PERKEMBANGAN KAWASAN WISATA SARI ATER RESORT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PENDUDUK SEKITAR (1994-2008).

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Budhisantoso, S. (1994). Pola Interaksi Masyarakat Dikalangan Mandala Wisata. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1992). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Sosial di Daerah Jawa Tengah. Semarang: Direktorat Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pariwisata. (2004). Perubahan Lingkungan dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: CV Multi Prima

Gottschalk, L. (1985). Mengerti Sejarah. (Terjemahan Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI Press.

Horton, P. B. dan Hunt, C. L. (1992). Sosiologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah.

Kuntowijoyo. (2005). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Kartodirdjo, S.(1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Laurier, R. H. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Munawaroh, P. (1999). Peranan Kebudayaan Daerah Dalam Perwujudan Masyarakat Industri Parawisata. Jakarta: Departemen Pendidikan da Kebudayaan.

Pitana, I Gde dan Gayatri, P. (2005). Sosiologi Pariwisata Yogyakarta. Yogyakarta: Departemen Perhubungan

Saripudin, D. (2005). Mobilitas dan Perubahan Sosial. Bandung: Masagi Foundation


(2)

Sajogyo, P. (1985). Sosiologi Pembangunan. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta

Sjamsudin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto, S .(2003). Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Grafindo.

Tim Kreatif Sari Ater Resort. (2004). Selayang Pandang Sari Ater Hot Spring Resort Hotel, Convention and Recreation. Bandung.

Tim Penyusun. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Yoeti, H.Oka. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.

Sumber Skripsi:

Fitriani, Ratih. (2011). Perkembangan Pariwisata di Pantai Pengandaran dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Tahun 1990-2005. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Marlan, Rian.(2008). Perubahan Ekonomi Dan Sosial Masyarakat Sekitar Taman Wisata Nasional Kebun Raya Cibodas Kecamatan Pacet Tahun 1994-2006. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sumber Dokumen:

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (1994). Subang dalam angka tahun 1994.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (1995). Subang dalam angka tahun 1995.


(3)

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (1996). Subang dalam angka tahun 1996.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (1997). Subang dalam angka tahun 1997.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (1998). Subang dalam angka tahun 1998.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (1999). Subang dalam angka tahun 1999.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2000). Subang dalam angka tahun 2000.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2001). Subang dalam angka tahun 2001.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2002). Subang dalam angka tahun 2002.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2003). Subang dalam angka tahun 2003.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2004). Subang dalam angka tahun 2004.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2005). Subang dalam angka tahun 2005.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2006). Subang dalam angka tahun 2006.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2007). Subang dalam angka tahun 2007.

Kantor Badan Perencana Daerah dan Badan Pusat Statistik. (2008). Subang dalam angka tahun 2008.


(4)

Sari Ater Resort. (2000). Dokumen Sari Ater Resort & Convention Hotel angka tahun 2000.

Sari Ater Resort. (2008). Dokumen Sari Ater Resort & Convention Hotel angka tahun 2008.

Sumber Internet :

Aksa, Nugraha. (2007). Interaksi dan Perubahan Sosial disekitar wilayah kawasan wisata. Tersedia:(http://budpar.go.id/page_php?ic=543&id=148) [23 November 2011]

Browsingaza. (2010). Sejarah Singkat Sari Ater. Tersedia: //browsingaza.wordpress.com/2010/12/10/sejarah-singkat-sari-ater// [11 Agustus 2011]

Ginanjar, R (2006). Industri Pariwisata Dalam Menunjang Otonomi Daerah. Tersedia: http://985.blogspot.com/2006/02/industri-pariwisata-di.html [21 Oktober 2011]

Hirawan, S. (2009). Dampak Sosial Pariwisata.

Tersedia:http://209.85.175.132/search?/analisi-dampak-sosial-pariwisata-di.html [28 Oktober 2011]

Markijo. (2009). Wisata Air Panas Sari Ater Subang, Rekreasi Sambil Terapi. Tersedia: //www.jirolu.com/articles/wisata-air-panas-sari-ater-subang-rekreasi-sambil-terapi-768.htm [11 Agustus 2011]

NR, Iswara. (2009). Pemandian Air Panas Ciater. Tersedia:http://wisatamelayu.com/id/object/967/pemandian-air-panas-ciater/?nav=cat [11 Agustus 2011]

Nurmayanti, Ismi. (2010). Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Sosial-Kultural. Tersedia:http://tumoutou.net/702_07134/gufron_dd.htm [28 Oktober 2011]

Sumpena, Ronny. (2011). Industri Pariwisata. Tersedia: http://www.Argo.co.id/page.php?ic=231) [21 Oktober 2011]


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak asasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula pada negara berkembang. Menurut Pandit (2002: 26) Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui Industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah, sebagaimana diketahui bahwa sektor pariwisata di Indonesia masih menduduki peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional sekaligus merupakan salah satu faktor yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa negara.

Indonesia merupakan negara yang dilalui garis khatulistiwa. Daerah sekitar garis khatulistiwa memiliki iklim yang tropis dan memiliki pemandangan alam yang indah dan menarik. Hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan banyaknya wisatawan nusantara dan mancanegara menikmati pariwisata di Indonesia, selain itu Indonesia juga memiliki berbagai macam budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Kekayaan tersebut merupakan


(6)

potensi yang dapat dijadikan daya tarik pariwisata untuk wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Jawa Barat adalah salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh wistawan nusantara dan mancanegara, karena memiliki banyak potensi wisata didalamnya. Lingkungan alamnya yang indah, pegunungan yang alami, kebudayaannya yang menarik, masyarakatnya yang ramah, dan berbagai potensi lainnya dapat memberikan prospek yang bagus apabila terus dkembangkan sebagai destinasi wisata unggulan. Pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan dan dikelola dengan baik akan banyak mendatangkan pemasukan devisa negara dan pendapatan daerah, penyedian lapangan pekerjaan, memajukan perekonomian, dan lain sebagainya, sehingga potensi yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Perkembangan kawasan wisata secara perlahan-lahan dapat mengubah kehidupan sosial yang ada di masyarakat. Misalnya norma, nilai-nilai, cara berperilaku dan cara bersikap. Kawasan wisata mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang beragam seperti kegiatan berdagang, menjadi karyawan di suatu tempat wisata, tukang parkir, tukang kebun, dsb. Hal ini menjadikan besarnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan peluang kerja yang diberikan. Salah satu tempat wisata yang ada di Indonesia, khususnya di Jawa Barat adalah kawasan wisata Sari Ater Resort yang berlokasi di wilayah PTPN VIII Perkebunan Teh Ciater (PERSERO) Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Adapun masyarakat yang tinggal di Kecamatan


(7)

Ciater memiliki mata pencaharian pekerjaan yang beragam seperti pedagang, petani, bekerja di kantor-kantor pemerintah, wiraswasta dan sebagainya.

Pada awalnya kawasan yang terletak di kaki Gunung Tangkuban Perahu ini masih berupa areal hutan, setelah mengalami beberapa perkembangan akhirnya areal hutan tersebut berubah menjadi kawasan wisata. Sari Ater Resort menjadi suatu objek wisata unggulan dikarenakan potensi yang ada yaitu sumber air panas alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit serta dapat menyehatkan tubuh. Sari Ater Resort memiliki beberapa pesona lainnya, yaitu dengan ditambahnya hamparan hijau daun teh yang luas dan sejuknya udara pegunungan, sehingga Sari Ater Resort menjadi suatu kawasan wisata yang menarik bukan hanya terhadap wisatawan nusantara akan tetapi juga terhadap wisatawan mancanegara. Sari Ater Resort sampai pada tahun 2008 masih dalam tahap pengembangan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian pemerintah maupun masyarakat daerah.

Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort pertama kali dilakukan pada tahun 1968 oleh Pemda Kabupaten Subang melalui PU Kabupaten bekerja sama dengan Dispenda perlahan-lahan mulai menggarap kawasan Ciater sebagai objek wisata. Pada tahun 1972 PPN Dwikora IV (sekarang PTPN VIII Ciater) mengembangkan objek wisata Sari Ater Resort dengan melakukan pembangunan sarana dan prasarana. Pada tanggal 20 Maret 1974 Pemda TK II Kabupaten Subang menyerahkan pengelolaan objek wisata Sari Ater kepada PT. Sari Ater. Pada tanggal 24 Oktober 1994 dilakukan Restrukturisasi Organisasi dan


(8)

ditetapkan seorang General Manager untuk memimpin objek wisata Sari Ater dengan nama Sari Ater Hot Spring Resort.

Adanya kawasan wisata Sari Ater Resort mendorong pertumbuhan tingkat kesejahteraan penduduk yang dahulu sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh pemetik teh dan buruh tani kini banyak beralih pada jenis pekerjaan yang lain. Hal ini dikarenakan kawasan wisata Sari Ater Resort memberikan banyak peluang kerja yang menjajikan bagi masyarakat setempat. Di dalam pengembangan usaha objek wisata Sari Ater Resort telah banyak memberikan kontribusi yang positif terhadap pengembangan ekonomi dan sosial penduduk sekitarnya, dalam hal itu akan terus dilakukan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan lingkungan sekitar perusahaan. Perusahaan sangat menyadari sekali keterkaitan antara perusahaan dengan lingkungan dimana perusahaan berada, baik itu secara sosial kemasyarakatan maupun alam sekitarnya sebagai penyangga kelestarian lingkungan.

Kawasan objek wisata Sari Ater Resort telah mengalami peningkatan pada setiap tahunnya, yang menjadikan kawasan Sari Ater menjadi pusat perekonomian penduduk. Peningkatan pendapatan penduduk yang menjalankan roda perekonomiannya tampak meningkat yang terlihat dari banyaknya pengunjung yang berdatangan ke kawasan wisata Sari Ater Resort tersebut, sehingga jelas memberikan pengaruh bagi kehidupan penduduk yang ada di sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort terutama dalam bidang ekonomi. Salah satu jenis pekerjaan yang diminati oleh penduduk sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort adalah berdagang, karena jenis pekerjaan ini tidak memerlukan keahlian yang


(9)

spesifik, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja baik yang tidak berpendidikan maupun yang berpendidikan yang menjadikan jenis pekerjaan ini banyak diminati oleh penduduk. Jenis dagangan yang dijualpun beragam seperti makanan dan minuman, berbagai macam kerajinan cendramata, sayuran dan buah-buahan.

Tingginya aktivitas perekonomian di kawasan wisata Sari Ater Resort ini telah menjadikan sebagian besar penduduk sangat bergantung sekali perekonomiannya di kawasan wisata Sari Ater Resort seperti membuka tempat-tempat penginapan, villa, rumah makan, dan sebagainya. Dari tahun 1994 sampai tahun 2008, adanya kawasan wisata Sari Ater Resort telah meningkatkan kehidupan perekonomian penduduk yang berdampak pula terhadap peningkatan pendidikan dan status sosial penduduk.

Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 yang berisikan tentang peraturan kepariwisataan yang di salah satu pasalnya disebutkan untuk selalu mengikutsertakan penduduk sekitar di dalam kegiatan kepariwisataan, baik dalam bentuk membuat cendramata dan mempromosikan budaya yang harus merupakan khas penduduk setempat menjadikan terbukanya kesempatan bagi penduduk untuk memanfaatkan peluang yang diberikan untuk dapat memperbaiki kehidupan perekonomian penduduk yang tinggal di sekitar kawasan objek wisata Sari Ater Resort. Adanya Peraturan Pemerintah tersebut membuat penduduk untuk mampu memanfaatkan peraturan pemerintah tersebut, guna memberikan dampak positif bagi penduduk, sampai pada tahun 2008 hal ini telah berjalan dengan baik, terbukti dengan dilibatkannya penduduk setempat di dalam pengelolaan kawasan wisata Sari Ater Resort dan juga dibukanya lapangan


(10)

