1. Diagram Alir Tahap Penelitian

4.3.1 Profil Responden

4.3.1.1 Contoh Profil Responden

Di bawah ini adalah salah satu contoh profil responden : Nama

: H. Ir. Bambang Nusantoro ,MM

Alamat : Jl. Kahuripan Selatan II No. 26 RT 002 / XII

,Sumber ,Surakarta

Tempat, tanggal lahir

: Surakarta, 22 Agustus 1951

Umur

: 60 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Pendidikan Terakhir

: S2

Nama Perusahaan

: PT Adi Nugroho Konstruksido

Alamat Perusahaan

: Jl. Bima I ,Serengan ,Surakarta

Lama Kerja di Konstruksi : 20 (dua puluh) tahun

4.3.1.2 Umur Responden

Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan umur responden :

Gambar 4.1. Grafik Umur Responden

Berdasarkan gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata terbanyak dari responden yang mengisi kuisioner adalah para staf berumur 31-40 tahun, yang berarti

commit to user

responden yang mengisi kuisioner telah memiliki pengalaman yang cukup. Dalam pelaksanaan proyek, dengan pengalaman tersebut diharapkan pengisian kuisioner menjadi lebih mengarah kepada tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.

4.3.1.3 Jenis Kelamin Responden

Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan jenis kelamin responden :

Gambar 4.2. Grafik Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan Gambar 4.2 Grafik Jenis Kelamin Responden dapat diketahui bahwa sebagian besar orang yang berkecimpung di bidang konstruksi khususnya proyek jalan berjenis kelamin laki-laki. Hanya sebagian kecil saja prosentase yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini dikarenakan banyaknya risiko pekerjaan di proyek jalan dan juga lebih cocok dikerjakan oleh laki-laki, serta hanya sedikit perempuan yang mempunyai minat bekerja di bidang konstruksi.

4.3.1.4 Pendidikan Terakhir Responden

Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan pendidikan terakhir responden :

Gambar 4.3. Grafik Pendidikan Terakhir Responden

commit to user

Berdasarkan Gambar 4.3 Grafik Pendidikan Terakhir Responden dapat diketahui bahwa minimal pendidikan terakhir responden adalah lulusan S1 (sarjana). Oleh karena itu, diharapkan dalam pengisiannya menjadi lebih sesuai dan mampu mencapai sasaran atau tujuan penelitian. Hal ini didasarkan pada kemampuan responden dengan latar belakang pendidikan S1 memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik, jika dibandingkan dengan responden yang mempunyai latar belakang pendidikan kurang dari S1.

4.3.1.5 Grade Perusahaan Responden

Di bawah ini merupakan grafik yang menunjukkan grade perusahaan responden :

Gambar 4.4. Grafik Grade Perusahaan Responden

Berdasarkan Gambar 4.4 Grafik Grade Perusahaan Responden dapat diketahui bahwa dari total 15 perusahaan responden yang dipakai, sebagian besar adalah perusahaan dengan grade sedang, yakni 9 perusahaan. Perusahaan konstruksi dengan grade sedang yaitu perusahaan dengan batas nilai satu pekerjaan lebih dari Rp. 1 – Rp. 10 milyar serta memiliki kekayaan bersih Rp. 1 – Rp. 10 milyar (LPJK, 2006). Karena perusahaan responden yang dipakai sebagian besar adalah perusahaan dengan grade sedang dan besar maka diharapkan hasil penelitian menjadi lebih valid, karena pengalaman kerja pada grade sedang dan besar lebih banyak, dan mendukung untuk pengisian kuesioner

commit to user

yang nyata sesuai dengan pengalaman proyek khususnya proyek jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya dan sekitarnya.

4.3.2 Data Jawaban Kuesioner

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kuesioner, maka diperoleh data berupa jawaban dari 30 responden. Jawaban-jawaban tersebut telah disajikan dalam tabel-tabel yang menunjukkan skor dari setiap jawaban yang diberikan oleh responden.

Di bawah ini merupakan tabel-tabel data jawaban untuk semua titik pengamatan, yakni impact (pengaruh) pada tabel 4.3, probability (kemungkinan terjadi) pada tabel 4.4, dan cara penanganan risiko (respons) pada tabel 4.5. Masing-masing memiliki 10 elemen, namun pada tabel di bawah hanya akan ditampilkan 3 elemen sebagai contoh. Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner – Impact (pengaruh)

No Nama

Perusahaan

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi 3. Risiko Politik

1a T1

2a T2 3a 3b T3 1

Bambang Nusantoro

PT Adi Nugroho

4 4 3 3 5 5 10 2 Bambang Rio .W

CV Banu

3 3 3 3 1 1 2 3 Didik H

CV Karya Makmur

4 4 4 4 3 4 7 4 Joko Budiyanto

CV Tri Manunggal Karya

4 4 4 4 3 4 7 5 Susi

PT Panca Darma

5 5 4 4 2 3 5 6 Agus

PT Panca Darma

5 5 3 3 1 1 2 7 Tri W. Kosasih

PT Yatnosons

4 4 4 4 3 1 4 8 Santoso

CV Subur

4 4 3 3 2 1 3 9 Harsono

CV Subur

4 4 3 3 1 2 3 10 Soemarno

CV Lima Putra

4 4 4 4 2 1 3 11 Juwanto

CV Lima Putra

4 4 3 3 1 2 3 12 Purwo Hesti

CV Lima Putra

4 4 3 3 1 1 2 13 Fitri Purwaningsih

CV Tri Manunggal Karya

4 4 4 4 2 1 3 14 Yoga Hardiwiyanto

PT Kenanga Mulya

4 4 3 3 1 2 3 15 Tugiman

CV Karya Makmur

5 5 4 4 2 1 3 16 Bambang Sutedjo

CV Karya Makmur

5 5 3 3 1 2 3 17 Siswanto

CV Karya Teknik

4 4 4 4 2 2 4 18 Budiyono

CV Karya Teknik

4 4 3 3 1 2 3 19 Sumadi

CV Restu Putra

3 3 3 3 1 1 2 20 Setiawan S

CV Restu Putra

commit to user

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner – Impact (Lanjutan)

