Fungsi Tantangan Pengembangan GAMBARAN PELAYANAN

DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 7 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

DINAS PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur A. Tugas Pokok Berdasarkan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 Tahun 2008, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang peternakan dan kesehatan hewan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

B. Fungsi

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 tahun 2008 tersebut, mempunyai fungsi : 1. Perumusan kebijaksanaan teknis bidang peternakan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan Pemerintah Daerah; 2. Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijaksanaan teknis bidang peternakan ; 3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan; 4. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis perbibitan dan budidaya peternakan; 5. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis pengembangan kawasan dan usaha peternakan; 6. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis kesehatan hewan; 7. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis pasca panen dan kesehatan masyarakat veteriner; 8. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan; 9. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas; 10. Pembinaan kelompok jabatan fungsional; 11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

C. Struktur Organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur

Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur pelaksana Pemerintah Propinsi di bidang Peternakan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Kalimantan Timur melalui Sekretaris Daerah. Pembentukan Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Timur adalah Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2001 tentang Perangkat Daerah Propinsi Kalimantan Timur yang diperkuat dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur No. 03 Tahun 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Provinsi Kalimantan Timur. DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 8 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Namun setelah terbitnya Peraturan Pemerintah No, 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur perangkat daerah tersebut dilakukan penataan kembali. Sehingga terbitlah Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Provinsi Kalimantan Timur. Tindak lanjut dari Peraturan Daerah tersebut adalah Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 45 tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Susunan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tersebut terdiri atas 1 satu Esselon II yaitu Kepala Dinas; 7 tujuh Esselon III yaitu 1 satu Sekretaris, 4 empat Kepala Bidang dan 2 dua Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas; 21 dua puluh satu Esselon IV yaitu 5 lima orang Kepala Sub Bagian dan 16 lima belas Kepala Seksi serta kelompok jabatan fungsional. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, membawahi 7 tujuh unit Esselon III, meliputi: 1. Sekretaris, membawahi 3 tiga sub bagian, yaitu: a. Sub Bagian Perencanaan Program b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Keuangan 2. Bidang Perbibitan dan Budidaya Peternakan, membawahi 3 tiga seksi, yaitu: a. Seksi Perbibitan Ternak b. Seksi Budidaya Ternak dan Alat dan Mesin Peternakan c. Seksi Pakan Ternak 3. Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, membawahi 3 tiga seksi, yaitu: a. Seksi Pengembangan Kawasan dan Kelembagaan Peternakan b. Seksi Pelayanan Usaha dan Pembiayaan Peternakan c. Seksi Penataan, Penyebaran dan Data Peternakan 4. Bidang Kesehatan Hewan, membawahi 3 tiga seksi, yaitu: a. Seksi Perlindungan Hewan b. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan c. Seksi Pengawasan Obat dan Pelayanan Kesehatan Hewan 5. Bidang Pasca Panen dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, membawahi 3 tiga seksi, yaitu: a. Seksi Pengolahan Hasil dan Pengawasan Mutu Produk b. Seksi Promosi dan Pemasaran c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner 6. UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan, membawahi 3 tiga seksi, yaitu: a. Sub Bagian Tata Usaha b. Seksi Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak c. Seksi Inseminasi Buatan dan Saprodi DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 9 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 7. UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet, membawahi 3 tiga seksi, yaitu: a. Sub Bagian Tata Usaha b. Seksi Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan c. Seksi Penyidikan dan Pengujian Kualitas Hasil Peternakan 8. Kelompok Jabatan Fungsional Struktur organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dapat dilihat pada Gambar Bagan berikut. DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 10 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018

a. b.

c. d.

e. f.

g. h.

