Kompetensi Profesional Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMPN 03 Tanggerang Selatan.

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DI SMPN 03 TANGGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Andi Dewi Puspita Sari
(1110018200052)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H./ 2015 M.


ABSTRAK

Andi Dewi Puspita Sari, NIM: 1110018200052, Kompetensi Profesional
Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di SMPN 03 Tanggerang Selatan.
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

efektivitas

penerapan

kompetensi profesional guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN
03 Tanggerang Selatan. Pendekatan kuantitatif deskriptif untuk menjawab

permasalahan

mengenai

pengaruh

kompetensi

profesional

guru

dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan. Penelitian ini
memusatkan perhatian pada pengaruh kompetensi guru terhadap mutu
pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan.
Hasil Penelitian menunjukan korelasi Product moment, hubungan antara
kompetensi profesional guru dengan mutu pembelajaran terdapat hubungan yang
positif, dengan “rxy” sebessar 0.406. Sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% di

peroleh dari rtabel 0,250, dan jika di tafsirkan hasil tersebut dalam tabel product
moment maka angka tersebut menunjukkan korelasi yang positif, walaupun
hubungan positif tersebut itu hanya pada tingkat sedang atau cukup.

Kata Kunci : Kompetensi Profesional- Mutu Pembelajaran.

i

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillaah,

puji

syukur

kehadirat

Allah


SWT

yang

telah

melimpahkan segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi
kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi dengan judul
“PENGARUH

KOMPETENSI

PROFESIONAL

GURU

DALAM

MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMPN 03 TANGSEL ”
sesuai dengan harapan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1.

Dra. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Dr. Hasyim As’yari, MPd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Drs. Salam Tumangor, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan nasehatan , saran yang membangun selama 8 semester.


4.

Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil, selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun
selama penulis mengerjakan skripsi ini.
5.

Dr.Sholeh selaku wakil kepala sekolah SMPN 03 TANGSEL yang
membantu memberikan informasi tentang pengaruh kompetensi profesional
dan mutu pembelajaran di SMPN 03 TANGSEL.

6.

Ayahanda tercinta H. Andi Tenri Weru yang selalu memberikan do’a,
motivasi dan dukungannya baik moril maupun materil.

iii


7.

Ibunda tersayang Hj. Siti Narisah, yang telah membesarkan dan selalu
mendidik penulis, serta mendoakan selama penulis menyelesaikan skripsi
ini.

8.

Kakak tersayang Andi Muhammad Yushar , Andi Muhammad Yusuf , SH
dan Andi Muhammad Sadli, Lc yang selalu menjadi semangat dan motivasi
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Teman - teman MP angkatan 2010 dan khusunya kelas B yang telah
memberikan semangat dan pengaruh positif selama pe

10.

nulis menyelesaikan skripsi.


11.

Sahabat-sahabat seperjuangan Ayu Istiqomah, Ismania Choirunisa, Amelia
Yulizha, Mariatul Kiftiah Iis Istianah, Anisa, Siti maryam, linda yang selalu
menjadi tempat berbagi ilmu dan tempat menyampaikan keluh dan kesah

12.

Shifatwi Shofwa yang selalu menjadi tempat penulis untuk mengadu,
berbagi ide dan saran dalam menyusun skripsi ini .

13.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.

Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis
semoga skripsi ini bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta,

2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR UJI REFERENSI
PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................3
C. Pembatasan Maslah ..........................................................................4
D. Perumusan Masalah ..........................................................................4
E. Tujuan Penelitihan. ...........................................................................4
F. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 4

BAB II

KAJIAN TEORETIK
A. Kompetensi Profesional....................................................................5
1. Pengertian Kompetensi Profesional .............................................5
2. Ciri-ciri Kompetensi Profesioanl .................................................8
3. Karakteristik kompetensi profesional ........................................9
4. Syarat-syarat kompetensi profesional ........................................10
B. Mutu Pembelajaran ........................................................................ 12

a. Pengertian Mutu Pembelajaran .................................................12
b. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Bermutu ....................................13
c. Jenis-jenis Pembelajaran ............................................................15
d. Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran Bermutu ................17
C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................19
D. Kerangka Berpikir ..........................................................................21
v

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 23
B. Pendekatan dan Metode ..................................................................24
C. Sample dan populasi .......................................................................24
D. Teknik Pengumpulan data ..............................................................24
E. Teknik pengelolahan data dan Analisis Data ................................25
F. Kisi-kisi Angket..............................................................................28

BAB IV

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMPN 03 TANGSEL .......................................32
1. Profil Sekolah ............................................................................32
2. Sejarah SMPN 03 TANGSEL ..................................................32
3. Visi dan Misi SMPN 03 TANGSEL .........................................33
4. Struktur Organisasi ....................................................................34
5. Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan ..........................35
6. Jumlah Siswa SMPN 03 TANGSEL .........................................36
7. Sarana dan Prasarana di SMPN 03 TANGSEL .........................36
8. Kelompok Mata Pelajaran ........................................................38
9. Kegiatan Ekstra Kulikuler .........................................................42
B. Deskripsi Data ................................................................................44
1. Hasil Angket Pengaruh Komepetensi Profesional Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran ........................................45
2. Analisis dan Intrepretasi Data ................................................66
3. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dalam
Meningkat Mutu Pembelajaran ................................................70
a. Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Guru ..........................70
b. Mengadakan Pemeriksaan RPP Terhadap Guru ................70
c. Pengunaan Buku Referensi Dalam Proses
Pemebelajran.......................................................................72

vi

d. Mengadakan Workshop Dan Pelatihan Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Dan
Mutu Pembelajaran .............................................................73
e. Upaya Sekolah Meningkatkan Kompetensi
Profesional Guru ................................................................74
f. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran.......................................................................75
g. Mengadakan Evaluasi Dalam Meningkatkan
Kompetensi Profesional Dan Mutu Pembelajaran ..............76
4. Proses Pembelajaran Dalam Kelas ..........................................78
a. Penjelasan Guru Terhadap Materi ........................................79
b. Guru Menggunakan Metode Pembelajaran Kreatif .............80
c. Guru Menjawab Pertanyaan Dengan Jelas ...........................81
d. Guru Meberikan Tugas Sesuai Dengan Materi ....................81
e. Guru Membantu Siswa Yang Mengalami Kesulitan ............82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 83
B. Saran ..............................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA .

vii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitihan ..........................................23

Tabel 3.2

Skor Item Jawaban ........................................................................25

Tabel 3.4

Interpretasi Data ............................................................................27

Tabel 3.2

Kisi- Kisi Angket ............................................................................28

Tabel 4.1

Guru Dapat Menguasai Konsep Dasar Tentang Materi Yang
Diajarkan ......................................................................................45

Tabel 4,2

Guru Dapat Menjelaskan Materi Dengan Benar ............................45

Tabel 4.3

Guru Dapat Menjawab Pertanyaan Siswa Dengan
Memuaskan ....................................................................................46

Tabel 4.4

Guru Mengembangkan Isi Silabus .................................................47

Tabel 4.5

Guru Membuat Dan Mengembangkan RPP
Secara Cermat ................................................................................ 47

Tabel 4.6

Guru Memahami Pontensi Akademik ...........................................48

Tabel 4.7

Guru Memahami Tujuan Kegaiatan Pembelajaran .......................48

Tabel 4.8

Guru Memilih Materi Pelajaran Secara Kreatif..............................49

Tabel 4.9

Guru Mengelolah Materi Sesuai Dengan Kebutuhan
Peserta Didik ..................................................................................49

Tabel 4.10

Guru Mengembangkan Materi Yang dikembangkan
Sesuai Dengan Kemampuan Siswa Untuk Menerimanya ............ 50

Tabel 4.11

Guru Mengembangkan Minat Belajar Terhadap Siswa .................50

Tabel 4.12

Guru Mengembangkan Materi Agar Dapat Mendorong
Siswa Memiliki Rasa Ingin Tahunya ............................................51

Tabel 4.13

Guru Melakukan Refleksi Kinerja Secara Terus Menerus .............52

Tabel 4.14

Guru Melakukan Penelitihan Tindak Kelas Untuk
Meningkatkan Keprofesionalan ....................................................52

Tabel 4.15

Guru Mengikuti Perkembangan Zaman Dengan Belajar
Dari Berbagai Macam Sumber .......................................................53

Tabel 4.16

Guru Menerapkan Teknologi Dalam Mengembangkan
Kompetensi .....................................................................................53
viii

Tabel 4.17

Guru Mengembangkan Ketrampilan Belajar Inovatif ....................54

Tabel 4.18

Guru mengembangkan Pembelajaran Secara Kelompok ..............54

Tabel 4.19

Guru menempatkan Siswa Dalam Belajar Untuk
Mewujudkan Pembelajaran Yang Aktif .........................................55

Tabel 4.20

Guru Meminta Setiap Kelompok Mempresentasikan Hasil
Kegiatan Pembelajaran ...................................................................56

Tabel 4.21

Guru Mengembangkan Pembelajaran Aktif ...................................56

Tabel 4.22

Guru Mengembangkan Variasi Metode Pembelajaran ..................57

Tabel 4.23

Guru Memberikan Tugas Sesuai Dengan Materi Yang
Diajarkan .......................................................................................58

Tabel 4.24

Guru Memberikan Umpan Balik (Feed Back) Terhadap
Tugas Yang Diberikan ...................................................................58

Tabel 4.25

Guru Menerapkan Keterampilan Penelitian Studi Kasus ...............59

Tabel 4.26

Guru Dapat Mengembangkan/Menganalisis Dalam Diskusi
Terhadap Hasil Pembelajaran Yang Diperoleh ..............................58

Tabel 4.27

Guru Memberikan Arahan Dalam Menyusun Laporan Hasil
Kegiatan .........................................................................................60

Tabel 4.28

Guru Dapat Menghubungkan Pelajaran dan Pengalaman .............61

Tabel 4.29

Guru Memberikan Solusi Berdasarkan Kehidupan Nyata .............61

Tabel 4.30

Guru Menyimpulkan Pelajaran Berdasarkan Kehidupan
Nyata...............................................................................................62

Tabel 4.31

Perhitungan untuk mencari variabel X ......................................... 62

Tabel 4.32

Perhitungan untuk mencari Variabel Y ...........................................64

Tabel 4.33

Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi X dan Y .....66

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Instrumen Angket Guru .................................................................1

Lampiran II

Instrumen Wawancara Wakil Kepala Sekolah, dan Guru .............6

Lampiran III

Hasil Wawancara Kepala Sekolah .................................................7

Lampiran IV

Hasil Wawancara Guru ..................................................................9

Lampiran V

Hasil Wawancara Guru ................................................................11

Lampiran VI

Instrumen Wawancara Siswa .......................................................13

Lampiran VII Hasil Wawancara Siswa ...............................................................14
Lampiran VIII Hasil Wawancara Siswa ...............................................................15
Lampiran IX

Hasil Wawancara Siswa ...............................................................16

Lampiran X

Visi Misi SMPN 03 TANGSEL .................................................17

Lampiran XI

Struktur Organisasi SMPN 03 TANGSEL ..................................18

Lampiran XII Penilaian di SMPN 03 TANGSEL .............................................20
Lampiran XII

Instrument Pemantauan Pembelajaran .........................................21

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peerta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa
datang.1
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan
suatu upaya yang dirancang pemerintah untuk mecerdaskan dan memajukan
bangsa. Suatu Negara dapat dikatakan maju jika Negara tersebut
mengedepankan pendidikan, karena tanpa pendidikan suatu bangsa tidak akan
memiliki kemampuan untuk mengelolah kekayaan alam, bahkan jika putra
putri Indonesia tidak mempunyai skil yang memadai, dikhawatirkan akan
menjadi penghambat pembangunan nasional. Hal ini perkuat oleh fakta bahwa
sebagian Negara-negara maju berkembang dengan pesat bukan karena
memiliki sumber alam yang melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan
intelektualitas, disiplin, etos kerja rakyatnya.
Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaran
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatakan mutu pendidikan,
berarti juga meningkatkan mutu guru.Meningkatkan mutu guru bukan hanya
dari kesejahteraan tetapi juga profesionalitasnya. Dalam UU no 14 tahun 2005
pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal pendidikan dasar dan pendidikan menegah.2
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pembelajaran pada setiap jenjang dan satuan
pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah.Berbagai usaha telah
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Namun demikian,
1

Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ,(Jakarta, Ilmu Grafindo Prasada, 2008)h 284
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional dan Tenaga Kepndidikan,(Bandung, Alfabeta,
2013), h. 39.
2

1

2

berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
merata.Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan
mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya
masih memprihatinkan. Sepertinya sama dengan halnya sekolah yang ingin
saya telitih di SMPN 03 TANGSEL bahwa berdasarkan hasil pengamatan
sementara, dan mengadakan wawancara kepada beberapa siswa kelas tujuh
bahwa guru masih kurang bisa menerapkan disiplin dalam proses belajar
mengajar , masih terdapat beberapa guru masih berada diluar kelas ketika jam
pelajaran sudah dimulai,dan pada akhirnya ketika bel berbunyi masih
banyaknya siswa yang berada diluar didepan kelas.Terkadang juga siswa yang
piket harus memanggil guru keruangannya karena guru belum juga masuk ke
ruang kelas, sehingga proses belajar mengajar berkurang karena kurang
disiplinnya guru. Dan ketika proses belajar akan dimulai terdapat guru belum
mempersiapkan RPP dan tidak membawa RPP ketika pelajaran akan dimulai.
Kompetensi profesional guru memegang peranan penting uuntuk
meningkatkan mutu pembalajaran sisiwa, di sekolah ini sering ada siswa yang
malas, sering keluar masuk kelas ketika jam belajar sedang berlangsung
dengan alasan ingin pergi ke kamar mandi dan terkadang tidak memperhatikan
pelajaran.Apabila kondisi ini tejadi dapat diartikan bahwa guru dianggap tidak
berhasil menciptkan mutu pembelajaran yang tepat dalam proses belajar
mengajar dan kurangnya motivasi kepada siswa agar dapat giat belajar.
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan
yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu
menemukan jati diri dan mengaktualkan diri sesuai dengan kemampuan dan
kaidah-kaidah guru profesional.3
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap
sebagai orang yang berperanan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan
yang merupakan percerminan mutu pendidikan. Guru merupakan unsur
penting dan berpengaruh dalam proses pendidikan dan pengajaran.Kunci

3

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangakan Profesionalisme Guru, ( Jakarta, PT .
Raja Grafindo Presada, 2011) h.19

3

keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran sangat
ditentukan oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
Kompetensi profesional guru ialah menguasai materi, struktur, konsep
dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang diampu, menguasai
standar

kompetensi

dan

kompetensi

dasar

mata

pelajaran/

bidang

pengembangan yang diampu.Mengembangkan materi pembelajaran yang
diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanajutan
dengan

melakukan

tindakan

reflekstif,

berkomunikasi dan mengembangkan diri.

memanfaakan

TIK

untuk

4

Kompetensi profesional guru sangat dibutuhkan upaya proses
pembelajaran yang lebih baik, sehingga peserta didik akan termotivasi untuk
belajar dan berprestasi. Karena guru yang professional akan mampu
melakasanakan strategi pembelajaran dan menyajikan materi dengan baik dan
menyenagkan dan tidak hanya berorentasi kepada ketuntasa belajar saja tetapi
pada proses tumbuh kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pegamatan beberapa kelas di
SMPN 03 TANGSEL juga masih banyaknya guru menggunakan metode
konvesional seperti halnya metode ceramah, jadi disini guru yang lebih aktif
dalam proses pembelajaran dibandingkan siswa. Dalam penguasaan materi
pelajaran yang meliputi sistematika dalam penyampian, tepat dalam
memberikan contoh, mampu menjawab pertanyaan serta kualitas dalam
menjelaskan, cenderung akan menciptakan mutu pembelajaran, hal ini terbukti
bahwa semakin guru tidak mengusai materi pelajaran maka hasil belajar siswa
akan menurun.
Adapun alasan penulis memilih penelitihan di SMPN 03 Tanggerang
Selatan karena sekolah tersebut menyandang sebagai sekolah yang unggulan.
Karena pada dasarnya sekolah unggulan adalah sekolah yang memiliki guru
yang professional apakah pada kenyataannya itu benar atau tidak.
Berdasarkan latar belakang di atas. maka penulis tertarik untuk
4

Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan,( Surabaya, PT.JEPE Press Media Utama,2011) h.122

4

menelitih mengenai” Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dalam
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

menurut

penelitih

dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masih adanya sebagian guru kurang disiplin dalam proses pembelajaran, dan
masih terdapat guru kurang menguasai materi secara mendalam, kurangnya
kemampuan mengelolah kegiatan kelas, sehingga masih banyaknya guru
menggunakan metode konfesional (ceramah).
2. Adakah pengaruh kompetesi profesional guru dengan mutu pembelajaran di
SMPN 03 Tanggerang Selatan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah dikemukan di atas maka
masalah yang ditelitih dibatasi dalam hal pengaruh kompetensi profesional
guru dengan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah penelitian
dirumuskan Sejauh mana pengaruh kompetensi profesional guru dalam
meningkatkan mutu belajar di SMPN 03 Tanggerang Selatan
E. Tujuan penelitihan
Untuk mengetahui pengaruh

kompetensi profesional guru

dalam

meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 03 Tanggerang Selatan
F. Manfaat Hasil Penelitihan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
semua pihak yang berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya:
1. Sebagai masukan bagi pendidik terutama dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran
2. Sebagai tolak ukur bagi guru dan sekolah dalam melaksanakan peran
profesionalitasnya.
3. Menambah pengetahuan keilmuan penelitih pada khususnya dan pembaca
pada umumnnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional
Berikut di bawah ini dijelaskan tentang pengertian kompetensi
profesional yang terdiri dari dua kata yang pertama kata kompetensi dan
yang kedua kata profesional, berikut penjelasannya mengenai pengertian
dari kompetensi profesional menurut para ahli.
Menurut Pupuh Fathurohmman dan Aa Suryana, menjelaskan
bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dimiliki seseorang serta penerapannya didalam pekerjaan, sesuai
dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. 5
Hamzah B. Uno, mengatakan bahwa kemampuan atau kompetensi
sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan mengindikasikan
cara-cara berperilaku, berfikir dalam segala situasi yang berlangsung terus
menerus dalam periode waktu yang lama. 6
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan,
pengetahuan, keterampilan, kinerja seseorang dalam sebuah pekerjaan
yang berlangsung dalam periode waktu yang lama dalam mencapai tujuan
yang diinginkan.
Selanjutnya Pengertian tentang profesional menurut dalam UUD
NO 14 TAHUN 2005 tentang guru dan dosen yang di kutip oleh
Kunadar, dalam buku guru profesional menjelaskan profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan kemahiran, atau

5

Pupuh Fatuhrohmah dan Aa Suryana, Guru Profesional,(Bandung: PT Radika
Aditama,2012)Cet 1, h .32
6
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet 3, h.78

5

6

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norman tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.7
Menurut Syahruddin Nurdin Mengatakan bahwa profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keterampilan, kejujuran dan
sebagainya.8
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan
kompetensi intelektualitas, dan keterampilan tertentu yang diperoleh
melalui proses pendidikan secara akademis.
Sedangkan kata profesional menurut Sudarwan Danim, profesional
mengacu kepada sifat khusus yang harus ditampilkan oleh orang yang
memegang profesi tertentu.9
Sedangkan dalam undang – undang no 14 yang dikutip oleh
Fahruddin Sudagar dan Ali Idrus Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. 10
Dari uraian di atas dapat disimpulkan profesional adalah suatu
pekerjaan yang berdasarkan kemampuan dan mampu melaksanakan tugas
dan profesinya sesuai dengan keahlian dan bidang kerjanya serta memiliki
pendidikan profesi.
Menurut Djejen Musfah Kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang meliputi: konsep, struktur, metode keilmuan, teknologi, seni yang
menaungi, materi ajar yang ada dalam kurikululm sekolah hubungan
konsep antara mata pelajaran yang terkait, penerapan konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari dan kompetensi secara profesional dalam
7

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke 7, h. 45
8
Syahruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,( Jakarta, Ciputat
Press, 2002) h.15
9
Sudarwan Danim, Media komunikasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi aksara, 1995) Cet, 1,
h.60
10
Fahrudin Sudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesional Guru(Jakarta: GP Press,
2009) h.3

7

konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.11
Sedangkan menurut Sudarwan Danim kompetensi profesional
adalah kompetensi ini terdiri dari dua ranah sub kompetensi. Pertama sub
kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan
menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep
antara mata pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua sub kompetensi menguasai struktur
dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkahlangkah penelitian kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi
bidang studi.12
Kompetensi profesional sebagaimana yang diamatkan oleh
peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang terkait terhadap struktur keilmuan dari mata pelajaran
yang diasuh secara luas dan mendalam, sehigga dapat membantu guru
membimbing siswa untuk menguasai keterampilan secara optimal. Secara
spesifik menurut Permendiknas No 16/2007, standar kompetensi ini
dijabarkan kedalam lima kompetensi inti yakni:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
komunikasi dan mengembangkan diri.13
Dari beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa
kompetensi

profesional

adalah

kemampuan

menguasai

materi

pembelajaran lebih dalam dan mengembangakan materi lebih kreatif,
mengerti dan dapat menerapkan landasan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik.

11

Djejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru (Jakarta : Kencana, 2011) ,h.54
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2013),

12

h.24
13

Marselus, Sertifikasi Profesi Keguruan,(Jakarta: Indeks, 2011) , h.43-44.

8

2.

Ciri-ciri Kompetensi Profesional Guru
Selanjutnya mengenai cirinya, Menurut Oemar Hamalik sebagai
suatu profesi maka harus memenuhi kriteria profesional sebagai berikut:
a. Fisik, sehat jasmani dan rohani.
b. Mental/ kepribadian diantaranya berjiwa pancasila, mampu
menghayati GBHN, mencinta bangsa dan sesama manusia dan rasa
kasih sayang kepada anak didik, berbudi pekerti, mampu menyuburkan
sikap demokrasi, mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung
jawab yang besar akan tugasnya, mampu mengembangkan kecerdasan
yang tinggi, bersifat tebuka peka dan inovatif, menunjukan rasa cinta
kepada profesinya, ketaatannya yang disiplin, memilki sense of humor
c. Keilmuan/ pengetahuan yaitu memahamai ilmu yang dapat melandasi
pembentukan pribadi, memahami ilmu pendidikan dan keguruan
mampu menerapkan dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami,
memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain,
senang membaca buku ilmiah, mampu memecahkan persoalan secara
sistemastis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi,
memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar
d. Keterampilan, mampu berperan sebagai orginisator proses belajar
mengajar, mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan
structural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi, mampu
menyusun garis besar program pengajaran (GBPP), mampu
memecahkan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, mampu
memecahkan dan melakasanakan kegiatan pendidikan diluar sekolah.
14

Sedangkan menurut Pupuh Fathurohman dan Aa Suryana, menyatakan
ciri-ciri guru profesional dalam
komponen ilmu pengetahuan
dianataranya: mengalami pendidikan formal dalam waktu lama, memiliki
pengetahuan tertentu spesifik, mendalam dan memperluas pengetahuan
dalam bidangnya secara terus menerus, penegetahuan guru harus
terintegrasi sebagai alat mengorganisasi, memotivasi, dan membantu
murid belajar, guru menilai, mencatat, dan melaporkan hasil belajar murid,
mampu melaksanakan pekerjaan administrasi sekolah.15
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kompetensi
profesional, guru harus memilki fisik sehat secara jasmani dan rohani,
mental dan keperibadian yang baik, pengetahuan yang luas, serta memiiki
keterampilan dalam proses belajar mengajar. Bahwa ciri dalam
kompetensi profesional juga guru harus memperdalam ilmu pengetahuan
14

Oemar Malik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta: PT
Bumi Aksar, 2006), h.37-38
15
Opcit, Guru Profesional ,h. 138

9

secara terus menerus, selalu memberikan arahan kepada peserta didik,
menilai dan mengevaluasi hasil belajar siswa.
3. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru
Pembahasan

Selanjutnya

adalah

karakteristik

kompetensi

profesional guru. Seorang guru harus mencerminkan lima karakteristik
dasar yang dituntun dari padanya, dan yang dijadikan sebagai modal
terpenting untuk meningkatkan kompetensinya dari segi profesional
diantaranya:
a. Mereka yang amanah, menerima tugas sebagai ibadah.
Manusia ini menerima tanggung jawab mengajar sebagai pengabdian.
b. Mereka yang memiliki sifat interpersonal yang kuat.
Manusia ini secara alami menyukai, hangat dan mudah bergaul dengan
sesama manusia, khususnya anak didiknya.
c. Mereka yang berpandangan hidup moral yang beradab.
Manusia ini mempunyai prinsip dan pola hidup yang jelas dan
konsisten.
d. Mereka yang menjadi teladan dalam kehidupan.
Manusia ini hidup dengan moral yang bersih, jujur, teratur dan efesien.
e. Yang mempunyai hasrat untuk terus berkembang.
Manusia ini pembelajar. Dia gemar ilmu dan kemajuan, dan merima
perubahan sebagai syarat kemajuan16
Sedangkan

menurut

Oemar

Malik

mengenai

karakteristik

kompetensi profesional guru diantaranya:
a) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawabnya dengan
sebaik-baiknya
b) Guru tersebut mampu

melaksanakan

peranan-perananya secara

berhasil
c) Guru

tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan

pendidikan
d) Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses
mengajar dan belajar dalam kelas.17

16

Direktoral Jenderal Kelembagaam Agama Islam, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga
Kependidikan,(Jakarta: Departemen Agama Islam 2005) h. 15-16
17
Opcit, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,38.

10

Menurut Gary dan Margaret yang di kutip oleh E. Mulyasa,
berpendapat karakteristik kompeten secara profesional sebagai berikut:
a. Kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif,
menciptakan iklim untuk tumbuhnya kerjasama, melibatkan peserta
didik dalam mengorganisasikan dan merencenakan pembelajaran
b. Kemampuan
mengembangkan
strategi
dan
manajemen
pembelajaran, berkaitan dengan kemampuan untuk menghadapi
dan menagani peserta didik yang bermasalah,
c. Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feed back) dan
pengutan (reinforcement) antara lain: memberikan umpan balik
yang positif terhadap respon peserta didik, memberikan respon
yang sifatnya membantu terhadap peserta didik yang lamban
belajar, memberikan tindak lanjut terhadap jawaban peserta didik
yang kurang memuaskan dan kemampuan memberikan bantuan
profesional kepada peserta didik jika diperlukan.
d. Memiliki kemampuan peningkatan diri antara lain menerapkan
kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, memperluas dan
menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran.18
Dari pendapat beberapa ahli tentang karakteristik kompetensi
profesional dapat disimpulkan bahwa seseorang pendidik harus memiliki
tanggung jawab dengan baik, menjalankan tugasnya dengan baik,
kemampuannya dalam menciptakan iklim belajar, kemampuan dalam
mengembangkan strategi pembelajaran mampu memberikan umpan
balik(feed back) dalam proses pembelajaran, kemampuan peningkatan diri
dalam

mengajar

menciptakan

pembelajaran

yang

kondusif

dan

menyenagkan, inovatif serta memperluas ilmu pengetahuannya tentang
metode pembelajaran.
4. Syarat – Syarat Kompetensi Profesional Guru
Setelah membahas tentang karakteristik kompetensi profesional
guru, maka pembahasan selanjutnya adalah syarat-syarat guru profesional
guru.
Menurut Oemar Malik yang di kutip Martinis Yamin mengatakan
syarat-syarat guru profesional harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian sebagai guru, memiliki
18

22-24.

E, Mulyasa, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Putra Grafik, 2007) h.

11

keahlian yang baik dan terintergrasi, memiliki mental yang sehat, berbadan
sehat, memiliki pengetahuan yang luas, guru adalah manusia yang berjiwa
pancasila, guru sebagai warganegara yang baik.19 Selain itu ada juga syarat
profesi keguruan dari National Education AS Sacation (NEA) menyatakan
sebagai berikut:
a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. Karena mengajar
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya yang sangat didominasi
kegiatan intelektual.
b. Jabatan yang mengeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. Semua
jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota
mereka dari orang awam dan memungkinkan mereka mengadakan
pengawasan tentang jabatannya.
c. Jabatan yang memerlukan persiapan yang lama. Konsep ini
menjelaskan keharusannya memenuhi kurikulum perguruan tinggi
yang terdiri dari pendidikan umum, profesional dan khusus
sekurangnya empat tahun bagi guru pemula.
d. Jabatan yang memperlukan latihan dalam jabatan sinabung. Jabatan
guru cenderung menunjukan bukti yang kuat sebagai jabatan
profesional, sebab hampir setiap tahun guru melakukan berbagai
kegiatan latihan profesional
e. Jabatan yang menjanjikan karier kehidupan dan keanggotaan yang
permanen
f. Jabatan yang menentukan bakunya sendiri. Dalam setiap jabatan
profesi setiap anggota kelompok diangap sanggup untuk membuat
keputusan profesional berhubungan dengan iklim kerjanya.
g. Jabatan yang memetingkan layanan di atas keuntungan pribadi. Jabatan
mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi, guru
yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang
lebih baik dari warga negara masa depan
h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
rapat. Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional
yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi
anggotanya.20
Dari uraian diatas syarat-syarat kompetensi profesional guru, dapat
disimpulkan bahwa guru bukan hanya sekedar mengajar dan menyampaikan
materi saja, guru juga harus memiliki keterampilan, bakat, pengetahuan luas,
mental yang sehat, guru sebagai teladan harus menjadi warga negara yang baik.

19

Martinis Yamin, Serifikasi Guru di Indonesia,( Jakarta: Pusta Grafika, 2007), h.24
Soetjipto, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009), h.18-25

20

12

B. Mutu Pembelajaran
1. Pengertian Mutu Pembelajaran
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai mutu pembelajaran yang
terdiri dari dua kata mutu dan pembelajaran. Penjaminan mutu pendidikan
formal, non formal dan informal sebagaimana yang tersurat dalam
peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 63 tahun 2009 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, merupakan kegiatan yang sistematik
dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan tingkat
kecerdasaan bangsa dan negara. Menurut Nanang Fattah mutu adalah
kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa (services)
yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan, kepuasaan (satisfaction)
pelanggan (customers) yang dalam penddikan dikelompokan menjadi dua
yaitu internal customer dan eksternal. Internal customer yaitu siswa
sebagai pembelajar dan eksternal customer adalah masyarakat dan dunia
industri.21
Sedangkan menurut Jarome S. Arcaro mutu adalah sebuah proses
terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.22
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu adalah
terpenuhnya harapan serta ada rasanya kepuasan seorang pelangan dengan
hasil yang berkualitas. Suatu produk atau jasa dapat dikatakan bermutu atau
berkualitas apabila dapat memberikan kepuasan sesuai dengan harapan.
Selanjutnya, kata pembelajaran berasal dari kata belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (KBBI, 1989). Dalam bahasa
sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju kearah yang lebih baik
dengan cara sistematis. 23
Menurut Wina Sanjaya, pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan
21

Nanang Fattah, Sistem Penajaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 1-2.
22
Jorome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2007),Cet.
4, h.89
23
Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa”, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 4.

13

sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri
seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya
belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan,
sarana, dan sumber belajar sebagai upaya mencapai tujuan belajar tetentu.24
Sedangkan menurut Rusman pembelajaran pada hakikatnya
merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi
secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.25
Dari Uraian diatas dapat disimpulkan mutu pembelajaran adalah
suatu rangkaian kegiatan

pembelajaran antara guru dan siswa guna

mencapai tujuan pembelajaran yang berkualitas yang terwujud dalam
bentuk hasil belajar yang nyata berupa nilai yang dicapai oleh peserta
didik.
2. Bentuk –Bentuk Pembelajaran Yang Bermutu
Setelah menjelaskan tentang mutu pembelajaran selanjutnya membahas
tentang bentuk – bentuk dari mutu pembelajaran, maka selanjutnya akan
diuraikan mengenai tentang bentuk - bentuk pembelajaran.
MenurutLukman Hakim beberapa bentuk pembelajaran yang akan
diuraikan diantaranya :
a. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran aktif yang menekankan
aktivitas siswa bersama-sama secara berkelompok dan tidak
individual.
b. Pembelajaran aktif adalah kegiatan mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan mata pelajaran
yang dipelajarinya.
c. Pembelajaran langsung atau interaktif adalah model pembelajaran
secara langsung diarahkan oleh guru melalui tugas -tugas spesifikasi
yang harus dilengkapi oleh siswa dibawah pengawasan guru secara
langsung.
d. Pembelajaran inqury dalam pelaksanaan tahapan yang ditempuh dalam
pembelajaran inqury diantaranya adalah pemunculan data,
pengumpulan data (vervikasi), pengumpulan data (eksperimen),
mengorganisasi dalam memformulasikan peryataan, analisis.
e. Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
24

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Pernada Media Group, 2008), Cet.1, h 26.
25
Opcit, Model-Mode Pembelajaran , h. 134

14

mengaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membantu hubungan antara
pengetahuan yang dimilkinya dan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari.26
Selanjutnya menjelaskan beberapa bentuk –bentuk strategi
pembelajaran yang aktif agar dapat menghasilkan pembelajaran yang
bermutu diantaranya adalah:
a. Critical Incident( Pengalaman Penting)
Startegi ini digunakan untuk memulai pelajaran, tujuan dari
penggunaan starategi ini untuk melibatkan siswa sejak awal dengan
melihat pengalaman mereka.
b. Prediction Guide (Tebak Pelajaran)
Strategi ini digunakan untuk melibatakan siswa dalam proses
pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir.
c. Group Resume (Resume Kelompok)
Biasaya sebuah resume mengambarkan hasil dicapai oleh individu.
Resume ini akan menjadi menarik untuk dilakukan dalam group
dengan tujuan membantu siswa menjadi lebih akrab atau melakukan
team bulding (kerja sama kelompok) yang anggotanya sudah saling
mengenal sebelumnya.
d. Assessment Search (Menilai Kelas)
Strategi ini dapat dilakukan dalam waktu yang cepat sekaligus
melibatkan siswa untuk saling mengenal dan bekerja sama.
e. Questions Students Have ( Pertanyaan dan Siswa)
Teknik ini merupakan teknik yang mudah dilakukan dapat dipakai
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Teknik ini
menggunakan elisitas dalam memperoleh partisipasi siswa secara
tertulis
f. Active Knowledge Sharing( Saling Tukar Pengetahuan)
Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa
disamping untuk membentuk kerjasama tim.
g. Active debate (Debat Aktif)
Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong
pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa diharapkan dapat
mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan
mereka sendiri, ini merupakan strategi yang secara aktif melibatkan
semua siswa dalam kelas bukan hanya pelaku debatnya saja.
h. Card Sort (Sortir Kartu)
Stategi ini merupakan kegiatan kalaboratif yang bisa digunkakan untuk
mengerjakan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang objek atau
me- review ilmu yang telah diberikan sebelumnya.
i. Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw)
26

57

Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Wacana Prima, 2009)h .53-

15

Strategi ini merupakan starategi yang menarik untuk digunakan jika
materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan
materi tidak mengaharuskan urutan penyampaian.
j. Student Team Achivement Division (STAD)
Strategi ini merupakan pendekatan pembelajaran koperatif yang paling
sederhana.
k. Every One Is A Teacher Here ( Setiap Orang Adalah Guru)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan dan secara individual.27
Dapat disimpulkan di atas bentuk- bentuk pembelajaran bermutu
bahwa bentuk pembelajaran bermutu terdapat empat bagian diantaranya
pembelajaran koperatif yang menekanakan pembelajaran aktif dan secara
berkelompok, kemudaian ada pembelajaran aktif memberikan kesempatan
siswa, siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran seperti
mengadakan kuis, diskusi yang sesuai dengan materi pelajaran, sedangkan
dalam pembelajaran inquri lebih kepada siswa diharapkan dapat
menganalisis menghasilkan data pembelajaran, ekperimen seperti halnya
siswa

mengadakan

observasi

lapangan,

sedangkan

pembelajaran

konseptual pembelajaran yang terfokus dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan sesuai dengan sub-sub materi, jadi bentuk pembelajaran yang
diuraikan di atas merupakan proses pembelajaran yang bermutu agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.bahwa pembelajaran yang
efektif harus menggunakan strategi yang tepat, dalam kegiatan
pembelajaran adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan
Gurulah yang menciptkannya pembelajara efektif, guru yang mengajar dan
anak didik yang di ajarkan.Disinilah tugas guru berusaha menciptakan
suasana belajar yang mengairahkan menyenagkan bagi semua peserta
didik agar dapat menciptakan mutu pembelajaran dan dapat mencapai dari
tujuan pembelajaran tersebut.
3. Jenis-jenis pembelajaran
Pembahasan selanjuntnya mengenai tentang jens-jenis pembelajaran.
Dalam kehidupan sehari-hari aktivitas pembelajaran yang dilakukan
27

Isjoni, Pembelajaran Visoner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) 2007, h. 11-25

16

individu jenisnya bermacam-macam, tergantung pada kebutuhan tujuan
apa yang dipelajari, cara melakukan aktivitas pembelajaran, sifat
perkembangannya dan sebagainya. Pembelajaran keterampilan berbeda
dengan pembelajaran pengetahuan berbeda dengan pembelajaran sikap
atau nilai . Dengan demikian kita perlu mengenal jenis-jenis pembelajaran
agar

dapat

melakukan

pembelajaran

secara

efektif.

Dari

aspek

pembelajaran yang dicapai kita dapat membeedakan jenis-jenisnya sebagai
berikut:
Menurut Gagne yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata
menjelaskan jenis pembelajaran menjadi delapan jenis mulai dari yang
sederhana sampai kompleks diantaranya :
1. Belajar tanda atau Signal learning
Individu belajar mengenal dan memberi respons kepada tanda-tanda.
2. Belajar perangsang jawaban atau Stimutasi respone learning
Belajar ini merupakan upaya membentuk hubungan antara perangsang
dengan jawab, umpannya: menjawab pertanyaan yang diberikan guru
3. Rantai perbuatan atau Chaining
Individu belajar melakukan suatu rentetan kegiatan yang membentuk
satu kesatuan.
4. Hubungan verbal atau Verbal association
Kalau dalam rantai kegiatan, hubungan ini berbentuk perilaku maka
dalam hubungan verbal ini berbentuk hubungan bahasa.
5. Belajar membedakan atau Discrimination learning
Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda
dengan lainya.
6. Belajar konsep atau Concept learning
Tipe belajar ini menyangkut pemahaman konsep-konsep
7. Belajar aturan-aturan atau Rule learning
Individu belajar aturan- atauran yang ada di masyarakat, di sekolah,
dirumah ataupun aturan dalam perdagangan, pemerintah bahkan ilmu
pengetahuan.
8. Belajar pemecahan masalah atau Problem solving learning
Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalahmasalah yang harus dipecahkannya.28
Menurut Slameto jenis-jenis pembelajaran terdiri dari :
1) Belajar bagian adalah umumnya belajar bagian dilakukan
seseorang bila ia dihadapakan pada materi belajar yang bersifat
28

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung:Rosda
Karya, 2009),h. 160-161

17

luas atau ekstensif,
2) Belajar dengan wawasan adalah proses meorganisasikan pola-pola
tingkah laku yang telah terbentuk menjadi satu tingakah laku yang
erat hubungannya dengan peneyelesaian suatu persoalan
3) Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih
beberapa sifat stuasi / simulasi dan kemudian menjadikannya
sebagai pendoaman dalam tingkah laku.
4) Belajar global yaitu bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan
dan berulang sampai pelajar menguasinya
5) Belajar intensional yaitu konsep ini bertentangan dengan anggapan
bahwa belajar itu selalau berarah tujuan (intensional)
6) Belajar instrumental yaitu reaksi-reaksi seseoeang siswa yang
diperlihatkan dikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah
siswa tersebut akan mendapatkan hadiah berhasil atau gagal.
7) Belajar dalam arahah tujuan, merupakan lawan dari belajar
insidental.
8) Belajar laten, perubahan–perubahan tingkah laku yang tidak
terlihat tidak secara segera
9) Belajar mental, perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi
disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa proses kognitif
karena ada bahan yang dipelajari.
10) Belajar produktif, belajar disebut produktif bila individu mampu
mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu
sitausi kesituasi lain.
11) Belajar verbal adalah belajar dengan menggunakan materi verbal
melalui latihan dan ingatan.29
Dari uraian di atas bahwa dalam pembelajara