No Nama

Perusahaan

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi 3. Risiko Politik

1a T1

2a T2 3a 3b T3 21 Fajar Tri W

CV Restu Putra

4 4 3 3 1 1 2 22 Sukoco

CV Damar Mulya

4 4 4 4 2 3 5 23 Tri Wijayanto

CV Damar Mulya

5 5 3 3 1 1 2 24 Nur Sidiq

CV Putra Mandiri

5 5 4 4 2 2 4 25 Indra Anggandanu

CV Putra Mandiri

3 3 3 3 1 1 2 26 Aris

CV Fajar Jaya

5 5 3 3 1 1 2 27 Widodo H

CV Fajar Jaya

5 5 4 4 2 2 4 28 Purwadi

CV Jati Karya

4 4 4 4 2 1 3 29 Rudi W

CV Jati Karya

4 4 3 3 1 1 2 30 Wahyono

CV Jati Karya

(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

Berdasarkan Tabel 4.3 Hasil Kuesioner – Impact (pengaruh), dapat diketahui bahwa pada sistem cuaca, hujan yang terus menerus memiliki Impact (pengaruh) yang “tinggi” terhadap proyek jalan. Karena pada dasarnya proyek jalan sangat bergantung pada kondisi cuaca di lokasi proyek. Pada sistem geologi, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar, memiliki Impact (pengaruh) yang “tinggi” terhadap pelaksanaan proyek. Pada risiko politik, kerusuhan / huru-hara, dan peraturan pemerintah yang tidak jelas, memiliki Impact (pengaruh) yang tergolong sedang terhadap pelaksanaan proyek.

KETERANGAN :

1. Tingkat risiko sangat rendah 4. Tingkat risiko tinggi 2. Tingkat risiko rendah

5. Tingkat risiko sangat tinggi

3. Tingkat risiko sedang

commit to user

Tabel 4.4. Hasil Kuesioner – Probability (Kemungkinan Terjadi)

No Nama

Perusahaan

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi 3. Risiko Politik

Bambang Nusantoro

PT Adi Nugroho

5 5 3 3 3 5 8 2 Bambang Rio .W

CV Banu

1 1 1 1 1 5 6 3 Didik H

CV Karya Makmur

4 4 4 4 2 4 6 4 Joko Budiyanto

CV Tri Manunggal Karya

4 4 4 4 2 4 6 5 Susi

PT Panca Darma

2 2 3 3 2 3 5 6 Agus

PT Panca Darma

1 1 2 2 2 2 4 7 Tri W. Kosasih

PT Yatnosons

2 2 3 3 2 1 3 8 Santoso

CV Subur

2 2 1 1 4 3 7 9 Harsono

CV Subur

2 2 2 2 4 3 7 10 Soemarno

CV Lima Putra

2 2 3 3 2 3 5 11 Juwanto

CV Lima Putra

5 5 3 3 3 1 4 12 Purwo Hesti

CV Lima Putra

4 4 4 4 4 4 8 13 Fitri Purwaningsih

CV Tri Manunggal Karya

2 2 3 3 2 3 5 14 Yoga Hardiwiyanto

PT Kenanga Mulya

5 5 3 3 3 1 4 15 Tugiman

CV Karya Makmur

2 2 2 2 4 3 7 16 Bambang Sutedjo

CV Karya Makmur

2 2 3 3 1 1 2 17 Siswanto

CV Karya Teknik

2 2 3 3 3 3 6 18 Budiyono

CV Karya Teknik

5 5 2 2 1 1 2 19 Sumadi

CV Restu Putra

2 2 3 3 2 3 5 20 Setiawan S

CV Restu Putra

2 2 2 2 2 3 5 21 Fajar Tri W

CV Restu Putra

5 5 2 2 1 1 2 22 Sukoco

CV Damar Mulya

2 2 3 3 2 3 5 23 Tri Wijayanto

CV Damar Mulya

5 5 3 3 1 1 2 24 Nur Sidiq

CV Putra Mandiri

2 2 3 3 1 3 4 25 Indra Anggandanu

CV Putra Mandiri

5 5 3 3 1 1 2 26 Aris

CV Fajar Jaya

2 2 2 2 2 3 5 27 Widodo H

CV Fajar Jaya

5 5 3 3 2 1 3 28 Purwadi

CV Jati Karya

2 2 3 3 2 3 5 29 Rudi W

CV Jati Karya

5 5 2 2 1 1 2 30 Wahyono

CV Jati Karya

(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

KETERANGAN :

1. Tidak mungkin terjadi 2. Hampir tidak mungkin terjadi 3. Mungkin terjadi 4. Hampir pasti terjadi 5. Pasti terjadi

commit to user

Berdasarkan Tabel 4.4. Hasil Kuesioner – Probability (Kemungkinan Terjadi) dapat diketahui bahwa pada sistem cuaca, hujan yang terus menerus memiliki Probability (Kemungkinan Terjadi) “mungkin terjadi” terhadap proyek.

Pada sistem geologi, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar, memiliki Probability (Kemungkinan) “mungkin terjadi” terhadap pelaksanaan proyek.

Pada risiko politik, kerusuhan / huru-hara memiliki Probability (Kemungkinan) yang “mungkin terjadi” terhadap pelaksanaan proyek. Peraturan pemerintah yang tidak jelas

memiliki Probability (Kemungkinan) “hampir pasti terjadi” terhadap pelaksanaan proyek.

Tabel 4.5. Hasil Kuesioner – Cara Penanganan Risiko

No Nama

Perusahaan

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi 3. Risiko Politik 1a 2a 3a 3b

Bambang Nusantoro

PT Adi Nugroho

1 2 4 2 2 Bambang Rio .W

CV Banu

1 5 2 2 3 Didik H

CV Karya Makmur

4 1 1 4 4 Joko Budiyanto

CV Tri Manunggal Karya

4 1 1 4 5 Susi

PT Panca Darma

1 3 4 3 6 Agus

PT Panca Darma

4 3 4 3 7 Tri W. Kosasih

PT Yatnosons

1 3 4 3 8 Santoso

CV Subur

1 5 2 2 9 Harsono

CV Subur

4 5 2 2 10 Soemarno

CV Lima Putra

4 2 4 2 11 Juwanto

CV Lima Putra

1 2 4 2 12 Purwo Hesti

CV Lima Putra

4 1 1 4 13 Fitri Purwaningsih

CV Tri Manunggal Karya

4 1 1 4 14 Yoga Hardiwiyanto

PT Kenanga Mulya

4 1 1 4 15 Tugiman

CV Karya Makmur

1 2 4 2 16 Bambang Sutedjo

CV Karya Makmur

4 2 4 2 17 Siswanto

CV Karya Teknik

4 1 1 4 18 Budiyono

CV Karya Teknik

4 1 1 4 19 Sumadi

CV Restu Putra

1 2 4 2 20 Setiawan S

CV Restu Putra

4 2 4 2 21 Fajar Tri W

CV Restu Putra

commit to user

Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Cara Penanganan Risiko (Lanjutan)