KEPALA DINAS DINAS SEKRETARIS KASUBBAG UMUM KASUBBAG PERENCANAAN PROGRAM KASUBBAG KEUANGAN KEPALA BIDANG PERBIBITAN DAN BUDIDAYA KEPALA BIDANG KESEHATAN HEWAN KASI PERLINDUNGAN HEWAN KASI P3H KASI POH KASI PERBIBITAN TERNAK KASI PAKAN TERNAK KASI BUDIDAYA TERNAK DAN ALAT MESIN PETERNAKAN KEPALA BIDANG PENGEMBANGAN KAWASAN DAN USAHA PETERNAKAN KEPALA BIDANG PASCAPANEN DAN KESMAVET KASI PENGEMBANGAN KAWASAN DAN KELEMBAGAAN PETERNAKAN KASI PELAYANAN USAHA DAN PEMBIAYAAN PETERNAKAN KASI PENATAAN, PENYEBARAN DAN DATA PETERNAKAN KASI PENGOLAHAN HASIL DAN PENGAWASAN MUTU PRODUK KASI PROMOSI DAN PEMASARAN KASI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER KA.UPTD LABORATORIUM KESWAN DAN KESMAVET KA.UPTD PEMBIBITAN DAN INSEMINASI BUATAN KASUBBAG TATA USAHA KASUBBAG TATA USAHA KASI PEMBIBITAN TERNAK DAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK KASI INSEMINASI BUATAN DAN SAPRODI KASI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN PENYAKIT HEWAN KASI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN KUALITAS HASIL PETERNAKAN KELOMPOK JABATABN FUNGSIONAL BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAMPIRAN XXII PERDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2008 TANGGAL : 23 JULI 2008 TENTANG : STRUKTUR DINAS PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 11 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018

1. KEPALA DINAS Kepala Dinas mempunyai tugas :

1 Membantu Gubernur di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan; 2 Memimpin, merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, membina, mengendalikan dan mengawasi semua kegiatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. 3 Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi lainnya untuk memperlancar pelaksanaan tugasnya.

2.2. Sumber Daya Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur A. Sumber Daya Aparatur

Sumber Daya Manusia SDM adalah faktor sentral dalam suatu institusiorganisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia.Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi. Kondisi institusi akan sangat dipengaruhi dan tergantung pada kualitas serta kemampuan kompetitif sumber daya manusia yang dimilikinya. Dalam menjalankan kegiatan organisasi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2013 memiliki sumber daya manusia aparatur secara keseluruhan termasuk pada UPTD sebanyak 114 orang yang terdiri dari 29 orang pejabat struktural, 85 orang pejabat non struktural. Komposisi jabatan struktural Dinas peternakan provinsi kalimantan Timur terdiri atas 1 satu eselon II yaitu Kepala Dinas; 7 tujuh eselon III yaitu 1 satu Sekretaris; 4 empat Kepala Bidang; 2 dua Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah; 21 dua puluh satu eselon IV terdiri atas 5 lima sub bagian dan 16 enam belas Kepala Seksi. - 20 40 60 80 100 1 7 21 77 8 74 Jumlah Pegawai Berdasarkan Esselon 2013 Jumlah Pegawai orang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 12 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, meliputi 1 orang Strata III, 19 orang Strata II, 42 orang Strata I, 3 orang Diploma III, 41 orang SLTA, 7 orang SLTP dan 1 orang SD. Komposisi pegawai Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur berdasarakan wilayah kerja, yaitu pada Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 76 orang, UPTD Laboratorium Keswan dan Kesmavet 13 orang dan UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan 25 orang. 10 20 30 40 50 1 4 9 46 4 60 3 12 42 4 14 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 2013 Laki-laki orang Perempuan orang Strata 3 Strata 2 Strata 1 Sarjana Muda Diploma III SLTA SLTP SD 1 19 41 1 44 7 1 14 3 45 4 4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Honor orang PNS orang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 13 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I 9 6 2 4 25 10 4 1 1 10 3 1 Jumlah Pegawai Dinas Peternakan Berdasarkan Golongan Ruang a Ruang b Ruang c Ruang d Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I 2 2 3 2 2 1 1 Jumlah Pegawai UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet Berdasarkan Golongan Ruang a Ruang b Ruang c Ruang d DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 14 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018

B. Prasarana dan Sarana

Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sarana dan prasarana, antara lain : 1. Gedung kantor induk terdiri dari kantor dan klinik hewan dengan beberapa prasarana seperti : website, papan pengumuman, leaflet, wirelesshotspot serta mobil dinas. 2. Laboratorim di UPTD Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesmavet terdiri dari kantor dan laboratorium dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan perlengkapan kantor dan laboratorium serta kendaraan untuk operasional. 3. Perkandangan di UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan, terdiri dari kantor dan Laboratorium IB dengan beberapa prasarana seperti peralatan dan perlengkapan kantor; peralatan laboratorium; serta sarana mobilitaskendaraan untuk operasional. Sarana prasarana yang menunjang operasional Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur baik di Dinas induk maupun UPTD terdapat pada lampiran 1. 2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Pencapaian kinerja pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2009-2013 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Populasi, produksi dan produktivitas ternak dalam penyediaan pangan asal ternak. Perkembangan pembangunan peternakan di Kalimantan Timur pada 5 lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Pada beberapa jenis ternak mengalami peningkatan, meliputi ternak sapi perah, kambing, ayam buras, ayam pedaging, ayam petelur, itik dan babi. Sedangkan pada ternak Sapi potong kerbau, domba, dan kuda mengalami penurunan. Perkembangan populasi terdapat pada Tabel II.2.3.1 Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I 1 1 3 1 3 9 1 2 1 4 Jumlah Pegawai UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan Berdasarkan Golongan Ruang a Ruang b Ruang c Ruang d DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 15 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Tabel II.2.3.1. Perkembangan Populasi Ternak di Kaltim dan Kaltara tahun 2009 - 2013 dalam ekor Perkembangan populasi ternak hingga saat ini sudah cukup baik tetapi justru komoditas strategis mengalami penurunan yaitu kerbau negatif 9,48. Ini berdasarkan hasil Sensus Pertanian bulan Mei tahun 2013. Hal ini disebabkan kenaikan angka pemotongan dan tingkat kelahiran yang masih rendah. Kambing, domba dan kuda juga mengalami penurunan negatif antara lain kambing negatif 0,8, domba negatif 26,39 dan kuda negatif 13,95. Selain itu, ayam petelur mengalami penurunan -2,72, hal ini disebabkan replacement yang tidak dilakukan oleh perusahaan ayam petelur karena tingginya nilai investasi ayam petelur dan produk yang dihasilkan rata-rata setelah 6 bulan sangat berbeda dengan ayam pedaging yang hanya memerlukan waktu kurang lebih 40 hari saja. Adapun ternak yang mengalami perkembangan positif adalah sapi perah 6,8, menunjukan keberhasilan dalam pengembangan sapi perah dengan melalui perbaikan manajemen pemeliharaan, pakan, pengelolaan kesehatan hewan, dan penambahan ternak sapi perah dari luar Kalimantan Timur. Kelemahan dalam Sensus Pertanian adalah pendataan ternak sering di konotasikan oleh peternak dengan wajib pajak dan kondisi geografis Kalimantan Timur dengan penduduk tersebar sehingga lokasi budidaya ternak yang terpencil tidak terdata. Sedangkan untuk mencapai swasembada daging sapikerbau di Kalimantan Timur berdasarkan pada analisa proyeksi terhadap kebutuhan dan potensi maka diperoleh populasi dasar sebesar 350.000 ekor sedangkan saat ini populasi sapi potong baru mencapai 114.735 ekor, dengan tingkat pertumbuhan 3,19. Pada kenyataannya dihadapkan pada permasalahan angka