masyarakat. Dengan demikian kegiatan ekonomi merupakan kegiatan untuk
mencapai kepentingan ekonomi bersama melalui suatu organisasi kerja
sama, yang bergerak di bawah pimpinan dan pengawasan secara demokratis
oleh anggota masyarakat, tujuannya adalah untuk mencapai kemakmuran
masyarakat yang sebesar‐besarnya.
23
c. Landasan Mental Koperasi
Ada 2 dua landasan mental didalam koperasi, yaitu setia kawan dan
kesadaran berpribadi. Kedua landasan tersebut harus bersatu padu, saling
memperkuat satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan berkoperasi,
keduanya diperlukan sebagai dua unsur yang dorong mendorong, hidup
menghidupi dan awas mengawasi. Kegotongroyongan yang ada hingga kini
adalah warisan nenek moyang, dan inilah wujud setia kawan yang sudah
lama ada dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Tapi itu tidak cukup
digunakan sebagai landasan mental dalam hidup berkoperasi. Diperlukan
faktor dukungan lainnya sehingga dapat menaikkan derajat penghidupan
dan kemakmuran. Dan faktor tersebut adalah kesadaran bahwa kita
23
Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, Yogyakarta: BPFE, 1997, hal: 43‐45.
sebagai manusia Indonesia yang berkepribadian dan memiliki harga diri
serta percaya pada kemampuan diri sendiri.
24
5. Asas Koperasi Indonesia.
Di dalam Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
Pasal 2 menyatakan bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang‐
Undang Dasar Negara Republik Indonesian Tahun 1945 UUD N RI 1945, serta
berdasar atas asas kekeluargaan. Bentuk‐bentuk perusahaan lain tidak dibangun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Semangat
kekeluargaan ini merupakan pembeda utama antara koperasi dengan bentuk
perusahaan lainnya.
Warga negara Indonesia mengakui kodrat kemanusiaan sebagai
makhluk pribadi yang mempunyai potensi, inisiatif dan daya kreasi, yang harus
dikembangkan secara selaras, serasi dan seimbang didalam kehidupan
masyarakat. hal ini adalah demi tercapainya kemakmuran dan kebahagiaan.
Setiap warga negara Indonesia percaya bahwa dirinya tidak akan dapat
berkembang dengan baik bila tidak bekerjasama dengan anggota masyarakat
lainnya. Kesadaran itulah yang mendorong tumbuhnya sikap mental yang
mengarah pada semangat kekeluargaan. Dengan semangat kekeluargaan
sebagai asas koperasi , maka diharapkan
24
Sudarsono, dan Edilius, Koperasi Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2005, hal. 79
dapat menumbuhkan kesadaran pada masing‐masing orang yang terlibat dalam
organisasi koperasi, untuk senantiasa bekerjasama dengan anggota‐anggota
koperasi lainnya, dengan rasa setia kawan yang tinggi.
25
Rasa setia kawan yang tinggi ini sangat penting artinya bagi
perkembangan usaha koperasi. Sebab rasa setia kawan akan mendorong setiap
anggota koperasi untuk merasa sebagai satu keluarga besar yang senasib dan
sepenanggungan dalam memenuhi hajat hidupnya. Rasa setia kawan ini telah
lama ada dalam masyarakat Indonesia. Sifat itu antara lain juga terwujud dalam
bentuk gotong royong. Dalam pengembangan koperasi, rasa setia kawan harus
didukung oleh unsur penting lainnya, yaitu adanya kesadaran akan harga diri
dan kepercayaan pada diri sendiri.
6. Tujuan Koperasi