No Nama

Perusahaan

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi 3. Risiko Politik 1a 2a 3a 3b 22 Sukoco

CV Damar Mulya

1 5 2 2 23 Tri Wijayanto

CV Damar Mulya

4 5 2 2 24 Nur Sidiq

CV Putra Mandiri

4 2 4 2 25 Indra Anggandanu

CV Putra Mandiri

1 2 4 2 26 Aris

CV Fajar Jaya

4 5 2 2 27 Widodo H

CV Fajar Jaya

4 1 1 4 28 Purwadi

CV Jati Karya

1 2 4 2 29 Rudi W

CV Jati Karya

4 1 1 4 30 Wahyono

CV Jati Karya

Pilihan terbanyak

(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

Berdasarkan Tabel 4.5. Hasil Kuesioner – Cara Penanganan Risiko, dapat diketahui bahwa pada sistem cuaca, hujan yang terus menerus, cara penanganan risiko dapat dilakukan dengan cara “menunda proyek”.

Pada sistem geologi, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar memiliki cara penanganan risiko dapat dilakukan dengan cara “menerima / menanggung risiko”.

Pada risiko politik, kerusuhan / huru-hara, dapat dilakukan dengan cara “menunda proyek”, dan risiko peraturan pemerintah yang tidak jelas dihadapi dengan cara “membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggungjawab bersama”.

KETERANGAN : 1. Menerima / menanggung risiko

2. Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama 3. Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi / subkontraktor 4. Menunda Proyek 5. Mereduksi risiko

commit to user

4.4 . Analisis Data Hasil Penelitian

4.4.1. Analisis Data frekuensi

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah metode analisis frekuensi dan analisis ranking. Dari hasil analisis tersebut diperoleh gambaran tanggapan responden terhadap tiap-tiap identifikasi risiko, mengenai tingkat ancaman risiko dan cara penanganan yang dilakukan. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan tanggapan responden berdasarkan sistem cuaca, geologi, risiko politik, ekonomi, undang-undang, kesehatan, manajerial, konstruksi, budaya, dan logistik. Selanjutnya disusun dalam tabel distribusi frekuensi Data Impact (Pengaruh) – Probability (kemungkinan terjadi) sehingga didapatkan risk index (indeks risiko).

Analisis frekuensi disusun dalam tabel yang pengerjaan analisisnya menggunakan Microsoft Excel . Kode mengenai elemen-elemen risiko dapat dilihat pada tabel 4.1. Sedangkan tanggapan responden mengenai cara penanganan risiko terdapat pada tabel

4.5. Dan hasil pengolahan data impact dan probability terdapat pada tabel 4.6. dan tabel

4.7.

4.4.2. Risk Impact (Pengaruh Risiko)

Risk Impact (Pengaruh Risiko) menunjukkan besarnya dampak dari masing-masing variabel risiko terhadap jalannya proyek. Pada tabel 4.6. di bawah ini dapat dilihat besarnya dampak dari tiap-tiap variabel risiko yang ada.

Tabel 4.6. Hasil Pengolahan Data Risk Impact (Pengaruh)

(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

commit to user

4.4.3. Risk Probability (Kemungkinan Risiko)

Risk Probability (kemungkinan) merupakan besarnya kemungkinan terjadinya risiko pada masing-masing variabel yang ada. Sehingga dapat diperkirakan risiko mana yang paling sering muncul. Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data risk probability (kemungkinan).

Tabel 4.7. Hasil Pengolahan Data Risk Probability (kemungkinan)

(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

4.4.4. Risk Index (Indeks Risiko)

Risk Index (Indeks Risiko) merupakan perkalian antara rata-rata Impact (Pengaruh) dan rata-rata Probability (kemungkinan terjadi). Dari hasil risk index didapatkan besarnya tingkat risiko bagi proyek konstruksi jalan. Sehingga hasil risk index dapat dipakai sebagai acuan dan rambu-rambu pelaksanaan proyek. Dibawah ini adalah tabel hasil pengolahan data risk index (indeks risiko).

Tabel 4.8.

Hasil Pengolahan Data Impact (Pengaruh) – Probability (Kemungkinan Terjadi)

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi

3. Risiko politik

total 91 81 85 76 rata2

R=IxP

Ordinal Scale

Medium

Medium

Very low

Very low

(Tabel selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

commit to user

Dari tabel hasil Pengolahan Data Impact (Pengaruh) dan Probability (kemungkinan terjadi) dapat dilihat bahwa identifikasi risiko yang ada di Wilayah Surakarta, rata-rata adalah berada tingkatan sedang. Jadi, di Wilayah Surakarta merupakan wilayah yang aman untuk dilakukan proyek konstruksi jalan. Namun tetap perlu dilakukan upaya- upaya penanggulangan pada risiko-risiko tertentu, agar proyek dapat terus berlangsung.

4.4.5. Analisis Ranking

Di bawah ini dijelaskan mengenai indeks risiko dan cara penanganannya dilihat dari prosentase tertinggi ke rendah, yakni :

Tabel 4.9. Hasil Ranking indeks risiko

No

Elemen

Risk Index

(%)

1 1a. Hujan yang terus menerus

43,97

2 2a. Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar

41,79

3 8b. Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan

38,89

4 7b. Pembengkakan biaya konstruksi

38,64

5 4d. Sistem pembayaran / termin

32,63

6 7a. Persediaan SDM

31,20

7 7c. Penundaan pihak ketiga

30,61

8 9b. Perbedaan pendidikan

27,70

9 9a. Perbedaan dalam cara kerja

21,11

10 4a. Inflasi

20,83

11 10a. Keterlambatan material

20,55

12 10c. Kualitas material yang rendah

19,70

13 4c. Kenaikan BBM, TDL

19,64

14 8a. Kecelakaan kerja

18,93

15 4b. Kenaikan suku bunga pinjaman

16,76

16 10b. Kehilangan material dan alat kerja

16,47

17 3a. Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi

15,68

18 5a. Persetujuan dan Perijinan (ijin gangguan proyek)

