Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

D. Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Dalam melaksanakan program pembangunan, sebelum tahun anggaran berjalan berakhir, biasanya pemerintah mengeluarkan RAPBN untuk tahun berikutnya. RAPBN tersebut lalu diusulkan kepada DPR untuk dibahas, direvisi untuk selanjutnya disahkan menjadi Undang-undang APBN untuk tahun berikutnya (depan). Dalam APBN tersebut terdapat sisi (pos) anggaran penerimaan pemerintah dan sisi (pos) anggaran pengeluaran pemerintah. Pos anggaran pengeluaran pemerintah dibagi menjadi dua, yaitu anggaran belanja pemerintah pusat dan anggaran belanja untuk pemerintah daerah.

Secara rinci anggaran belanja negara adalah sebagai berikut.

1. Belanja Pemerintah Pusat

a. Pengeluaran Rutin

1) Belanja pegawai:

a) gaji dan pensiun,

b) tunjangan beras,

c) lauk pauk,

d) lain-lain belanja pegawai dalam negeri,

e) belanja pegawai luar negeri.

2) Belanja barang:

a) belanja barang dalam negeri,

b) belanja barang luar negeri.

Ekonomi SMA/MA XI

3) Pembayaran bunga utang:

a) utang dalam negeri,

b) utang luar negeri.

4) Subsidi:

a) subsidi BBM,

b) subsidi non BBM:

1) pangan,

2) listrik,

3) bunga kredit program,

4) lain-lain.

5) Pengeluaran rutin lainnya

b. Pengeluaran Pembangunan:

1) pembiayaan pembangunan rupiah,

2) pembiayaan proyek.

2. Belanja Pemerintah Daerah

a. Dana Perimbangan:

1) Dana Bagi Hasil.

2) Dana Alokasi Umum.

3) Dana Alokasi Khusus.

b. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

Untuk lebih memahami dan mengenal sumber-sumber penerimaan dan sumber-sumber pengeluaran atau belanja negara, perhatikan realisasi APBN berikut ini.

Realisasi APBN Tahun Anggaran 2006 Posisi Sampai Dengan Tanggal 7 Juni 2006

Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, hingga tanggal 7 Juni 2006 realisasi pendapatan negara telah mencapai Rp209,05 trilliun atau 33,44% dari total target pendapatan, sedangkan realisasi belanja negara telah menyerap Rp203,10 trilliun atau 31,36% dari total anggaran belanja. Ikhtisar realisasi APBN Tahun Anggaran 2006 secara lengkap adalah sebagaimana tabel di bawah ini:

Ekonomi SMA/MA XI

Realisasi APBN Republik Indonesia Tahun Anggaran 2006 Posisi s.d Tanggal 7 Juni 2006

(dalam ribuan rupiah)

Uraian APBN 2006 Realisasi APBN % 2006 1234 = (3/2 * 100)

33,44 Negara dan Hibah

A. Pendapatan

33,54 Dalam Negeri 1. Penerimaan

I. Penerimaan

38,79 Perpajakan 2. Penerimaan

22,89 Bukan Pajak II. Hibah

15,91 B. Belanja Daerah

31,36 I. Belanja Peme-

26,56 rintah Pusat II. Belanja Daerah

40,68 C. Keseimbangan

68,57 Primer D. Surplus/Defisit

(26,52) Anggaran (A-B) E. Pembiayaan I. Pembiayaan

35,17 Dalam Negeri

44,52 II. Pembiayaan Luar Negeri

Hukum

Orang tua kalian pasti pernah membayar pajak. Berilah alasan mengapa warga negara harus membayar pajak.

Hasilnya dikumpulkan kepada gurumu!

Ekonomi SMA/MA XI

3. Pengeluaran/ Belanja Daerah

Pengeluaran/ belanja daerah terdiri atas:

a. Pengeluaran Belanja

1) Belanja Rutin

a) Administrasi Umum. (1) Belanja pegawai. (2) Belanja barang. (3) Belanja perjalanan dinas. (4) Belanja pemeliharaan.

b) Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Umum

2) Belanja Investasi

a) Publik.

b) Aparatur.

b. Pengeluaran Transfer

1) Angsuran pinjaman dan bunga.

