Perancangan Informasi Teknik Olahraga Badminton Dan Cara Menjadi Atlet yang Berkarakter Melalui Media Buku

(1)

(2)

(3)

(4)

66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Sudyana Muharom NIM : 51912247

TTL : Bandung, 24 Juni 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam

Fakultas : Desain

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Jenjang : S-1

Alamat : Kp. Cihanja Ciumbuleuit Punclut Rt 01/10 Kel : Ciumbuleuit

Kec : Cidadap, Kota Bandung Kode Pos : 40142

Telepon : 085722848555


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI TEKNIK OLAHRAGA BADMINTON DAN CARA MENJADI ATLET YANG BERKARAKTER MELALUI MEDIA BUKU

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Sudyana Muharom NIM. 51912247

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah S.W.T. beserta para Malaikat dan Rasul, yang telah memberikan karunia dan hidayahnya baik berupa kekuatan, semangat dan perlindungan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul "PERANCANGAN INFORMASI TEKNIK OLAHRAGA BADMINTON DAN CARA MENJADI ATLET YANG BERKARAKTER MELALUI MEDIA BUKU" tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini disusun melalui suatu proses kerja yang panjang serta mengalami berbagai rintangan, tantangan dan hambatan. Namun penulis akhirnya dapat melalui itu semua, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Ini semua dapat dilakukan berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengupacapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Deni Albar, S.Sn., M.Ds. selaku dosen pembimbing dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi visual yang ditampilkan, untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada pembaca yang telah memberikan kritik serta saran atas laporan tugas akhir.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Bandung, 16/Agustus/2016 Penulis,


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ... ABSTRACT ... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I. PENDAHULUAN ... I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan Perancangan dan Manfaat Perancangan...

BAB II TEKNIK OLAHRAGA BADMINTON... II.1 Olahraga Badminton... II.1.2 Sejarah Olahraga Badminton... II.1.3 Aturan Dasar Olahraga Badminton... II.2 Teknik Olahraga Badminton... II.2.1 Pegangan/grip Pada Raket Forehand dan Backhand... II.2.2 Footwork/langkah kaki Pada Olahraga Badminton... II.2.3 Service... II.2.4 Smash... II.2.5 Netting... II.2.6 Dropshot... II.2.7 Overhead/lob... II.2.8 Backhand... II.3 Karakter Atlet Top Dunia...

i ii iii iv v vi ix xi 1 1 2 3 3 3 4 4 5 5 8 8 11 12 14 15 16 17 18 20


(8)

vii II.3.1 Karakter Bermain Taufik Hidayat... II.3.2 Karakter Bermain Lee Cong Wei... II.4 Opini Masyarakat dan Ahli... II.5 Analisis... II.5.1 Analisis Data 5W+1H... II.6 Resume dan Solusi...

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL... III.1 Strategi Perancangan... III.1.1 Khalayak Sasaran... III.1.1.1 Demografis... III.1.1.2 Geografis... III.1.1.3 Psikografis... III.1.1.4 Consumer Insight... III.1.1.5 Consumer Journey... III.1.2 Strategi Komunikasi... III.1.3 Mandatory... III.1.4 Strategi Kreatif... III.1.5 Strategi Media... III.1.6 Stategi Distribusi... III.2 Konsep Desain... III.2.1 Format Desain... III.2.2 Tata Letak... III.2.3 Huruf... III.2.4 Warna... III.2.5 Ilustrasi... 20 22 23 24 25 26 27 27 27 27 27 28 28 28 28 29 29 30 31 32 32 32 33 34 35


(9)

viii BAB IV Media & TEKNIS PRODUKSI...

IV.1 Media Utama... IV.1.1 Teknis Produksi... IV.2 Media Pendukung... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN………

36 36 36 38 50 51


(10)

49 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aksan, Herman. 2012. Mahir Bulu Tangkis. Bandung: Nuansa Cendekia.

Bungin, Burhan. (ed.). 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Grice, Tony. 2007. Meniti Tangga Kejayaan. Kuala Lumpur: Utusan Publications & Distributors SDN BHD.

Moleong, Lexy j. 2007. Metode Deskriptif Dalam Bentuk Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Cetakan kedua puluh.

Yulianty, Rani. 2002. Seni Olahraga Badminton. Depok: Wisma Hijau.

Yulianti, Eva. Roji. 2016. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Rustan, Surianto. 2008. Layout dan Dasar Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sihombing, Danton. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurhadiat, Dedi. 2004. Pendidikan Seni Rupa. Jakarta: PT Grasindo.

Sumber Jurnal Internet

Olahraga, Tutorial. (2015). Peraturan Permainan Bulu Tangkis. Maret 2016. Diambil dari : pertandingan-bulutangkis.html (29/03/2016).

Eisman, Leatrice. (2016). Psikologi dan arti warna. Juli 2016.

Diambil dari : http://nasional.kompas.com/read/2008/10/09/15551015 /psikologi.dan.arti.warna. (25/7/2016).


(11)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Olahraga adalah suatu kegiatan manusia yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar sehat dan bugar. Badminton adalah sebagai olahraga yang lebih sering menggunakan pergelangan tangan dengan menggunakan raket. Badminton dimainkan oleh satu orang untuk tunggal, dua pasangan untuk ganda. Menurut Grice (2007), ”Permainan badminton dimainkan di China kuno menggunakan raket kayu, di gelanggang istana Inggris abad ke-12, di Polandia pada awal abad ke-18, dan di India pada penghujung abad ke-19, dan diperkenalkan di Eropa abad ke-11 dan abad ke-14” (h.1). Pemain hanya mempertahankan shuttlecock tidak jatuh ke gelanggang permainan selama mungkin.

Menurut Yulianti (2002), “Badminton mempunyai teknik-teknik dasar yaitu memegang raket, teknik pertama teknik yang sederhana yaitu teknik sangat penting teknik memegang raket” (h.24). Banyak yang tidak mengetahui pentingnya memegang raket dan jenis pukulan pada badminton, bila teknik pertama belum terkuasai dengan baik memainkan pergelangan tangan akan kaku dan sulit untuk mendapat posisi tangan yang baik dalam memegang raket. Bermain badminton, seorang pemain harus bisa memukul shuttlecock, baik dari atas maupun dari bawah. Serta menguasai semua jenis pukulan, menguasai semua jenis pukulan harus dilakukan dengan memegang raket yang benar dan mengetahui aturan yang ditetapkan.

Badminton merupakan olahraga yang sudah mendunia di mata pencinta olahraga Indonesia. Untuk menguasai olahraga badminton memerlukan latihan yang rutin, latihan yang rutin menentukan kualitas dalam permainanya dan menghasilkan prestasi dan cita-cita mengharumkan negara, olahraga ini sebaiknya lebih berkembang, melihat dari pendahulu-pendahulunya. Olahraga badminton sukses mengharumkan Indonesia di kancah dunia. Kejayaan badminton Indonesia tahun 1970 zaman Rudy Hartono, tahun 1990-an zaman Alan Budikusuma dan kawan-kawannya disebut juga era emas badminton banyak menyumbangkan berbagai


(12)

2 gelar bergengsi untuk Indonesia. Berbanding terbalik dengan kondisi badminton di Indonesia saat ini yang mulai menyurut, tentu banyak penyebabnya. Misalnya, kekuatan badminton sekarang sudah merata, tidak lagi di dominasi Indonesia, Cina, Malaysia, Korea Selatan, dan Denmark. Negara-negara seperti Rusia, Jerman, Jepang, India, Thailand dan Vietnam mampu menghasilkan pemain-pemain tangguh. Melihat perkembangan di masyarakat saat ini badminton sedang digemari tetapi tidak mengetahui arah perkembangannya banyak cikal bakal badminton yang tidak tersalurkan dengan baik karena masih minim pencarian bakat ke masyarakat. Minimnya pengembangan karakter pemain badminton yang belajar asal mampu memukul shuttlecock, adanya bakat-bakat yang tidak tersalurkan di masyarakat untuk menjadi atlet badminton, kemudian informasi yang belum komplit di masyarakat tentang olahraga badminton mengenai teknik yang benar, maka perlu di arahkan melalui informasi yang dapat dipelajari dengan baik untuk umum, sebagai pengganti pelatih bagi mereka yang ingin belajar badminton secara otodidak.

Disinilah pentingnya upaya mengenalkan kembali bermain badminton untuk menjaring atlet-atlet badminton yang ingin menjadi atlet profesional badminton yang disertai dengan pengetahuan tentang bagaimana cara memaikannya dan cara mengasah karakter bermain badminton dan contoh pemain berkarakter dalam olahraga badminton.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat ditemukan beberapa poin permasalahan sebagai berikut :

 Banyak pemain amatir badminton yang tidak mengetahui karakter bermain badminton yang baik dan benar.

 Banyak cikal bakal atlet badminton di masyarakat yang tidak tersalurkan karena masih minim pencarian bakat ke masyarakat.


(13)

3 I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang sudah dijabarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka permasalahannya yaitu :

 Bagaimana memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai teknik olahraga badminton dan contoh pemain berkarakter dalam olahraga badminton.

I.4 Batasan Masalah

Agar permasalahan ini tidak menjadi luas, maka perlu adanya batasan masalah yaitu :

 Informasi dibatasi mengenai teknik dasar olahraga badminton dan cara menjadi atlet.

 Info terkait pengembangan karakter pemain badminton dibatasi pada contoh pemain seperti Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei hal ini dikarenakan dua pemain tersebut pemain professional yang terkenal dan dalam segi bermain teknik bermain mempunyai teknik andalan masing-masing.

 Informasi ditujukan kepada masyarakat umum yang berminat bermain olahraga badminton.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan Adapun tujuan dan manfaat perancangan :

 Membuat para pemain amatir badminton menjadi pemain badminton yang memiliki karakter yang baik dan benar.

 Menyalurkan cikal bakal atlet badminton sebagai atlet badminton.

 Memberikan pengetahuan yang komplit mengenai olahraga badminton kepada masyarakat.


(14)

4 BAB II. TEKNIK OLAHRAGA BADMINTON

II.1 Olahraga Badminton

Olahraga adalah suatu kegiatan manusia yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh agar sehat dan bugar. Badminton adalah olahraga yang lebih sering menggunakan pergelangan tangan dengan menggunakan raket. Badminton dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal), dua pasangan (untuk ganda). Badminton merupakan permainan yang popular di dunia mampu menarik perhatian dari berbagai umur, badminton memerlukan kecepatan, kelenturan, kecerdasan serta fisik dalam bermain. Setiap bermain olahraga badminton setiap pemain tunggal maupun ganda harus menempatkan shuttlecock ditempat lawan bermainnya. Awal semula badminton memiliki peraturan untuk diketahui dan ditaati oleh semua pemain, awal semula peraturan menggunakan hitungan 15 poin. Posisi hitungan poin genap dilakukan dipetak sebelah kanan dan posisi poin ganjil dilakukan dipetak sebalah kiri, sejak tahun 2006 BWF (Badminton World Federation) mengubah hitungan poin menjadi rally point, rally point adalah hitungan langsung dimana setiap pemain yang melakukan service atau tidak melakukan service bisa mematikan shuttlecock di daerah petak lawannya akan langsung mendapatkan poin langsung tanpa melakukan pindah shuttlecock.

Sebelum melakukan olahraga badminton sebaiknya peregangan atau pemanasan terlebih dahulu. Olahraga melibatkan pergerakan otot, sendi dan tulang dalam intensitas yang cukup besar. Dengan melakukan pemanasan olahraga maka darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen akan mengalir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja lebih berat sebaliknya jika tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu bisa terjadi cedera ringan atau cedera berat. Sedangkan kegunaan atau manfaat olahraga itu sendiri adalah untuk menguatkan otot, tulang, jantung, paru-paru dan memperlancar peredaran darah. Selain itu fungsi pemanasan juga mempersiapkan tubuh dalam kondisi siap untuk melakukan aktifitas olahraga. Badminton mempunyai beberapa teknik dan peraturan-peraturan yang harus dipahami saat bermain.


(15)

5 II.1.2 Sejarah Olahraga Badminton

Awal semula namanya lebih dikenal battledore dan shuttlecock atau memukul menggunakan bet/raket ke shuttlecock. Permainan battledore dan shuttlecock dimainkan di China kuno menggunakan raket kayu, di gelanggang istana England abad ke-12, di Poland pada awal abad ke-18, da di India pada penghujung abad ke-19, dan diperkenalakn di eropa abad ke-11 dan abad ke-14. Battledore dan shuttlecock dimainkan di dewan besar yang dikenali sebagai Badminton House di Gloucestershire. Menurut Grice (2007) “di Inggris pada tahun 1860-an istilah battledore dan shuttlecock diganti menjadi Badminton” (h.2). Untuk sejarah modern badminton masih belum diketahui. Permainan badminton hanya mempertahankan shuttlecock tidak jatuh ke gelanggang permainan selama mungkin.

II.1.3 Aturan Dasar Olahraga Badminton

Badminton memiliki peraturan untuk diketahui dan ditaati oleh semua pemain, awal semula peraturan menggunakan hitungan 15 poin. Posisi hitungan poin genap dilakukan dipetak sebelah kanan dan posisi poin ganjil dilakukan dipetak sebalah kiri. Tahun 2006 BWF (Badminton World Federation) merubah hitungan awal menjadi, hitungan rally point, rally point adalah hitungan langsung dimana setiap pemain yang melakukan service atau tidak melakukan service bisa mematikan shuttlecock di daerah petak lawannya akan langsung mendapatkan poin langsung tanpa melakukan pindah shuttlecock. Pengambilan service tunggal dan ganda semenjak peraturan rally point menggunkan teknik service backhand dikarenana perubahan hitungan poin agar meminimalisir kesalahan. Poin berubah pada saat ini menggunakan 21 hitungan poin atau sistem rally point, hitungan dirubah dikarenakan efisien waktu dalam bermain badminton, tidak hanya peraturan saat bermain, peraturan shuttlecock dalam lapangan yang digunakan untuk tunggal maupun ganda. Untuk tunggal lapangan yang dipakai panjang lapangan 13.40 m, lebar 5.18 m dan selebihnya out atau shuttlecock dianggap keluar. Untuk ganda lapangan yang dipakai panjang 13.40 m, lebar 6.1 m dan selebihnya out atau shuttlecock dianggap keluar.


(16)

6  Lapangan

Berdasarkan peraturan badminton, dan bentuk lapangan badminton adalah persegi panjang dengan ukurannya adalah berikut:

Pangjang : 13, 40 m Lebar : 6, 10 m Lebar garis pembatas : 5 cm Jaring Net

Jaring netnya terbuat dari tali halus yang memilik ukuran adalah: Panjang : 6,10 m

Lebar : 0,75 m Tinggi : 1, 525m

Di sepanjang net diberi pita dengan lebar 5 cm

Gambar II.1 Lapangan Badminton Sumber

:http://3.bp.blogspot.com/-qnpLZG6Boo4/VSZjGjSY_XI/AAAAAAAAARs/am4LTcXNeGE/s1600/PERA TURAN%2BPERMAINAN%2BBULU%2BTANGKIS%2B2.png


(17)

7  Shuttlecock

Kok/shuttlecock badminton dibuat dari bulu angsa atau yang sejenisnya dengan ukuran sebagai berikut:

Panjang bulu : 60 sampai 70 mm Diameter gabus : 25 sampai 28 mm Garis tengah ujung lingkaran bulu : 54 mm Jumlah bulu : 14 sampai 16 helai Berat bola : 4,7 sampai 5,5 gram

Gambar II.2 Shuttlecock

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Raket

Raket badminton awalnya dibuat dari kayu. Semakin zaman berkembang raket Kemudian dibuat dari aluminium atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu tangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Bagian-bagian terdiri dari grip raket bagian untuk pegangan, batang penghubung ke bagian kepala raket, dan di bagian kepalara raket terdapat senar raket tempat untuk


(18)

8 Gambar II.3 Raket

Sumber : Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

II.2 Teknik Olahraga Badminton

Badminton mempunyai teknik-teknik dasar yaitu memegang raket, teknik pertama teknik yang sederhana yaitu teknik sangat penting teknik memegang raket Bila teknik pertama belum terkuasai dengan baik memainkan pergelangan tangan akan kaku dan sulit untuk mendapat posisi tangan yang baik dalam memegagang raket (Yulianti, 2002, h.24). Bermain badminton seorang pemain harus bisa memukul shuttlecock, baik dari atas maupun dari bawah. Menurut Aditya (2016) Jenis-jenis pukulan yang harus dikuasai adalah service, lob, dropshot, smash, netting, underhand, footwork, backhand dan drive. Kesemua jenis pukulan tersebut harus dilakukan dengan memegang raket yang benar.

II.2.1 Pegangan/grip Pada Raket Forehand dan Backhand

Berlatih di usia dini menurut pelatih, berlatih di usia dini sangat ideal untuk belajar badminton kejenjang prestasi yang di inginkan dan masih panjang harapan, berlatih di usia dini di umur 8-9 tahun mudah untuk menerapkan pelatihan dasar seperti pegangan raket, footwork, pukulan awal dari berlatih badminton, serta teknik bertandingan setelah menguasai latihan dasar, tahapan


(19)

9 awal untuk berlatih badminton di usia dini/pemula yang paling pertama yaitu membiasakan memegang raket dengan benar.

Gambar II.4 Forehand Grip Angle 1

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Gambar II.5 Forehand Grip Angle 2


(20)

10 Gambar II.6 Backhand Grip Angle 1

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Gambar II.7 Backhand Grip Angle 2

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Gambar diatas menunjukan pegangan raket forehand dan backhand, gambar menunjukan cara memegang raket/grip yang sebenarnya. Pegangan/grip raket forehand seperti bersalaman, dan pegangan/grip Backhand geser kebagian dalam jempol letakan disamping dalam bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar dengan membentuk huruf V dibagian gagang raket.


(21)

11 II.2.2 Footwork/langkah kaki Pada Olahraga Badminton

Footwork/langkah kaki merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan dalam posisi baik. Untuk bisa memukul dengan posisi baik, seorang atlet harus memilik kecepatan gerak. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai kalau footwork-nya tidak teratur. Kedua langkah kaki pada badminton itu sangat penting dalam bermain badminton karena kunci bermain badminton ada di footwork/langkah kaki, langkah kaki harus kuat kaki kiri dan kanan yang seimbang kuatnya dengan metode latihan lompat tali, seteran dan lari dengan porsi yang sudah ditentukan menurut umur yang dilatih semakin umur bertambah semakin porsi latihan pada langkah kaki di tingkatkan porsi latihannya.

Gambar II.8 latihan Footwork dan titik posisi memukul shuttlecock Sumber :

http://www.badminton-information.com/images/400x199xshadow_badminton_1.gif.pagespeed.ic.qrvrb0 U7j2.png

(Diakses 31/03/2016)

Berdiri selalu di tengah lapangan, lakukan gerakan kedepan, depan samping kanan, depan samping kiri dengan tumpuan kaki kanan selalu di depan dan kaki kiri di belakang lakukan dengan gerakan seperti gambar diatas dilakukan terus menurus dengan cara menggambil shuttlecock dari sudut ke sudut atau melakukan pukulan dari sudut ke sudut seperti gambar di atas.


(22)

12 II.2.3 Service

Dalam permainan badminton, service merupakan modal awal untuk bisa memenangi pertandingan. Dengan kata lain, seorang pemain tidak bisa meraih angka jika tidak bisa melakukan service dengan baik. Ada tiga jenis service dalam badminton yaitu service pendek, service tinggi, dan flick atau service setengah tinggi. Namun, biasanya service digabungkan ke dalam jenis atau bentuk, yaitu service forehand dan service backhand. Setiap jenis ini bervariasi pelaksanaanya, sesuai dengan situasi permainan di lapangan.

Gambar II.9 Service Forehand pendek


(23)

13 Gambar II.10 Service forehand tinggi

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Gambar II.11 Service backhand panjang/tinggi Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015


(24)

14 Gambar diatas menujukan cara service forehand pendek, service forehand tinggi, service backhand pendek atau tinggi, service diatas bertujuan untuk :

Service forehand pendek

Tujuan untuk memaksa lawan agar tidak bisa serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan. Shuttlecock harus di pukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.

Service forehand tinggi

Jenis service ini terutama digunakan dalam bermain tunggal, shuttlecock harus di pukul dengan menggunkan tenaga penuh agar shuttlecock melayang tinggi dan jauh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.

Service backhand

Service backhand pada umumnya digunakan di permainan ganda, service backhand memiliki sikap berdiri yang berbeda dengan kaki kanan di depan dan kaki kiri di belakang, service backhand tidak dianjurkan melebihi bagian dada ketika service bila melebihi bagian dada di anggap fold oleh service judge, service harus dilakukan dengan setipis mungkin melewati net agar lawan tidak bisa mengembalikan shuttlecock-nya.

II.2.4 Smash

Smash(smesh) adalah pukulan overhead(atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu, tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smash adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan badminton, karakteristik pukulan ini adalah keras, laju jalannya shuttlecock cepat menuju lantai lapangan lawan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelengan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.


(25)

15 Gambar II.12 Gerakan pukulan jumping smash

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

II.2.5 Netting

Netting adalah pukulan yang dilakukan dekat net atau di bibir net, diarahkan sedekt mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga yang halus sekali. Pukulan netting yang baik adalah jika bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.

Gambar II.13 Posisi raket gerakan netting backhand Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015


(26)

16 Gambar II.14 Posisi raket gerakan netting forehand

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Karakteristik gerakan netting adalah shuttlecock senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan shuttlecock saat perkenaan yang mempengaruhi keberhasilan pukulan. Saat gerakan netting kaki kanan selalu di depan dan kaki kiri ada di belakang, gerakan kaki tidak berubah walaupun gerakan netting berubah dari backhand ke forehand tetap sama.

II.2.6 Dropshot

Dropshot adalah pukulan potong dilakuakn seperti lob/smash perbedaanya terletak pada posisi raket saat perkenaan dengan shuttlecock dilakukan halus memukulnya dengan bantuan pergelengan tangan tidak menggunakan tenaga yang penuh. Dropshot yang baik adalah apabila jatuhnya shuttlecock dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.


(27)

17 Gambar II.15 Posisi gerakan dropshot

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Karakteristik dropshot ini adalah shuttlecock senantiasa jatuh dekat jaring di daerah lapang lawan. Oleh karena, itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pergelengan tangan, pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan, dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu kerberhasilan pukulan ini.

II.2.7 Overhead/lob

Pukulan overhead/lob pukulan ini banyak kesamaannya dengan pukulan dropshot dan smash, pukulan overhea/lob adalah shuttlecock yang di pukuldari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.


(28)

18

Gambar II.16 Gerakan pukulan overhead/deep lob/clear dan attacking lob/clear

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Gerakan overhead/lob ada dua jenis yaitu :

Overhead/deep lob/clear, shuttlecock tinggi ke belakang lapangan lawan.  Attacking lob/clear, shuttlecock tidak terlalu tinggi ke belakang lapangan

lawan.

II.2.8 Backhand

Pukulan ini bisa dikategorikan paling sulit, terutama bagi pemain pemula. Sebab, secara biomekanik teknik pukulan ini, selain menuntut koordinasi anggota badan yang sempurna, juga penguasaan grip dan timing yang tepat. Tanpa ketiga hal tersebut, tenaga besar sekalipun tidak bisa menghasilkan kualitas pukulan yang baik. langkah kaki dan gerakan ada di gambar bawah ini :


(29)

19

Gambar II.17 Gerakan dan pukulan backhand Sumber : Dokementasi pribadi bulan Desember 2015

Hal yang perlu diperhatikan dalam pukulan backhand :  Lakukan posisi siap dengan posisi raket di tangan.

 Putar badan, dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang kiri. Lutut dan siku kanan agak bengkok.

 Rangkaian memukul mulai dari mengayunkan raket (siku ke dekat ketiak) dorong dengan pinggang dan siku lurus. Gerakan diakhiri dengan lecutan pergelengan tangan.

 Cara kedua, rangkaian pukulan di atas (nomor 3) bisa dilakukan sambil melangkah kaki kanan, lalu ayun raket, kaki kanan sudah mendarat pada saat shuttlecock dipukul.


(30)

20 II.3 Karakter Atlet Top Dunia

Karater bermain badminton biasanya dimiliki oleh para atlet dunia ada tiga macam yaitu karakter cepat menyerang, karakter gerak tipu dan karakter bertahan. Pemain muda biasanya akan mengikuti gaya bermain atlet pujaannya. Saat ini, gaya yang sedang berkembang adalah gaya menyerang yang diwarnai dengan banyak smash lompat dan serangan-serangan lob. Sangat lumrah bagi pemain muda mengikuti gaya pemain favoritnya atau mengikuti perkembangan yang ada. Tetapi perlu diingat bahwa para juara pun adalah individu yang berbeda-beda, karena untuk menjadi seorang juara tetap perlu yakin terhadap keunikan gaya bermain sendiri. Diantara karakter bermain atlet yang memiliki kualitas mempuni

Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei.

II.3.1 Karakter Bermain Taufik Hidayat

Taufik memiliki kelebihan pada backhand dan jumping smash keras, drop shot akurat, footwork yang rapih serta permainan netting yang mematikan. Taufik sendiri memiliki pukulan andalan yaitu backhand smash yang tajam sama seperti forehand smash kecepatan pukulannya. Bahkan rekor jumping smash yang dia buat pada kejuaraan dunia 2006 saat menghadapi Ng Wei masih tercatat sebagai yang tercepat. Saat itu shuttlecock yang melesat dari raket Taufik tercatat mencapai 305 km/jam.

Gambar II.18 Gerakan dan pukulan backhand Taufik Hidayat Sumber https://i.ytimg.com/vi/mRFkHQ6n5uA/hqdefault.jpg


(31)

21 Hal yang perlu diperhatikan dalam pukulan backhand smash sama seperti backhand umumnya gerakan tangan dan kaki masih sama kaya gerakan awal tetapi lekukan pergelangan tangan lebih kebawah seperti ini untuk melakukan backhand smash :

Gambar II.19 Gerakan dan pukulan backhand Taufik Hidayat Sumber : https://i.ytimg.com/vi/EitAxngyg7I/maxresdefault.jpg

(Diakses pada 15/05/2016)

 Lakukan posisi siap dengan posisi raket di tangan.  Pegangan grip raket harus bertenaga

 Posisi grip backhand dengan lekukan tangan yang kebawah terlihat seperti gambar di atas.

 Putar badan, dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang kiri. Lutut dan siku kanan agak bengkok.

 Rangkaian memukul mulai dari mengayunkan raket (siku ke dekat ketiak) dorong dengan pinggang dan siku lurus. Gerakan diakhiri dengan lecutan pergelengan tangan.


(32)

22 II.3.2 Karakter Bermain Lee Cong Wei

Setiap pebulutangkis memiliki kualitas tersendiri di antaranya bagaimana membalikkan serangan lawan. Seperti halnya Lee Chong Wei, yang memiliki kepiawaian dalam melakukan cross-court smash, footwork yang cepat, netting yang mematikan. Seorang Lee Cong Wei lah yang memiliki kelebihan menyerang dengan pukulan cross-court smash atau aski smash menyilang Chong Wei seringkali membuat lawan tak berkutik . Hal inilah yang membuat Rudi Hartono memuji sang legenda asal Malaysia itu. "Kekuatan Lee Chong Wei adalah saat ia melakukan cross-court smash. Smash menyilang darinya ini bisa mematikan lawan karena kecepatan dan kekuatannya," puji Rudi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pukulan cross-court smash :  Lakukan posisi siap dengan posisi raket forehand di tangan.  Kekuatan otot tungkai, bahu, lengan harus bertenaga.

 fleksibilitas pergelengan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.

 Posisi jumping smash dengan raket di arahkan menyilang ke gelanggang permainan lawan.

Gambar II.20 Gerakan jumping smash Lee Chong Wei Sumber :

https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/04/88/6c/04886c2ac8438effed7bb9e8e32c36d4.jpg (Diakses pada 15/05/2016)


(33)

23 II.4 Opini Masyarakat dan Ahli

Menurut masyarakat sudah tidak asing lagi olahraga badminton ini, olahraga yang selalu menjadi unggulan dalam menyumbangkan gelar dan mengharumkan negara, bermain badminton di kalangan masyarakat ada yang benar ingin menjadi pemain badminton profesional dan ada juga yang bermain untuk hobi saja, karena belajar badminton untuk mengejar prestasi memerlukan latihan yang keras dan modal atau biaya yang cukup. Wawancara bersama bapak Aditya (2016) beliau pelatih team badminton salah satu klub di Kota Bandung yaitu Wira Muda Badminton, Melihat perkembangan di masyarakat saat ini badminton sedang digemari tetapi tidak mengetahui arah perkembangannya banyak cikal bakal badminton yang tidak tersalurkan dengan baik. Minimnya pengembangan karakter pemain badminton yang belajar asal mampu memukul shuttlecock, adanya bakat-bakat yang tidak tersalurkan di masyarakat untuk menjadi atlet badminton, kemudian informasi yang belum komplit di masyarakat tentang olahraga badminton untuk yang belajar otodidak mereka harus mengetahui menggemari badminton terlebih dahulu pasti ada kemauan untuk berlatih ke tahap berikutnya dan harus tau karakter bermain badminton itu sendiri. Dalam sudut berlatih, beliau mengarjakan kepada murid dari teknik dasar terlebih dahulu. Teknik dasar memegang raket. Dasar memegang raket/grip memerlukan waktu untuk bisa menguasai dengan cepat bila terus dipaksakan dengan pegangan yang benar, di ukur menurut waktu bisa sampai 3-4 hari bila tekun sampai nyaman memegang raket. Untuk pukulan-pukulan yang lainnya itu mengikuti, bila teknik pertama dikuasai, selanjutnya akan mudah dan tinggal mengasah terus sampai pukulannya matang seperti teknik service, smash,netting, dropshot, overhead/lob dan backhand. Kedua langkah kaki pada badminton itu sangat penting dalam bermain badminton karena kunci bermain badminton ada di langkah kaki, langkah kaki harus kuat kaki kiri dan kanan yang seimbang kuatnya dengan metode latihan lompat tali dan lari dengan porsi yang sudah ditentukan menurut umur yang dilatih semakin umur bertambah semakin porsi latihan pada langkah kaki di tingkatkan porsi latihannya, inti dari bermain badminton menurut beliau yaitu OMO (Otot, mental, otak) jika semua didapatkan prestasi pun akan menyusul. Tidak gampang untuk meraih prestasi menurut beliau karena memerlukan latihan


(34)

24 yang cukup lama untuk menjadi atlet, prilaku yang yang tidak sabaran berlatih ingin instan rata-rata gagal ditengah jalan atau tidak mengikuti latihan lagi, sebaliknya bila sungguh sungguh hasilnya nakan tercapai. Berlatih badminton memang benar memerlukan biaya yang tidak sedikit apalabila kita benar-benar menekuninya, karena dalam badminton kita memerlukan perlengkapan untuk bertandingan, uang bulanan untuk sekolah badminton, biaya mengikuti kejuaraan, tetapi dari hal itu kita bila ingin benar benar belajar badminton serius bisa juga mengikuti ajang pencarian bakat misalkan dengan ikut audisi Djarum Kudus semua akomodasi biaya di tanggung atau diberi beasiswa bagi pemain yang memiliki bakat-bakat terpendam.

II.5 Analisis

Analisis data menggunakan penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan fenomena olahraga badminton yang terdapat dalam subjek penelitian ini, yang membahas mengenai pengalaman pribadi individu dalam berlatih badminton, dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer didapat dari wawancara langsung kepada pelatih badminton, dan juga didapat dari data sekunder yang diperoleh dari buku agar lebih memperdalam dan memperkuat analisis data. Pendekatan kualitatif adalah cara kerja penelitian yang menekankan pada aspek pendalaman data demi mendapatkan kualitas dari hasil suatu penelitian dengan proses kerja penelitian yang sasarannya terbatas, namun kedalama datanya tak terbatas, semakin dalam dan berkualitas data yang diperoleh dikumpulkan maka semakin berkualitas hasil penelitian.

II.5.1 Analisis Data 5W + 1H

Dalam pengumpulan data ini analisis 5W + 1H data, sumber data yang digunakan yaitu diperoleh dari buku-buku tentang olahraga dan olahraga badminton serta hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti. Analisis yang dilakukan yaitu :


(35)

25

What

Mengenai teknik olahraga badminton dan contoh pemain berkarakter dalam olahraga badminton.

Who

Target kepada masyarakat umum yang berada di usia dua belas tahun sampai tujuh belas tahun karena di usia adalah pembibitan awal untuk menjadi atlet muda.

Why

Terobosan baru pembibitan olahraga badminton di masyarakat.

Where

Di masyarakat umum di Indonesia khususnya di Bandung.

When

Dimulai dari waktu SMP sampai SMA.  How

Target kepada masyarakat umum khususnya di Bandung yang berada di usia dua belas tahun sampai tujuh belas tahun yang memiliki minat menjadi atlet badminton dan belajar badminton secara otodidak.

II.6 Resume dan Solusi

Dari analisa di atas maka masyarakat saat sekarang ini sangat membutuhkan informasi yang dapat membantu masyarakat untuk belajar olahraga badminton khusunya mengenai teknik, peraturan dasar dan karakter bermain badminton yang baik dan benar. Melihat fenomena saat ini masyarakat, badminton sedang digemari tetapi tidak mengetahui arah perkembangannya, cikal bakal atlet badminton yang tidak tersalurkan, pengembangan karakter dalam bermain badminton yang asal memukul shuttlecock, adanya bakat-bakat yang tidak tersalurkan di masyarakat untuk menjadi atlet badminton, dan informasi yang belum komplit di masyarakat. Oleh karena itu perlunya media untuk menginformasikan tentang olahraga badminton untuk para pemain amatir badminton menjadi pemain badminton yang memiliki karakter yang baik dan benar, menyalurkan cikal bakal atlet badminton, memberikan pengetahuan yang komplit mengenai olahraga badminton kepada masyarakat.


(36)

26 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan dilakukan dengan membuat media informasi olahraga badminton yang masih minim di kalangan masyarakat, dengan cara memberikan informasi kepada masyarakat melalui media buku. Strategi perancangan dimulai dengan mencari permasalahan yang ada di masyarakat, dan mengumpulkan data dari sumber dan para ahli dalam olahraga badminton. umumnya mengenai teknik olahraga badminton dan contoh pemain berkarakter dalam olahraga badminton.

III.1.1 Khalayak Sasaran III.1.1.1 Demografis

Penentuan target sasaran (audience) sangat diperlukan dalam perancangan konsep media, Ditentukan dalam jenis kelamin, umur, status pendidikan dan status sosial, agar pendekatan kepada target sasaran lebih efektif.

 Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan.  Umur

12 tahun – 17 tahun  Status Pendidikan

SMP sampai SMA.  Status Sosial

kalangan menengah ke atas.

III.1.1.2 Geografis Kota Bandung

Karena penulis meneliti dan melihat perkembangan badminton khususnya di Bandung saat ini badminton sedang digemari tetapi informasi tentang olahraga badminton masih kurang komplit.


(37)

27 III.1.1.3 Psikografis

Masyarakat umum khususnya di Bandung memiliki minat dan ketertarikan menjadi atlit badminton dan belajar badminton secara otodidak.

III.1.1.4 Consumer Insight

Khalayak sasaran yang dimaksud adalah masyarakat yang membutuhkan informasi tentang tentang olahraga badminton dan orang-orang memiliki minat menjadi atlit badminton dan belajar badminton secara otodidak.

III.1.1.5 Consumer Journey

Pertama hal yang dilakukan khalayak sasaran adalah ketika bangun tidur siap melakukan aktivitas seperti biasa. Untuk kalangan muda, mandi terus bersiap untuk berangkat ke sekolah. Pada saat siang harinya khalayak sasaran beristirahat lalu mesambil mencari beberapa informasi melalui smartphone/gadget dan buku. Dan ketika malam hari khalayak sasaran waktunya istirahat untuk melakukan aktivitas seperti biasa keesokan harinya.

III.1.2 Strategi Komunikasi Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal yang dilakukan agar pesan yang ingin disampaikan tepat pada sasaran, maka akan melakukan perancangan media informasi menggunakan bahasa Indonesia. Karena khalayak sasaran adalah orang Indonesia khususnya masyarakat Bandung.

Pendekatan Visual

Untuk menginformasikan olahraga badminton, dilakukan strategi pendekatan visual yang akan mengangkat olahraga badminton itu sendiri. Strategi pendekatan visual yang dilakukan adalah dengan menyajikan gambar atau ilustrasi foto dengan pendekatan gaya sport fotografi, mengenai olahraga badminton , dari teknik gerakan olahraga badminton, dan karaktek permainan olahraga badminton. Penggunaan ilustrasi dengan teknik foto adalah agar para pembaca tidak cepat bosan dan dapat mengetahui dengan jelas tentang olahraga badminton.


(38)

28 III.1.3 Mandatory

Perancangan media buku teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlet yang berkarakter yang berjudul smash you can do it bekerja sama dengan beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut mendukung perancangan media buku teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlit yang berkarakter, pembuatan media ini bekerja sama dengan yonex selaku sponsor, PT Elex Media Komputindo dan kompas Gramedia selaku pencentak dan penerbit buku.

III.1.4 Strategi Kreatif

Karena banyaknya informasi atau pengetahuan mengenai olahraga badminton yang akan disampaikan kepada masyarakat, maka di butuhkan strategi kreatif untuk penyempainya. Fungsinya yaitu untuk memudahkan penyampaian informasi kepada masyarakat sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Dalam merancang media informasi tentang semua hal yang berkaitan dengan olahraga badminton, informasi mengenai hal tersebut akan dimunculkan berdasarkan tampilan fotografi dan audio visual mengenai teknik olahraga badminton dan cara menjadi pemain yang berkarakter. Media informasi ini dibuat dengan melakukan berbagai pertimbangan, mulai dari pemilihan warna, tata letak (layout) dan juga tipografi.

Copywriting

Copywriting akan digunakan untuk menentukan, headline atau judul buku, Subheadline dan tagline . Copywriting akan digunakan pada aplikasi media buku teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlet yang berkarakter. Untuk copywriting nama judul buku dari key word yang telah ditentukan yaitu

buku berjudul “smash” dan taglinenya sendiri “you can do it”. Dalam memilih

judul buku smash ini cocok untuk judul buku karena smash adalah pukulan serang para pemain badminton dan taglinenya you can do it sendiri diambil berdasarkan pengalaman, karena dalam melakukan latihan smash atau teknik lainnya jangan pernah menyerah lakukan terus menurus sampai berhasil bila ingin mencapai target yang di impikan.


(39)

29 III.1.5 Strategi Media

Dalam perancangan media informasi ini, dibutuhkan strategi media agar media yang akan diproduksi bisa lebih terperinci dan terfokus. Strategi media yang digunakan mencakup 2 bagian, media utama dan media pendukung.

1. Media Utama

Media utama yang digunakan untuk perancangan media informasi mengenai teknik olahraga badminton adalah sebuah buku yang berisi tentang gambar-gambar teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlit badminton yang berkarakter. Pemilihan media informasi di latar belakangi oleh permasalahan yang sudah dijelaskan.

2. Media Pendukung

Media Pendukung Media pendukung yang akan digunakan berfungsi untuk mendampingi dan memperkuat media utama. Media pendukung yang akan digunakan diantaranya:

 Poster

Poster merupakan tulisan atau plakat yang dipasang di tempat-tempat umum, dan di media sosial berupa pengumuman yang berisi pesan atau imbauan untuk masyarakat. Poster dibuat dengan kalimat yang menarik dan biasanya disertai gambar untuk menyampaikan informasi tertentu, imbauan, ataupun iklan.

 Baju T-Shirt

Media yang nantinya akan diberikan kepada 50 pembeli pertama buku ini.

 DVD cara menjadi atlit badminton yang berkarakter

Media yang nantinya akan diberikan secara cuma-cuma dengan cara disisipkan kedalam buku.

Shuttlecock

Shuttlecock nantinya akan diberikan bila membeli buku ini, dan sesi tanya jawab diacara launch.


(40)

30  Sticker

Sticker nantinya akan diberikan bila membeli buku ini.  X-Banner

X-Banner merupakan sebuah media cetak berdiri yang dapat ditempatkan di sekitaran rak toko buku.

 Backdrop

Media Backdrop dalam perancangan ini digunakan sebagai wallpaper di event yang dapat digunakan sebagai latar belakang bagi para pengunjung untuk berfoto.

 Umbul-Umbul

Umbul-umbul merupakan media pemeriah suasana selama launching buku, disebarkan di sekitar area launching buku, untuk menarik perhatian yang melihatnya agar ikut hadir di launching bukutersebut.

 Pin

Pin diberikan ketika menghadiri acara launch buku.  Pembatas buku

Pembatas buku diberikan ketika membeli buku ini.  Mini Banner

Memuat headline yang mengaskan untuk melakukan pembelian produk sesegera mungkin yang di tempatkan di kasir atau di dekat display buku.

 Mug

Mug diberikan ketika membeli buku.

III.1.6 Strategi Distribusi

Distribusi media adalah strategi penyebaran seluruh media. Untuk dimuncul/ terbitkan dan disebarkan kepada target audience. Strategi Distribusi Strategi distribusi tahap awal yang dilakukan adalah menyebarkan poster di beberapa titik agar target audiens dapat mengetahui dalam rentan waktu yang telah ditentukan akan terbit mengenai buku ini dan juga penyebaran di media sosial. Kurun waktu yang ditentukan untuk poster adalah satu bulan menjelang penerbitan buku ini.


(41)

31 Untuk tahap selanjutnya adalah dengan memasang X Banner pada saat launching buku ini di toko buku terdekat semisal toko buku Gramedia di kota Bandung. Adapun jadwal pendistribusiannya seperti dibawah ini:

Tabel I.1 Strategi Distirbusi

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

III.2 Konsep Desain

Konsep desain yang dibuat dalam buku ini full color dan ilustrasi menggunakan teknik sport fotografi, membuat kesan buku ini mahal dan berkualitas. Konsep yang dibuat menggunakan warna cerah dan gelap agar tidak membuat jenuh para pembaca. Konten di dalam buku berisi keterangan gerakan-gerakan badminton ytang sudah dijabarkan dan foto gerakan-gerakan, terdapat juga video pendukung untuk melakukan gerakan, backhand smash dan jumping smash.

III.2.1 Format Desain

Format desain dalam perancangan media informasi berupa buku mengenai teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlet berkarater, disajikan dengan ilustrasi gambar berupa foto. Format ukuran buku A5 (148 mm x 210 mm).

III.2.2 Tata Letak

Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen visual yaitu berupa gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam menerima informasi yang disajikan. Menurut Surianto Rustan (2009) “Tataletak


(42)

32 elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya dan penempatan komposisi antara teks

dan gambar agar dapat dipahami” (h.8). Dalam setiap media layout yang disusun

selalu mengacu pada konsep awal yaitu penempatan unsur-unsur grafis yang disusun sedemikian rupa untuk mendapat kesan yang menarik juga informatif.

Gambar III.1 Layout Konten

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

III.2.3 Huruf

Menurut Danton Sihombing (2001) “ huruf merupakan bagian terkecil dari struktur bahasa tulis dan mrupakan elemen dasar untuk membangun sebuah kata

atau kalimat” (h.2). Perancangan media informasi ini akan menggunakan beberapa

huruf atau font, font SF Sport Night Regular digunakan pada judul buku setiap halaman subjudul buku masih tetap menggunakan font SF Sport Night Regular untuk kesan sport , dan untuk font Sakkal Majalla Bold diterapkan untuk body teks agar memudahkan pembaca.

SF SPORT NIGHT REGULAR

A B B D E F G H I J K L M N O P Q R S T U F W X Y Z


(43)

33 Sakkal Majalla bold

A B B D E F G H I J K L M N O P Q R S T U F W X Y Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 , . / ; ;’ { } [ }

Gambar III.2 Contoh penggunaan font SF Sport Night Regular Pada subjudul dan font Sakkal Majalla pada body text

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

III.2.4 Warna

Warna merupakan unsur visual yang dapat mempengaruhi orang yang melihatnya karena warna memberikan suatu kesan tersendiri, maka dalam hal ini peranan warna juga sangat menentukan. Warna yang digunakan pada buku ini adalah warna pastel dan warna gelap. Menurut Leatrice Eisman (2016) makna dari 4 warna yang terdapat pada layout ini :

Arti warna: Pengambilan warna kuning cerah dan kuning muda mengartikan muda, gembira, imajinasi, warna kuning akan meningkatkan konsentrasi dan


(44)

34 pengambilan waran abu-abu tua dan abu-abu muda mengartikan serius, bisa diandalkan dan stabil. Pengambilan warna tersebut agar pembaca tidak jenuh dengan menampilan warna tersebut.

Berikut adalah warna-warna yang akan digunakan untuk media informasi ini:

Gambar III.3 Contoh skema warna Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Penggunaan skema diatas tergantung dari pemakaian, misalkan untuk warna RGB (red-green-blue) bisa digunakan dalam layar seperti iklan di tv dan internet sedangkan warna CMYK (cyan-magenta-yellow-black) dapat digunakan pada media yang dicetak seperti poster, buku, x banner, dan media cetak lainnya.

III.2.5 Ilustrasi

Menurut Dedi Nurhadiat (2004) “Ilustrasi berasar dari kata ilustrate ( Latin ) yang artinya menerangkan atau menjelaskan. Oleh karena itu, gambar yang berfungsi untuk memberi penjelasan atau memperindah penampilan suatu tulisan disebut

gambar ilustrasi”. Fotografi adalah seni membuat gambar dengan cahaya, dan

sport fotografi adalah genre foto yang mencakup di bidang olahraga. Ilustrasi yang digunakan pada perancangan media buku ini adalah ilustrasi menggunakan teknik sport fotografi. Contoh foto sport yang akan menjadi ilustrasi foto di dalam media informasi ini :


(45)

35

Gambar III.4 Contoh Foto Sport Jumping Smash

Sumber : http://www.badmintonfreak.com/wp-content/uploads/2016/05 /lin-dan-jumping-smash-1024x706.jpg

(Diakses pada 28/07/2016)

Gambar III.5 Contoh Foto Sport Backhand

Sumber : http://media.gettyimages.com/photos/lee-chong-wei-of-malaysia-hits-a-backhand-against-jan-o-jorgensen-of-picture id456017495

(Diakses pada 28/07/2016)

Penggunaan teknik ilustrasi foto ini bermaksud agar pembaca seolah–olah dapat melihat dan membayangkan langsung teknik olahraga badminton, dengan gerakan-gerakan yang sudah dijabarkan satu persatu dalam setiap gerakan.


(46)

36 BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Media Utama

Pada Media utama Buku teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlet berkarakter yang berjudul smash you can do it, digunakan pada kertas ukuran 148mm x 210mm atau ukuran kertas A5 Jenis kertas yang digunakan adalah jenis Artpaper, sedangkan untuk covernya menggunakan softcover dengan laminasi Doff.

IV1.1 Teknis Produksi

Teknis produksi pada pembuatan buku teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlet yang berkarakter adalah :

 Tahap pengumpulan data

Tahap pengumpulan data ini merupakan tahap paling awal dalam mencari informasi tulisan untuk di tuangkan ke dalam buku yang akan dibuat, tahap pengumpulan data meliputi kegiatan wawancara bersama pakar ahli.  Tahap pengambilan foto.

Tahap pengumpulan data ini merupakan tahap kedua sesudah data tulisan terkumpul, saatnya eksekusi konsep yang sudah dibuat dari awal yaitu tahap pengambilan foto untuk konten media utama

Gambar IV.1 Pengambilan gambar Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016


(47)

37  Tahap pembuatan Layout dan editing.

Tahap ketiga ini tahap dimana sesudah eksekusi selesai, saatnya mengedit foto dan melayout buku.

Gambar IV.2 Pembuatan Layout Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Gambar IV.3 Tahap editing foto Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

 Tahap produksi

Tahap produksi merupakan proses akhir dari pembuatan softcopy file yang disimpan untuk data, dan hardcopy yang akan naik cetak seperti buku, poster, x-banner, dan media yang akan dibuat.


(48)

38  Final media utama/buku

Hasil media utama yang sudah jadi seperti ini :

Gambar IV.4 Buku media utama Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Gambar IV.5 Buku media utama Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016


(49)

39 IV.2 Media Pendukung

Media pendukung digunakan dengan tujuan untuk mendukung penerbitan buku teknik olahraga badminton dan cara menjadi atlet yang berkarakter yang berjudul Smash you can do it. Media pendukung yang digunakan pada buku berupa:

 Poster

Poster dibuat dengan kalimat yang menarik dan biasanya disertai gambar untuk menyampaikan informasi tentang peluncuran buku ini. Poster ini di distribusikan di public umum dan di media sosial untuk menarik perhatian target audience.

Gambar IV.6 Poster Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 42 cm X 29,7 cm dan 42 cm X 594 cm Bahan : Art Paper dal albatros

Teknik : Digital Printing

Poster disini digunakan sebagai media yang bertujuan untuk membangun ketertarikan dari target audience dengan menampilkan figur yang dikenal di dunia Badminton.


(50)

40  Baju/ T-shirt

T-Shirt Menggunakan bahan jenis cotton 30s dibuat dalam tiga ukuran yaitu S, M dan L, dan untuk desain pada baju tidak di sablon manual melainkan menggunakan teknik print digital pada t-shirt bertujuan agar tetap menjaga kecerahan warna desain.

Gambar IV.7 T-shirt Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : L Bahan : Cotton 30s Teknik : Print DTG

 DVD cara menjadi atlit badminton yang berkarakter

DVD dibuat untuk menampilkan gerakan seorang atlet/ pelatih yang mencoba dan mencontohkan gerakan backhand smash dan jumping smash.


(51)

41 Gambar IV.8 DVD Mouck Up dan Asli

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : -Bahan : Art paper Teknik : Digital Printing

Shuttlecock

Shuttlecock dibuat dengan desain packaging yang khusus untuk edisi buku ini, dan menjadi merchandise untuk setiap pembelian buku di toko gramedia. Media ini sendiri berfungsi sebagai media reminding target audience untuk tetap ingat pada produk yang dipromosikan, agar tetap mengingat produk tersebut.


(52)

42 Gambar IV.9 Shuttlecock Packaging

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Gambar IV.10 Shuttlecock Asli

Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : - Bahan : Art paper


(53)

43  Sticker

Gambar IV.11 Sticker Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 10 cm x 5 cm Bahan : Cromo

Teknik : Digital Printing

X-Banner

Gambar IV.12 X-Banner Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 60 cm X 160 cm Bahan : Flexy Cina


(54)

44 Memuat headline yang mengaskan untuk melakukan pembelian produk sesegera mungkin. Menampilkan cover buku dan foto atlet badminton yaitu taufik hidayat dari Indonesia dan Lee Chong Wei dari malaysia pembicara agar menarik pembeli.

Backdrop . .

Gambar IV.13 Backdrop Mouck Up Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Gambar IV.14 Backdrop Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016


(55)

45 Ukuran Media : Skala 1:2 150 cm X 100 cm

Bahan : Flexy Cina Teknik : Digital Printing

Media Backdrop dalam perancangan ini digunakan sebagai wallpaper di event yang dapat digunakan sebagai latar belakang bagi para pengunjung untuk berfoto.

 Umbul-Umbul

Gambar IV.15 Umbul-Umbul Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : Skala 1:2 50 cm X 150 cm Bahan : Flexy Cina


(56)

46 Umbul-umbul merupakan media pemeriah suasana selama launching buku, disebarkan di sekitar area launching buku, untuk menarik perhatian yang melihatnya agar ikut hadir di launching bukutersebut.

 Pembatas Buku

Gambar IV.16 Pembatas Buku Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : -Bahan : Art paper

Teknik : Digital Printing

 Mug

Gambar IV.17 Mug Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016


(57)

47 Ukuran Media : -

Bahan : Keramik

Teknik : Digital Printing

Mug merupakan merchandise untuk setiap pembelian buku di toko gramedia. Media ini sendiri berfungsi sebagai media reminding target audience untuk tetap ingat pada produk yang dipromosikan, agar tetap mengingat produk tersebut.

 Mini Banner

Gambar IV.18 Mini BannerMouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 25 cm X 40 cm Bahan : -

Teknik : Digital Printing

Memuat headline yang mengaskan untuk melakukan pembelian produk sesegera mungkin yang di tempatkan di kasir atau di dekat display buku.


(58)

48  Pin

Gambar IV.19 Pin Mouck up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Pin merupakan merchandise untuk pengunjung yang mengahadiri acara launch buku.


(1)

43  Sticker

Gambar IV.11 Sticker Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 10 cm x 5 cm Bahan : Cromo

Teknik : Digital Printing

X-Banner

Gambar IV.12 X-Banner Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 60 cm X 160 cm Bahan : Flexy Cina


(2)

44 Memuat headline yang mengaskan untuk melakukan pembelian produk sesegera mungkin. Menampilkan cover buku dan foto atlet badminton yaitu taufik hidayat dari Indonesia dan Lee Chong Wei dari malaysia pembicara agar menarik pembeli.

Backdrop . .

Gambar IV.13 Backdrop Mouck Up Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Gambar IV.14 Backdrop Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016


(3)

45 Ukuran Media : Skala 1:2 150 cm X 100 cm

Bahan : Flexy Cina Teknik : Digital Printing

Media Backdrop dalam perancangan ini digunakan sebagai wallpaper di event yang dapat digunakan sebagai latar belakang bagi para pengunjung untuk berfoto.

 Umbul-Umbul

Gambar IV.15 Umbul-Umbul Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : Skala 1:2 50 cm X 150 cm Bahan : Flexy Cina


(4)

46 Umbul-umbul merupakan media pemeriah suasana selama launching buku, disebarkan di sekitar area launching buku, untuk menarik perhatian yang melihatnya agar ikut hadir di launching buku tersebut.

 Pembatas Buku

Gambar IV.16 Pembatas Buku Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : - Bahan : Art paper Teknik : Digital Printing

 Mug

Gambar IV.17 Mug Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016


(5)

47 Ukuran Media : -

Bahan : Keramik

Teknik : Digital Printing

Mug merupakan merchandise untuk setiap pembelian buku di toko gramedia. Media ini sendiri berfungsi sebagai media reminding target audience untuk tetap ingat pada produk yang dipromosikan, agar tetap mengingat produk tersebut.

 Mini Banner

Gambar IV.18 Mini Banner Mouck Up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Ukuran Media : 25 cm X 40 cm Bahan : -

Teknik : Digital Printing

Memuat headline yang mengaskan untuk melakukan pembelian produk sesegera mungkin yang di tempatkan di kasir atau di dekat display buku.


(6)

48

 Pin

Gambar IV.19 Pin Mouck up dan Asli Sumber : Dokementasi pribadi bulan Juni 2016

Pin merupakan merchandise untuk pengunjung yang mengahadiri acara launch buku.