13,72

19 5b. Klausul kontrak yang merugikan

12,22

20 3b. Peraturan pemerintah yang tidak jelas

9,44

21 6a. Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal

4,53

Analisis ranking digunakan untuk mengetahui variabel yang paling mendominasi atau paling berpengaruh diperoleh dari perkalian impact dan probability kemudian

commit to user

dihasilkan besaran prosentase. Dari tabel 4.9. dapat diketahui nilai prosentase dari seluruh elemen. Pada tabel risk index (indeks risiko), jika dilihat dengan analisis ranking dapat dihasilkan urutan prosentase dari yang tertinggi sampai dengan yang paling rendah. Dari prosentase tersebut dapat juga ditentukan cara penanganan risiko yang akan dilakukan. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa risiko tertinggi adalah risiko cuaca, yakni hujan yang terus menerus. Hujan tentu saja sangat merugikan pada pelaksanaan proyek jalan karena keseluruhan tahapan pada proyek jalan berada pada lingkup luar ruangan (outdoor). Apalagi bila melihat sifat aspal yang sangat rentan pada air. Pada kondisi lapangan di Wilayah Surakarta, hujan sering terjadi pada saat ini. Tidak hanya pada musim penghujan, kadang pada saat musim kemarau pun hujan turun. Ini karena kondisi cuaca sekarang yang tidak stabil. Dengan demikian hampir dipastikan pelaksanaan proyek menjadi tertunda. Hujan yang turun lebat dan berlangsung lama, sangat merugikan dan sering sekali terjadi di Wilayah Surakarta. Bahkan di daerah Solo Baru dan beberapa wilayah di Kota Surakarta yang merupakan kawasan banjir, kadang kala terjadi banjir pada lokasi proyek.

Urutan risiko kedua adalah sistem geologi, yakni tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar. Jenis tanah di sebagian Wilayah Surakarta khususnya bagian utara merupakan tanah lempung (clay) yang cenderung ekspansif, sehingga cukup berisiko apabila digunakan untuk proyek jalan.

Risiko ketiga adalah perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan. Seringkali proyek konstruksi mengalami kesalahan pada saat membuat rancangan desain karena kompleksitasnya, serta perubahan-perubahan alam yang terjadi. Pada suatu laporan pengendalian proyek suatu perusahaan (tidak disebutkan) ternyata lebih 50% penyebab kerugian proyek adalah karena kesalahan rancangan desain proyek saat tender. Oleh karena itu, pada setiap rancangan seharusnya sudah memperhitungkan perubahan-perubahan yang biasa terjadi untuk selanjutnya mengkonversinya menjadi besaran indeks risiko.

commit to user

Dari tingkatan risiko yang telah diketahui khususnya untuk Wilayah Surakarta, dapat dijadikan tolok ukur dalam pelaksanaan proyek konstruksi jalan, sehingga risiko-risiko besar yang mungkin dapat terjadi dapat diminimalisir atau bahkan dihindari.

4.4.6. Risk Assessment (Penilaian Risiko)

Ada 5 tingkat penilaian risiko, baik ditinjau dari impact maupun probability-nya. Tingkat impact dari yang terendah adalah very low (sangat rendah) sampai tingkat tertinggi yakni very high. Pada probability juga ada 5 kategori, yaitu almost certain (hampir tidak pasti), likely (mungkin terjadi), possible (pasti terjadi), unlikely (tidak mungkin terjadi), dan very unlikely (sangat tidak mungkin terjadi). Dari matriks impact- probability ini dapat dihasilkan penggolongan area tingkat risiko yang terjadi.

Tabel 4.10. The Probability – Impact Matrix (AS/NZS, 1999b)

Probability

Impact

Very Low (1)

Low(2)

Medium(3)

High(4) Very High(5)

Almost certain(5) Likely (4) Possible(3) Unlikely (2) Very unlikely (1)

= High Risk (risiko tinggi) = Moderate Risk (risiko sedang) = Extreme Risk (risiko sangat tinggi)

= Low Risk (risiko rendah)

Hasil perkalian antara indeks dengan probability merupakan nilai risk indeks. Menurut Chapman, risk indeks dapat juga disebut cardinal scale (skala pokok), dimana diperoleh urutan skala apakah risiko tersebut tergolong very high / high / medium / low / very low. Semua tergantung dengan hasil risk index.

commit to user

Tabel 4.11. Scale of Probability and Impact (Chapman, 2001)

cardinal scale

impact on

cost

impact on time

0,1

very low

20,1-40% $0.1m-$0.5m

1-5 weeks 0,5

Medium

40,1-60%

$0.5m-$5m

5-10 weeks 0,7

High

60,1-80%

$5m-$20m

10-15 weeks 0,9

very high

Tabel 4.12. Hasil penelitian Scale of Probability and Impact

1. Sistem Cuaca

2. Sistem Geologi

3. Risiko politik

total 91 81 85 76 rata2

R=IxP

Ordinal Scale

Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa dominasi dari cardinal scale (skala pokok) yang terjadi adalah risiko dengan tingkat sedang (medium), terutama pada risiko sistem cuaca dan kondisi geologis. Hal tersebut mungkin terjadi dikarenakan di Kota Surakarta dan sekitarnya merupakan wilayah berisiko cukup tinggi dalam hal pembangunan konstruksi jalan, terutama di daerah solo bagian utara karena jenis tanahnya yang berupa tanah liat (clay), sangat sulit untuk dilakukan pembangunan konstruksi jalan. Untuk itu, perlu dilakukan usaha-usaha tertentu agar proyek tetap dapat dilaksanakan.

4.4.7. Analisis Setiap Variabel

Ancaman Kemungkinan Terjadi dan Pengaruh Acuan Matris (ancaman Impact – Probability ) Risiko Proyek Konstruksi Jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya menurut Hillson (2002) dapat dilihat pada tabel 4.13. di bawah ini :

commit to user

Tabel 4.13. Probability – Impact Matrix for Threats and Opportunities

Keterangan grafik : Koordinat X =

Koordinat Y =

Impact = Probability = 1 = almost certain

1 = very low

5 = very high

5 = very unlikely

Di bawah ini adalah grafik yang menunjukkan tentang masing-masing Ancaman Kemungkinan Terjadi dan Pengaruh Acuan Matris Risiko Konstruksi Jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya pada elemen-elemen identifikasi risiko, yaitu ;

1. Sistem Cuaca

Tingginya suhu muka laut yang mengakibatkan musim hujan berkepanjangan tanpa kemarau di Indonesia pada tahun ini diperkirakan merupakan dampak dari pemanasan global, yaitu fenomena meningkatnya suhu bumi disebabkan akumulasi gas rumah kaca di atmosfer yang bersifat menahan energi panas matahari di permukaan bumi. Berbagai dampak negatif pun muncul, seperti melelehnya es di kutub, merebaknya penyakit parasit, dan meningkatkan keasaman air laut. Perubahan iklim ini ditandai dengan perubahan pola curah hujan. Terjadinya cuaca ekstrem berupa munculnya gelombang udara panas, peningkatan frekuensi hujan lebat hingga menimbulkan banjir di satu

commit to user

tempat dan kekeringan di tempat lain, angin yang tidak terduga serta suhu panas yang tidak stabil (menurut penelitian BMKG).