2) Bantuan

3) Dana cadangan.

c. Pengeluaran Tak Terduga

Ringkasan

1. APBN merupakan singkatan dari

31 Desember), yang ditetapkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja

Kepala Daerah (Gubernur/Bupati) Negara, yaitu suatu daftar yang berisi

bersama dengan Dewan Perwakilan rencana penerimaan dan pengeluaran

Rakyat Daerah Tingkat I/II. negara dalam jangka waktu satu 3. Fungsi APBN yaitu fungsi alokasi,

tahun (dari tanggal 1 Januari sampai distribusi, dan stabilisasi. dengan 31 Desember).

4. Tujuan penyusunan APBN adalah

2. APBD merupakan singkatan dari sebagai pedoman penerimaan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja

pengeluaran negara dalam pelak- Daerah, yaitu suatu daftar yang

sanaan kegiatan produksi, perluasan berisi penerimaan dan pengeluaran

kesempatan kerja, pertumbuhan suatu pemerintahan daerah dalam

ekonomi, dan peningkatan kemak- jangka waktu satu tahun (dari

muran masyarakat. tanggal 1 Januari sampai dengan

Ekonomi SMA/MA XI

5. Landasan hukum penyusunan

g. Penyesuaian tarif. APBN:

h. Pembangunan baru.

a. UUD 1945 pasal 23 ayat 1 9. Penerimaan (pendapatan) negara tentang Anggaran pendapatan

merupakan semua penerimaan dan Belanja Negara yang

dalam negeri dan penerimaan lain ditetapkan setiap tahun.

yang digunakan untuk membiayai

b. Keputusan Presiden yang belanja negara. ditetapkan setiap tahun tentang

10. Sumber-Sumber Penerimaan Daerah pelaksanaan APBN.

terdiri atas:

6. Dasar Hukum Keuangan Daerah

a. sisa lebih perhitungan dan APBD :

anggaran tahun yang lalu,

a. UU Nomor 22 Tahun 1999

b. pendapatan Asli Daerah (PAD), tentang Pemerintah daerah

(Bab VIII, pasal 78 s/d 86)

c. dana perimbangan.

b. UU Nomor 25 Tahun 1999

11. Sektor fiskal merupakan salah satu tentang Perimbangan Keuang-

alat kebijakan pemerintah untuk an antara Pemerintah Pusat dan

mencapai tujuan ekonomi makro. Daerah

Sektor fiskal juga sering disebut pendapatan nasional sisi penge-

c. PP Nomor 105 Tahun 2000 luaran, pasar barang, sektor riil, tentang Pengelolaan dan Per-

sektor Keynesia, atau identitas tanggungjawaban Keuangan

pendapatan nasional Y = C + I + G + Daerah.

X–M .

7. Kebijakan Anggaran Pendapatan

12. Konsumsi adalah semua penge- dan Belanja Negara dapat dibedakan

luaran rumah tangga untuk meme- menjadi:

nuhi kebutuhannya. Pengeluaran

a. anggaran surplus. tersebut tidak ditujukan untuk

b. anggaran defisit. mencari pendapatan, tetapi me- mang hanya untuk memenuhi

c. anggaran berimbang dan kebutuhannya. dinamis.

13. Besarnya konsumsi dipengaruhi

8. Potensi keuangan daerah, diten- oleh pendapatan, dan dalam ilmu tukan oleh hal-hal sebagai berikut.

ekonomi sering dirumuskan

a. Pertumbuhan penduduk. dengan fungsi konsumsi.

b. Sumber pendapatan baru.

14. Tabungan atau saving biasanya

c. Kondisi awal suatu daerah. dinotasikan dengan huruf S. Saving (S) adalah fungsi dari pendapatan

d. Ekstensifikasi dan intensifikasi nasional (Y) atau dapat ditulis penerimaan.

sebagai S = f (Y)

e. Kenaikan Pendapatan Domes-

15. Investasi merupakan pengeluaran tik Regional Bruto (PDRB) per

yang dilakukan oleh sektor bisnis. kapita riil.

Investasi dapat berbentuk investasi

f. Tingkat inflasi. tetap bisnis atau business fixed

Ekonomi SMA/MA XI Ekonomi SMA/MA XI

b. Sumbangan yang diberikan mesin baru dan pembelian silicon

oleh pemerintah kepada para graphic computer bagi industri iklan;

penganggur. bangunan perumahan atau

c. Uang pensiun yang diberikan residential construction; perubahan

pemerintah kepada para neto inventori bisnis atau net change

pegawai yang telah pensiun. in business inventories; atau lainnya

d. Subsidi yang diberikan oleh

16. Pajak dan subsidi terkait langsung pemerintah kepada perusa- dengan penerimaan atau penge-

haan-perusahaan. luaran pemerintah sehubungan

e. Bea siswa yang diberikan oleh dengan rakyat. Pemerintah memu-

pemerintah kepada mahasiswa ngut pajak dari rakyat, dan dan sebagainya. pemerintah memberikan subsidi

kepada rakyat.

22. Yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal (Fiscal Policy) adalah tindakan

17. Pajak mengurangi pendapatan yang diambil pemerintah dalam masyarakat yang siap dibelanjakan. bidang anggaran pendapatan dan Sebaliknya, subsidi menambah belanja negara dengan tujuan untuk

pendapatan masyarakat yang siap memengaruhi jalannya pereko- dibelanjakan.

nomian (seperti yang diinginkan).

18. Pajak dengan persentase disebut

23. Elemen sektor fiskal yang meliputi Automatic Stabilizer, karena

konsumsi, tabungan, investasi, membuat perekonomian lebih kecil

pajak, subsidi, pengeluaran fluktuasi perubahan pendapatan

pemerintah, ekspor, dan impor masyarakatnya. dapat memengaruhi perekonomian

19. Pengertian Subsidi: melalui proses multiplier.

a. subsidi disebut pajak negatif,

24. Angka multiplier adalah angka yang artinya bukannya masyarakat

menunjukkan berapa kali penda- “diminta” membayar pajak,

patan nasional akan berubah jika tetapi malah “diberi” uang dari

elemen kebijakan fiskal diubah. hasil penarikan pajak,

25. Pengaruh/peranan kebijakan fiskal

b. subsidi penghasilan berbentuk (perpajakan), dalam perekonomian tunjangan-tunjangan, yang

sebagai berikut. diberikan sebagai penghasilan

a. Tingkat pengenaan pajak me- atau untuk meningkatkan

mengaruhi tingkat tabungan penghasilan pemerintah dan juga volume

21. Beberapa contoh transfer peme- sumber daya yang tersedia rintah sebagai subsidi adalah

untuk penyediaan modal pem- sebagai berikut.

bangunan.

a. Sumbangan pemerintah yang

b. Tingkat dan struktur perpa- diberikan oleh negara kepada

jakan akan memengaruhi rakyat yang menderita akibat

tabungan masyrakat. adanya bencana alam.

Ekonomi SMA/MA XI Ekonomi SMA/MA XI

e. Struktur perpajakan impor dan pengenaan pajak, dan distribusi

ekspor akan memengaruhi manfaat dari pengeluaran

neraca perdagangan luar negeri. pemerintah akan dapat mem-

26. Pengeluaran (belanja) negara bantu dalam pemerataan

merupakan semua pengeluaran pendapatan.

negara untuk membiayai tugas-

d. Perlakuan pajak terhadap tugas umum pemerintah dan investasi asing (PMA) akan

pembangunan. memengaruhi volume arus modal yang masuk ke dalam negeri dan tingkat reinvestasi dari modal yang dihasilkan.

Refleksi

Setelah mempelajari bab ini, seharusnya kalian telah memahami tentang:

a. Pengertian, fungsi, serta tujuan APBN dan APBD.

b. Sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dan daerah.

c. Kebijakan pemerintah di bidang fiskal.

d. Jenis-jenis pengeluaran pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Jika ada hal-hal yang belum kalian pahami, pelajarilah kembali hal tersebut

sebelum mengakhiri bab ini.

Uji Kompetensi