kelahiran yang rendah, kasus kejadian penyakit jembrana dan gangguan reproduksi, kualitas bibit yang masih rendah dan pemotongan betina produktif. Kerbau Kalang merupakan salah satu sumber daya genetik lokal Kalimanat Timur atau dikenal dengan Plasma Nutfah yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor 2838KptsLB.43082012 tahun 2012 tentang Penetapan Kerbau kalimantan Timur Pengembangan kerbau kalang masih sangat memerlukan sentuhan DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 16 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 teknologi tepat guna untuk akselerasi tingkat kelahiran seperti Inseminasi Buatan, penurunan kasus inbreeding, pemanfaatan hijauan pakan ternak unggul, penanganan kesehatan hewan dan manajemen perbibitan yang baik. Produksi daging dan telur selama periode tahun 2009-2013 mengalami peningkatan rata-rata untuk daging 10,70 dan untuk telur 8,19. Pada tahun 2009 produksi daging 45.727,3 ton dan pada tahun 2013 menjadi 68.668,10 ton. Produksi telur pada tahun 2009 mencapai 11.165 ton sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 15.295,90 ton. Angka kematian ternak mengalami penurunan 0,38 dalam kurun waktu 2009 s.d 2013 dimana pada tahun 2009 sebesar 1,70, pada tahun 2013 menurun menjadi 1,32. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kesehatan hewan sudah memadai karena tingkat kematian ternak rendah. Kawasan peternakan pada tahun 2009 telah ada 18 kawasan peternakan, sedangkan pada akhir tahun 2013 menjadi 64 kawasan peternakan, hal ini menunjukkan kinerja yang positif karena target yang ditetapkan hanya 48 kawasan. 2. Kelembagaan petani peternak yang semakin mandiri dan mampu mengakses sendiri faktor produksi dan pelayanannya. Jumlah kelompok tani ternak meningkat dalam tahun 2009 s.d 2012 yang semula sebanyak 400 kelompok pada tahun 2013 menjadi 918 kelompok. Hal ini menunjukkan kesadaran peternak untuk berorganisasi semakin meningkat sehingga memudahkan pelayanan peternakan. 3. Tingkat ketersediaan produk peternakan lokal Pada tahun 2009 ketersediaan produk peternakan lokal mencapai 72. Pada tahun 2013 menurun menjadi 70,91. Hal ini menunjukkan adanya penurunan produksi peternakan lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalimantan Timur.Target pada Tahun 2013 Sebesar 92 tidak dapat tercapai karena produksi ternak potong lokal masih rendah atau 58,20 dari kebutuhan. Konsumsi daging meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat, daya beli, kesadaran gizi dan pola hidup sehat. Oleh karena itu, kinerja akan ditingkatkan pada periode Renstra berikutnya. 4. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai bahan baku Biogas Selama kurun waktu 2009 s.d 2013 ditargetkan terbangun 308 unit instalasi Biogas namun sampai dengan tahun 2013 telah terbangun sebanyak 331 unit. Hal ini menunjukkan capaian kinerja yang sangat baik secara kuantitatif jumlah melampaui target dan masyarakat peternak sebagai pengguna Biogas dapat mendapatkan manfaat seperti hemat bahan bakar minyak, listrik dan pupuk organik sebagai hasil sampingan. Secara lengkap, capaian kinerja Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur dari tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel II.2.3.2 dan Tabel II.2.3.3 DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 17 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 18 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Tabel II.2.3.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 19 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kinerja pelayanan peternakan adalah tersedianya SDM peternak maupun aparatur peternakan, regulasi pemerintah, dukungan Perguruan Tinggi, prasarana dan sarana pelayanan, sumber daya pakan lokal potensial, teknologi peternakan tepat guna dan potensi pengembangan ternak yang masih tinggi hingga mencapai 2.683.324 ST atau 4.829.983 ekor. Faktor yang mempengaruhi belum berhasilnya pelayanan di Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur adalah masih rendahnya populasi ternak, kurangnya bibit ternak yang berkualitas, rendahnya angka kelahiran hasil IB,masih adanya kejadian kasus Penyakit Hewan Menular Strategis PHMS, pemotongan betina produktif masih tinggi. Di samping itu, masih kurangnya pengawasan terhadap kualitas bibit, pakan ternak dan produk olahan asal ternak serta percepatan konsumsi tidak sebanding dengan populasi ternak. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur, selain menyediakan jasapelayanan baik administrasi maupun teknis, juga menghasilkan beberapa produk. Produk tersebut dalam rangka mendukung pembangunan peternakan yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Balai Pembibitan dan Inseminasi Buatan. Adapun jenis pelayanan tersebut antara lain sebagai berikut : a Jenis Standar Pelayanan Publik 1. Standar Pelayanan Penyusunan Dokumen Anggaran APBN 2. Standar Pelayanan Penyusunan Dokumen Anggaran APBD 3. Standar Pelayanan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP 4. Standar Pelayanan Kehumasan 5. Standar Pelayanan Surat Masuk 6. Standar Pelayanan DP3 7. Standar Pelayanan Pembayaran Gaji CPNSPNS 8. Standar Pelayanan Permintaan Uang Panjar 9. Standar Pelayanan Monitoring dan Evaluasi terhadap Penetapan Kinerja PK 10. Standar Pelayanan Rekomendasi Pemasukan dan Pengeluaran Ternak Antar Provinsi 11. Standar Pelayanan Pendistribusian Straw Semen Beku 12. Standar Pelayanan Pendistribusian N2 cair Nitrogen Cair 13. Standar Pelayanan Pengawasan Mutu Pakan 14. Standar Pelayanan Permintaan Data Peternakan 15. Standar Pelayanan Rekomendasi Kelompok Penerima Bansos 16. Standar Pelayanan Rekomendasi Kelompok Peserta Kredit Program 17. Standar Pelayanan SosialisasiKonsultasi 18. Standar Pelayanan Perijinan Rekomendasi Masuk Hewan Penular Rabies HPR 19. Standar Pelayanan Perijinan Lalu lintas Keluar Hewan Penular Rabies HPR 20. Standar Pelayanan Klinik Hewan 21. Standar Pelayanan Kesehatan Hewan 22. Standar Pelayanan Perijinan Lalulintas Keluar Unggas KesayanganBurung 23. Standar Pelayanan Perijinan Lalulintas Masuk Unggas KesayanganBurung 24. Standar Pelayanan Pembuatan Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner NKV Unit Usaha Pangan Asal Hewan 25. Standar Pelayanan Pembuatan Rekomendasi Pemasukan Bahan Pangan Asal HewanDaging, Sapi, Itik, Ayam. 26. Standar pelayananPenyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 20 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 27. Standar Pelayanan Penyidikan dan Pengujian Kualitas Hasil Peternakan. b Jenis Produk 1. Semen beku “straw” sapi potong dalam rangka penyediaan benih ternak sapi potong untuk melayani permintaan inseminasi buatan di seluruh KabupatenKota se Kalimantan Timur. Produksi pada tahun 2013 mencapai 3.150 dosis. 2. Bibit ternak, meskipun pada saat ini produksi masih terbatas, namun diharapkan ke depan dapat menyediakan kebutuhan bibit khususnya untuk wilayah Kalimantan Timur. 3. Kapsul ranggah muda “velvet” ternak rusa sebagai suplemen untuk kesehatan. Produk velvet ini sebagai salah satu hasil dari upaya pelestarian, domestikasi dan budidaya ternak rusa yang mulai dilaksanakan sekitar tahun 1990. Produksi kapsul tanduk rusa ini mencapai 23.010 kapsul pada tahun 2013.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur

Berikut merupakan uraian tentang tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan peternakan di Kalimantan Timur yang semakin kompleks yang banyak dipengaruhi kemajuan teknologi informasi, tingkat kecerdasan masyarakat, pendapatan masyarakat serta tuntutan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan pangan asal ternak yang ASUH.

A. Tantangan Pengembangan

Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur Memperhatikan kondisi pembangunan peternakan baik secara nasional maupun wilayah Provinsi Kalimantan Timur saat ini dan hasil yang ingin dicapai hingga tahun 2018, maka banyak tantangan yang dihadapi dan akan berpengaruh pada kinerja pembangunan peternakan dalam kurun waktu 2013 – 2018.

1. Tantangan Internal

Tantangan internal merupakan faktor potensial yang ada di dalam intern Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur yang belum secara optimal diberdayakan dalam pembangunan peternakan. a. Sumber Daya manusia Berdasarkan pendidikan, jumlah pegawai keseluruhan 188 orang terdiri dari 114 PNS dan 74 Non PNS. Dilihat dari tingkat pendidikan 75 orang berpendidikan S1, S2 dan S3 40. Selebihnya D3, SLTA, SLTP dan SD 60. Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur merupakan dinas teknis yang mempunyai tugas pokok dinas peternakan sudah selayaknya memerlukan tenaga teknis yang lebih banyak dibandingkan dengan tenaga non teknis. Untuk itu, perlu pemberdayaan tenaga non teknis dengan melalukan bimbingan teknis, pelatihanmagang teknis peternakan dan kesehatan hewan, sehingga memiliki dasar pemahaman tentang pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. Di samping itu, harus memahami adminstrasi perkantoran sebagai pendukung dalam penyelenggaraan pembangunan peternakan. b. Prasarana dan sarana Secara umum, prasarana dan sarana perkantoran sudah memadai namun untuk prasarana dan sarana pelayanan di lokasi khususnya padat ternak masih sangat minim seperti puskeswan, check point, pos pelayanan IB, DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 21 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018 pasar hewan, meat shop, depo obat hewan, lumbung pakan dan alat mesin peternakan. Perkembangan informasi elektronik sangat pesat dan kecepatan ketepatan dan keterbukaan semakin dituntut oleh masyarakat. Publikasi saat ini harus mengikuti perkembangan dan informasi yang dipublikasikan harus transparan dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, koordinas dan kerjasama dengan media elektronik serta prasarana dan sarana elektronik seperti website, baliho, leaflet, spanduk perlu ditingkatkan agar penyampaian informasi mengenai peternakan dan kesehatan hewan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Peran serta masyarakat akan semakin meningkat dengan adanya media publikasi tersebut di dalam penyelenggaraan pembangunan peternakan. c. Koordinasi dengan instansilembaga terkait Keterkaitanketerpaduan dan sinergisitas antar instansilembaga terkait baik di Pusat, Provinsi maupun kabupatenkota perlu ditingkatkan agar keterpaduan program dan kegiatan peternakan berjalan efektif dan efisien. Dalam pengembangan kawasan peternakan yang berbasis komoditas ternak dapat terintegrasi dengan sektor lainnya seperti pertanian tanaman pangan, perkebunan, industri pengolahan hasil dan lahan eks tambang.

2. Tantangan Eksternal

a. Sumber pembiayaan di luar Pemerintah seperti Kredit Program KKPE, KUPS CSR, Kredit Ternak Sejahtera KTS belum secara optimal dapat diakses oleh peternak. Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memecahkan permasalahan permodalan khususnya agunan yang harus dimiliki oleh peternak maka telah dibentuk lembaga penjaminan. Namun belum semua peternak memahami adanya lembaga penjaminan sehingga ke depan perlu sosialisasi mengenai pola penjaminan. b. Potensi pakan hijauan ternak sangat melimpah, namun untuk pakan penguat dan bahan baku masih sangat tergantung dari luar daerah. Bahan baku pakan saat ini belum dapat secara kontinyu dihasilkan dan jumlahnya sangat terbatas sehingga menyulitkan peternak mengolah menjadi pakan penguat. Biaya pakan ternak mencapai 60-70 dari total biaya produksi sehingga sangat berpengaruh tehadap margin keuntungan peternak. c. Pemotongan betina produktif khususnya sapikerbau lokal masih cukup tinggi. Hal ini merupakan suatu kerugian bagi peternak karena yang seharusnya dapat memberikan keuntungan dengan bertambahnya populasi namun harus dipotong. Oleh karena itu pemahaman tentang larangan pemotongan betina produktif perlu ditingkatkan. d. Semakin meningkatnya lalulintas ternak maupun produk peternakan akan semakin meningkatnya ancaman penyakit hewan strategis yang sangat berdampak tinggi pada ekonomi. Kewaspadaan terhadap penyakit yang berkembang secara pesat perlu ditingkatkan seperti adanya mutasi gen virus AI dan Flu Babi. Kaltim saat ini masih belum terbebas dari penyakit Rabies. Masih banyak kasus gigitan anjing positif rabies sehingga perlu pencegahan dan penanggulangan terhadap rabies melalui vaksinasi dan eliminasi HPR. DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 22 RENSTRA DISNAK TH.2013-2018

B. Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur