Interpretasi Penafsiran Sumber Pelaksanaan Penelitian

Nama Lengkap, 2013 PERKEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN TANJUNG BINGA KECAMATAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG TAHUN 1990-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteran masyarakat khususnya masyarakat nelayan Tanjung Binga. Kemudian peneliti membandingkannya dengan hasil observasi langsung saat mendatangi objek penelitian. Karena biasanya kepala atau staf sebagai salah satu instansi bagian pemerintahan, akan selalu memberikan informasi yang bagus-bagus, demi nama baik instansi yang terkait. Hal ini dilakukan untuk memperoleh kebenaran dari fakta yang didapat baik dari sumber tertulis maupun sumber lisan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun kritik internal untuk sumber tertulis dilakukan peneliti dengan membandingkan dan mengkonfirmasi berbagai informasi dalam suatu sumber dengan sumber lain yang memabahas masalah serupa. Selain itu juga peneliti melalukan proses perbandingan antara sumber tertulis dengan sumber lisan yang didapat oleh peneliti. Tahap ini bertujuan bertujuan untuk memilah-milah data dan fakta yang berasal dari sumber primer dan skunder yang diperoleh sesui dengan judul penelitian.

3.2.3 Interpretasi Penafsiran Sumber

Setelah dilakukannya kegiatan kritik terhadap sumber yang dikumpulkan, peneliti menempuh langkah selanjutnya yaitu interpretasi atau penafsiran sumber. Tahap ini merupakan tahap pemberian makna terhadap data-data yang telah melalui tahap kritik menjadi fakta-fakta, yang diperoleh dalam penelitian. Upaya penyusunan fakta-fakta disesuaikan dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian. Setelah fakta-fakta tersebut dirumuskan dan disimpulkan berdasarkan data yang berhasil diperoleh, maka kemudian fakta tersebut kemudian disusun dan ditafsirkan. Suatu fakta dihubungkan dengan fakta lainnya, sehingga menjadi sebuah rekonstruksi yang memuat penjelasan dari berbagai pokok-pokok permasalahan. Menurut Helius Sjamsuddin ada dua macam penafsiran yang berkaitan dengan faktor-faktor pendorong sejarah. Pertama, determinisme determinisme rasial, penafsiran geografis, interpretasi ekonomi, penafsiran orang besar, penafsiran spiritual atau idealistik, penafsiran ilmu dan teknologi, penafsiran Nama Lengkap, 2013 PERKEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN TANJUNG BINGA KECAMATAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG TAHUN 1990-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sosiologis, dan penafsiran sintesis. Kedua, kemauan bebas manusia serta kebebasan manusia mengambil keputusan Sjamsuddin, 2007: 164-171. Pada tahapan ini peneliti berusaha memilah dan menafsirkan setiap fakta yang dianggap sesuai dengan bahasan dalam penelitian. Setiap fakta-fakta yang diperoleh dari sumber primer yang diwawancarai dibandingkan dan dihubungkan dengan fakta lain yang diperoleh baik dari sumber tertulis maupun sumber lisan. Hal ini di lakukan untuk mengantisipasi sebagian data yang diperoleh tidak mengalami penyimpangan. Setelah fakta-fakta tersebut dapat diterima dan dihubungkan dengan fakta lainnya maka rangkaian fakta tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah rekonstruksi yang menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat desa nelayan Tanjung Binga Kecamatan sijuk. Menurut penafsiran peneliti berdasarkan data-data yang peneliti peroleh dari hasil penelitian, bahwa perkembangan industri pariwisata merupakan hal biasa bagi setiap orang dan dengan keberadaan kawasan wisata dengan berbagai objek wisata di dalamnya, setiap orang mempunyai harapan mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun kenyatan di lapangan justru masih banyak dari masyarakat terutama masyarakat nelayan Tanjung Binga yang seharusnya merasakan dampak positif dari segi sosial dan ekonominya tetapi malah sebaliknya. Untuk mengkaji dan memahami berbagai permasalahan yang terjadi di masa lalu yang terjadi pada masyarakat desa nelayan Tanjung Binga, penggunaan pendekatan merupakan suatu hal yang penting dalam kegiatan penelitian. Pendekatan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ialah menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu dengan menggunakan disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, ekonomi, dan antopologi sebagai alat bantu atau analisanya. Peneliti menggunakan konsep perubahan sosial, mobilitas sosial, startifikasi sosial, pendapatan masyarakat, kesejahteraan masyarakat, kebudayaan lokal, dan tenaga kerja dari tiga ilmu tersebut. Hal ini bertujuan agar dapat mengungkap suatu masalah atau peristiwa secara utuh dan menyeluruh, dengan menggunakan berbagai konsep yang terdapat dalam disiplin ilmu sosial maka permasalahan akan dilihat dari berbagai sudut pandang tentang permasalahan tersebut baik keluasan Nama Lengkap, 2013 PERKEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN TANJUNG BINGA KECAMATAN SIJUK KABUPATEN BELITUNG TAHUN 1990-2011 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu maupun kedalamannya akan terlihat. Penggunaan konsep-konsep tersebut membantu peneliti dalam menjelaskan tentang kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi pada masyarakat nelayan dan sekitar kawasan wisata. Sehingga dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang dibahas.

3.2.4 Historiografi