Daerah pertumbuhan Badai Siklon Tropis yang merupakan pusaran angin kencang dengan diameter hampir 200 km, berkecepatan lebih dari 200 km/jam dan mempunyai lintasan sejauh 1.000 km subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan barat Australia. Efek badai tersebut kadang sampai ke Indonesia. Ekor badai tersebut menimbulkan angin kencang, hujan deras, dan tingginya gelombang laut di bagian selatan Pulau Jawa. Daerah Surakarta yang sering terkena pengaruh badai meliputi Kabupaten Boyolali dan Klaten, dimana oleh masyarakat setempat dinamakan angin puting beliung (Dinas Kesbang Linmas Provinsi Jawa Tengah). Pada tabel 4.14. di bawah ini menunjukkan Sistem Cuaca di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.14. Sistem Cuaca Kota Surakarta dan sekitarnya

1. Sistem Cuaca 1a

= risiko tinggi

Sistem cuaca memiliki tingkat risiko tinggi

Hujan memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, karena terjadinya hujan tidak dapat diperkirakan apakah hujan tersebut akan turun dengan deras dan dalam waktu yang lama atau tidak serta kapan terjadinya. Turunnya hujan jelas sangat merugikan untuk

Titik koordinat impact – probability

commit to user

proyek konstruksi jalan, karena proyek terpaksa harus ditunda sehingga waktu pengerjaan proyek menjadi lebih lama dari yang direncanakan. Atau apabila proyek sudah setengah jalan lalu turun hujan, maka ada kemungkinan jalan yang sudah dibangun kualitasnya akan menjadi lebih rendah dari yang disyaratkan.

2. Sistem Geologi

Jenis tanah yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Sebagaimana layaknya kepulauan yang terjadi karena tumbukan lempeng, di Provinsi Jawa Tengah terdapat busur gunung berapi yang tumbuh pada zona lemah sehingga terdapat beberapa gunung berapi di atasnya. Dampak dari tumbukan lempeng tektonik adalah terjadinya pengangkatan dan pelipatan lapisan geologi pembentuk pulau sehingga membentuk geomorfologi yang bervariasi seperti dataran landai, perbukitan dan dataran tinggi. Kondisi geologi yang demikian menjadikan lapisan tanah di beberapa daerah di Kota Surakarta dan sekitarnya berpotensi mengandung kadar lempung (tanah liat) yang cukup tinggi. Kadar lempung yang cukup tinggi ini pada beberapa kasus, telah terbukti menyebabkan kegagalan pada proyek konstruksi jalan.

Pada tabel 4.15. di bawah ini menunjukkan Sistem Geologi di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.15. Sistem Geologi Kota Surakarta dan sekitarnya

2. Sistem Geologi 2a

Impact

3,47

Prob

2,70

commit to user

Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar = risiko sangat tinggi

Sistem Geologi memiliki tingkat risiko sangat tinggi

Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar di Kota Surakarta dan sekitarnya memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi, karena pada proyek konstruksi jalan, risiko geologi tersebut sangat merugikan dan berdampak pada pembangunan jalan. Semakin panjang jalan yang akan dibangun, apabila terjadi melalui daerah yang tanahnya termasuk tanah ekspansif, maka semakin besar pula potensi kerusakan pada struktur perkerasan jalan. Pada kondisi lapangan di Surakarta, daerah yang tergolong mengandung tanah ekspansif yaitu daerah Surakarta bagian utara serta sebagian wilayah Kabupaten Sragen.

3. Risiko Politik

Kebijakan pemerintah mengenai undang-undang konstruksi membawa pro dan kontra bagi pihak-pihak kontraktor. Untuk itu kebijakan yang kontra terhadap pelaksanaan proyek bagi beberapa perusahaan mengakibatkan risiko. Risiko semacam itu dinamakan risiko politik yang berhubungan dengan politik negara sehingga terkadang mengakibatkan adanya huru-hara, demonstrasi, serta adanya peraturan pemerintah yang berubah-ubah. Pada tabel 4.16. di bawah ini menunjukkan Risiko Politik di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Titik koordinat impact – probability

commit to user

Tabel 4.16. Risiko Politik Kota Surakarta dan sekitarnya

3. Risiko politik 3a 3b R3

Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi = risiko sedang Peraturan pemerintah yang tidak jelas

= risiko sedang

Risiko politik memiliki tingkat risiko sedang Kerusuhan / huru-hara merupakan risiko tingkat sedang. Pada kondisi lapangan

sebenarnya, aksi mogok kerja atau kerusuhan di Kota Surakarta dan sekitarnya cukup jarang terjadi. Namun bila ditinjau dari sisi dampaknya, hal tersebut cukup merugikan bagi perusahaan konstruksi, karena dapat menyebabkan proyek jadi tertunda pengerjaannya atu bahkan dibatalkan. Maka perlu adanya upaya penanggulangan, sehingga potensi kerugian proyek dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Peraturan pemerintah yang tidak jelas juga tergolong risiko yang sedang. Hal ini dapat jelas dilihat karena pada dasarnya, hampir seluruh proyek jalan merupakan proyek pemerintah yang didanai dari APBD atau APBN. Sehingga perubahan-perubahan

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

peraturan/kebijakan dari pemerintah, tidak terlalu berdampak langsung pada pengerjaan proyek , karena sudah dapat diperkirakan sebelumnya.

4. Risiko Ekonomi

Risiko ekonomi berhubungan dengan kebijakan pemerintah. Risiko yang mungkin terjadi dan berdampak pada proyek konstruksi jalan adalah terjadinya inflasi, kenaikan suku bunga pinjaman, kenaikan BBM & TDL, sistem pembayaran / termin. Pada tabel

4.17. di bawah ini menunjukkan Risiko Ekonomi di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.17. Risiko Ekonomi Kota Surakarta dan sekitarnya

4. Risiko Ekonomi 4a 4b 4c 4d R4

= risiko sedang - tinggi

Kenaikan suku bunga pinjaman

= risiko rendah - sedang

Kenaikan BBM & TDL

= risiko sedang

Sistem pembayaran / termin

= risiko tinggi

Risiko ekonomi memiliki tingkat risiko sedang – tinggi

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

Inflasi merupakan penambahan banyaknya uang kertas yang diedarkan oleh pemerintah hingga melampaui jaminan logam (emas), akibatnya ialah nilai mata uang merosot dan menyebabkan harga barang-barang menjadi naik (menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia). Pada penelitian ini, inflasi memiliki risiko sedang-tinggi. Ini berarti inflasi tidak begitu berdampak merugikan pada proyek, karena jika terjadi inflasi pada suatu negara akan ada kebijakan dan perjanjian-perjanjian yang sebelumnya telah disetujui oleh masing-masing pihak terhadap proyek yang sedang berlangsung.

Kenaikan suku bunga pinjaman, memiliki tingkat risiko rendah – sedang. Sedangkan kenaikan BBM, dan termin memiliki tingkat risiko sedang dan tinggi sehingga berpotensi dapat merugikan proyek. Kota Surakarta dan sekitarnya memiliki sistem yang sama dengan wilayah lainnya karena berada dibawah kebijakan kepemerintahan yang sama, sehingga penangannya pun hampir sama dengan wilayah yang lain.

5. Risiko Undang-undang

Risiko undang-undang berisi tentang persetujuan dan perijinan mengenai proyek serta terdapat klausul kontrak di dalamnya. Pada tabel 4.18. di bawah ini menunjukkan risiko undang-undang di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.18.

Risiko Undang-undang Kota Surakarta dan sekitarnya

5. Risiko Undang-undang 5a 5b R5

Impact

2,33

1,90

2,12

Prob

2,50

2,17

2,33

commit to user

Persetujuan dan Perijinan

= risiko tinggi

Klausul kontrak yang merugikan

= risiko sedang-tinggi

Risiko undang-undang memiliki tingkat risiko tinggi Persetujuan dan perijinan proyek memiliki tingkat risiko tinggi. Pada pengalaman

kondisi lapangan di Kota Surakarta dan sekitarnya, persetujuan dan perijinan dari pemerintah sangat memengaruhi berlangsungnya proyek. Proyek akan terlaksana apabila syarat-syarat dan administrasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek sudah sesuai dengan undang-undang kepemerintahan mengenai proyek. Klausul kontrak memiliki risiko sedang-tinggi, tidak begitu berisiko karena pada kontrak proyek pemerintah sudah ada perjanjian tersendiri yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan dan sudah sama-sama disetujui. Klausul kontrak yang merugikan umumnya terjadi pada proyek swasta.

6. Risiko Kesehatan

Kesehatan sangat perlu dijaga demi pelaksanaan proyek supaya dapat berjalan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan. Pada proyek jalan, risiko kesehatan yang mungkin terjadi adalah jika pekerja mengalami gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal. Namun risiko ini peluangnya sangat kecil, lagipula dalam setiap proyek pemerintah sudah ada jaminan kesehatan yang bisa diambil untuk

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

mengantisipasinya. Pada tabel 4.19. di bawah ini menunjukkan risiko kesehatan di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.19. Risiko Kesehatan Kota Surakarta dan sekitarnya

6.Risiko kesehatan 6a

Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal = risiko rendah

Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal memiliki tingkat risiko rendah. Pada pengalaman kondisi lapangan di Kota Surakarta dan sekitarnya, sangat jarang terjadi kasus gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal. Namun tidak ada salahnya jika pihak kontraktor tetap memperhatikan risiko tersebut karena sedikit saja kesalahan akan berakibat fatal baik bagi tenaga kerja maupun proyek.

7. Risiko Manajerial

Risiko manajerial berhubungan dengan manajemen proyek. Dalam suatu proyek dibutuhkan manajemen yang tepat baik mengenai persediaan/jumlah sumber daya

Titik koordinat impact – probability

commit to user

manusia maupun pengelolaan biaya proyek. Pada tabel 4.20. di bawah ini menunjukkan risiko manajerial di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.20. Risiko Manajerial Kota Surakarta dan sekitarnya

7.Risiko Manajerial

Persediaan SDM = risiko sedang - tinggi Pembengkakan biaya konstruksi

= risiko tinggi Penundaan pihak ketiga

= risiko sedang - tinggi

Risiko manajerial memiliki tingkat risiko tinggi Persediaan sumber daya manusia merupakan risiko tingkat sedang-tinggi. Karena pada

kenyataannya, sumber daya manusia sangat mempengaruhi proyek. Dalam mengatur kebutuhan tenaga kerja, yang harus diperhatikan adalah kemungkinan terjadinya fluktuasi tenaga kerja. Hal ini harus cepat diatasi dengan perencanaan yang matang, supaya pemenuhan tenaga kerja tidak terhambat.

Sedangkan terjadinya pembengkakan biaya konstruksi merupakan risiko yang tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan perhitungan maupun ketidaktepatan dalam mengelola dana yang ada, sehingga akan sangat merugikan proyek.

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

Penundaan pihak ketiga merupakan risiko dengan tingkat sedang-tinggi, karena ada beberapa bagian pekerjaan dalam proyek yang harus menggunakan pihak ketiga, contohnya untuk penyediaan alat berat dan juga penyediaan material. Hampir semua perusahaan konstruksi di Kota Surakarta belum memiliki alat berat sendiri, oleh karena itu mereka sangat bergantung pada perusahaan yang menyewakan alat berat.

8. Risiko Konstruksi

Risiko konstruksi berhubungan dengan segala aktivitas saat proyek sedang berlangsung, terutama yang sifatnya fisik. Pada tabel 4.21. di bawah ini menunjukkan risiko konstruksi di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.21. Risiko Konstruksi Kota Surakarta dan sekitarnya

8.Risiko Konstruksi 8a 8b R8

Kecelakaan kerja

= risiko sedang-tinggi Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan

risiko sangat tinggi Risiko konstruksi memiliki tingkat risiko tinggi

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

Kecelakaan kerja merupakan risiko tingkat sedang-tinggi. Karena pada setiap proyek konstruksi, baik pada jalan maupun jalan, selalu terdapat risiko kecelakaan kerja. Cara menanggulanginya adalah dengan bekerja sama dengan pihak ketiga (asuransi) untuk mengalihkan risiko yang mungkin terjadi.

Sedangkan terjadinya perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan merupakan risiko yang sangat tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena kesalahan perhitungan maupun ketidaktepatan dalam melakukan penghitungan, atau karena adanya perubahan alam. Oleh karena itu, peran manajer proyek yang handal dan berpengalaman sangat diperlukan untuk melakukan penyesuaian pada desain sehingga pengerjaan proyek konstruksi tidak terhambat.

9. Risiko Budaya

Faktor budaya sangat kental bagi masyarakat Surakarta. Banyak pengolahan budaya yang tercipta. Masyarakat yang tinggal dan menetap di Surakarta pun tidak hanya merupakan orang-orang asli daerah, namun berbagai kalangan telah tinggal dan menetap di Surakarta dengan maksud tertentu (misal berbisnis dan mencari ilmu). Sehingga dalam bersosialisasi, banyak sekali perbedaan-perbedaan dalam bermasyarakat. Perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan bahasa, cara kerja dan pendidikan. Semua unsur itu juga memengaruhi pelaksanaan proyek.. Pada tabel 4.22. di bawah ini menunjukkan risiko budaya di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Tabel 4.22. Risiko Budaya Kota Surakarta dan sekitarnya

9.Risiko Budaya 9a 9b R9

Impact

2,60

2,53

2,57

Prob

2,27

2,33

2,30

commit to user

Perbedaan dalam cara kerja = risiko sedang tinggi Perbedaan pendidikan

= risiko tinggi

Risiko budaya memiliki tingkat risiko tinggi

Perbedaan dalam cara kerja dalam bekerja berisiko sedang-tinggi. Hal itu cukup mempengaruhi pelaksanaan proyek, karena di dalam suatu perusahaan / proyek konstruksi, sangat dibutuhkan visi dan misi yang sama dengan tujuan yang sama, sehingga cara bekerja pun paling tidak harus sesuai untuk mendapatkan hasil yang maksimal di dalam suatu proyek.

Perbedaan tingkat pendidikan para pekerja konstruksi di lapangan berisiko tinggi. Karena pendidikan yang berbeda mempengaruhi dan menjadikan cara kerja yang berbeda pula.

10. Risiko Logistik

Risiko logistik dalam proyek bisa terjadi karena keterlambatan material, kehilangan dan kerusakan material dan alat kerja. Pada tabel 4.23. di bawah ini menunjukkan Risiko Logistik di Kota Surakarta dan sekitarnya :

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

Tabel 4.23. Risiko Logistik Kota Surakarta dan sekitarnya

10.Risiko Logistik

Keterlambatan material = risiko sedang - tinggi Kehilangan material dan alat kerja

= risiko rendah Kualitas material yang rendah

= risiko sedang - tinggi

Risiko logistik memiliki tingkat risiko sedang - tinggi Hampir semua unsur logistik berisiko sedang-tinggi. Dalam pemenuhan kebutuhan

material, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu ketepatan pemesanan, ketepatan waktu datangnya barang, material yang datang jumlahnya sesuai dengan pesanan, dan kualitas material sesuai dengan yang diminta. Ketepatan pemesanan yang dimaksud disini adalah ketika material sudah hampir habis, harus cepat dilakukan pemesanan agar jangan sampai ada jeda material kosong, karena perjalanan material pun memerlukan waktu.

Kerugian besar dapat dialami perusahaan konstruksi apabila terjadi kehilangan maupun kerusakan material serta alat kerja. Untuk itu perlu penanganan khusus dan penjagaan

Titik koordinat impact – probability Titik rata-rata elemen

commit to user

ekstra selama proyek berlangsung. Pada proyek konstruksi jalan di Kota Surakarta dan sekitarnya, kehilangan material dan alat kerja cukup jarang terjadi.

4.5. Risk Response (Penanganan Risiko)

Penanganan risiko merupakan strategi atau cara-cara kontraktor untuk meminimalisir atau mengalihkan kerugian yang ditimbulkan dari adanya risiko-risiko dalam suatu proyek konstruksi. Dari tabel di bawah ini dapat diketahui cara-cara penanganan risiko yang paling banyak dilakukan oleh perusahaan konstruksi yang menjadi responden.

Tabel 4.24. Hasil Ranking dan Pengolahan Data Penanganan Risiko

Elemen

Risk Index

(%)

Cara Penanaganan Risiko 1a. Hujan yang terus menerus

43,97

Menunda Proyek 2a. Tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar

41,79

Menerima / menanggung risiko 8b. Perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan

38,89

Menerima / menanggung risiko 7b. Pembengkakan biaya konstruksi

38,64

Menerima / menanggung risiko 4d. Sistem pembayaran / termin

32,63

Menerima / menanggung risiko 7a. Persediaan SDM

31,20

Menerima / menanggung risiko 7c. Penundaan pihak ketiga

30,61

Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama

9b. Perbedaan pendidikan

27,70

Menerima / menanggung risiko 9a. Perbedaan dalam cara kerja

21,11

Menerima / menanggung risiko 4a. Inflasi

20,83

Menerima / menanggung risiko 10a.Keterlambatan material

20,55

Menerima / menanggung risiko 10c.Kualitas material yang rendah

19,70

Menerima / menanggung risiko 4c. Kenaikan BBM, TDL

19,64

Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama

8a. Kecelakaan kerja

18,93

Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi / subkontraktor

4b. Kenaikan suku bunga pinjaman

16,76

Menerima / menanggung risiko 10b.Kehilangan material dan alat kerja

16,47

Menerima / menanggung risiko 3a. Kerusuhan / huru-hara / demonstrasi

15,68

Menunda Proyek 5a. Persetujuan dan Perijinan (ijin gangguan proyek)

13,72

Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama

5b. Klausul kontrak yang merugikan

12,22

Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama

3b. Peraturan pemerintah yang tidak jelas

9,44

Membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama

6a. Gangguan kesehatan akibat asap pembakaran aspal

4,53

Menerima / menanggung risiko

commit to user

Pada tabel risk index (indeks risiko), jika dilihat dengan analisis ranking dapat dihasilkan urutan prosentase dari yang tertinggi sampai dengan yang paling rendah dan juga cara penanganannya pada proyek konstruksi jalan di Wilayah Surakarta. Cara penanganan yang diambil lebih dari 50% adalah dengan menerima/menanggung risiko yang ada. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dari perusahaan terhadap pihak owner, supaya pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan dengan maksimal sesuai dengan perjanjian dan perencanaan pihak owner terhadap perusahaan yang telah dipercaya untuk bekerja sama dengan pekerja konstruksi. Analisis ranking digunakan untuk mengetahui beberapa cara penanganan risiko yang dipilih oleh para responden pada setiap identifikasi risiko yang ada dalam kuesioner. Untuk mengetahui variabel yang paling mendominasi atau paling berpengaruh diperoleh dari perkalian impact dan probability kemudian dihasilkan besaran prosentase. Dari tabel 4.24. di atas dapat diketahui nilai prosentase dari seluruh elemen.

Dari tabel di atas, diketahui bahwa risiko tertinggi adalah sistem cuaca, yakni hujan yang terus menerus. Cara penanganan yang dipilih oleh responden adalah menunda proyek, karena tidak mungkin mengerjakan proyek kosnstruksi jalan apabila terjadi hujan ,sehingga proyek terpaksa harus ditunda dan waktu penggerjaan proyek menjadi lebih lama dari yang direncanakan. Atau apabila proyek sudah setengah jalan lalu turun hujan, maka ada kemungkinan jalan yang sudah dibangun kualitasnya akan menjadi lebih rendah dari yang disyaratkan.

Urutan risiko kedua adalah risiko dari sistem geologis, yaitu kekerasan tanah yang tidak sesuai standar. Pada risiko ini cara penanganan yang dipilih oleh responden adalah menerima / menanggung risiko.

Risiko ketiga adalah perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan. Cara penanganan yang dipilih oleh responden adalah menerima / menanggung risiko. Karena yang membuat rancangan desain adalah murni dari pihak perusahaan konstruksi, jadi apabila ada kesalahan saat melakukan estimasi maka yang harus menanggung adalah pihak kontraktor itu sendiri.

commit to user

Dari tingkatan risiko yang telah diketahui khususnya untuk Kota Surakarta dan sekitarnya, dapat dijadikan periksa dalam pelaksanaan proyek konstruksi jalan, sehingga risiko-risiko besar yang mungkin dapat terjadi dapat diminimalisir.

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengolahan data identifikasi risiko, dapat diketahui bahwa identifikasi risiko di Kota Surakarta dan sekitarnya memiliki tiga tingkat perbedaan pengaruh, yakni pengaruh yang pertama adalah very low / sangat rendah, pengaruh kedua adalah low / rendah, dan pengaruh ketiga adalah medium / tidak rendah dan tidak tinggi.

Yang merupakan pengaruh pertama dengan tingkat pengaruh sangat rendah adalah risiko kesehatan, risiko politik, dan risiko undang-undang. Yang merupakan pengaruh kedua dengan tingkat pengaruh rendah adalah risiko ekonomi, risiko manajerial, risiko konstruksi, dan risiko budaya. Sedangkan yang merupakan pengaruh ketiga dengan tingkat pengaruh medium adalah risiko cuaca dan sistem geologi.

Dari hasil pengolahan data identifikasi risiko mengenai pendapat para responden dalam hal cara penanganan risiko yang ada telah terbagi menjadi lima cara penanganan, yakni menerima atau menanggung risiko, membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama, mengalihkan sebagian risiko kepada pihak ketiga (asuransi/subkontraktor), menunda proyek, dan mereduksi risiko. Namun di Kota Surakarta dan sekitarnya, dari semua identifikasi risiko tidak ada yang cara penanganannya dilakukan dengan cara mereduksi risiko.

Cara penanganan risiko yang dilakukan dengan menerima atau menanggung risiko adalah pada risiko pencurian material dan alat kerja, perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan, tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar, pembengkakan biaya konstruksi, keterlambatan sistem pembayaran / termin, semua unsur risiko kesehatan, kurangnya persediaan sumber daya manusia, perbedaan dalam cara kerja, perbedaan pendidikan, inflasi, keterlambatan material, kualitas material yang rendah, keterlambatan material, dan kenaikan suku bunga pinjaman.

commit to user

Penanganan risiko yang dilakukan dengan cara membagi risiko dengan pemilik proyek sebagai tanggung jawab bersama adalah peraturan pemerintah yang tidak jelas, kenaikan BBM & TDL, persetujuan dan perijinan (ijin gangguan proyek), klausul kontrak yang merugikan, dan penundaan pihak ketiga.

Penanganan risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan sebagian risiko kepada pihak asuransi/subkontraktor adalah pada risiko kecelakaan kerja.

Prosentase indeks risiko dengan urutan tiga tertinggi merupakan tingkat medium (tidak rendah dan tidak tinggi pengaruhnya) dan tingkat rendah. Nilai prosentase terbesar dimiliki oleh variabel 1a : hujan yang terus menerus dengan prosentase sebesar 43,97%, cara penanganannya dilakukan dengan menunda proyek. Nilai prosentase terbesar kedua dimiliki oleh variabel 2a pada risiko geologi yakni tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar dengan prosentase sebesar 41,79%, cara penanganannya dilakukan dengan menerima atau menanggung risiko. Nilai prosentase ketiga dimiliki oleh variabel 8b pada risiko konstruksi yakni perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan dengan prosentase sebesar 38,89%, cara penanganannya dilakukan dengan menerima atau menanggung risiko.

Risiko sistem cuaca yakni hujan yang terus menerus memiliki prosentasi paling tinggi, lebih dari 43%. Hal ini disebabkan karena proyek konstruksi jalan dilakukan di lingkup luar ruangan, sehingga faktor cuaca akan mempunyai dampak langsung terhadap proyek. Apalagi dengan kondisi cuaca sekarang ini yang tidak pasti, sehingga hujan datang tidak hanya pada saat musim penghujan, namun sewaktu-waktu hujan bisa saja datang, tidak dapat diprediksi dengan jelas.

Risiko geologi yakni tingkat kekerasan tanah yang tidak sesuai standar merupakan indeks risiko tertinggi nomor 2. Hal ini disebabkan karena Kota Surakarta dan sekitarnya merupakan daerah dengan kandungan tanah lempung cukup tinggi, khususnya di daerah Surakarta bagian utara dan sebagian wilayah Kabupaten Sragen.

Selanjutnya indeks risiko tertinggi nomor 3 adalah perbedaan kondisi antara desain dengan kondisi lapangan. Seringkali proyek konstruksi mengalami kesalahan pada saat membuat rancangan desain karena kompleksitasnya, serta perubahan-perubahan alam

commit to user

yang terjadi. Pada suatu laporan pengendalian proyek suatu perusahaan (tidak disebutkan) ternyata lebih 50% penyebab kerugian proyek adalah karena kesalahan rancangan desain proyek saat tender. Oleh karena itu, pada setiap rancangan seharusnya sudah memperhitungkan perubahan-perubahan yang biasa terjadi untuk selanjutnya mengkonversinya menjadi besaran indeks risiko.

commit to user

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN