Association among the Economic Factors, Social and Cultural and Physical Factor of the Land Area with the Optional Land use in the Buffer Zone of National Park (A Case Study at the Western Part of South Bukit Barisan National Park, West Lampung)

KETERKAITAN ANTTAM FAKTOR EKONOMI, SOSIAL
BUDAYA DAN FISIK LAHAN DENGAN PILiHAN
PENGGUNAAN LAHAN DI DAERAH PENYANGGA
TAMAN NASIONAL
(Studi Kasus di Wilayah Barat Taman Nasiol~alBukit
Barisan Selahn Lan~pungBarat)

Oleh :
EDARWAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANLm BOGOR
2004

-

Abstrak
EDARWAN, Keterkaitan Antara Faktor Ekonomi, Sosial Budaya dan Fisik Lahan
dengan PiIihan Penggunaan Lahan di Daerah Penyangga Taman Nasional (Study
Kasus di Wilayah Barat Tarnan NasionaI Bukit Barisan Selatan Lampung Barat).
Dibawah Komisi Penasehat Akademik : KOOSWARDHONO MUDIKDJO,

BUNASOR SAMM dan CECEP KUSMANA.

Penyelesaian konflik penggunaan Iahan membutuhkan suatu pola penggunaan
lahan yang dapat memenuhi kepentingan ekonomi masyarakat lokal dan global serta
kepentingan negara atau sesuai prinsip-prinsip berkelanjutan. Pola penggunaan lahan
yang dikenal dengan nama repong damar yang dikembangan oleh penduduk asli
pesisir Krui Lampung Barat terbukti sebagai suatu pola penggunaan lahan yang
memenuhi prinsip berkelanjutan. Sehubungan dengan ha1 tersebut menarik untuk
dilakukan penelitian terhadap faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pili han
penggunaan lahan yang dilakukan oleh petani tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari dan mengkaji karakteristik faktor ekonomi, sosial budaya, dan fisik
lahan yang terkait dan berpengaruh dengan pilihan penggunaan lahan yang dilakukan
oleh petani. Tempat penelitian di daerah Krui Lampung Barat, dilakukan pada bulan
JuIi sampai November 2001. Dengan jumlah responden sebanyak 240 petani. Data
dikumpulkan dengan wawancara yang menggunakan pedornan kuisioner dan anal isi s
data menggunakan analisis diskriptif dan model multinomial logit. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa faktor ekonomi yang terkait dengan pilihan penggunaan lahan
meliputi luas Iahan, persepsi terhadap ketersedian lahan hutan, modal kerja, jaringan
pemasaran, persepsi terhadap lahan repong, dan non repong damar, jumlah anggota
keluarga yang produktif, kondisi jalan dan pendapatan keluarga. Faktor sosial budaya

yang terkait dengan pilihan penggunaan lahan meliputi suku, motif penguasaan
lahan, sumber perolehan lahan, penguasaan teknik budidaya repong, frekuensi
gotong royong, rasa bangga memiliki lahan usaha, sistem pewarisan lahan repong
damar, dan lahan non repong, sikap terhadap manfat ekonomi kawasan repong
damar, status penguasaan lahan, persepdi t erhadap repong damar.Faktor fi sik lahan
yang terkait denga pengunaan lahan adalah ketinggian lahan dari permukaan laut,
dan kemiringan lereng lahan.
Kota Kunci : Repong Damar, Penggunaan Lahan, Mutinomial Logit, berkelanjutan,
Daerah Penyangga.

ABSTRACT

EDARWAN. Association among the Economic Factors, Social and Cultural and
Physical Factor of the Land Area with the Optional Land use in the Buffer Zone of
National Park (A Case Study at the Western Part of South Bukit Barisan National
Park, West Lampung)
Under advisory committee: K O 0 SWARDHONO
MUDIKDJO, BUNASOR SANIM and CECEP KUSMANA)

The solution of land use conflict needs a pattern of land use that could fulfill

economic interest of lokal people and global need and the National interest or in
accordance with the sustainable principles. Pattern of land use is known with the
name of r e p n g &mar developed by lokal people of the coastal area of Krui West
Lampung and is proved to be a pattern that fulfills the sustainable principles. In
relation to the above, it is interesting to make a research to the factors that influence
option of the utilization of land by the farmer. This research is meant to study and
examine characteristic of the economic factor, social and culture, and physical
condition of the related land that influences the option of land use by the farmer.
Location for the research is Krui West Lampung, conducted in from July to
November 200 1. The respondents consist of 240 farmers. The data was collected by
using questioners guide. Data analysis uses descriptive and multinomial logrt model.
Result of the analysis and conclusion of the research shows that economic factors is
related to the option of land use consisting of size of land, perception to the
availability of forest land, working capital, marketing chanel, perception to the
repong land and nwl-repong &mar, number of productive family, road conditions,
family income. Social and cultural factor that is related to the use of land consists of
ethnic, motive in authority the land, source of land acquisition, mastering of
technique for repong cultivation, frequency of mutual cooperation, pride for having
of business land, inheritance system of repoi~gb a r land and non-repong land,
attitude toward the economic values of the reprtg h m m m zone, property right of

land, perception toward the repotlg &mar functions as a symbol of social status.
Physical factor that is related to the land use is the land height seen from the surface
level and the slope of the slanting land.
Key Word : Repong Damar, Buffer Zone, Land Use, Multinomial Logit Model,
Sustainable.

SURAT PERNYATAAN

Melalui surat ini saya menyatakan bahwa Desertasi bejudul :
Keterhihn Antara Faktor Ekonomi, Sosisll Budaya Dan Fisik Lahan
Dengan Pilihan Penggunaan Lahan di Daerah Penyangga Taman Nasional.

(Studi Kasus di Wilayah Barat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan
Lampung Barat)

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belurn pernah
dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara jelas dm dapat diteliti kebenarannya.


KETERKAITAN ANTARA FAKTOR EKONOMI, SOSIAL
BUDAYA DAN FISIK LAHAN DENGAN PILIHAN
PENGGUNAAN LAHAN DI DAERAH PENYANGGA
TAMAN NASIONAL
(Studi Kasus di Wilayah Barat Tamaa Nasional Bukit
Barism Selatan Lampung Barat)

Oleh :
EDARWAN
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Doktor pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Disertasi : Keterkaitan Antara Faktor Ekonomi, Sosial
budaya Dan Fisik Lahan Dengan Pilihan Penggunaan Lahan di


Daerah Penyaagga Taman Nasional (Studi Krmsus di Wilayrh Barat
Taman Nasional Bukit Barisan Selatrn Lampang Barat)
Nama

: EDARWAN

NRP

: 965058

Program Studi

: Ilmu Pengelotm Sumberdaya Alarn d m Lingkungan

Menyetujui
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc.


Prof. Dr. Ir. bnasor
Sanirn, M.Sc.
*
Anggota

Prof. Dr. Ir.Cecep Kusmana, MS.
Anggota

n Sekolah Pascasarjana IPB

Tanggal Lulus : 14 Jmuari 2004

IUWAYAT HJDUP

Penulis dilahirkan di Sukadana, Lampung Timur pada tanggal 4 April
1962. Sebagai anak sulung dari pasangan Abdullah Alfian dan Umihani.

Pendidikan sarjana ditempuh pada Jurusan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Lampung (UNILA) di Bandar Lampung, lulus pada bulan September

1986. Pada tahun 1993 penulis mendapat kesempatan tugas belajar dari

Pemerintah Daerah Provinsi Lampung pada Program Administrasi dan Kebijakan

Publik pada Program Pascasarjana (52) Universitas Indonesia (UI) dan
menarnatkannya pada tahun 1995. Kesempatan melanjutkan ke Program Doktor
pada Program

Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Sekolah Pascasarjana Institut Pert anian Bogor diperoleh pada tahun 1996.
Pada tahun 1987 d d 1989 penulis bekerja pada Sekretariat Daerah
Provinsi Lampung. Sejak tahun 1990 sampai saat ini bekerja pada Kantor Dinas
Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung. Pada tahun 1990 penulis menikah

dengan Mevida S.Sos dm dikarunia 2 (dua) orang anak, Fathiannisa Sabila dan
Muhammad Ghazy Alkindy.

PRAKATA


SegaIa puji hanya dipersembahkan kepada Allah SWT. Tuhan yang
menciptakan dan mengurus serta mendidik alam semesta yang memiliki segala ha1
yang terpuji dan berbagai kenikmatan. Salam

dan sholawat semoga selalu

tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

pengikutnya. Berkat karunia Allah SWT, penelitian dan penyusunan desertasi ini
dapat terlaksana. Tema penelitian difokuskan pada Keterkaitan Antara Faktor
Ekonomi, Sosial Budaya dan Fisik Lahan dengan Pilihan Penggunaan Lahan di

Daerah Penyangga Taman Nasional.

(Studi Kasus di Wilayah Barat Taman

Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung Barat)

Pada kesernpatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang terhingga kepada :

1. Prof. Dr. Koeswardhono Mudikdjo, MSc. Selaku ketua komisi pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, MSc, Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. Sebagai
anggota komisi pembimbing, atas segala pengarahan, bimbingan dan
nasehatnya sehingga desertasi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
2. Xbu Dr. Ir. Siti Nurbaya MSG(Sekjen DEPDAGRI) dan Prof. Dr. Ir. Dudung

Darusman MSG,yang berkenan untuk menjadi penguj i luar komisi saat ujian
terbuka.
3. Bapak Letjen (Purn) TNI. Poedjono Pranyoto, Bapak Drs. Oemarsono,

masing-masing sebagai mantan Gubernur KDH Lampung, dan Bapak Drs.
Tursandi Alwi Msi sebagai Pejabat Gubernur KDH Lampung, Bapak Ir.

Rachman Abdullah, (Sekretaris Daerah propinsi Lampung). Atas kesempatan

dm dukungan pendanaan kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

4. Rektor Institut Pertanian Bogor, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB beserta


seluruh staf, Ketua Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan IPB yang telah berkenan memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk mengikuti pendidikan Doktor.
5 . Bupati KDH Lampung Barat, para Camat Wilayah Pesisir dan tokoh

masyarakat serta Pesisir Lampung Barat.
6 . Dr. S. Sitomorang, Tjipto Nugroho SH.Msi, Ir. Satria Jaya Msi, Dr. Hari

Nurcahya Murni SE.Msi, Nasrullah Manaf SH.MSi. atas dukungannya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Serta semua teman yang

ada di Lampung, Jakarta serta Bogor yang tidak dapat diungkapkan

satu

persatu atas banturn dan kerjasama serta iringan do'a yang sangat besar
artinya.

7. Secara Khusus penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan mertua atas
bimbingan, keteladanannya, prinsip hidup yang ditanamkan kepada kami
serta do'a yang selalu dipanjatkan kepada Allah SWT, demi keberhasilan
an&-anaknya.

Akhirnya, penghargaan yang setingi-tingginya penulis

sampaikan kepada istri tercinta Mevida S.Sos, anak-anakku tersayang

Fathiannisa Sabila, Muhammad Ghazy Alkindy atas pengertian, pengorbanan
dan do'a, serta kesabaran dan ketabahan dalam penantian selama rnasa
pendidikan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan mendapatkan ridho Allah SWT,
Arniin.

Bogor,

Februari 2004
Penulis

HASIL DAN PEMBAHASm ........... ................ ....................... .......... ....
Karateristik Responden ,............. ................ ... .................. ,.,..........
Analisis Keterkaitan Antara Faktor Ekonomi dengan Pilihan
Penggunaan Lahan ......................................
. . . ........................... ......
Analisis Keterkaitan Antara Faktor Sosial Budaya dengan Pilihan
Penggunaan M a n ..................... ............................... ................ .....
Analisis Keterkaitan Antara Faktor Fisik Lahan dengan Pilihan
Penggunaan Lahan ......... ........,... ................ ........... ......... .............. .........

.....

.

....

.

.

..

.

KESIMpULAN DAN SARAN .................................................................
Kesimpulan ..,.........,.. ,,,........,.,. ,.,.......... .,...,............... ................ .........
Saran
.................................. I..I......f..............f.........Il....f..f..f.....I-

DAFTAR TABEL

Halaman
1.

2.

3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.

13.

14.

Perkembangan Kecamatan dan Desa daerah
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2000 .............................................
Jumlah penduduk dan rasio jenis kelamin per Kecarnatan
di Kabupaten Lampung Barat tahun 2000 ...........................................
kepadatan penduduk di wilayah pesisir Larnpung Barat tahun 2000.,..
Jumlah anak sekolah menurut status dan Kecarnatan
di Kabupaten Larnpung Barat t&un 2000 ................... ,...............unun.ununun....
Jurnlah fasilitas pendidikan dan tingkat pendidikan
di 3 Kecarnatan wilayah pesisir Lampung Barat tahun 2000...................
Perkembangan Peranan tiap sektor terhadap PDRB Kabupaten
Larnpung Barat tahun 1995-1999, atas harga konstan 1993 ...............
Luas lahan dan penggunaannya di wilayah pesisir
Lampung Barat tahun 2000 ....... ................................
........... .............
Penggunaan lahan untuk komoditi perkebunan dan
repong darnar di wilayah pesisir Lampung Barat tahun 2000 .............
Harga komoditas di keempat desa contoh..,.........................................
Kondisi fisik lahan responden menurut desa contoh.......... ....... .......... .
Penggunaan lahan oleh responden menurut desa contoh .....................
Pendugaan karakteristik faktor ekonomi model multinomial logit
untuk pilihan penggunaan lahan .............................+................~,
...........
Pendugaan karakteristik faktor sosial budaya model multinomial logit
untuk pili han penggunaan lahan ...........................
........... .,................
Pendugaan karakteristik fisik lahan multinomial logit
untuk pilihan penggunaan lahan..................... ........
.
..........................

D A n A R GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran Keterkaitan Faktor Sosial Budaya, Ekonomi,

Fisik Lahan dengan Pilihan Penggunaan Lahan Di Kawasan Penyangga
TNBBS Lampung Barat .......................................................................

10

2.

Tahapan Pengembangan Repong Damar ...........................................

37

3.

Wilayah Lokasi Contoh Penelitian

.
.
.
.
..............

48

4.

Skema Metode Penentuan Lokasi dan responden ..............................

51

5. Skema Hubungan Siqnifikansi antara Peubah Sosial Ekonomi
dengan Pilihan Penggunaan Lahan Repong Damar ............................

93

6. Skema Jaringan Pasar Perdagangan Getah Dmar Krui ............................

103

Skema Hubungan Siqnifikansi antara Peubah Sosial Budaya
dengan Pilihan Penggunaan Lahan Repong Damar ...........................

11 5

Skema Hubungan Siqnifikansi antara Peubah Fisik Lahan
dengan Pilihan Penggunaan Lahan Repong Damar ............................

144

7.

8.

.......................

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Karakteristik Demografi Responden menurut desa contoh. ........... ...... .

164

Karakteristik sosial kelembagaan responden menurut desa contoh......

2 65

Karakteristik ekonomi menurut desa contoh...................

167

.......... . .

.
.
,

Penggunaan dan luas lahan responden menurut desa contoh................

168

Status penguasaan lahan responden desa contoh.......... ........... .............

170

Output lengkap analisis model multinomial logit keterkaitan
faktor ekonomi dengan pilihan penggunaan lahan...................... ..........

173

Output lengkap analisis model multinomial logit keterkaitan
faktor sosial budaya dengan pilihan penggunaan lahan........................

176

Output lengkap analisis model multinomial logit keterkaitan
faktor fisik dengan pilihan penggunaanlahan......... .
.
.................

179

Data Peubah Sosial Ekonomi, Sosial Budaya, Faktox Fisik Lahan,
..
danPilihanPenggunaanlahan...................
.

181

PENDAHULUAN

Latar Bela kang
Lahan merupakan sumber daya alam yang sangat strategis dan penting

bagi kelangsungan hidup manusia, karena menjadi masukan y ang dibutuhkan di

dalam setiap bentuk aktivitas manusia (Suparmoko, 1989). Penggunaan lahan di
Indonesia, khususnya untuk sektor pertanian mengalami peningkatan seiring
dengan laju pertumbuhan penduduk dan globalisasi perdagangan internasional,
sehingga berakibat pada prilaku penggunaan lahan yang kurang bijaksana untuk

jangka pendek. Lebih mernprihatinkan dan yang lebih mengkhawatirkan prilaku
penggunaan Iahan yang tidak didasarkan pola prinsip-prinsip pelestarian sumber

daya Iahan, perilaku demikian tidak saja terjadi pada kawasan budidaya namun
telah terjadi pada kawasan yang seharusnya dikonservasi seperti pada lahan hutan
lindung dan taman nasional. Secara nasional fenomena ini telah merata terjadi di

seluruh propinsi di Indonesia.

Khususnya di daerah propinsi Lampung jurnlah lahan dengan status
kawasan hutan (hutan suaka, hutan lindung dan hutan produksi) berjumlah
1-036.993
hektar, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa seluas 724.802,Z

hektar (70%) tidak lagi berhutan dan telah dihuni sekitar 96.025 kepda keluarga
(1996). Sebagian besar lahan yang tidak berhutan dimanfaatkan sebagai lahan

pertanian guna memenuhi kebutuhan akan pangan masyarakat. Pemanfaatan

kawasan hutan telah rnemicu timbulnya konflik penggunaan lahan yang
berkepanjangan di propinsi Lampung, baik yang bersifat horizontal antara

kelompok rnasyarakat maupun secara vert ikai antara masy arakat dengan
pemerintah, khususnya dengan aparat dinas atau instansi kehutanan di daerah.

antara pemerintah dan masyarakat yang berkepanjangan sehingga pada akhirnya

akan mempersulit pemerintah rnenjalankan program kehutanan di masa yang akan
datang. Selain itu lahan dengan ketidakjelasan status penguasaannya atau dalam

kondisi konflik akan cenderung tergolong pada kondisi sumber daya alam dengan

status open access dan biasanya akan mempercepat degradasi sumber daya lahan
itu sendiri.

Konflik penggunaan lahan yang terjadi di daerah Lampung dengan segala
dampak sosial yang terjadi, mewajibkan pemerintah untuk menyelesaikan
persoalan konflik dengan kebijakan yang bersifat wiPl win solution, di mana
kebijakan tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat khususnya
kepada petani di satu pihak dan di lain pihak negara dapat menjamin pulihnya
fungsi lingkungan dan ekologi dari lahan yang berstatus kawasan hutan. Konflik
penggunaan lahan antara rakyat (petani) d m pemerintah dapat diselesaikan

dengan suatu bentuk pola pengelolaan sumber daya lahan yang dapat memenuhi
kepentingan masyarakat lokal, kepent ingan negara dan kepentingan komunitas

regional/global .

Pola penggunaan lahan di Propinsi Lampung,selain menunjukkan adanya
prilaku yang cenderung dapat merusak kapasitas agronomis lahan dan degradasi
lahan yang sulit dihindari, namun juga terdapat suatu bentuk pola pengelolaan

sumber daya lahan yang dapat memenuhi kepentingan kelompok masyarakat
lokaf, negara dan masyarakat global. Pola penggunaan ini telah dikembangkan

sejak pertengahan abad 19 oleh masyarakat pesisir Krui Lampung Barat. Pola
penggunaan lahan tersebut menurut perspektip masyarakat Krui dikenal dengan

repong damar. Repong damar adalah suatu bentuk penggunaan lahan yang terdiri

dari berbasai jenis tanaman (hutan dan pertmian), di mana pohon damar menjadi
pohon utama yang rnenghasilkan getah damar. Ditinjau dari segi konservasi

hayati,

repong

damar

memberikan

kontribusi

yang

besar

terhadap

keanekaragaman hayati (Michon, 94). Sedangkan bila ditinjau dari perspektip
ekonomi, penggunaan lahan dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan
pendapatan bagi rnasyarakat luas (pemilik, pekerja dan pedagmg) serta

memberikan jasa linghngan yang dibutuhkan rnasyarakat global.

Memperhatikan pola pengelolaan lahan dengan sistem repong d a m
sangat rnemungkinkan pola tersebut dapat diterapkan dm dijadikan kebijaksanaan

pernerintah untuk menyelesaikan konflik penggunaan lahan yang terns
berkembang di propinsi Lampung.Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimanakah
dapat mengaplikasikan pola tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan
suatu kajian yang mendalam untuk rnengetahui faktor-War apa saja yang

mempengaruhi petani menetapkan pilihannya untuk menggunakan lahannya untuk
repong darnar atau untuk pilihan yang lain.

Perurnusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka perurnusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1 . Apakah faktor ekonomi, sosial budaya dan faktor fisik lahan memiliki

keterkaitan dengan pili han penggunaan lahan di kawasan penyangga Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan Lampung Barat.

2. Faktor-faktor ekonomi apa saja dan bagairnanakah keterkaitan dengan pilihan

penggunaan lahan?

3. Faktor-faktor sosial budaya apa saja dan bagaimanakah keterkaitannya dengan
pilihan penggunaan lahan?
4, Faktor faktor fisik lahan apa saja dm bagaimanakah keterkaitannya dengan

pilihan penggunaan lahan?

TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan latar belakang masdah yang &an dikaji, maka penelitian
ini mencakup beberapa tujuan, sebagai berikut :
1. Tujuan Umum

Sscara umum, penelitian mengkaji samapi sejauh mana keterkaitan factor
ekonomi, sosial budaya dan factor fisik lahan dengan pilihan penggunaan
lahan didaerah pesisir Krui dikawasan penyangga Taman Nasiod Bukit

Barisan Selatan Larnpung Barat.
2. Secara Spesifik
a.

Mengkaji dan mempelajari beberapa faktor ekonomi yang berkaitan serta
pengaruh dari faktor tersebut terhadap kecendrungan seseoranglpetani

dalarn menetapkan pilihan penggunaan lahan.

b. Mengkaji dm mempelajari beberapa faktor sosial budaya yang berkaitan
serta pengaruh dari faktor tersebut terhadap kecendrungan seseorangl
petani dalarn menetapkan pilihan penggunaan lahan.

c. Mengkaji dan mempelajari beberapa faktor fisik lahan yang berkaitan serta

pengaruh dari tersebut terhadap keputusan seseorang/petani dalam
menetapkan pilihan penggunaan lahan

Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian hi diharapkan memberikan manfaat untuk :
1 . Pemerintah, dimana hasil penelitian dapat menjadi masukan di dalarn rangka

penyusunan strategi dm kebijaksanaan penggunaan sumber daya Iahan di
wilayah Pesisir Lampung Barat, khususnya di kawasan penyangga Taman

Nasional Buki t Barisan Selatan, untuk j angka pendek maupun j angka panjang
dm secara umum dapat berguna untuk masukan dalarn upaya penyelesaian

konflik penggunaan lahan di kaw asan hutan yang telah dirambah masyarakat

di propinsi Lampung.
2. Perkembangan ilrnu pengetahuan, dimana basil penelitian yang dapat

menarnbah khasanah pengetahuan mengenai kmakteristik sosial budaya, sosial

ekonomi dan fisik lahan yang mempengaruhi pilihan penggunaan lahan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip

pengelolaan surnber daya lahan yang

berkelanjutan.

Kerangka Pemikiran
Penggunaan lahan addah suatu bentuk carnpur tangan manusia terhadap

sumber daya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang
bersifat material maupun spiritual (Vink, 1975). Pola penggunaan lahan bersifat

dinarnis bervariasi menurut waktu dan tempat (Komarsa, 2001). Keputusan

individu di dalam pilihan pengunaan lahan terkait dm dipengaruhi faktor fisik
lingkungan sumber daya lahan dan kondisi surnber daya manusia (Silalahi, 1981).

Faktor fisik lahan biasanya meliputi kondisi alam, sumber daya lahan,
bentuk lahan dan topografi serta karakteristik tanah. Beberapa karakteristik fisik

lahan ini akan dipengaruhi secara bersamaan dalam membatasi apa yang dapat

dan apa yang tidak dapat dilakukan pada sebidang lahan (Sys, 1991, Barlow,
1986, Oldeman, 1984). Di dalam penelitian ini faktor fisik lahan yang dikaji

dibatasi pada elevasi dan kemiringan lereng lahan. Peranan elevasi terkait dengan

iklim, terutarna dengan suhu dan curah hujan dan peluang untuk pengairan.

Ssdangkan kemiringan lahan terkait dengan kemudahan pengolahan dan
kelestarian sumber daya lahan dan lingkungan.

Selain faktor fisik lahan, faktor sosial ekonomi, sosial budaya akan
mempengaruhi penggunaan lahan (Barlow, 1986). Ketiga faktor tersebut termasuk

di dalam domain dari sumber daya manusia (Silalahi, 1981). Faktor sosial
ekonomi adalah rnenjadi suatu persyaratan di dalam pengarnbiIan keputusan untuk
menetapkan pilihan penggunaan lahan. Hal ini penting karena penggunaan Iahan

harus didukung oleh kondisi sosial ekonomi dari suatu masyarakat dm layak
secara ekonomi, sehingga penggunaan lahan dapat dirasakan oleh individu atau

masyarakat atau dapat memberikan hasil yang Iebih besar dari modal yang

dikorbankan (Barlow, 1986). Karakteristik sosial ekonomi meliputi status strategi
penguasaan rumah, kondisi bangunan rumah, ketersediaan tenaga kerja,
ketersediaan lahan hutan, ketersediaan modal usaha, permintaan hasil komoditas,

lokasi, tempat penjualan hasil produksi persepsi terhadap komoditas yang

dihasilkan, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga secara keselunrhan dan

produktif, jar& lokasi lahan ke rumah, kondisi jalan ke lokasi lahan atau lokasi

pemasaran, dan luas lahan yang dimiliki.
Peranan faktor sosial budaya masyarakat tidak kalah pentingnya di dalarn
pengambilan keputusan individu atau masyarakat untuk menentukan pilihan

penggunaan lahan. Biasanya penggunaan lahan di suatu wilayah tidak akan
bertentangan dengan kondisi sosial budaya, kebiasaan, tradisi atau kepercayaan
yang dianut oleh masyarakat seternpat (Komarsa, 2001). Karakteristik sosial

budaya meliputi tingkat pendidikan, umur,jenis pekerjaan utama dan sarnpingan,
suku, rnotivasi dan tujuan penguasaan lahan, sikap terhadap sistem pewarisan
lahan, sumber perolehan lahan, penguasaan pengetahuan dan teknologi budidaya.
Partisipasi di dalam kegiatan kemasyarakatan di tengah masyarakat, motivasi di
dalam bekerja dan ketergantungan dengan pihak lain dalam bekerja, status
penguasaan lahan dan sikap terhadap manfaat kawasan repong darnar.
Sebagaimana telah diurailcan sebelumnya tentang peranan faktor sosial

ekonomi, sosial budaya d m faktor fisik terhadap pilihan penggunaan lahan, maka
penelitian ini mengkaji keterkaitan dari beberapa karakteristik faktor susial

ekonorni, sosial budaya, fisik lahan dengan pilihan penggunaan lahan di kawasan

penyangga atau wilayah Pesisir Barat Tarnan Nasional Bukit Barisan Selatan di
kabupaten Lampung Barat. Pilihan penggunaan lahan yang dilakukan oleh

masyarakat dapat dikelompokkan pada 3 (tiga) pilihan. Pilihan pertarna adalah
penggunaan lahan untuk repong damar. Dalam perspektif ilmu modem, repong
damar dapat dikelompokkan pada penggunaan lahan dengan pola Agriforest yyag
lebih kompleks dan bersifat sequential sistem (Wijayanto, 2001), dengan pohon

damar sebagai tanaman inti. Pilihan kedua adalah penggunaan lahan oleh petani

dengan pola monokultur yang digunakan untuk kornoditas perkebunan seperti

kopi, lada, kelapa, jeruk, melinjau dan tanaman pangan seperti padi dan tanaman

jagung dan kacang-kacangan. Dalam penelitian ini dikelompokkan dalam

penggunaan lahan non repong damar. Sedangkan pilihan ketiga, petani
menggunakan lahannya sebagian untuk repong damar dan sebagian lagi untuk
perkebunan dan tanaman pangan yang bersifat monokultur atau non repong

damar. Pengkajian keterkatian antara karakteristik faktor sosial ekonomi, sosial
budaya, fisik lahan dan terhadap pilihan penggunaan lahan repong damar, non
repong darnar atau kedua-duanya digunakan alat analisis model mullinom logrr. Di

dalam kajian ini diasumsikan penggunaan lahan untuk repong damar adalah suatu
bentuk penwnaan lahan yang memperhtikan prinsip-prinsip kelestarian.

Penggunaan lahan yang berdasarkan prinsip kelestarian sumber daya lahan dapat

sekaligus berfungsi sebagai kawasan penyangga, bai k secara fisik maupun
ekonomi, pada akhirnya dapat mempertahankan keleststrian Taman Nasiond Bukit
Barisan Selatan. Secara teoritis, penggunaan Iahan yang tidak mernperhatikan
prinsip kelestarian akan mengakibatkan kerusakan sumber daya lahan bahkan
dapat memperluas daerab perambahan kawasan Taman Nasional sehingga pada
akhirnya mengancam keberadaan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
Hubungan keterkaitan antara faktor sosial ekonomi, sosial budaya, fisik lahan

disajikan pada Gambar 1 .

Kebrlanjutan Pengeldaan sumber daya lahan

Gambar 1. Kerangka pemikiran keterkaitan faktor ekonorni, sosial budaya
dan faktor fisik lahan dengan pilihan penggunaan lahan di
kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

EIPOTESIS

Berdasarkan pada latar belakang, kerangka pemikiran, tujuan penelitian
dan kegunaan penelitian, diajukan hipotesa penelitian sebagai beri kut :
1.

Penggunaan lahan dipengeruhi dan terkait dengan faktor ekonomi, sosial

budaya dan karakteristik fisik lahan.
2. Faktor ekonomi yang terkait dengan pilihan penggunaan lahan meliputi: 1)

Luas lahan, 2) Persepsi petani terhadap kesediaan lahan hutan, 3) Kondisi
jaringan pernasaran, 4) Persepsi petani terhadap lahan usaha repong damar

dan lahan non repong, 5 ) Jumlah anggota keluarga yang produktif, 6)
Kondisi jalan menuju lahan, 7) Pendapatan keluarga pertahun.
3.

Faktor sosial budaya yang terkait dengan pilihan penggunaan lahan meliputi :
1) Jenis suku, 2) Motivasi penguasaan lahan, 3) Asal perolehan lahan, 4)

Pernahaman teknik budidaya repong damar, 5) Frekwensi kegiatan gotong

royong, 6 ) Sikap petani terhadap kelembagaan pewarisan lahan repong damar
dan lahan non repong, 7) Status penguasaan lahan, 8) Persepsi terhadap
repong darnar sebagai lambang status sosial.
4.

Faktor fisik lahan yang terkait dengan pilihan penggunaan lahan meliputi : 1)
Kemiringan, 2) Ketinggian lahan dari pemukaan laut.

TZNJAUAN PUSTAKA
Sumberdaya Lshan
Manusia tidak dapat dilepaskan dengan keberadaan sumberdaya lahan,
karena lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan untuk

mendukung kebutuhan hidup manusia. Lahan berfungsi sebagai penyedia sumber
bahan rnakanan, bahan bakar, sandang dan pangan (Mather, 1986), lahan
dibutuhkan manusia untuk tempat tinggal, bercocok tanam, beternak, pendukung

berbagai jenis vegetasi dan bahan tarnbang (Soerianegara, 1978).

Sumberdaya lahan memiliki pengertian yang lebih luas dibandingkan
dengan pengertian tanah (Komarsa, 2001). Lahan adalah bagian dari permukaan

bumi tertentu termasuk didalamnya atmosfir, hidrologi, tanah dan vegetasi
diatasnya, serta lapisan geologi dibawahnya, termasuk juga hasil-hasil kegiatan
manusia dan hewan pada masa lampau maupun yang masih berlangsung hingga
saat ini, yang rnempengaruhi potensi penggunaanya (Brikman

dan Smyth, 1973,

dalam Hall, War Greaves dan Cannel, 1979 dalam komarsa, 2001). Menurut F A 0
(1976), lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief,

hidrologi

dan

vegetasi

dimana

faktor-faktor tersebut

mempengaruhi

penggunaannya.

Vink (1975) menambahkan, bahwa lahan merupakan tempat dari berbagai
ekosistem tetapi juga merupakan bagian dari ekosistem tersebut. Dalam

pemanfmtannya terdapat berbagai penilaian sehingga menimbulkan perbedaan
penggunaannya (Mather, 1986). Bagi seorang petani, aspek pemanfaatan lahan

akan rnempertimbangkan aspek kesediaan air, bagi seseorang pengembang
perurnahan akan lebih memperhatikan aspek ruang atau lokasi lahan.

Konsekuensi dari kedua pandangan yang berbeda akan memberikan
darnpak tertentu terhadap surnberdaya lahan sebagai sesuatu bentang alam
(Komarsa, 2001). Sedangkan tanah merupakan benda alami yang heterogen yang

terdiri dari fase padat, cair dan gas yang bersifat dinamik (Soepardi, 1987).

Menurut Arsyad (19891, tanah adalah benda alami yang heterogen dan dinamis,
merupakan interaksi hasil kerja antara iklim dan jasad hidup terhadap suatu bahan

induk yang dipengaruhi oleh relief dan waktu. Isard (1 972) mengatakan bahwa
sebagai sumberdaya dam, tanah mempunyai sifat yang dapat dipulihkan dan tidak
dapat dipulihkan kembali.

Penggunaan Lahan dan Faktor yang Menipengaruhinya.
Penelaahan terhadap struktur penguasaan lahan tidak dapat dilepaskan
dari kajian terhadap pola penggunaan lahan. Penggunaan lahan merupakan

manifestasi proses interaksi antar komponen lingkungan hidup yaitu antara
manusia sebagai komponen biotik, lahan sebagai komponen abiotik.

Interaksi kedua komponen tersebut berlangsung dengan bervariasi dari
tempat ke tempat dan dari waktu

ke waktu (Suyana, 1988). Penggunaan lahan

merupakan bentuk prilaku usaha manusia secara berkala atau tetap untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia baik yang bersifat material maupun spiritual
atau kedua-duanya melalui upaya pendayagunaan sumberdaya alam maupun

sumberdaya buatan pada areal lahan (Vink, 1975).

Ditelaah dari aspek kegunaannya bagi manusia, penggunaan lahan
ditujukan untuk memenuhi beberapa kebutuhan (Wallsworth dalam Sinderius,
1986) seperti, untuk pertanian tanaman pangan dan serat, peternakan, kehutanan,

pemukiman, rekreasi, penampungan air (konversi curah hujan menjadi sumber air
yang berguna), cadangan biosfer. Badan Pertanahan Nasional rnengklasifikasikan

penggunaan lahan menjadi beberapa ha1 menjadi penggunaan lahan perkotaan,
penggunaan lahan pedesaan. Penggunaan lahan pedesaan terdiri untuk : 1.

Perkampungan,

2. Sawah, 3. Tegalan, 4. Kebun dan kebun campur, 5.

Perkebunan, 6 . Tarnbak dan kolam ikan (perikanan), 7.Tanah tandus, alang-alang
dm tanah kavling), 8. Hutan (belukar, sejenis dan lebat).

Temjudnya pola penggunaan lahan di suatu tempat dan dalam kurun
waktu tertentu dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab dan atau pembatas yang

berkaitan dengan karakteristik manusia, yang tercermin dalam jumlah populasi
serta bentuk atau tingkat kebudayaannya dan kondisi tanah yang dipengaruhi oleh
komponen-komponen lingkurlgan fisik lainnya (Suyana, 1988). Menurut Murphey
(19681, faktor kebudayaan seperti preferensi selera, sistem tradisi, teknik bertani

atau beternak atau sistem kelembagaan sosial mungkin Iebih penting daripada
faktor lingkungan fisik dalam pembentukan pola ekonomi. Kondisi fisik

lingkungan lebih bersifat sebagai faktor pembatas daripada faktor penyebab, yang
membatasi dan menentukan batas-batas kisaran pilihan atau dan tingkat
kesempatan yang terbuka bagi manusia. Kondisi fisik lingkungan yang

mempengaruhi pola penggunaan lahan adalah iklim, jenis tanah, vegetasi,
ketersediaan sumberdaya air, mineral (dataran rendah, daerah berbukit, dataran
tinggi dan pegunungan).

Menurut Murphey (1968) dm Sandy (1977), mengatakan bahwa, faktor

lereng lebih penting dari pada elevasi. Secara tegas Sandy rnengatakan bahwa,
bisa atau tidak bisanya suatu usaha diatas sebidang tanah bergantung pada lereng
sedangkan baik atau tidak baiknya tergantung falctor Iainnya.

Sedangkan menurut Soerianegara (1977) penggunaan lahan ditentukan
oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1 . Jenis tanah dan kesuburannya.
2. Keadaan lapangan, topografi, relief dan ketinggian.

3. Aksebilitas.

4. Kemampuan atau kesesuaian lahan.
5. Tekanan penduduk.

Menurut Sumaryanto (1997), jenis penggunaan tanah di suatu wilayah atau
negara, berkaitan erat dengan kepadatan penduduk, struktur perekonomian,

kondisi biofisik lingkungan serta keragaan geografis dan geopolitiknya, Secara
makro tujuan umum dari semua kebijaksanaan penggunaan lahan selalu berkait
dengan substansi permasalahan keamanan negara, bai k dari aspek politik maupun
militer, kemakrnuran dan keadilan ekonomi serta kelestarian lingkungan. Dengan
demikian dapat disimpulkan, kebijaksanaan negara dalam penggunaan

sumberdaya lahan tidak semata-mata mernpertimbangkan aspek teknis-ekonomi

saja (Johnson dan Barlow dalam Hardjosudarmo, 1970 dan Sumaryanto, 1997).

Baik Soerianegara (1977) dan Sumaryanto (1997) menyebutkan bahwa,
penggunaan lahan berkaitan dengan aspek kependudukan. Hal ini berarti

karateristik demografi rumah tangga akan mempengaruhi perilaku kepala rumah

tangga didalarn penggunaan lahan. Karateristik domografi rumah tangga yang

rnempengaruhi priIaku penggunaan lahan meliputi aspek pendidikan dm umur

(Mather, 1986). Aspek pendidikan dapat dilihat dari tingkat pendidikan kepala
keluarga yang diukur dari lamanya rnweka mengikuti pendidikan secara formal.
Hal ini penting mengingat daya serap pikiran dan daya adaptasi terhadap
lingkungan ditentukan oleh wawasan yang dimiliki yang diperoleh dari bangku

sekolah. Selain itu tingkat pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan,
keterarnpilan, sikap dan nilai-nilai yang bermanfaat untuk pengembangan bakat
maupun minat untuk berinovasi. Disamping aspek pendidikan , aspek umur juga

dapat mernpengaruhi pri taku penggunaan lahan, karena usia dapat menunjukkan
tingkat usia produktifitas kepaIa rumah tangga dan pengalaman didalam budidaya

usaha tani. Pengetahuan yang dikuasai kepala rumah tangga dan dibutuhkan
didalam pengambilan keputusan untuk penggunaan lahan dapat meliputi
pengetahuan ilmiah moderen maupun pengetahuan tradisional atau budaya lokal

masyarakat asIi (traditional knowledge) y ang t elah berkembang S a r a turun
temurun dalam suatu kornunitas disuatu wilayah tertentu.

Menurut Barlow (1 986) penggunaan lahan dipengaruhi oleh beberapa
pertimbangan utama seperti faktor fisik lahan, faktor ekonomi, faktor

kelembagaan. Faktor kelembagaan yang dimaksud meliputi aspek kondisi sosial
budaya, dan tradisi masyarakat, kepercayaan yang dianut masyarakat serta

kebijaksanaan pemerintah. Ditinjau dari aspek ekonomi, yang erat mempengaruhi
prilaku penggunaan lahan meliputi aspek struktur pembiayaan dari jenis komoditi,
kemantapan, sistem pemasaran (Wijayanto, 200). Menurut Natural Recoerrces
Mumgemen (1 996), perilaku pemiIihan alternatif penggunaan lahan juga

dipengaruhi oleh sikap ierhadap berbagai manfaat atau nilai dari sumber daya

dam dan faktor suku. Mengingat penggunaan lahan diwilayah Pesisir Lampung
Barat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, berkembang pengpnaan lahan

untuk hutan kemasyarakatan atau repong damar, rnaka variabel sikap terhadap
ni lai pelestarian repong darnar menjadi salah satu variabel yang akan dilihat

keterkaitannya terhadap prilaku penggunaan lahan.

Konsep Hak Milik (ProperQ Right)

Hak milik atau proper& right memiliki pengertian yang luas dari pada
bahasanya sehari-hari, karena tidak hanya terbatas pada lahan saja, akan tetapi

meliputi sumberdaya alarn dan lingkungan (Turner dan Pearce 1 994). Hak milik
terkait dengan hak untuk memanfaatkan suatu sumberdaya dan keberadaan hak itu

akan kokoh selama pihak yang lainnya menghormati hak tersebut. Rejim hak
rnilik yang melekat dalam konteks sosial, politik, budaya dan perekonomian

merupakan suatu wadah untuk interaksi manusia dengan sumberdaya lingkungan.
Hasil dari interaksi tersebut telah mempengaruhi jumlah dan kualitas dari

sumberdaya lingkungan. Pengetahuan mengenai bagaimana rejim atau sistem hak
milik sebagai model dari kelembagaan yang secara khusus dapat berfungsi dalam
kaitannya dengan manusia dan penggunaan mereka atas sumberdaya

merupakan ha1 yang

penting

untuk

dapat

merancang

bangun

alam

dan

mengimplementasikan perlindungan yang efektif didalam kegiatan pengelolaan

sumberdaya alam (Hanna dm Munasinghe, 1994).

Rejim-rejim hak rnilik menggambarkan hak dan kewajiban dalam
pemanfaatan sumberdaya alam serta peraturan hak milik dimana semuanya h a s

dapat dijalankan (BromIey 199 1). Apabila pemanfaatan sumberdaya alam tanpa
mernperhatikan keberdaan hak milik maka akan menyebabkan tejadinya

degradasi lingkungan (Scott Gordon, 1954, Warming 1991 dalam Word Bank
1994).
Menurut Bromley (1989) rejim kepemilikan didalam upaya pengelolaan

sumber daya alam terbagi menjadi empat (4) kelompok. Secara terperinci
dipaparkan berikut ini :

a. Rejim milik negara (state proper@ regime)

b. Rejirn milik pribadi (privateproper@ regime)
c. Rejim milik bersama (commonproperg regime)

d. Rejim non milik (open ucces)
Ad. a. Rejim Milik Negara (stateproperty regime)

Rejim hak milik negara, adalah suatu sistem dimana kepemilikan dan
pengawasan pemanfaatannya oleh negara. Penggunaan dan pemanfaatannya selain

dikelola oleh negara secara langsung, juga diberikan kesempatan kepada individu
dm kelompok untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut dengan izin dari negara.
Apabila negara yang langsung

memanfaatknya,

maka pengelolaannya

dilaksanakan oleh agen-agen pemerintah atau badan usaha mili k negera atau
menyewakan kepada individu atau kelompok masyarakat yang yang diberikan

hak-hak bagi hasil terhadap sumberdaya tertentu dalam periode waktu tertentu.
Ad. b. Rejim Milik Pribadi (privateproperty regime)

Rejim milik pribadi adalah suatu sistern haic milik dimana individuindividu memiliki hak untuk memanfaatkan dan menggunakan suatu sumberdaya
alam. Dimana didalam memanfaatkannya dapat diterirna dan tidak mengganggu
masyarakat. Sedangkan individu atau anggota masyarakat yang lain berkewajiban

menghormati hak individu tersebut.
Ad. c. Rejim Milik Bersama (conrmott proper@ regime)

Rejirn hak milik bersarna adalah suatu sistem kepemilikan dimana

kelompok

masyarakat

(kelompok

management)

memi liki

hak

untuk

memanfaatkan dan menggunakan sesuatu sumberdaya serta memil i ki hak untuk

melarang individu diluar kelompok untuk menggunakannya. Hak milik bersama

ini juga disebut sebagai kepemilikan pribadi untuk kelompok, karena individu
diluar anggota sudah disingkirkan dari penggunaan dan pembuatan keputusan.

Didalam rejim hak milik bersama, setiap individu anggota kelompok
memiliki hak dan kewajiban yang hams dilaksanakan (Ciriaci-Wantrup dan
Bishop, 1975). Kelompok yang menguasai hak milik bersama rnemiliki variasi

dalam h d sifatnya, ukurannya dm struktur internalnya pada spektrum yang luas.
Akan tetapi semuanya merupakan unit sosial dengan keanggotaan yang terbatas,
memiliki kepentingan bersama tertentu, adanya interaksi diantara para anggota,
terdapat norma-norma kebudayaan yang sama, memiliki sistem otoritas dari

mereka sendiri. Contoh kongkret beberapa kelompok hak milik bersama adalah

kelompok suku atau sub kelompok atau sub desa, para tetangga, kelompok kecil
individu manusia pindahan, sistem sanak famili

atau keluarga j auh.

Pengelompokan seperti yang disebutkan diatas biasanya memegang kepemilikan

adat

atas sumberdaya alam terte~ltu(lahan pertanian, lahan pengembalaan, ternak

dan sumber mata air).

Insentif-insentif di dalarn sistem hak rnilik kelompok adalah :
-

Prilaku anggota kelompok merupakan sasaran dari perahran-peraturan yang
dapat diterirna dan bersifat terbuka. Pada umumnya kebudayaan lokd yang

sesuai dengan norma-norma kelompok dapat menjadi sebuah sangsi yang

efektif bagi anggota yang melanggar atau melakukan tindakan anti sosial.

-

Sebuah sistem hak milik bersama, biasanya merniliki struktur insentif

ekonomi dan non ekonomi yang telah menyatu didalam kelompok, sehingga
mampu

mendorong

penyesuaian

dengan

konvensi-konvensi

dan

kelembagaannya sendiri.

-

Didalam sistem hak rnilik bersarna terdapat sebuah otoritas yang m a m p u
menjamin bahwa harapan dan tujuan dari anggota kelompok dapat terpenuhi.
Kepatuhan yang dilindungi dan diberlakukan oleh sistem otoritas mempakan
kondisi yang diperlukan untuk kehidupan rejim hak milik bersama.
Pada prinsipnya, cara kerja rejim hak milik bersama sebagai suatu sistem

tidak berbeda dengan rejim hak milik yang lainnya. Dimana misalnya, rejim hak
milik pribadi mengandalkan kepada otoritas negara untuk menjarnin kepatuhan

dan untuk mencegah terjadinya gangguan bagi yang bukan pemiliknya dan
apabila otoritas tidak berfungsi maka regim itu akan runtuh dan akan menjadi
rejim akses terbuka.

Dua permasalahan yang akan muncul di dalam rejim hak milik bersama :
1 . Apabila anggota kelompok melanggar berbagai peraturan dan kelembagan

yang telah ditetapkan yang sulit dicegah, sehingga berakibat kepada kegiatan
penggunaan yang berlebihan atas sumberdaya lokal.
2. Apabila negara kurang memberikan dukungan terhadap sistem hak mili k

bersama, dimana negara mengabaikan kepentingan dan segmen populasi yang
sebagian besar bergantung pada sumberdaya hak milik bersama.

Ad. d. Rejim Pengaksesan Terbuka (Open Acces)
Rejim opett acces yaitu kondisi sumberdaya a1am dimana didalamnya

tidak ada kepemilikan yang melekat. Sumberdaya dibawah rejim open acces ini,
biasanya akan menjadi milik pihak yang pertama kali yang menemukan dan
memanfaatkannya, Penguasaan oleh pi hak pertama ini dikarenakan sumberdaya

alam tersebut belum pernah dimasukkan kedalarn sistem sosial yang diatur
sebelumnya atau karena disebabkan oleh kegagalan kelembagaan yang telah
meruntuhkan berbagai peraturan kelembagaan dari sistem hak milik bersama
maupun kepemili kan pribadi.

Investasi yang dikeluarkan untuk upaya perbaikan kondisi sumberdaya

alam yang bersifat open acces akan bermanfaat bila dimensi kelembagaan

kepemilikannya diperbaiki dan dibenahi terlebih dahulu. Tanpa kejelasan status
kepemilikan dan manajemen atau pengelolaannya maka investasi akan berakibat

kepada degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Timbulnya regim open acces
ini disebabkan oleh ketiadaan atau rusalcnya manajemen atau sistem otoritas untuk

memberlakukan norma-norma maupun nilai prilaku individu atau anggota
kelompok terhadap sumberdaya alam.
Menurut Kei Otsuka dalam Koswardhono (2003), Iembaga kepemilikan

lahan didalam pengelolaan sumber daya alam dikawasan Asia (Asia Tenggara,
Selatan, dan beberapa daerah lainnya) menyebutkan taerdapat 3 jenis
kelembagaan yaitu :
1 . Communal ownership,adalah suatu sistem kepemilikan yang memberikan hak

penggunaaonya kepada individu dan dibawah pengendalian oleh keluarga.
2. Common Proper&, yaitu suatu sistem dimana sumber daya alam dimiliki dan
digunakan secara bersama-sama oleh anggota masyarakat.
3, State Ownership, hak kepemilikan oleh Negara, sebagian besar ddam kondisi

open access.
Dari ketiga sistem tersebut ditegaskannya bahwa sistem proper& right
dengan communal ownersh* yang sesuai dan memberikan insentif dalam rangka
pengelolaan sumber daya alam yang efisiensi.

Pendekatan Kepemilikan Lahan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam
Secara umum terdapat tiga paradigma yang dapat digunakan didalam
pengelolaan sumberdaya alam terutama untuk mengatasi masalah degredasi
lingkungan. pertama, paradigma ekonomi (pasar), paradigma regulasi (hukum),

paradigma property. Didalam paradigma property dikenal adanya 4 regim atau
sistem

kepemilikan sebagaimana yang

telah

dipaparkan

sebelumnya.

Permasalahannya adalah model regim hak rnilik yang mana yang akan

diimplementasikan didalam konteks pengelolaan sumberdaya alam. Namun yang

jelas pendekatan apapun yang akan digunakan terlebih dahulu diupayakan untuk
menghindari kondisi pengaksesan terbuka (open access). Langkah dan

kebijaksanaan selanjutnya adalah menetapkan alternatip untuk merubah status
kepemilikannya apakah akan dirubah atau akan digunakan regim atau sistem hak
milik pribadi (private property) atau akan dirubah mcnjadi sistem milik negara
(state property), atau akan dirubah menjadi sistem hak milik bersama (common

property). Terlebih dahulu hams mempersiapkan serangkaian peraturan yang
diketahui dan dipaharni oleh individu-individu atau anggota kelompok
masyarakat, mempersiapkan manajemen kelompok dan sistem otoritas sosial

yang harus diselenggarakan untuk menjamin agar berbagai peraturan dapat
dipatuhi dan dihormati oleh anggota masyarakat (Bromley, 1998).
Pada prinsipnya, proses perubahan atau pergeseran si stem hak milik

apakah dari open access kesistem hak milik bersama, atau sistem kepemilikan
bersama (kelompok) kesistem hak milik negara atau dirubah kesistem mifik

pribadi merupakan proses yang komplek dan tidak cukup hanya dengan suatu

keputusan dalam bentuk peraturan dan administrasi saja. Untuk mengupaya
perubahan sistem hak milik pada suatu sumberdaya dibutuhkan suatu kajian dan
analisa serta perhitungan dari beberapa variable yang umum dalam konteks lokal.
Variable-variable yang dianalisa berkaitan dengan lingkungan fisik dan sistem
sosial kultural yang ada dikomunitas lokal (Bromley dan Corved, 1989). Menurut

National Academy of sciellce (1986) terdapat empat variable pokok yang harus
dianalisis dalam proses perubahan sistem hak milik yaitu:

1. Sifat-sifat dari sumberdaya

2. Kondisi perrnintaan dan penawaran dari sumberdaya alam tersebut
3. Sifat-sifat dari para pengguna sendiri atas sumberdaya tersebut

4. Sifat-sifat dari pada lingkungan hukum dan politik dimana individu atau
anggota masyarakat itu tinggal

Menurut Alcorn dan Toledo (1 996),faktor kunci yang menentukan apakah

masyarakat dapat menerima dan rnengadaptasikan suatu manajemen sumberdaya

alam yang sesuai dengan prinsip ekologi agar sumberdaya dapat dilestarikan
adalah :
1 . Nilai-nilai budaya, tradisi dan organisasi sosial politik
2. Pengendalian dan adanya insentif

3. Adanya perhatian untuk memantau perubahan yang negatif

Pengukuhan atau pengakuan sistem hak milik &an mengembangkan dan
memfasilitasi manajemen sumberdaya alam yang berkelanjutan. Oleh karena i tu

kebijakan yang hams diimplementasikan (Alcorn dan Toledo, 1994). Meliputi
berbagai langkah seperti :
1 . Memperhat kelembagaan berdasarkan atas komunitas, swasembada lokal

maupun regional
2. Menciptakan insentif ekonomi.
3. Memberikan pengakuan sosial terhadap upaya dari unit organisasi yang

berbasis masyarakat.
4. Memberikan insenfif-insentif untuk komersialisasi bagi produk organik

(termasuk hubungan-hubungan langsung dengan pasar hijau perkotaan).

5 . Merumuskan program-program untuk bantuan tehnik yang sesuai dan

pinjaman untuk mendukung rnanajemen hutan oleh orang-orang pribumi lokal
dan membantu mereka dengan penelitian pasar bagi pemilik modal yang
berbasis masyarakat.

6. Tradisi pribumi lokal dan tradisi modern perlu dipadukan dan diaplikasikan

.

7. Memberikan sanksi secara tegas terhadap individu yatlg melanggar

sumberdaya komunitas.
Menurut Barry Field (1994), pendekatan hak milik dapat bekerja secara
benar dan efisien didalam pengelolaan sumberdaya alam akan memerlukan tiga

kondisi pokok yang esensial yang harus dipenuhi. Kondisi dirnaksud addah :
1. Hak-hak milik hams ditegaskan pemiliknya dan dapat diberlakukan serta

ditrmsfer.
2. Harus ada kelembagaan yang efisien, kompotitif dan kompeten untuk sebagai

wadah bag! pihak yang berkepentingan, guna dud& secara bersama dan
melakukan negosiasi serta membuat berbagai peraturan untuk dapat
mengendalikan pemanfaatan sumberdaya dam.
3. Para pemilik pribadi dapat memahami dengan

baik nilai sosial yang terkait

dengan sumberdaya alam.
Mengkaji mengenai peranan hak milik didalam upaya pengelolaan
sumberdaya darn yang berkelanjutan, diperlukan sistem otoritas yang mampu
menjamin bahwa harapan-harapan dari pemegang hak dapat terpenuhi karena
kepatuhan yang dilindungi dan diberlakukan oleh sistem otoritas. Hal ini

merupakan kondisi yang diperlukan untuk kehidupan regim hak milik (Bromley,

1989). Namun dernikian keberadaan struktur khusus dari rejim

hak milik itu

sendiri tidak dapat menjamin keberlanju