus dari
dua faset atau lebih. Misalnya, Hukum Perkawinan di Indonesia, di sini ada satu subyek dasar, yaitu Hukum dan dua faset, yaitu
Hukum Perkawinan faset jenis dan Indonesia faset tempat.
d. Subyek Kompleks Subyek kompleks yaitu bila ada dua atau lebih subyek dasar yang
berinteraksi antara satu sama lain. Misalnya, Pengaruh Filsafat terhadap Ilmu Kalam, di sini terdapat dua subyek dasar, yaitu
Filsafat dan Ilmu Kalam.
Untuk menentukan subyek yang mana yang akan diutamakan dalam subyek kompleks ini perlu diketahui hubungan interaksi antara subyek tersebut,
yang disebut dengan istilah fase. Dalam subyek kompleks terdapat empat fase yaitu:
1. Fase Bias Suatu subyek yang disajikan untuk kelompok tertentu.Dalam hal ini
subyek yang diutamakan adalah subyek yang disajikan. Misalnya: Komputer untuk Perpustakaan, subyek yang diutamakan adalah
Komputer. 2. Fase alat
Subyek yang digunakan sebagai alat untuk menjelaskan atau membahas subyek lain. Dalam hal ini subyek yang diutamakan adalah subyek yang
dibahas atau dijelaskan. Misalnya: Penggunaan Analisis Statistik terhadap Keberhasilan Program KB di Indonesia, di sini yang diutamakan adalah
KB.
28
3. Fase Perbandingan Fase perbandingan dalam satu bahan pustaka terdapat berbagai subyek
tanpa ada hubungannya antara satu dengan yang lain. Untuk menentukan subyek mana yang akan diutamakan ada beberapa pedoman:
a. Pada subyek yang dibahas lebih banyak.Misalnya, Islam dan politik, jika Islam lebih banyak dibahas, maka diutamakan
subyek Islam. b. Pada subyek yang disebut pertama kali. Misalnya, Hukum Islam
dan Masyarakat Jawa, ditetapkan pada Hukum Islam karena disebut pertama kali.
c. Pada subyek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemakai perpustakaan. Misalnya, Hukum Islam dan Kedokteran,
di perpustakaan Fakultas Hukum akan ditempatkan pada subyek Hukum dan bila di perpustakaan Fakultas Kedokteran akan
ditempatkan pada subyek Kedokteran.
2.3.6 Dewey Decimal Classification DDC