Ekonomi Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

2 1. Wayan Sarina Kawin 47 th Tamat SDSederajat Buruh Harian Lepas Kepala Keluarga 2. Nyoman Santini Kawin 44 th Tamat SDSederajat Buruh Harian Lepas Istri 3. Wayan Kurniada Belum Kawin 23 th Tamat SDSederajat Buruh Harian Lepas Anak 4. Kadek Wardana Belum Kawin 21 th Tamat SDSederajat Buruh Harian Lepas Anak 5. Komang Purnami Belum Kawin 3 th TidakBelum Sekolah - Anak Menuju kediaman bapak Wayan Sarina tidaklah begitu sulit, karena akses menuju rumahnya melalui gang yang dapat berpapasan. Kediaman bapak Wayan Sarina berada hampir diujung gang, namun semakin masuk kedalam gangnya mulai mengecil dan jalannya sedikit rusak. Gang tersebut bernama Gang Suetomo yang termasuk gang padat dengan rumah penduduk dan tanpa lampu penerangan jalan. Rumah Bapak Wayan Sarina sangat sederhana, berukuran 6 x 4 meter yang terdiri dari 2 kamar tidur, sedangkan dapur dan kamar mandi terpisah. Satu kamar ditempati oleh Wayan Kurniada dan Kadek Wardana dan satu kamar lagi ditempati oleh Bapak Wayan Sarina , Ibu Nyoman Santini dan Komang Purnami. Tanah yang di tempati oleh keluarga Bapak Wayan Sarina merupakan milik dari saudara sepupu beliau. Ba Pak Wayan Sarina sudah 3 kali berpindah-pindah tempat tinggal dari awal menikah.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Penghasilan dari keluarga Bapak Wayan Sarina didapatkan dari penghasilan Bapak Wayan Sarina dan kedua anak laki-lakinya. Bapak Wayan Sarina bekerja sebagai buruh bangunan lepas harian dan pada sore hari terkadang menangkap ikan di laut. Wayan Kurniada dan Kadek Wardana bekerja sebagai buruh bangunan lepas harian. Ibu Nyoman Santini saat ini menjadi ibu rumah tangga dan mengurus hewan ternak yaitu 8 ekor anak babi yang merupakan milik saudara sepupunya. Keluarga ini tidak memiliki tanah sawah atau kebun sebagaimana yang banyak dimiliki oleh mayoritas masyarakat Desa Sinabun. Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga ini terbilang kurang mencukupi kebutuhan sehari-hari. 3 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak Wayan Sarina dapat dikatakan tidak menentu, tergantung karena menunggu ada sebuah pembangunan proyek. Sebagai buruh bangunan,penghasilan yang didapat oleh Bapak Wayan Sarina, Wayan Kurniada dan Kadek Wardana tidak menentu . Penghasilannya didapatkan hanya saat ada proyek pembangunan di kota atau disekitar Desa Sinabun. Penghasilan buruh bangunan kurang lebih sebesar Rp 100.000,00 untuk satu hari nukang dan Rp 60.000,00 sebagai pengayah. Biasanya pekerjaan buruh bangunan mendapatkan upah setiap hari atau minggu sesuai dengan kesepakatan buruh dengan mandornya. Ibu Nyoman Santini setiap harinya mengurus anak bungsu dan berternak babi, untuk penunjang kehidupan keseharian mereka. Ibu Nyoman Santini dalam beternak babi mengalami sedikit permasalahan ketika pakan ternak yang biasanya diberikan untuk babi habis atau sulit dicari. Selain pakan ternak untuk babi, Ibu Nyoman Santini juga memberikan pakan untuk ayam yang dimilikinya. Ayam yang dimiliki beliau berjumlah 10 ekor yang kadang kala digunakan untuk memeriahkan acara sabung ayam. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan Sehari-hari Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak Wayan Sarina memerlukan biaya sekitar Rp 150.000.,00 per hari untuk konsumsi lauk-pauk, dan pakan ternak yang dimiliki. b. Pendidikan Dari sisi pendidikan, keluarga Bapak Wayan Sarina tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya karena pendapatan yang sangat sedikit dan anak beliau Wayan Kurniada dan Kadek Wardana tidak ingin melanjutkan sekolahnya. Selain itu, karena melihat perekonomian keluarga yang minim, kedua anak beliau memutuskan untuk ikut bekerja sebagai buruh bangunan. Pendidikan terakhir yang mereka tempuh hanya sampai Sekolah Dasar SD. c. Kesehatan 4 Untuk kesehatan, keluarga Bapak Wayan Sarina telah memiliki kartu kesehatan yang berjenis BPJSJamkesmas. Beliau satu keluarga sudah memiliki kartu Keluarga KK dan Kartu Tanda Penduduk KTP. Kadek Wardana juga memiliki Kartu Indonesia Pintar. Bapak yan Sarina, Wayan Kurniada dan Kadek Wardana sudah memiliki Surat Ijin Mengemudi SIM C. Bapak Wayan Sarina mengeluh menderita penyakit jantung dan darah tinggi, dimana beliau sudah menjalani pengobatan menggunakan kartu Jamkesmasnya. Ibu Nyoman Santini mengeluh mengalami nyeri di bagian kaki dan tangannya, beliau selama ini hanya menggunakan air hangat dan obat- obatan tradisional untuk meredakan rasa nyerinya. d. Kerohanian Bapak Wayan Sarina dan keluarga memeluk agama Hindu dan menjunjung tradisi kerohanian Hindu Bali dan adat Desa Sinabun. Kebutuhan kerohanian sehari- hari keluarga beliau adalah untuk membeli bahan-bahan membuat banten persembahyangan. Pengeluaran dana di bidang ini meningkat bila ada perayaan hari- hari khusus keagamaan. Mereka membeli kebutuhan upakara menyesuaikan dengan keadaan perekonomian pada saat itu. e. Sosial, dll. Keperluan-keperluan sosial yang diperlukan, seperti iuran banjar, uang untuk warga yang memiliki duka sakit, kematian, ngaben dibayar sendiri oleh Bapak Wayan Sarina. 1

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH