10
penambahan suplemen, dapat dilihat pada tabel 6 peresepan suplemen juga muncul sebanyak 1 kasus 2,27.
Pada pasien anak dengan demam tifoid juga diresepkan anti inflamasi sebesar 22,73. Anti inflamasi yang digunakan adalah Dexametason, Inflamid, Metil
Prednisolon. Pada demam tifoid kasus berat seperti delirium, koma, dan atau syok, pemberian dexametason dosis tinggi 1-3 mgKgBBhari disamping antibiotik yang
memadai dapat menurunkan angka kematian Soedarmono, 2002. Gejala gastrointestinal pada kasus demam tifoid sangat bervariasi. Pasien
dapat mengeluh konstipasi maupun obstipasi dan kemudian disusul dengan episode diare, pada sebagian pasien lidah tampak kotor dengan putih di tengah sedangkan tepi
dan ujungnya kemerahan Soedarmono, 2002. Hal tersebut juga dapat dilihat dari pemberian obat yang bertujuan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan gejala
tersebut. Dilihat dari tabel 5 pemberian obat pencahar untuk mengurangi gejala konstipasi sebesar 5 kasus 11,36. Obat pencahar yang digunakan adalah mikrolac
dan dulcolac, sedangkan pemberian antidiare sebanyak 1 kasus 2,27.
Analisis Ketepatan Antibiotik 1.
Tepat Indikasi
Tepat indikasi adalah pemberian obat telah sesuai dengan diagnosis yang diperoleh dari dokter sesuai tanda dan gejala yang ada. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan didapatkan 1 kasus yang tidak tepat indikasi yaitu kasus nomor 9. Pada kasus tersebut digunakan Cefpirome sebagai antibiotika dengan diagnosis demam
tifoid. Cefpirome tidak tepat indikasi dikarenakan antibiotika ini diindikasikan untuk infeksi saluran kemih atas dan bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak serta
bakteremia. Sehingga untuk tepat indikasi didapatkan nilai 97,72 43 kasus dan ketidaktepatan indikasi sebesar 2,27 1 kasus.
2. Tepat Obat
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pemberian antibiotik pada pasien anak dengan demam tifoid baik berupa obat tunggal maupun kombinasi setelah
dibandingkan dengan SPM RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2011 tentang demam tifoid didapatkan ketepatan obat sebanyak 25 kasus 56,82 meliputi 23
kasus dengan kloramfenikol, 1 kasus dengan cefixime dan 1 kasus dengan cefriaxone.
11
Menurut SPM RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2011 tentang demam tifoid kloramfenikol merupakan drug of chioce. Cefixime dan cefriaxone merupakan terapi
antibiotik lini kedua setelah kloramfenikol. Kloramfenikol sudah sejak lama digunakan dan menjadi terapi standar pada demam tifoid namun kekurangan dari
kloramfenikol adalah angka kekambuhan yang tinggi 5-7, angka terjadinya karier juga tinggi, dan toksis pada sumsum tulang Nelwan, 2012.
Penggunaan cefotaxime sebenarnya merupakan lini kedua dalam terapi. Cefotaxime merupakan antibiotik golongan sefalosforin generasi ketiga yang
biasanya digunakan dalam terapi demam tifoid Kalra, 2003. Akan tetapi di Indonesia sampai saat ini tidak terdapat laporan keberhasilan terapi demam tifoid
dengan cefotaxime Nelwan, 2012.
Tabel 6. Ketepatan Obat Pada Pasien Anak Dengan Demam Tifoid Yang Di Rawat Inap di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.
Jenis antibiotic Frekuensi
Nomor pasien Ketepatan Obat
Tunggal
Kandungan Tepat
Tidak Tepat Cefotaxim
10 1,2,7,11,13,15,18,27,34,35
√ Kloramfenikol
23 4,6,10,12,14,16,17,20,21,24,26,28,29,30,33,37,
38,39,40,41,42,43,44 √
Cefixim 1
5 √
Cefpirom 1
9 √
Cefriakson 1
32 √
Kombinasi
Cefotaxim + Kloramfenikol
7 3,8,19,22,23,25,31
√ Kloramfenikol +
cefixim 1
36 √
Jumlah 44
25 19
3. Tepat Dosis
Data ketidaktepatan dosis pasien anak dengan demam tifoid yang dirawat inap di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 7. Ketepatan
dosis adalah jumlah atau besaran pemberian obat dengan kebutuhan individual telah sesuai dengan frekuensi dan aturan dosis obat, yaitu tidak terlalu kecil maupun terlalu
besar.
12
Tabel 7. Ketidaktepatan Dosis Pada Pasien Anak Dengan Demam Tifoid Yang Di Rawat Inap di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.
Nama Obat BB
kg Dosis Pemakaian
Dosis Standart Nomor
Kasus Status Jml Persenta
se n=52 Kloramfenikol
50 – 100 mgkgBBhari, dibagi dalam 4 dosis
1 x P mg
Frek uensi
Sehari mg
1 x P mg Frek
uensi Sehari mg
26 250
4 1000
325-650 4
1300-2600 14
42 500
4 2000
525-1050 4
2100-4200 24
9,5 250 4 1000
118,75-237,5 4 475-
950 28 5 9,61 8,7
500 4 2000 108,75-217,5
4 435- 870 31
47 500
4 2000
587,5- 1175
4 2350-4700
44
Cefixim 10 mgkgBBhari dibagi dalam 2
dosis 38
500 2
1000 152
2 304
5 30
350 2
700 120 2 240 36 2
3,84
Cefotaxim 40 - 80 mgkgBBhari dibagi dalam
2 -3 dosis 35
500 2
1000 700 – 1400
2 1400 - 2800
1 28
500 2
1000 560 – 1120
2 1120 - 2240
2 28
500 2
1000 560 – 1120
2 1120 - 2240
11 26
250 2
500 520 – 1020
2 1040 - 2080
19 27
500 2
1000 540 – 1080
2 1080 - 2160
23 8
15,38 18
250 2
500 360 - 720
2 720 - 1440
34 36
500 2
1000 720 – 1440
2 1440 - 2880
35 33
500 2
1000 660 – 1320
2 1320 - 2640
22
Ceftriakson 80 mgkgBBhari dalam dosis
tunggal 25
500 2
1000 2000
1 2000
32 1
1,92
Cefpirom 2 gram tiap 12 jam
20 500
2 1000
1000 2
2000 9
1 1,92
Jumlah 18
32,67 Keterangan : Kurang dari dosis standar
Lebih dari dosis standar
Pengobatan demam tifoid dengan antibiotik di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2014 sebanyak 52 peresepan, meliputi peresepan tunggal dan
kombinasi. Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa terjadi ketidaktepatan dosis pada peresepan. Kloramfenikol sebesar 5 kasus 9,61. Cefotaxime sebesar 8 kasus
15,38, cefixime 2 kasus 3,84, cefpirom dan cefriakson masing-masing 1 kasus 1,92. Total ketidaktepatan peresepan sebanyak 18 kasus 32,67 dan ketepatan
dosis sebanyak 36 kasus 67,33 dari 52 peresepan. Analisis untuk kloramfenikol, sefriakson, dan cefixim dibandingkan dengan SPM RSUD dr. Sayidiman Magetan
tahun 2011. Pada penggunaan cefotaxim, metronidazol, dan cefpirom karena tidak terdapat pada SPM maka dibandingkan dengan dosis yang tercantum pada jurnal
yang berjudul Current Trends in the Management of Typhoid Fever oleh Kalra et al tahun 2003 cefotaxim dan IONI tahun 2008 Metronidazol dan Cefpirom.
13
Tabel 8. Data Ketepatan Dosis dan Durasi Pada Pasien Anak Dengan Demam Tifoid Yang Di Rawat Inap di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.
Nama antibiotik Jumlah
Kasus Tepat Dosis
Tepat Durasi Kesimpulan
Tepat Tidak Tepat
Tepat Tidak Tepat
Tepat Tidak Tepat
Kloramfenikol 31 26 5
31 31
Cefixim 2 0 2 0 2 0 2 Cefotaxim 17 9
8 0 17 0 17
Cefriakson 1 0 1 0 1 0 1
Cefpirom 1 0 1 0 1 0 1 Jumlah 52
35 17 0 52 0 52 Presentase
n = 52 61,54
38,46 0 100 0 100
Pemberian antibiotik dikatakan tepat dosis apabila memenuhi tepat dosis dan tepat durasi. Berdasarkan tabel 8, tidak ada yang memenuhi tepat durasi sehingga
dapat dikatakan untuk ketepatan dosis bernilai 0 dan ketidak tepatannya bernilai 100.
4. Tepat Pasien