Pengujian Sistem

4.1 Pengujian Sistem

Pengujian sistem merupakan bagian penentuan bagi keberhasilan sistem yang telah dirancang sebelumnya. Suatu sistem dikatakan berhasil jika pengujian yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Walaupun dalam berbagai kasus pengujian sistem sering didapat hasil yang menyimpang, sistem dikatakan cukup berhasil bila penyimpangan itu dalam batas yang bisa ditolerir.

Pengujian dilakukan dengan dua metode, yaitu pengujian sub-sistem dan pengujian sistem secara keseluruhan. Dalam pengujian sub-sistem, suatu blok sistem tertentu diuji terpisah dari sistem keseluruhan. Pengujian per sub-sistem memberikan kemudahan dalam mencari gangguan yang mungkin terjadi jika sub- sistem itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pengujian secara keseluruhan akan memberikan keluwesan, tetapi jika terjadi gangguan memerlukan waktu yang lama untuk menemukan penyebabnya. Karena itu dalam perancangan ini kedua metode tersebut akan digunakan. Jika pengujian semua sub-sistem berhasil akan dilanjutkan ke pengujian sistem secara keseluruhan untuk mengetahui kinerja keseluruhan, sekaligus menentukan keberhasilan perancangan yang telah dibuat.

4.1.1 Pengujian Pengkondisi Sinyal Dering

Pengkondisi sinyal dering merupakan bagian pertama dari sistem, sebab dari sub-sistem inilah diagram alir program dimulai. Suatu rangkaian pengkondisi sinyal yang telah dibahas sebelumnya diuji responnya terhadap sinyal dering. Sinyal dering mempunyai tegangan AC antara 50 sampai 100 volt dengan frekuensi 20 Hz sampai 60 Hz. Untuk itu, dibuat suatu alat uji yang dapat mengeluarkan tegangan tersebut. Frekuensi keluaran alat uji ini tidak dapat diatur, frekuensi yang dihasilkan mengikuti frekuensi jala-jala, yaitu sekitar 50 Hz. Gambar 4.1 merupakan alat penguji yang dimaksud.

Sakelar pilih

F 12V 9V

6V

Dari jala-jala PLN

Ke Pengkondisi (220 VAC/50 Hz)

sinyal dering N

Gambar 4.1. Rangkaian penguji sinyal dering

Transformator step-down merupakan transformator penurun tegangan yang biasa digunakan untuk adaptor tegangan. Transformator ini menurunkan tegangan jala-jala dari 220 V ke 12 V. Melalui saklar pilih tegangan ini kembali dinaikkan oleh transformator step-up. Transformator step-up merupakan transformator yang sama dengan transformator step-down dengan pemasangan yang dibalik. Terminal 110 V pada transformator step-up dipilih sebagai keluaran dari rangkaian penguji ini.

Terminal skunder transformator step-down merupakan terminal yang dapat dipilih melalui saklar pilih, yaitu terminal 3, 6, 9, dan 12 volt sebagai masukan untuk transformator step-up. Pemilihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan range tegangan dering. Berikut ini tabel pengukuran yang didapat dengan merubah posisi saklar pilih dari 3 V ke 12 V.

Tabel 4.1. Tegangan keluaran penguji sinyal dering terhadap posisi saklar pilih

Posisi Saklar Pilih Tegangan Keluaran

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tegangan keluaran rangkaian penguji paling rendah adalah 25 V, dan paling tinggi 95 V. Ini menunjukkan bahwa Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tegangan keluaran rangkaian penguji paling rendah adalah 25 V, dan paling tinggi 95 V. Ini menunjukkan bahwa

Selanjutnya diadakan pengujian terhadap rangkaian pengkondisi sinyal dering dengan menggunakan tegangan dering buatan ini. Terminal keluaran rangkaian penguji dihubungkan dengan masukan rangkaian pengkondisi sinyal dering seperti pada Gambar 4.2

Sakelar pilih

9V

F 12V

Dari jala-jala PLN

(220 VAC/50 Hz) 220V

6V 3V 110V

N Transformator

+5v Penyearah

1uF/120V

3V Optocoupler

470uF

Gambar 4.2. Pengujian rangkaian pengkondisi sinyal dering

Dengan mengubah-ubah posisi saklar pilih mulai dari 3 V sampai dengan

12 V, terminal A-B yang dihubungkan ke port S3 LPT1 tetap mengeluarkan tegangan logika rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rangkaian pengkondisi sinyal tetap bekerja dengan tegangan dering yang minimum hingga maksimum.

4.1.2 Pengujian Dekoder DTMF

Rangkaian dekoder DTMF yang telah dibahas sebelumnya diuji dengan menggunakan pesawat telepon dan tegangan catu tiruan menggunakan catu daya dan tahanan seperti pada Gambar 4.3 berikut.

Penyearah jembatan

F 2200uF

1k

220V 12V

Dekoder DTMF

4x LED

MT8870

Gambar 4.3. Pengujian dekoder DTMF

Ketika diukur dalam keadaan on-hook, tegangan antara Tip dan Ring sekitar 12 V, dan dalam keadaan off-hook sekitar 3 V. Tegangan 3 V pada saat off-hook sudah mencukupi untuk membuat pesawat telepon bekerja dengan baik.

Masukan dekoder DTMF langsung diparalelkan dengan terminal TIP dan RING, sedangkan data keluaran dihubungkan ke peraga LED seperti pada Gambar 4.4 berikut.

Dari TIP dan RING

Dekoder

Q1

DTMF Q4 Q3 MT8870 Q2

pesawat telepon

Gambar 4.4. Pengujian Data Dekoder

Penekanan terhadap tombol keypad telepon akan merubah nyala LED sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh dekoder. Tabel 4.2 merupakan hasil yang diperoleh dari pengujian ini.

Berdasarkan tabel 4.2, LED yang menyala menunjukkan logika tinggi (1), LED yang mati menunjukkan logika rendah (0). Hasil pengujian sesuai dengan data-sheet yang disertakan oleh MITEL pada IC dekoder MT8870, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1. Pengujian terbatas dari tombol 1 sampai tombol #, Berdasarkan tabel 4.2, LED yang menyala menunjukkan logika tinggi (1), LED yang mati menunjukkan logika rendah (0). Hasil pengujian sesuai dengan data-sheet yang disertakan oleh MITEL pada IC dekoder MT8870, seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1. Pengujian terbatas dari tombol 1 sampai tombol #,

Tabel 4.2. Hasil pengujian dekoder DTMF Penekanan Tombol

LED 1 LED 2 LED 3 LED 4 Telepon

1 Mati

Mati

Mati Hidup

2 Mati

Mati

Hidup Mati

3 Mati

Mati

Hidup Hidup

4 Mati

Hidup

Mati Mati

5 Mati

Hidup

Mati Hidup

6 Mati

Hidup Hidup Mati

7 Mati

Hidup Hidup Hidup

8 Hidup

Mati

Mati Mati

9 Hidup

Mati

Mati Hidup

Hidup Mati *

0 Hidup

Mati

Hidup Hidup #

Hidup

Mati

Hidup Hidup

Mati Mati

4.1.3 Pengujian Sinyal Suara

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa sinyal suara yang dikandung oleh jalur telepon dapat digunakan sebagai masukan perekam, dan sinyal suara yang dikirim juga dapat terdengar baik di pesawat telepon.

Dalam pengujian ini, pesawat telepon, catu daya, dekoder, line-out, serta line-in dihubungkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5 berikut ini

+ 12V

Line-in

C1 LPT1

S4...S7

R 4,7k

Dekoder DTMF

Q1...Q4

F 2200uF

1k

12V

N 220V

1k

Gambar 4.5. Pengujian sinyal suara

Pengujian dimulai dengan memberikan logika rendah pada terminal S3 LPT1 sebagai sinyal dering yang sedang masuk. Lima detik kemudian komputer mengangkat telepon secara otomatis dan memperdengarkan suara penjawab. Pada saat ini suara dari speaker headset didengar. Pengaturan volume suara dapat dilakukan pada Volume Control pada komputer. Pengaturan volume yang tepat pada saat bar volume dan wave berada di posisi tengah, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Setelah penjawab selesai, perekaman dimulai. Saat ini perekaman diuji dengan cara berbicara pada mikrofon headset telepon. Dengan pengaturan bar volume line-in yang tepat, suara akan jelas terdengar pada saat rekaman diputar. Pengaturan volume line-in yang tepat pada saat bar volume line-in berada pada posisi tengah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Pengaturan Volume Control pada proses pengujian suara