Pembahasan Hasil Analisis dan Interpretasi Data Latar Belakang Masalah

4.3. Pembahasan Hasil Analisis dan Interpretasi Data

42 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 47

5.2. Saran

47 DAFTAR PUSTAKA 48 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Steaming Ground Nenny, 1992 13 Tabel 2.2. Klasifikasi Sistem Panas Bumi Berdasarkan Temperatur Ralph, 1985 17 Tabel 2.3. Resistivitas Batuan 22 Table 2.4. Variasi Resistivitas Batuan dan Mineral 22 Table 2.5. Variasi Resistivitas Batuan dan Mineral 22 Table 2.6. Variasi Resistivitas Batuan dan Mineral 23 Table 3.1. Alat Pemancar dan Spesifikasinya 32 Table 3.2. Alat Penerima dan Spesifikasinya 33 Table 4.1. Nilai Koordinat Setiap Lintasan 39 Tabel 4.2. Data Hasil Pengamatan 40 Tabel 4.3. Interpretasi Lintasan I 44 Tabel 4.4. Interpretasi Lintasan II 45 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Lapisan Bumi 5 Gambar 2.2. Perpindahan Panas di Bawah Permukaan 8 Gambar 2.3. Elektron Yang Tidak Terikat Kuat 19 Gambar 2.4. Prinsip Kerja Metode Resistivitas 23 Gambar 2.5. Beberapa Konfigurasi Geolistrik Tahanan Jenis 27 Gambar 2.6. Arus Yang Mengalir Dalam Lintasan Tertutup 28 Gambar 2.7. Munculnya Potensial Listrik Akibat Aliran Arus 28 Gambar 2.8. Bentuk umum dari konfigurasi elektroda pada 28 survei resistivitas Gambar 2.9. Skema Konfigurasi Schlumberger 30 Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 37 Gambar 4.1. Lintasan Penelitian 40 Gambar 4.2. Penampang Kontur Resistivitas pada Lintasan Pertama 43 Gambar 4.3. Penampang Kontur Resistivitas pada Lintasan Kedua 45 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I. Lokasi Penelitian 50 Lampiran II. Data Hasil Penelitian 51 Lampiran III. Gambar Alat yang Digunakan Saat Melakukan Penelitian 59 Lampiran IV. Dokumentasi Penelitian 60 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Energi panas bumi adalah energi sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk dalam reservoir di dalam bumi melalui pemanasan air di bawah permukaan oleh batuan beku panas. Air permukaan yang berasal dari sungai, hujan, danau, laut dan lain-lain meresap menjadi air tanah, mengalir dan bersentuhan dengan tubuh magma atau batuan beku panas tersebut, mendidih serta kemudian membentuk air dan uap panas. Karena berat jenis, temperatur dan tekanannya, uap dan air panas ini mengalir kembali ke permukaan melalui bidang- bidang rekahan di lapisan kulit bumi dan membentuk manifestasi panas bumi. Energi panas bumi ini dapat dimanfaatkan secara langsung untuk pengeringan produksi hasil pertanian, pariwisata dan kebutuhan rumah tangga ataupun secara tidak langsung sebagai penggerak turbin pembangkit listrik Haerudin, 2008. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai lebih dari 27.000 MW atau setara 219 juta barel minyak bumi dan merupakan hampir 40 dari potensi panas bumi di dunia. Potensi ini lebih dari 13 GW yang masih berupa Sumber Daya resources dan lebih dari 14 GW telah berstatus Cadangan reserves dimana 2.200 MW diantaranya merupakan cadangan Terbukti proven reserves Husein, 2008. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menyimpan potensi panas bumi yang cukup banyak karena kepulauan Sumatera terletak pada pertemuan dua lempeng tektonik yakni Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia, menyebabkan di pulau Sumatera sering terjadi gempa bumi dan banyak dijumpai daerah potensi pans bumi. Potensi panas bumi di Sumatera mencapai 9562 MW Wardhana, 1998 . Jika dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, potensi tersebut adalah yang terbesar. Banyaknya potensi panas bumi di Sumatera belum maksimal penggunannya, selama ini pemanfaatannya hanya sebagai objek wisata alam. Sedangkan untuk pengembangan sumber energi panas bumi belum banyak dilakukan. Salah satu daerah panas bumi yang ada di Sumatera adalah di gunung Sibualbuali di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Saptadji, 2008. Untuk menggali potensi panas bumi di daerah tersebut, perlu dilakukan penelitian pendahuluan dengan menggunakan metode survei geofisika, salah satunya adalah metode geolistrik tahanan jenis Haerudin, 2008. Peneliti terdahulu yang melakukan penyelidikan tentang panas bumi di gunung Rajabasa Kalianda Lampung Selatan mendapatkan harga resistivitas pada Lapisan batuan pasir antara antara 24 – 62,2 Ωm pada kedalaman lebih dari 20 meter Haerudin, 2008, di daerah Tambu Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah dengan tahanan jenis 70 – 150 Ωm , lapisan ini berada pada kedalaman 600 meter, diikuti oleh lapisan batolit granit yang mendominasi lapisan batuan di daerah ini dengan tahanan jenis 800-900 Ωm, di daerah Rianiate Kecamatan pangururan berkisar antara 23,6 – 84,7 Ωm pada kedalaman dari 6,36 – 9,26 m Bakrun, 2004 . Metode geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui keadaan bawah permukaan, seperti penyelidikan air tanah, keberadaan suatu reservoir dan batuan- batuan penyusun. Untuk lokasi penelitian ini sendiri, sebelumnya sudah dilakukan penyelidikan dengan menggunakan metode geotermometer empiris, salah satunya yaitu Perhitungan suhu reservoar dengan menggunakan geotermometer empiris pada manifestasi panas bumi gunung sibualbuali kecamatan Sipirok kabupaten Tapanuli Selatan, namun pada penyelidikan ini hanya mendapatkan lokasi keberadaan sesar saja, tetapi tidak diketahui pola dari penyebaran fluida geothermal itu sendiri Haerudin, 2008. Penggunaan metode tahanan jenis perlu dilakukan untuk menentukan resistivitas batuan yang ada pada panas bumi. Sehingga penulis memilih judul: Menentukan Resistivitas Dan Pola Penyebaran Fluida Geothermal Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Schlumberger Daerah Gunung Sibualbuali Sipirok Tapanuli Selatan.

1.2 Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

POLA PENYEBARAN BATU GAMPING BAWAH PERMUKAAN DAERAH KASUMPAT KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK SCHLUMBERGER.

1 10 19

PENENTUAN POLA PENYEBARAN FLUIDA BAWAH PERMUKAAN DAERAH GEOTHERMAL MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK DI DUSUN BAHOAN KECAMATAN SILOU KAHEAN KABUPATEN SIMALUNGUN.

3 15 16

ANALISIS RESISTIVITAS BATUAN DAN FLUIDADI BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK SCHLUMBERGERDI DAERAH PANAS BUMIDESA HUTA BARU SIPIROK TAPANULI SELATAN.

1 2 14

ANALISIS RESISTIVITAS BATUAN DAN FLUIDA DIBAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOLISTRIK SCHLUMBERGER DI DAERAH PANAS BUMI DESA HUTA BARU SIPIROK TAPANULI SELATAN.

0 2 10

ANALISA AIR DAN POLA PENYEBARAN RESISTIVITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN DI DAERAH PANAS BUMI SIBUAL-BUAI TAPANULI SELATAN.

0 3 12

PENDETEKSIAN STRUKTUR TANAH DAN BATUAN DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH AEKLATONG SIPIROK, TAPANULI SELATAN.

1 6 16

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH POTENSI PANAS BUMI DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY DI DAERAH GUNUNG SIBUAL-BUALI SIPIROK TAPANULI SELATAN.

1 6 18

MENENTUKAN RESISTIVITAS GEOTHERMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DAERAH PANAS BUMI DANAU LINTING DESA DURIAN IV MBELANG KEC. STM HILIRKAB. DELI SERDANG.

1 4 14

PEMETAAN PENYEBARAN POLA AKUIFER DENGAN METODE RESISTIVITAS SOUNDING DENGAN KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH DAYU GONDANGREJO KARANGANYAR.

0 0 13

PENDUGAAN INTRUSI AIR LAUT DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D KONFIGURASI WENNER SCHLUMBERGER DI DAERAH PANTAI PAYANGAN

0 0 15