Perancangan Informasi Tentang Rastafari Melalui Media Buku

(1)

54


(2)

(3)

ii


(4)

58 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Moch. Ichbal Rifai

Tempat dan Tanggal Lahir : Tuban, 20 Agustus 1994 Nomor Induk Mahasiswa : 51912069

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Jenis Kelamin : Laki - Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Sukolilo Gg. 1 No. 163 RT04/RW01 Tuban

No. HP : 089679298599

E-mail : ichbalrifai99@gmail.com

Riwayat Pendidikan

No Lembaga Pendidikan Tahun

1 SD Negeri 1 Sukolilo 2000 – 2006

2 SMP Negeri 5 Tuban 2006 - 2009

3 SMKN 1 Tuban 2009 - 2012


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI TENTANG RASTAFARI MELALUI MEDIA BUKU

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Moch. Ichbal Rifai NIM. 51912069

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmat-Nya yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Informasi tentang Rastafari melalui media buku”.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Segala kesalahan dan pengalaman yang dialami, membuat penulis semakin mengerti manisnya sebuah kesuksesan. Penulis sangat berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Selama pembuatan laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan dengan baik dan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini.

Dan tujuan dari disusunnya laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah Tugas Akhir sekaligus syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Program Studi Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Bandung, Agustus 2016 Penulis


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... KATA PENGANTAR ... ABSTRAK ...

ABSTRACT... DAFTAR ISI ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ...

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH RASTAFARI

II.1 Pandangan Hidup ... II.1.1 Pengertian Pandangan Hidup ... II.1.2 Jenis-Jenis Pandangan Hidup ... II.1.3 Unsur-Unsur Pandangan Hidup ... II.1.4 Langkah - Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik ... II.1.5 Jenis-Jenis Kepercayaan ... II.2 Jamaika ... II.2.1 Bahasa di Jamaika ... II.2.2 Makanan di Jamaika ... II.2.3 Agama di Jamaika ... II.2.4 Musik di Jamaika ...

i ii iii iv v vi ix x xi 1 3 3 3 3 4 4 4 5 6 6 8 8 9 9 10


(8)

vii II.3 Rastafari ... II.3.1 Pengertian Rastafari ... II.3.2 Sejarah Rastafari ... II.3.3 Ajaran-Ajaran Rastafari ... II.3.3 Tokoh-Tokoh Penting Rastafari ... II.3.3 Pandangan Masyarakat Indonesia Terhadap Rastafari ... II.4 Kondisi Masyarakat Saat Ini ... II.5 Hasil Analisis Terhadap Rastafari ... II.6 Resume ...

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan ... III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan... III.1.2 Strategi Komunikasi... III.1.2.1 Tujuan Komunikasi... III.1.2.2 Materi Pesan... III.1.2.3 Gaya Bahasa... III.1.3 Mandatory... III.1.4 Strategi Kreatif ... III.1.5 Strategi Media ... III.1.6 Strategi Distribusi ... III.2 Konsep Desain ... III.2.1 Format Desain ... III.2.2 Tata Letak ... III.2.3 Huruf ... III.2.4 Warna... III.2.5 Ilustrasi...

BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Teknis Produksi ... IV.2 Media Utama ... IV.3 Media Pendukung ...

10 10 10 12 13 14 14 15 16 17 17 19 20 20 20 21 21 22 24 25 25 26 27 28 29 32 34 35


(9)

viii IV.3.1 Poster ... IV.3.2 X-Banner ... IV.3.3 Pembatas Buku ... IV.3.4 Pin... IV.3.5 Stiker... IV.3.6 T-Shirt... IV.3.7 Gantungan Kunci...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

35 36 38 38 39 39 40

41 43


(10)

41 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Campbell, Horace. (2009). Rasta dan Perlawanan. Yogyakarta: Terj: INSISTpress.

Djoko Widagdo Drs, dkk. (2012). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Hendratman, Hendi. (2014). Computer Graphic Design. Bandung: Informatika Haska, Helmi Y. (2005). Bob Marley : Rasta, Reggae dan Revolusi. Jakarta:

Kepak.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi. Muhamad, Ras. (2013). Negeri Pelangi : Catatan Duta Reggae Indonesia ke

Etiopia. Yogjakarta: Galang Pustaka.

Nugroho, W & Muchji, A. (1996). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Sihombing, D. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Jurnal :

Saputra, Ade. (2013). Kampanye Anti Perdagangan Ilegal Swata Liar. Tugas Akhir, Bandung: Universitas Komputer Indonesia,28.

Sumber Artikel Internet :

Allison. (2015). Jamaica Food. Diambil dari: www.real-jamaica-vacations.com/jamaican-food.html. (21 Desember 2015).

Allison. (2015). Jamaica Music. Diambil dari: www.real-jamaica-vacations.com/jamaican-music.html. (21 Desember 2015).

Allison. (2015). Jamaica People. Diambil dari: www.real-jamaica-vacations.com/jamaica-people.html. (21 Desember 2015).

Indoreggae. (2014). Rastafarian. Diambil dari: indoreggae.com/id/rastafarian/ (6 Oktober 2015)


(11)

42 Lin, Miruna. (2015). Bahasa, Agama, Pendidikan, dan Cara Hidup Jamaika.

Diambil dari: lampukecil.com/2015/07/03/bahasa-agama-pendidikan-dan-cara-hidup-jamaika/ (21 Desember 2015)

Permatasari, Wulan. (2013). Jenis Agama dan Kepercayaan. Diambil dari: antrohebat.blogspot.co.id/2013/06/jenis-agama-dan-kepercayaan.html. (21 Desember 2015).


(12)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa terhadap bangsa Afrika di Kepulauan Karibia dan benua Afrika membawa dampak yang sangat buruk terhadap nasib bangsa Afrika itu sendiri. Penjajahan tersebut memicu munculnya pergerakan-pergerakan pembebasan dari bangsa Afrika termasuk gerakan Rastafari. Gerakan Rastafari sendiri muncul tak lepas dari semangat Pan-Afrikanisme yang dicetuskan oleh Marcus Garvey melalui gerakan “Kembali ke Afrika”. Setelah berabad-abad mengalami perbudakan serta penindasan yang tidak manusiawi, bangsa Afrika perlahan-lahan mulai menemukan jati dirinya. Semangat Pan-Afrikanisme menegaskan bagi setiap putra Afrika bahwa Afrika adalah untuk bangsa Afrika. Jika Eropa adalah untuk bangsa Eropa, maka Afrika adalah untuk bangsa Afrika. (Campbell, 2009, h.122). Gerakan ini pada akhirnya membawa kepada kemunculan gerakan Rastafari yang mengambil nama dari Kaisar Haile Selassie; Ras Tafari.

Gerakan Rastafari bukanlah sebuah organisasi agama. Rastafari adalah sebuah identitas kaum kulit hitam yang telah lama ditindas oleh rasisme dan perbudakan. Rastafari adalah revolusi dalam diri yang dari sekian lama sebuah bangsa dipaksa dan dicuci otak untuk memandang dunia dengan dengan mata Eropa atau kulit putih. (Muhamad, 2013, h.11). Maka timbulnya Pan-Afrikanisme, sebuah semangat dan fondasi dalam pergerakan Rastafari yang mengajarkan untuk hidup dan bekerja dengan jati diri bangsa yang sejati, tanpa harus menjadi bangsa yang lain. Tokoh utama dari gerakan Rastafari ini adalah seorang bangsawan Etiopia bernama Ras Tafari Makonnen yang kemudian mengambil tahta kaisar sebagai Haile Selassie, raja segala raja Etiopia, dan Singa Suku Yehuda. Peristiwa ini terjadi pada 2 November 1930 di Addis Ababa, ibu kota Etiopia. (Muhamad, 2013, h.11). Saat pelantikan tersebut, 72 negara diundang untuk menyaksikan langsung upacara peresmian seorang yang diberikan mahkota sebagai kaisar dalam salah satu kerajaan dan monarki tertua di dunia.


(13)

2 Gerakan Rastafari telah tersebar luas di seluruh dunia. Salah satunya karena persebaran luas musik Reggae yang dipopulerkan oleh penyanyi asal Jamaika, Bob Marley. Pada tahun 1997, ada sekitar satu juta kaum Rastafari di seluruh dunia dan sekitar lima hingga sepuluh persen orang Jamaika mengidentifikasikan diri sebagai Rastafari. Setahun sebelumnya (1996), gerakan Rastafari di seluruh dunia mendapatkan status konsultatif dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kini, kaum Rastafari bukan hanya orang-orang kulit hitam Afrika saja, akan tetapi juga meluas hingga ke kelompok-kelompok etnis lain, seperti orang asli Amerika (Indian), orang kulit putih, orang Maori, orang Indonesia, orang Thailand, dan lain sebagainya. (Campbell, 2009, h.xv-xvi).

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali keanekaragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya. Namun tidak dapat dibendung bahwa berbagai macam budaya luar mampu masuk dan berkembang di Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia merupakan negara multikulturalisme. Salah satu pengertian multikulturalisme adalah pandangan yang mengakui keberadaan banyak kebudayaan dalam wilayah atau negara. Meskipun multikulturalisme menghormati berbagai kelompok dan budaya yang ada, tidak berarti bahwa semua budaya itu baik. Tetapi yang ditegaskan oleh multikulturalisme adalah setiap budaya itu unik.

Rastafari juga telah meluas masuk ke Indonesia. Meski pada akhirnya memiliki bentuk serta corak yang berbeda, namun dengan melihat semangat dari perjuangan ini tetaplah sama yaitu memperjuangkan pembebasan serta keadilan. Di Indonesia komunitas musik Reggae mungkin lebih banyak dikenal daripada Rastafari itu sendiri. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang Rastafari sangat minim di Indonesia. Dampaknya Rastafari belum bisa masuk sepenuhnya ke dalam masyarakat karena masyarakat hanya melihat Rastafari dari sisi luarnya saja. Sehingga masyarakat hanya sekedar menirukan apa yang terlihat tanpa memperhatikan arti dari semuanya itu. Rastafari penting untuk diketahui karena semangat Rastafari mampu membangkitkan kesadaran mengenai kemerdekaan dan memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.


(14)

3 I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

 Kurangnya pengetahuan masyarakat di Indonesia tentang Rastafari.

 Adanya fenomena ajaran Rastafari yang perlu diinformasikan kepada masyarakat di Indonesia sebagai informasi populer.

 Adanya kecenderungan kesalahpahaman terhadap gerakan Rastafari pada masyarakat di Indonesia.

I.3 Rumusan Masalah

Melihat fenomena yang ada di masyarakat tentang Rastafari maka rumusan masalahnya adalah :

“Bagaimana memberikan informasi tentang sejarah, ajaran-ajaran dan biografi tokoh-tokoh Rastafari kepada masyarakat di Indonesia ?”

I.4 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, perancangan ini dibatasi tentang sejarah, ajaran-ajaran dan biografi tokoh-tokoh Rastafari.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka tujuan dan manfaat perancangan ini adalah sebagai berikut :

 Memberikan informasi tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari yang dapat mengedukasi masyarakat di Indonesia.

 Memberikan pengetahuan tentang Rastafari kepada masyarakat di Indonesia agar tidak terjadi kesalahpahaman informasi.


(15)

4 BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH RASTAFARI II.1. Pandangan Hidup

II.1.1. Pengertian Pandangan Hidup

Semua manusia pasti mempunyai suatu pandangan hidup sendiri. Pandangan hidup tersebut kemungkinan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Tidak sedikit pula orang yang mempunyai pandangan hidup yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup orang yang lainnya, itulah yang sering memicu perdebatan diantara umat manusia dalam kehidupan sehari hari.

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya (Nugroho dan Muchji, 1996, h.135). Hasil pemikiran itu diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk yang disebut pandangan hidup.

II.1.2. Jenis – Jenis Pandangan Hidup

Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya, menurut Nugroho dan Muchji (1996) pandangan hidup terdiri dari 3 macam yaitu :

 Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.

 Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.

 Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.


(16)

5 II.1.3. Unsur – Unsur Pandangan Hidup

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur. Menurut Nugroho dan Muchji (1996) pandangan hidup terdiri dari 4 unsur yaitu :

 Cita -cita

Cita-cita adalah sesuatu yang terkandung dalam hati seseorang baik angan-angan, keinginan, harapan, maupun tujuan yang akan diperoleh di masa mendatang. Manusia memiliki cita-cita dan diberikan ruang untuk memperoleh suatu yang diinginkan, tetapi Tuhan yang menentukan.

 Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika.

 Usaha

Usaha / perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan hidup. Sebagian hidup manusia adalah usaha / perjuangan.

 Keyakinan / Kepercayaan

Keyakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme dan aliran gabungan.

1. Aliran Naturalisme, hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.

2. Aliran Intelektualisme, dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal, dengan akal manusia berpikir.

3. Aliran Gabungan, dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan (percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan). Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.


(17)

6 II.1.4. Langkah - Langkah Berpandangan Hidup Yang Baik

Manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Manusia memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada manusia yang bersangkutan. Akan tetapi yang terpenting, manusia harus mempunyai langkah berpandangan hidup. Menurut Nugroho dan Muchji (1996) langkah-langkah tersebut yaitu :

 Mengenal, merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktifitas kehidupan.

 Mengerti, yang dimaksud dengan mengerti adalah mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.

 Menghayati, dengan menghayati pandangan hidup kita dapat memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.

 Meyakini, merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidup.

 Mengabdi, pengabdian merupakan suatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima. Dengan mengabdi maka akan merasakan manfaat dari tujuan hidup yang dihayati dan diyakini tersebut.

II.1.5. Jenis-Jenis Kepercayaan

Kepercayaan menjadi dasar pandangan hidup yang berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Permatasari (2013) jenis-jenis kepercayaan tersebut yaitu :

 Animisme

Awal munculnya kepercayaan yang bersifat animisme ini didasari oleh berbagai pengalaman dan masyarakat yang bersangkutan. Misalnya, pada suatu daerah terdapat sebuah batu besar. Masyarakat yang melewati batu besar tersebut mendengar keganjilan-keganjilan seperti suara minta tolong.


(18)

7 Tetapi begitu dilihat, tidak menemukan adanya orang yang dimaksudkan. Peristiwa ini kemudian terus berkembang, hingga masyarakat menjadi percaya bahwa batu yang dimaksudkan itu mempunyai roh atau jiwa.  Dinamisme

Kepercayaan dinamisme mengalami perkembangan yang tidak jauh berbeda dengan kepercayaan animisme. Dinamisme merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Misalnya, sebuah batu cincin dipandang mempunyai kekuatan untuk melemahkan lawan. Sehingga apabila batu cincin itu dipakai, maka lawan-lawannya tidak akan sanggup menghadapinya.

 Polytheisme

Berasal dari kata poly artinya banyak dan theos artinya tuhan atau dewa. Sebuah kepercayaan bahwa di dunia ini terdapat banyak dewa, dan dewa ini mempunyai tugas tertentu, di antaranya dewa api, dewa angin, dewa guntur, dewa perang, dewa kesuburan, dewa kecantikan, dan banyak dewa lainnya. Pada awalnya mempercayai banyak dewa itu, satu sama lain sederajat kekuasaanya tetapi lama kelamaan ada yang dianggap lebih tinggi kesaktianya, sehingga lebih dihormati dan dipuja.

 Sinkretisme

Adalah perpaduan beberapa kegiatan, istilah keagamaan, tatacara upacara, atau perlengkapan upacara dari beberapa paham atau aliran yang berbeda. Misalnya: Islam Kejawen adalah perpaduan dari nilai keagamaan kejawen tradisional (Hindu) dengan Islam.

 Monotheisme

Kepercayaan monotheisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan hanya ada satu Tuhan dan tidak ada Tuhan atau dewa lain yang lebih.


(19)

8 II.2. Jamaika

Jamaika adalah negara yang terletak di perairan Kepulauan Karibia. Jamaika adalah negara pulau terbesar ke lima diantara negara yang berada di perairan Kepulauan Karibia. Jamaika memiliki budaya yang beragam dan kaya. Sebagian besar rakyat Jamaika berasal dari Afrika dan merupakan keturunan budak. Orang-orang Eropa (Spanyol, Jerman, Skotlandia, Irlandia dan Inggris) dan Afrika mendominasi dalam rakyat Jamaika. Afrika adalah yang paling dominan. 90% dari populasi penduduk Jamaika adalah kulit hitam. (Allison, 2015;4).

Gambar II.1 Peta Jamaika

Sumber gambar :http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/peta-jamaika-_140906154256-819.jpg

(Diakses pada 01/12/2015)

II.2.1. Bahasa di Jamaika

Bahasa resmi Jamaika adalah bahasa Inggris. Bahasa Inggris telah menjadi bahasa nasional selama lebih dari 300 tahun. Namun, Jamaika memiliki logat tersendiri. Sebagian besar penduduk pedesaan berbicara dalam dialek Creole (campuran). Dialek ini berasal dari bahasa Inggris Elizabethan (1500-an), Perancis, Spanyol, dan Afrika. (Miruna, 2015;1). Jamaika dikenal membuat kata-kata sendiri untuk menyesuaikan dengan topik yang dibicarakan.


(20)

9 II.2.2. Makanan di Jamaika

Makanan nasional Jamaika adalah Ackee and Saltfish. (Allison, 2015;9). Sebagian besar orang Jamaika memakannya sebagai sarapan pagi. Beberapa orang Jamaika suka makanan vegetarian. Buah dan sayuran berlimpah di Jamaika dan membentuk bagian utama dari banyak resep-resep makanan. Minuman nasional Jamaika adalah Rum. Minuman Rum dicampur dengan air kelapa muda menjadi minuman sangat spesial di Jamaika.

Gambar II.2 Ackee and Saltfish

Sumber gambar : http://osmiva.com/wp-content/uploads/2013/03/1-Ackee-and-Saltfish.jpg

(Diakses pada 01/12/2015) II.2.3. Agama di Jamaika

Agama sangat penting untuk orang-orang Jamaika. Kebanyakan orang Jamaika memeluk Protestan. Kelompok agama lain adalah Katolik Roma, Islam, Hindu,

Yahudi, dan Baha’i.(Miruna, 2015;1). Ada juga berbagai kelompok Afro-Karibia, yang paling menonjol adalah Rastafarian, yang memuja mantan kaisar Ethiopia Haile Selassie.


(21)

10 II.2.4. Musik di Jamaika

Musik Reggae adalah bagian yang sangat kuat dari budaya Jamaika. Musik Reggae telah mencapai ketenaran internasional dengan penyanyi seperti Bob Marley. (Allison, 2015;9). Penyanyi lain seperti Sly Dunbar, Shaggy, Jimmy Cliff, Melody Makers, Shabba Ranks, Black Uhuru dan Robbie Shakespeare telah memenangkan Grammy Awards dalam kategori Reggae.

II.3. Rastafari

II.3.1. Pengertian Rastafari

Gerakan Rastafari bukanlah sebuah organisasi agama. Rastafari adalah sebuah identitas kaum kulit hitam yang telah lama ditindas oleh rasisme dan perbudakan. Rastafari adalah revolusi dalam diri yang dari sekian lama sebuah bangsa dipaksa dan dicuci otak untuk memandang dunia dengan dengan mata Eropa atau kulit putih. (Muhamad, 2013, h.11). Sebagian kaum Rastafari mengatakan bahwa itu

sama sekali bukan “agama”, melainkan suatu “jalan kehidupan”. Kebanyakan kaum Rastafari tidak mengidentifikasikan diri dengan sekte apapun, meskipun ada tiga istana Rastafari yang terkemuka: Nyahbinghi, Bobo Ashanti dan Keduabelas Suku Israel.

II.3.2. Sejarah Rastafari

Gerakan Rastafari muncul tak lepas dari semangat Pan-Afrikanisme yang

dicetuskan oleh Marcus Garvey melalui gerakan “Kembali ke Afrika”. Setelah

berabad-abad mengalami perbudakan dan penindasan, bangsa Afrika perlahan-lahan mulai menemukan jati dirinya. Semangat Pan-Afrikanisme menegaskan bagi setiap putra Afrika bahwa Afrika adalah untuk bangsa Afrika. Jika Eropa adalah untuk bangsa Eropa, maka Afrika adalah untuk bangsa Afrika. (Campbell, 2009, h.122).


(22)

11 Gambar II.3 Marcus Garvey

Sumber gambar : http://cdn.hiphopwired.com/wp-content/uploads/2011/08/marcus-garvey-painting.jpg

(Diakses pada 01/12/2015)

Gerakan Rastafari muncul di Jamaika di antara kaum kulit hitam kelas pekerja dan petani pada awal tahun 1930-an. Tokoh utama dari gerakan Rastafari adalah seorang bangsawan Etiopia bernama Ras Tafari Makonnen yang kemudian mengambil tahta kaisar sebagai Haile Selassie, raja segala raja Etiopia, dan Singa Suku Yehuda. Peristiwa ini terjadi pada 2 November 1930 di Addis Ababa, ibu kota Etiopia. (Muhamad, 2013, h.11).

Nama Rastafari, yang berasal dari Ras, yang merupakan gelar yang diberikan kepada kalangan Ningrat laki-laki di Etiopia; dan Tafari, nama sebelum pelantikan dari Yang Mulia Kaisar Haile Selassie dari Etiopia. Kaum Rastafari percaya bahwa Etiopia adalah tanah perjanjian dan surga di bumi. Kaum Rastafari percaya bahwa Tuhan adalah roh dan roh tersebut bermanifestasi kepada Yang Mulia Kaisar Haile Selassie I. (Haska, 2005, h.77).


(23)

12 Gambar II.4 Haile Selassie I

Sumber gambar :

https://novelafrique.files.wordpress.com/2015/06/haile_selassie_by_buhaybohemi o-d4wgsf4.jpg

(Diakses pada 01/12/2015) II.3.3. Ajaran-Ajaran Rastafari

Hidup dekat dengan alam dan menjadi bagian dari alam dianggap sebagai sifat

Afrika. Pendekatan Afrika terhadap “hidup dekat alam” ini terlihat dalam rambut

gimbal, ganja (marijuana), makanan ital, dan dalam segala aspek kehidupan Rastafari.

Beberapa Kaum Rastafari adalah vegetarian, tidak makan daging kecuali daging yang sudah di tetapkan. Kaum Rastafari hanya makan beberapa jenis makanan diet yang sesuai dengan aturan dalam Kitab Injil Perjanjian Lama. Banyak Kaum Rastafari yang mentaati pola hidup vegan dan vegetarian sebagai suatu jalan untuk membersihkan diri, jiwa dan raga. Pola hidup kaum Rastafari yang mengkonsumsi makanan tertentu tersebut dikenal sebagai konsumsi makanan ital.

Ital berasal dari bahasa Inggris “vital” yang menurut Kaum Rastafari berarti murni, alami dan bersih. (Haska, 2005, h.80).


(24)

13 Tidak banyak perbedaan antara pola hidup ital dan vegan atau vegetarian, kecuali kaum Rastafari juga tidak menggunakan garam, produk olahan, produk yang diawetkan, bahan-bahan kimia sintetis, dan makanan kalengan.

Untuk Kaum Rastafari, pemakaian marijuana tidak sembarangan. Kaum Rastafari

memakai marijuana hanya untuk “meditasi” dan menjadi bagian dari ritual untuk mendekatkan diri pada “Jah” (Tuhan). Meditasi menurut pemahaman kaum Rastafari adalah momen dimana kaum Rastafari sedang dibawa kedalam alam sadar untuk merenungkan suara hati yang sedang dirasakan. Marijuana hanya digunakan sebagai media untuk mendapatkan titik konsentrasi tertinggi agar memperoleh kebijaksanaan. Dan ketika kaum Rastafari berada dalam konsetrasi

tertinggi, kaum Rastafari seolah sedang berinteraksi dengan “Jah” (Tuhan). Kaum Rastafari melakukan ritual dengan mengkonsumsi ganja agar mendapatkan kekhusyukan.

Kaum Rastafari tidak diperbolehkan meletakan gunting diatas kepala, istilahnya kaum Rastafari tidak boleh mencukur rambut dan membiarkan rambut panjang hingga bersilang-belit/gimbal (tapi bukan berarti kaum Rastafari selalu berambut gimbal, ada juga yang tidak). Rastafari melarang keras mengkonsumsi alkohol, mabuk, menggunakan narkoba,bahkan merokok juga tidak diperbolehkan. Rastafari mengajarkan untuk selalu hidup damai, bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas.

II.3.4 Tokoh-Tokoh Penting Rastafari

Tokoh-tokoh penting dalam penyebaran ajaran – ajaran Rastafari antara lain :  Marcus Garvey

Ras Tafari Makonnen ( Haile Selassie I )

Leonard P. Howell

Joseph Nathaniel Hibbert

Bob Marley


(25)

14 II.3.5 Pandangan Masyarakat Indonesia Terhadap Rastafari

Menurut hasil observasi, di Indonesia, Reggae hampir selalu diidentikkan dengan Rastafari. Padahal, Reggae dan Rastafari sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. Reggae adalah nama genre musik, sedangkan Rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup. Penggemar musik Reggae sering salah paham disebut Rastafari oleh masyarakat di Indonesia. Padahal tidak semua penggemar Reggae adalah penganut Rastafari, dan sebaliknya, tidak semua penganut Rastafari harus menyenangi lagu Reggae. Reggae diidentikkan dengan Rastafari karena Bob Marley—pembawa genre musik Reggae ke dunia—adalah seorang penganut Rastafari.

II.4 Kondisi Masyarakat Saat Ini

Saat ini banyak penggemar Reggae yang diidentikan dengan Rastafari. Padahal, meski berasal dari kawasan yang sama, Reggae dan Rastafari merupakan dua hal yang berbeda. Begitu kentalnya nuansa Rastafari dalam ratusan lagu yang dicipta dan dibawakan musisi Reggae, membuat citra Reggae dan Rastafari sulit untuk dipisahkan. Bahkan, ada orang yang menggunakan kata Rasta sebagai kata ganti untuk marijuana, atau ganja. Sehingga beberapa orang merasa takut untuk disebut sebagai Rastaman, karena berkonotasi negatif.

Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan pada tanggal 23 Januari 2016 kepada masyarakat di Kota Bandung, saat ini masih banyak masyarakat yang hanya mengetahui sedikit tentang Rastafari, tidak mengetahui tentang ajaran-ajaran Rastafari dan tidak mengetahui makna masing-masing ajaran dari Rastafari. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih banyak mencari tahu sendiri dan kurangnya media yang memberikan informasi tentang ajaran-ajaran Rastafari.

Banyak masyarakat yang berpendapat kurang setuju bahwa Rastafari adalah seseorang dengan gaya hidup semaunya, tanpa tujuan jelas. Tapi masyarakat juga berpendapat bahwa Rastafari adalah seseorang yang selalu memainkan musik reggae. Hal ini disebabkan Bob Marley, pembawa musik Reggae ke dunia adalah Rastafari.


(26)

15 Masyarakat masih ragu-ragu berpendapat jika Rastafari diidentikan dengan seseorang yang menghisap ganja. Hal ini disebabkan di Indonesia banyak masyarakat menghisap ganja hanya untuk kesenangan semata. Masyarakat berpendapat kurang setuju jika Rastafari adalah seseorang yang memiliki rambut gimbal. Hal ini disebabkan rambut gimbal sudah menjadi sebuah gaya rambut. Masyarakat berpendapat filosofi Rastafari mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas.

II.5 Hasil Analisis Terhadap Rastafari

Rastafari merupakan suatu gerakan yang populer di Karibia. Gerakan ini menolak bangsa Afrika berada dalam penindasan kulit putih. Dari analisis studi literatur yang dilakukan, sesungguhnya penganut Rastafari yang disebut sebagai rastaman, atau rastafarian tidak mengkonsumsi alkohol, narkoba, dan beberapa diantaranya adalah vegetarian. Rastafari adalah sebuah pandangan hidup yang dicetuskan oleh Marcus Garvey. Kata Ras yang berarti kepala, atau berarti gelar Raja Ethiopia pada Raja Haile Selassie 1, dan Tafari adalah nama dari Raja Haile Selassie 1 sebelum dilantik menjadi Raja Ethiopia. Rastafari mempunyai ciri-ciri berambut gimbal (tapi bukan berarti kaum Rastafari selalu berambut gimbal, ada juga yang tidak), menghisap ganja sebagai salah satu bentuk spiritual untuk mendekatkan diri pada Jah (Tuhan), rambut dan anggota tubuh yang lain tidak boleh sama sekali di cukur atau di amputasi, karena melanggar ajaran dari Rastafari.

Salah satu musisi Jamaika, Bob Marley, yang juga menganut Rastafari, memberi andil yang signifikan dalam mempopulerkan Rastafari ke dunia internasional. Lagu-lagu yang dimainkan oleh Bob Marley menggambarkan gerakan perjuangan Rastafari melawan penindasan dan perbudakan di Afrika. Lagu dalam musik Reggae yang berisi pesan perdamaian, serta perjuangan terhadap kehidupan maupun kritik-kritik sosial dilatarbelakangi situasi di Afrika, lebih khusus lagi di Jamaika, yang kerap mengalami pertikaian politik. Bagi masyarakat di Indonesia Rastafari selalu dihubungkan dengan musik Reggae karena Bob Marley menyebarkan ajaran Rastafari menggunakan musik Reggae. Sehingga sampai saat ini Rastafari sangat diidentikan dengan Reggae.


(27)

16 II.6 Resume

Di Indonesia, Reggae hampir selalu diidentikkan dengan Rastafari. Padahal, Reggae dan Rastafari sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. Reggae adalah nama genre musik, sedangkan Rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup. Begitu kentalnya nuansa Rastafari dalam ratusan lagu yang dicipta dan dibawakan musisi Reggae, membuat citra Reggae dan Rastafari sulit untuk dipisahkan.

Penggemar musik Reggae sering salah paham disebut Rastafari oleh masyarakat di Indonesia. Padahal tidak semua penggemar Reggae adalah penganut Rastafari, dan sebaliknya, tidak semua penganut Rastafari harus menyenangi lagu Reggae. Reggae diidentikkan dengan Rastafari karena Bob Marley—pembawa genre musik Reggae ke dunia—adalah seorang penganut Rastafari. Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok tembakau. Merokok tembakau menyalahi ajaran Rastafari.

Masyarakat Indonesia yang mempunyai keanekaragaman suku bangsa, agama, bahasa dan budaya, mempunyai keingintahuan yang besar dan juga suka membaca buku. Terutama buku-buku yang berkaitan dengan musik Reggae dan Rastafari yang terbilang sangat sedikit di Indonesia. Jadi solusinya adalah :


(28)

17 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan merupakan sebuah cara untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada target audiens agar target audiens dapat menangkap isi dari pesan atau informasi. Strategi perancangan yang akan dilakukan yaitu dengan cara memberikan informasi tentang Rastafari kepada target audiens yang berisi tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari, dengan cara dibuatnya buku bergambar melalui pendekatan ilustrasi yang sesuai agar mudah dipahami dan dimengerti oleh target audiens. Oleh karena itu, diperlukan sebuah komunikasi visual dengan konsep perancangan yang kuat sehingga mendapatkan reaksi positif dari target audiens.

III.1.1 Khalayak Sasaran Perancangan  Demografis

1. Kelamin : Laki dan Perempuan

2. Usia : 17 – 25 tahun

3. Status ekonomi sosial : Menengah

4. Pendidikan : SMA - Perguruan tinggi.  Geografis

Target audiens pada perancangan ini adalah masyarakat yang tinggal di Indonesia, iklim tropis, keanekaragaman suku bangsa, agama, bahasa dan budaya.

 Psikografis

Target audiens pada perancangan ini adalah masyarakat yang memiliki rasa keingintahuan yang besar, suka membaca buku dan tertarik mengenai hal-hal yang berbau subkultur.


(29)

18  Consumer Insight

Pengertian Consumer Insight menurut Maulana (seperti dikutip Saputra, 2013) yaitu proses mencari tahu secara lebih mendalam dan holistik, tentang latar belakang perbuatan, pemikiran dan perilaku seorang konsumen yang berhubungan dengan produk dan komunikasi iklan.

Di Indonesia, Reggae hampir selalu diidentikkan dengan Rastafari. Padahal, Reggae dan Rastafari sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. Reggae adalah nama genre musik, sedangkan Rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup.

Consumer Journey

Untuk menentukan cara penyampaian ide yang sudah dibentuk kedalam media-media yang akan digunakan maka diperlukan perencanaan yang baik agar mendapatkan interaksi yang menjangkau sasaran dengan tepat maka diperlukan daftar aktifitas dari target audiens. Consumer journey

inilah yang nantinya akan digunakan untuk aplikasi dari media yang telah dibentuk.

Tabel III.1 Journey Khalayak Sasaran Perancangan

No. Waktu Tempat Kegiatan Point Of Contact

1 Bangun Pagi Kosan /

Rumah Minum kopi / teh Buku, Ponsel 2 Berangkat kerja /

kuliah Jalan raya, Mendengarkan musik X-Banner, Poster 3 Kerja / Belajar Kantor,

Kelas

Bermain game,

Sosial media Poster, Ponsel

4 Istirahat Kantin Internet Ponsel, Stiker

5 Pulang kerja /

kuliah Jalan raya

Membaca buku, Mendengarkan musik

Buku, X-Banner, Poster


(30)

19 III.1.2 Strategi Komunikasi

Untuk menyampaikan sebuah informasi dibutuhkan komunikasi yang baik sehingga informasi atau pesan-pesan yang akan disampaikan mudah dimengerti khususnya oleh target audiens.

Pendekatan komunikasi yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi melalui media informasi ini terbagi menjadi 2, yaitu:

 Pendekatan Visual

1. Pendekatan visual yang akan digunakan dalam buku ini adalah berupa ilustrasi atau gambar-gambar yang disertai dengan teks yang menjelaskan tentang Rastafari.

2. Pendekatan visual dalam buku yang menggambarkan serta menjelaskan tentang Rastafari tersebut, disertai dengan gambar ilustrasi dengan tujuan agar target lebih mengetahui tentang Rastafari.

3. Tampilan visual dari buku ini didukung oleh unsur-unsur visual seperti ilustrasi, menggunakan tipografi yang bernuansa tegas namun tetap berkesan santai, dan juga warna merah, kuning, hijau yang merupakan warna khas dari Rastafari. Layout dibuat sesantai mungkin sehingga pembaca buku tidak merasa terlalu serius seperti membaca buku-buku pada umumnya.

 Pendekatan Verbal

1. Penyampaian informasi dalam media buku ini adalah dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai penjelasan dan digunakan untuk melengkapi visual pada buku agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target audiens sehingga komunikasi yang disampaikan lebih efektif dan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.


(31)

20 2. Perancangan informasi ini akan dilakukan dengan pendekatan komunikasi yang bersifat faktual berdasarkan data dari sumber informasi tentang Rastafari. Semua informasi tersebut akan dirangkum menjadi informasi yang sederhana dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut akan mempermudah target audiens untuk mencerna informasi yang didapat.

III.1.2.1 Tujuan Komunikasi

Untuk menginformasikan dan menarik minat audiens untuk mengetahui sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari baik secara visual maupun verbal. Target audiens diharapkan dapat memahami dan mengerti sehingga nantinya bisa menangkap pesan moral dari pandangan hidup Rastafari tersebut.

III.1.2.2 Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan dalam perancangan media informasi ini adalah bagaimana menampilkan sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari secara jelas. Media informasi ini akan menginformasikan tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh dari Rastafari. Bagaimana sejarah dari Rastafari, pengertian Rastafari, apa saja ajaran-ajaran Rastafari dan siapa saja tokoh-tokoh penting Rastafari.

III.1.2.3 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia digunakan sebagai penjelasan dan digunakan untuk melengkapi visual pada buku agar materi pesan yang disampaikan cukup jelas dan mudah dimengerti oleh target audiens. Dengan tujuan untuk memberikan kesan positif kepada audiens baik dari sikap maupun perilaku setelah mendapatkan informasi dari buku yang menjelaskan tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari.


(32)

21 III.1.3 Mandatory

Perancangan media informasi buku ilustrasi Rastafari ini bekerja sama dengan beberapa pihak. Pihak-pihak tersebut mendukung perancangan ini. Pihak yang terkait dalam perancangan media informasi ini adalah Komunitas Reggae Bandung karena tema perancangan media informasi ini adalah Rastafari yang selalu diidentikan dengan Reggae serta perancangan media informasi ini berlokasi di Bandung.

Gambar III.1 Logo Komunitas Reggae Bandung Sumber gambar :

https://pbs.twimg.com/profile_images/608900315744587777/HRSDTavS.jpg (Diakses pada 11/06/2016)

III.1.4 Strategi Kreatif

Perancangan media informasi ini dibuat dan dikemas dalam bentuk sebuah buku dengan diberi judul “Rastafari” dengan tagline “A Way of Life”. Bahasan utama dalam media adalah menginformasikan tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari. Alasannya karena Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali keanekaragaman suku, ras, agama, bahasa dan budaya. Masyarakat Indonesia mempunyai keingintahuan yang besar dan juga suka membaca buku. Selain itu, Rastafari penting untuk diketahui karena semangat Rastafari mampu membangkitkan kesadaran mengenai kemerdekaan dan memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

Gambar dalam buku ini akan dibuat dengan ilustrasi agar lebih mudah dalam memahami informasi yang akan disampaikan. Ilustrasi dalam media informasi ini menggunakan gaya visual stencil art karena gaya visual stencil art sangat sesuai dengan tema buku yaitu Rastafari, yang merupakan sebuah bentuk revolusi dan


(33)

22 menjadi sebuah subkultur di Jamaika. Selain itu, gaya visual stencil art juga sering digunakan untuk menyampaikan atau menggambarkan pesan perjuangan terhadap kehidupan, kritik-kritik sosial maupun pertikaian politik.

Gambar III.2 Stencil Art Che Guevara

Sumber gambar : http://www.mrwallpaper.com/wallpapers/che-guevara-1600x900.jpg

(Diakses pada 11/06/2016) III.1.5 Strategi Media

Media adalah salah satu hal terpenting dalam penyampaian sebuah informasi, yaitu sebagai alat penghubung untuk menyampaikan pesan kepada target audiens. Maka diperlukan media yang sesuai agar informasi mudah dipahami dengan baik. Media yang akan digunakan dalam perancangan media informasi ini berupa media primer dan media sekunder. Media primer adalah media utama yang berisi informasi yang lengkap untuk disampaikan, dan media sekunder adalah media pelengkap yang menunjang dari media utama.

Media Utama

Media Utama yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi tentang Rastafari ini adalah dengan media informasi berbentuk buku ilustrasi. Karena buku merupakan media cetak yang memiliki daya tarik dan dapat menampung banyak informasi. Media buku bisa menginformasikan secara jelas sesuatu yang harus diingat secara terus menerus seperti sejarah ataupun kebudayaan.


(34)

23 Disamping itu, buku tetap dibutuhkan hingga saat ini dan lebih terpercaya sehingga bisa dijadikan pedoman untuk mengetahui informasi yang lebih informatif. Maka dipilihlah buku ilustrasi sebagai media utama karena lebih memperlihatkan visual sehingga lebih disukai target audiens.

Media Pendukung

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan agar menjadi rangsangan target audiens untuk membeli atau memiliki buku Rastafari ini. Media promosi utama yang akan digunakan adalah poster sebagai media promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menarik minat para target audiens. Selain poster ada beberapa media promosi lainnya yang akan dikemas sebagai bonus dalam pembelian buku.

 Poster

Poster merupakan media informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan cepat dipahami. Poster ini diperlukan untuk mempromosikan media buku karena poster ini sangat mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkan dimana saja. Sehingga dengan mudah dapat dilihat oleh orang banyak.

X-Banner

X-Banner kini menjadi pajangan yang sering dilihat diberbagai tempat, media ini sangat cocok untuk menjadi sebuah media promosi. Media ini sangat dinamis untuk dipindahkan sesuai keinginan. Karena sifatnya bisa dipindah, maka material promosi ini akan diletakan ditempat yang pas dan kelihatan oleh para audiens seperti di pintu masuk.

 Pembatas buku

Pembatas buku diberikan sebagai gimmick yang dapat dipakai oleh pembaca buku sekaligus pengingat membaca buku.


(35)

24  Pin

Pin diberikan sebagai gimmick, pemilihan pin ini dikarenakan mudah untuk dibawa kemana saja sehingga menjadi media pengingat yang baik. Serta bisa ditempelkan di jaket dan tas dan secara tidak langsung menjadi media promosi berjalan.

 Stiker

Stiker adalah media yang sangat mudah untuk diaplikasikan dan dekat dengan masyarakat, stiker ini akan dibagikan kepada perorangan agar mereka bisa ikut untuk mempromosikan buku ini dengan cara menempelkan stiker ditempat yang mereka inginkan. Stiker juga bisa menjadi media pengantar pesan yang baik, juga tahan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

T-Shirt

T-Shirt dalam penyampaian informasinya dapat mencangkup banyak target sasaran karena merupakan media yang bisa dipakai kemana saja dan bisa sangat efektif menjadi suatu media promosi berjalan.

 Gantungan Kunci

Selain alat yang dapat berfungsi gantungan kunci bisa dijadikan sebagai media informasi karena media ini mudah untuk dibawa, maka dipilihlah media gantungan kunci ini.

III.1. Strategi Distribusi

Strategi distribusi merupakan rencana dalam menyebarkan atau menyalurkan produk kepada target audiens. Dalam perancangan ini, produk tersebut adalah buku ilustrasi tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari. Pada awalnya media promosi akan disebar ke toko buku, toko merchandise musik, acara-acara musik dan komunitas, serta distro dan juga ke tempat-tempat dimana suatu komunitas berkumpul. Hal ini dilakukan untuk menarik animo target audiens terhadap buku ini. Setelah buku selesai diproduksi selanjutnya akan dipublikasikan ke toko buku didaerah kota Bandung beserta media pendukung


(36)

25 lainnya. Selain toko buku, alasan dipilihnya distribusi promosi ke toko

merchandise musik, acara-acara musik dan komunitas, serta distro membuat promosi lebih mudah tertuju pada target audiens yang memang tertarik dengan hal-hal yang berbau indie dan subkultur.

Tabel III.2 Distribusi Media

Media September Oktober November Desember Januari

Poster

X-banner

Buku Pembatas buku

Pin Stiker Gantungan

kunci

T-Shirt

III.2 Konsep Visual

Buku ini terdapat beberapa ilustrasi gambar yang memberikan daya tarik dalam membaca buku Rastafari ini. Memiliki banyak visual ilustrasi sehingga buku ini terlihat menarik dan mudah dimengerti. Gaya visual yang diambil dalam buku ilustrasi ini adalah stencil art dengan ilustrasi yang menggambarkan tentang sejarah, ajaran-ajaran dan tokoh-tokoh Rastafari. Selain itu, buku ilustrasi ini juga didukung dengan pendekatan warna, penggunaan huruf pada buku dan tata letak yang disesuaikan dengan Rastafari itu sendiri yang dibuat lebih menarik dan mudah dipahami.

III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan pada perancangan informasi tentang Rastafari ini berukuran 20 cm x 20 cm, dengan ukuran yang tidak terlalu besar karena pertimbangan efisiensi, unik, dan dirasa paling pas untuk ukuran buku yang berisi


(37)

26 ilustrasi. Isi dalam buku ini adalah sejarah Rastafari secara singkat, ajaran-ajaran yang ada di Rastafari dan beberapa tokoh-tokoh penting Rastafari.

Gambar III.3 Format Desain (Data pribadi 2016) III.2.2 Tata Letak (layout)

Layout adalah usaha untuk menyusun dan menata unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, dan lain-lain) menjadi sebuah media komunikasi visual yang komunikatif dan menarik sehingga tersaji dalam satu kesatuan yang mudah diterima target audiens. (Hendratman, 2014, h.197). Layout yang menarik merupakan jalur untuk mendapatkan perhatian pembaca dan mengikatnya supaya benar-benar dilihat, dibaca, dan dipahami pesan-pesan apa yang disampaikan.

Layout yang diterapkan pada buku ini memiliki keseimbangan antara visual dan teks. Sebuah gambar dan tata letak teks yang berada di tengah sebagai fokus perhatian sekaligus mempermudah dalam hal keterbacaan. Sementara untuk arah baca, digunakan metode dari kiri ke kanan supaya pembaca tidak kesulitan dalam menangkap informasi atau gambaran visual yang terdapat pada buku.


(38)

27 Gambar III.4 Layout Desain

(Data pribadi 2016) III.2.3 Huruf

Tata huruf (tipografi) adalah ilmu yang mempelajari tentang penempatan, penataan huruf untuk mendapat kesan tertentu. Penataan huruf dalam rangkaian sebuah kata atau kalimat tidak hanya dapat memberikan suatu makna yang mengacu kepada suatu objek ataupun gagasan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menimbulkan suatu citra ataupun kesan visual. (Sihombing, 2001, h.2).

Pemilihan huruf yang baik harus mengarah pada tingkat keterbacaan yang tinggi dan menarik, selain itu bentuk tipografi juga harus menggambarkan karakter dari pesan yang disampaikan. Desain huruf tertentu dapat menciptakan kesan atau karakteristik sebuah objek. Huruf yang digunakan pada buku ilustrasi ini adalah “Stencil Export” dan “Stone Hinge”.

Huruf “Stencil Export” digunakan pada bagian judul, tagline dan bab karena huruf ini menggambarkan kesan sejarah dan budaya masa lalu.


(39)

28 Gambar III.5 Huruf Stencil Export

(Data pribadi 2016)

Huruf “Stone Hinge” digunakan pada bagian isi karena huruf ini dianggap pilihan sempurna karena memberi kesan kebebasan.

Gambar III.6 Huruf Stone Hinge (Data pribadi 2016) III.2.4 Warna

Warna adalah salah satu komponen desain yang bisa menimbulkan sebuah sugesti, persepsi psikologis, dan suasana tertentu. (Hendratman, 2014, h.81). Meski warna tampak sederhana, namun ada banyak metode dan proses untuk membentuk sebuah keindahan desain. Pemilihan warna harus sesuai dengan konsep dan pesan yang ingin disampaikan. Dalam perancangan media buku informasi ini warna utama yang di gunakan adalah merah, kuning emas dan hijau.


(40)

29 Warna merah, kuning emas dan hijau adalah lambang gerakan Rastafari dan kesetiaan kaum Rastafari terhadap Haile Selassie, Ethopia, dan Afrika. Menurut kaum Rastafari warna merah melambangkan darah para martir, warna kuning emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran, dan warna hijau melambangkan tumbuh-tumbuhan di Afrika.

Gambar III.7 Warna (Data pribadi 2016) III.2.5 Ilustrasi

Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. (Kusrianto, 2007, h.140). Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

Fungsi khusus ilustrasi antara lain:

1. Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.

2. Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah.

3. Memberikan bayangan langkah kerja. 4. Mengkomunikasikan cerita.

5. Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia. 6. Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.


(41)

30 Ilustrasi dalam media informasi ini menggunakan gaya visual stencil art. Teknik stencil art menggunakan template untuk menggambar atau melukiskan sebuah desain. Bahan yang bisa digunakan sebagai template untuk teknik stencil art sangat banyak. Salah satu bahan yang sering digunakan adalah kertas, plat, seng, besi, dan lain-lain. Keuntungan dalam menggunakan teknik ini adalah template

dapat dipakai berulang-ulang sehingga menghasilkan gambar yang sama.

Banyak motivasi serta latar belakang pembuatan stencil art, salah satunya adalah metode yang mudah untuk menyampaikan pesan kritik sosial, politik, sejarah dan subkultur. Pada perancangan media informasi ini menggunakan gaya visual stencil art karena gaya visual stencil art sangat sesuai dengan tema buku yaitu Rastafari, yang merupakan sebuah bentuk revolusi dan menjadi sebuah subkultur di Jamaika. Selain itu, gaya visual stencil art juga sering digunakan untuk menyampaikan atau menggambarkan pesan perjuangan terhadap kehidupan, kritik-kritik sosial maupun pertikaian politik.

Gambar III.8 Contoh Stencil Art

Sumber gambar : https://digiesigit.files.wordpress.com/2013/03/untuk-munir-stencil-art-on-wall-di-gunung-kidul-di-gunung-kidul21.jpg?w=733


(42)

31 Gambar III.9 Hasil Ilustrasi Stencil Art


(43)

32 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Teknis Produksi

Proses pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan beberapa data dan gambar atau foto. Kemudian data dan gambar atau foto tersebut di tracing dan diletakan pada halaman buku. Proses tracing dilakukan dengan menggunakan software

Corel Draw.

Gambar IV.1 Proses Tracing

(Data pribadi 2016)

Gambar IV.2 Proses Pembuatan Cover


(44)

33 Gambar IV.3 Cover Depan dan Belakang Buku Rastafari

(Data pribadi 2016)

Gambar IV.4 Halaman Isi 1 (Data pribadi 2016)

Gambar IV.5 Halaman Isi 2 (Data pribadi 2016)


(45)

34 Gambar IV.6 Halaman Isi 3

(Data pribadi 2016)

Gambar IV.7 Halaman Isi 4 (Data pribadi 2016) IV.2 Media Utama

Media utama yang akan digunakan dalam menyampaikan informasi tentang Rastafari ini adalah buku ilustrasi dengan ukuran 20 cm x 20 cm. Ukuran tersebut dimaksudkan agar buku mudah dibawa kemana-mana tanpa memerlukan tempat yang luas atau besar untuk menyimpan atau meletakkannya dan juga tidak terlalu kecil agar pembaca dapat nyaman ketika melihat dan membaca buku ini. Isi buku terdiri dari 32 halaman. Untuk sampul menggunakan hard cover laminasi doff dan isi buku menggunakan art paper 260 gr. Pemilihan material tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesan tidak murahan dan kualitas yang tahan lama, tidak mudah kotor dan rusak.


(46)

35 Gambar IV.8 Tampilan Buku

(Data pribadi 2016) Ukuran : 20 cm x 20 cm

Teknis cetak : Jilid Hard Cover Doff

Bahan : Art Paper 260 gr

Teknis Produksi : Digital Printing

IV.3 Media Pendukung

Media pendukung adalah kumpulan dari beberapa media yang dirancang untuk memberikan informasi keberadaan dan pelengkap dari media utama.

IV.3.1 Poster

Poster merupakan media informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan cepat dipahami. Poster ini diperlukan untuk mempromosikan media buku karena poster ini sangat mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkan di toko buku, toko merchandise musik, dan lain-lain. Sehingga dengan mudah dapat dilihat oleh orang banyak.


(47)

36 Gambar IV.9 Poster

(Data pribadi 2016) Ukuran : 42 cm x 29,7 cm (A3)

Bahan : Art Paper 210gr Teknis : Digital Printing

IV.3.2 X-Banner

X-Banner kini menjadi pajangan yang sering dilihat diberbagai tempat, media ini sangat cocok untuk menjadi sebuah media promosi. Media ini sangat dinamis untuk dipindahkan sesuai keinginan. Karena sifatnya bisa dipindah, maka material promosi ini akan diletakan ditempat yang pas dan kelihatan oleh para audiens seperti di pintu masuk toko buku, toko merchandise musik, dan lain-lain.


(48)

37 Gambar IV.10 X-Banner

(Data pribadi 2016) Ukuran : 160 cm x 60 cm

Bahan : Flexi Jerman Teknis : Digital Printing


(49)

38 IV.3.3 Pembatas Buku

Pembatas buku diberikan sebagai gimmick yang dapat dipakai oleh pembaca buku sekaligus pengingat membaca buku.

Gambar IV.11 Pembatas Buku (Data pribadi 2016) Ukuran : 5 cm x 15 cm

Bahan : Art Paper 260gr Teknis : Digital Printing

IV.3.4 Pin

Pin diberikan sebagai gimmick, pemilihan pin ini dikarenakan mudah untuk dibawa kemana saja sehingga menjadi media pengingat yang baik. Serta bisa ditempelkan di jaket dan tas dan secara tidak langsung menjadi media promosi berjalan.

Gambar IV.12 Pin (Data pribadi 2016)


(50)

39 Ukuran : 5,8 cm x 5,8 cm

Material : Kertas Inkjet

Teknis : Digital Printing

IV.3.5 Stiker

Stiker adalah media yang sangat mudah untuk diaplikasikan dan dekat dengan masyarakat, stiker ini akan dibagikan kepada perorangan agar mereka bisa ikut untuk mempromosikan buku ini dengan cara menempelkan stiker ditempat yang mereka inginkan. Stiker juga bisa menjadi media pengantar pesan yang baik, juga tahan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Gambar IV.13 Stiker (Data pribadi 2016) Ukuran : 10 cm x 4 cm & 10 cm x 10 cm

Material : Kertas Stiker Teknis : Digital Printing

IV.3.6 T-Shirt

T-Shirt dalam penyampaian informasinya dapat mencangkup banyak target audiens karena merupakan media yang bisa dipakai kemana saja dan bisa sangat efektif menjadi suatu media promosi berjalan.


(51)

40 Gambar IV.14 T-Shirt

(Data pribadi 2016) Ukuran : L

Material : Cotton Combed

Teknis : Sablon

IV.3.7 Gantungan Kunci

Selain alat yang dapat berfungsi gantungan kunci bisa dijadikan sebagai media promosi karena media ini mudah untuk dibawa, maka dipilihlah media gantungan kunci ini.

Gambar IV.15 Gantungan Kunci (Data pribadi 2016) Ukuran : 5,8 cm x 5,8 cm

Material : Kertas Inkjet


(1)

35 Gambar IV.8 Tampilan Buku

(Data pribadi 2016)

Ukuran : 20 cm x 20 cm

Teknis cetak : Jilid Hard Cover Doff Bahan : Art Paper 260 gr

Teknis Produksi : Digital Printing

IV.3 Media Pendukung

Media pendukung adalah kumpulan dari beberapa media yang dirancang untuk memberikan informasi keberadaan dan pelengkap dari media utama.

IV.3.1 Poster

Poster merupakan media informasi yang dapat menampung banyak informasi yang singkat dan cepat dipahami. Poster ini diperlukan untuk mempromosikan media buku karena poster ini sangat mudah untuk disebarkan dan efektif untuk ditempatkan di toko buku, toko merchandise musik, dan lain-lain. Sehingga dengan mudah dapat dilihat oleh orang banyak.


(2)

36 Gambar IV.9 Poster

(Data pribadi 2016) Ukuran : 42 cm x 29,7 cm (A3)

Bahan : Art Paper 210gr Teknis : Digital Printing

IV.3.2 X-Banner

X-Banner kini menjadi pajangan yang sering dilihat diberbagai tempat, media ini sangat cocok untuk menjadi sebuah media promosi. Media ini sangat dinamis untuk dipindahkan sesuai keinginan. Karena sifatnya bisa dipindah, maka material promosi ini akan diletakan ditempat yang pas dan kelihatan oleh para audiens seperti di pintu masuk toko buku, toko merchandise musik, dan lain-lain.


(3)

37 Gambar IV.10 X-Banner

(Data pribadi 2016)

Ukuran : 160 cm x 60 cm Bahan : Flexi Jerman Teknis : Digital Printing


(4)

38 IV.3.3 Pembatas Buku

Pembatas buku diberikan sebagai gimmick yang dapat dipakai oleh pembaca buku sekaligus pengingat membaca buku.

Gambar IV.11 Pembatas Buku (Data pribadi 2016)

Ukuran : 5 cm x 15 cm Bahan : Art Paper 260gr Teknis : Digital Printing

IV.3.4 Pin

Pin diberikan sebagai gimmick, pemilihan pin ini dikarenakan mudah untuk dibawa kemana saja sehingga menjadi media pengingat yang baik. Serta bisa ditempelkan di jaket dan tas dan secara tidak langsung menjadi media promosi berjalan.

Gambar IV.12 Pin (Data pribadi 2016)


(5)

39 Ukuran : 5,8 cm x 5,8 cm

Material : Kertas Inkjet Teknis : Digital Printing

IV.3.5 Stiker

Stiker adalah media yang sangat mudah untuk diaplikasikan dan dekat dengan masyarakat, stiker ini akan dibagikan kepada perorangan agar mereka bisa ikut untuk mempromosikan buku ini dengan cara menempelkan stiker ditempat yang mereka inginkan. Stiker juga bisa menjadi media pengantar pesan yang baik, juga tahan dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Gambar IV.13 Stiker (Data pribadi 2016)

Ukuran : 10 cm x 4 cm & 10 cm x 10 cm Material : Kertas Stiker

Teknis : Digital Printing

IV.3.6 T-Shirt

T-Shirt dalam penyampaian informasinya dapat mencangkup banyak target audiens karena merupakan media yang bisa dipakai kemana saja dan bisa sangat efektif menjadi suatu media promosi berjalan.


(6)

40 Gambar IV.14 T-Shirt

(Data pribadi 2016)

Ukuran : L

Material : Cotton Combed Teknis : Sablon

IV.3.7 Gantungan Kunci

Selain alat yang dapat berfungsi gantungan kunci bisa dijadikan sebagai media promosi karena media ini mudah untuk dibawa, maka dipilihlah media gantungan kunci ini.

Gambar IV.15 Gantungan Kunci (Data pribadi 2016)

Ukuran : 5,8 cm x 5,8 cm Material : Kertas Inkjet Teknis : Digital Printing