pekerjaan yang luas bagi penduduk. Dampak lainnya yaitu terjadinya perubahan sosial di penduduk dimana terjadinya peningkatan dari segi tingkat pendidikan, norma, nilai-nilai, cara berperilaku dan cara bersikap. Perubahan sosial tersebut berjalan lurus mengikuti tingkat perekonomian penduduk yang meningkat.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian untuk melihat lebih jauh dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul “Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Penduduk Sekitar (1994-2008). Alasan pemilihan judul tersebut karena pertama, permasalahan yang dikaji bersifat lokal, sedangkan selama ini penulisan sejarah lokal masih kurang. Hal ini terjadi karena peneliti sejarah terkadang mengalami kesulitan mendapatkan sumber dan menganggap bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi pada lokasi, desa atau kota kecil pada umumnya tidak mempunyai dampak yang luas sehingga dianggap tidak penting karena tidak mempunyai dampak nasional atau representative bagi perkembangan nasional (Kartodirdjo, 1992: 72-74). Kedua, belum adanya penulisan tentang perkembangan kepariwisataan di kabupaten Subang dalam kurun waktu 1994 – 2008. Ketiga, peneliti merasa tertarik akan penulisan sejarah pariwisata dimana dapat memberikan perubahan-perubahan terhadap suatu wilayah khususnya di kabupaten Subang, selain itu juga pada kurun waktu 1994 dilakukan restrukturisasi organisasi dan ditetapkan seorang General Manager untuk memimpin hotel dan objek wisata Sari Ater dengan nama Sari Ater Hot Spring Resort dan mengalami kemajuan yang pesat


(11)

dilihat dari perluasan area wisata, penambahan objek wisata dan bertambah pesatnya wisatawan asing maupun domestik.

1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Masalah utama yang dikaji dalam Skripsi ini adalah “Bagaimana Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Penduduk Sekitar (1994-2008)”. Berdasarkan rumusan tersebut maka dapat dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan, yaitu :

1. Bagaimana kondisi lingkungan geografis dan demografis kawasan Ciater sebelum dibuka menjadi kawasan wisata?

2. Bagaimana pertumbuhan Ciater sebagai kawasan wisata tahun 1994 - 2008?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan manajemen Sari Ater Resort dan penduduk dalam membenahi lingkungan sekitar?

4. Bagaimana kehidupan sosial-ekonomi penduduk dengan berkembangnya kawasan wisata Sari Ater Resort tahun 1994-2008?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan mencoba mengkaji mengenai “Bagaimana

Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk sekitar (1994-2008)”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :


(12)

1. Mendeskripsikan gambaran umum mengenai kondisi lingkungan penduduk Desa Ciater Kecamatan Ciater dari kondisi geografis, mata pencaharian penduduk, tingkat pendidikan serta jumlah penduduk.

2. Mendeskripsikan gambaran umum objek wisata Sari Ater Resort dari awal perkembangan sampai dengan pada tahun 2008 serta perubahan apa saja yang di alami objek wisata Sari Ater Resort.

3. Mengidentifikasi bagaimana upaya yang dilakukan manajemen Sari Ater Resort dan penduduk dalam menata lingkungan sekitar kawasan wisata. 4. Membuktikan dampak dari adanya objek wisata Sari Ater terhandap

kondisi sosial-ekonomi penduduk. Dampak tersebut meliputi perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat yakni tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan masyarakat sekitar kawasan objek wisata Sari Ater Resort.

1.4. Metode dan Teknik Penelitian Metode Penelitian

Untuk mengkaji pembahasan ini, peneliti menggunakan beberapa metode penelitian sejarah yaitu suatu metode penelitian untuk memperoleh gambaran rekonstruksi imajinatif mengenai peristiwa sejarah pada masa lampau secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti serta data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah (Ismaun, 2005:34). Menurut Gottschalk (1985: 32) dalam bukunya Mengerti Sejarah dikemukakan bahwa metode historis merupakan


(13)

proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Terdapat empat tahap metode sejarah yakni sebagai berikut:

a) Heuristik, merupakan upaya mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Proses mencari sumber-sumber ini, peneliti mendatangi berbagai perpustakaan, seperti perpustakaan UPI, Perpustakaan Fakultas Sastra UNPAD, Perpustakaan UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Peneliti pun mencari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, seperti membeli buku-buku di Gramedia, Gunung Agung, Dewi Sartika serta pameran buku dan mencari sumber-sumber melalui internet.

b) Kritik, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, baik isi maupun bentuknya (internal dan eksternal). Kritik internal dilakukan oleh peneliti untuk melihat layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh tersebut untuk selanjutnya dijadikan bahan penelitian dan penulisan. Kritik eksternal dilakukan oleh peneliti untuk melihat bentuk dari sumber tersebut. Di dalam tahap ini, peneliti berusaha melakukan penelitian terhadap sumber-sumber yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

c) Interpretasi, dalam hal ini peneliti memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Kegiatan penafsiran ini dilakukan dengan jalan menafsirkan fakta dan data dengan konsep-konsep dan teori-teori yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Peneliti juga melakukan pemberian makna terhadap fakta dan


(14)

data yang kemudian disusun, ditafsirkan dan dihubungkan satu sama lain. Fakta dan data yang telah diseleksi dan ditafsirkan selanjutnya dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunan penelitian ini.

d) Historiografi, merupakan langkah terakhir dalam penelitian skripsi ini. Peneliti dalam hal ini, menyajikan hasil temuan pada tiga tahap yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyusunnya dalam suatu tulisan yang jelas dalam bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar.

Teknik Penelitian

Dalam upaya mengumpulkan data informasi mengenai penulisan skripsi ini, dilakukan beberapa teknik penelitian sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan (study literature), yaitu dengan meneliti dan mempelajari sumber-sumber tertulis, baik berupa buku-buku, arsip-arsip, majalah, artikel, dan jurnal atau juga dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

2. Teknik wawancara, adalah metode memperoleh data yang diperlukan mengenai permasalahan dalam penelitian dengan melakukan proses tanya jawab terhadap narasumber yang menjadi saksi mata dan mengalami langsung kajadian atau peristiwa pada waktu itu. Di dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan para pengurus Sari Ater Resort dan Masyarakat sekitar kawasan objek wisata Sari Ater mengenai perkembangan kawasan objek wisata Sari Ater Resort.


(15)

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan dalam skripsi ini tersusun menurut sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini, diuraikan beberapa pokok pikiran yang berkaitan dengan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, metode dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang penjabaran mengenai literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti tentang “Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Penduduk Sekitar (1994-2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mencari sumber-sumber, cara pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya. Metode yang digunakan terutama adalah metode historis. Penelitian historis (historical research) merupakan suatu usaha untuk menggali fakta-fakta, dan menyusun kesimpulan dari peristiwa-peristiwa masa lampau. Didukung oleh langkah-langkah penelitian yang mengacu pada proses metodologi penelitian dalam penelitian sejarah.

BAB IV Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan Wisata Sari Ater Resort Desa Ciater di Kecamatan Ciater-Subang (1994-2008).

Bab ini merupakan deskripsi dari hasil penelitian sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang terdapat dalam rumusan masalah. Pada bab


(16)

ini dijelaskan mengenai bagaimana Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort di Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang tahun 1994-2008 dan Dampaknya terhadap kondisi sosial-ekonomi penduduk. Di dalam sub bab pertama di bahas mengenai bagaimana kondisi lingkungan geografis di wilayah Desa Ciater sebelum dibukanya kawasan wisata. Di dalam sub ke dua dibahas mengenai bagaimana pertumbuhan Desa Ciater sebagai kawasan wisata tahun 1994 - 2008. Selanjutnya pada sub bab ke tiga di bahas mengenai bagimana kehidupan sosial-ekonomi penduduk setelah Desa Ciater berkembang menjadi kawasan wisata.

BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI

Bab ini mengemukakan kesimpulan yang merupakan jawaban dan analisis peneliti secara keseluruhan terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya. Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan, interpretasi dan rekomendasi peneliti tentang inti pembahasan penulisan.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini dituliskan sumber-sumber tertulis, maupun sumber yang tercetak. Sumber-sumber tersebut bisa berupa buku, surat kabar, jurnal, dan lain sebagainya, selain itu ada juga sumber internet sebagai sumber pelengkap dan penunjang.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pada bagian ini berisi semua dokumen dan dokumentasi berupa foto-foto yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian yang terakhir yaitu riwayat hidup,


(17)

pada bagian ini peneliti menjabarkan mengenai riwayat hidupnya secara singkat dan jelas.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis data. Penelitian ini menggunakan metode historis yang meliputi pencarian dan pengumpulan data (heuristik), kritik, interpretasi dan historiografi, yang mengandung prosedur kerja penelaahan dokumen serta sumber-sumber informasi mengenai peristiwa dan peninggalan masa lampau.

Louis Gottschalk (1985 : 32) mendefinisikan metode historis sebagai “…proses

pengkajian, penjelasan dan menganalisa secara kritis rekaman serta peninggalan

masa lalu”. Sementara itu dalam pengertian yang sama mengenai pengertian dari

metode historis, John. W.Best yang diterjemahkan oleh Sanapiah Faisal (1984 : 41) menjelaskan :

Penelitian historis adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang telah terjadi. Proses terjadi dari penyelidikan, pencatatan, analisis, dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa masa lampau dan juga masa kini, bahkan secara terbatas bisa digunakan untuk memprediksikan hal-hal yang akan datang.

Metode historis ini digunakan karena data dan fakta yang dibutuhkan dalam penelitian ini berasal dari masa lampau dan hanya dapat diperoleh dengan mempergunakan metode penelitian historis. Data dan fakta tersebut diperoleh peneliti melalui studi literatur, yaitu dari buku-buku maupun dalam koran, artikel, dan lain-lain yang relevan dengan pembahasan.


(19)

Rekonstruksi dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan langkah tertentu lazim disebut dengan historiografi atau penulisan sejarah. Metode sejarah digunakan untuk dapat merekonstruksi sebanyak-banyaknya dari peristiwa masa lampau. Secara garis besar, peneliti melaksanakan langkah-langkah metode historis (metode sejarah) seperti dikemukakan oleh Ismaun (2005 : 64-71). Langkah-langkah tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Heuristik adalah proses mencari dan mengumpulkan jejak atau sumber-sumber tertulis maupun lisan yang berhubungan dengan Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk sekitar (1994-2008). Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dan lisan yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis kaji, yaitu mengenai Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk sekitar (1994-2008).

2. Kritik adalah proses analisis terhadap sumber yang telah diperoleh, apakah sesuai dengan masalah penelitian, baik tertulis maupun lisan. Pada tahap ini dilakukan penyeleksian, baik dengan kritik ekstern maupun intern sehingga mendapatkan fakta sejarah mengenai “Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk sekitar (1994-2008)”, serta bagaimana keadaan masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang setelah


(20)

adanya Peraturan Pemerintah no. 18 tahun 1994 tentang peraturan kepariwisataan.

3. Interpretasi merupakan tahap untuk menafsirkan fakta-fakta yang terkumpul dengan mengolah fakta yang telah dikritisi dengan merujuk beberapa referensi yang mendukung permasalahan yang menjadi kajian penulis yaitu “Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya terhadap kehidupan sosial-ekonomi penduduk sekitar (1994-2008).” Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis fakta yang diperoleh digunakan pendekatan interdisipliner, dengan menggunakan beberapa konsep Sosiologi-Antropologi yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji, seperti mobilitas dan perubahan sosial dan hubungan sosial.

4. Historiografi adalah proses penulisan yang utuh dan masuk akal atas interpretasi dan eksplanasi yang telah dilakukan berdasarkan hasil penelitian dan penemuannya yang dituangkan dalam bentuk skripsi (Ismaun, 2005: 125-131).

Sementara itu menurut Helius Sjamsuddin (2007: 69) mengemukakan bahwa paling tidak ada enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah, yaitu :

1. Memilih suatu topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan tentang apa saja yang dianggap penting dan relevan. dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung.


(21)

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber).

5. Menyusun hasil-hasil penelitian kedalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya. 6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan

mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Dari enam langkah tersebut di atas menurut Helius Sjamsuddin (2007: 65) bahwa memilih topik, menyusun semua evidensi dan membuat catatan termasuk pada langkah heuristik, sedangkan mengevaluasi semua evidensi termasuk tahap kritik dan terakhir menyusun hasil penulisan dan menyajikannya termasuk tahap historiografi.

Teknik yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah teknik studi literatur atau metode kepustakaan dengan cara meneliti berbagai literatur yang mempunyai korelasi terhadap permasalahan yang dibahas serta melakukan observasi dan wawancara terhadap masyarakat di wilayah tersebut, yaitu masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Wawancara itu dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari masyarakat mengenai bagaimana tanggapannya mereka dengan adanya keberadaan dan peranan objek wisata Sari Ater Resort bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat setempat, dengan melihat langkah-langkah dalam melakukan penelitian sejarah tersebut, peneliti menjabarkannya kedalam tiga bagian dalam penelitian ini yaitu; persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian.


(22)

3.1 Persiapan Penelitian

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap penelitian dan pengajuan tema penelitian merupakan awal penelitian dengan mengajukan rancangan judul penelitian pada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Rancangan penelitian tersebut dipresentasikan dalam seminar proposal pada hari jumat tanggal 7 Oktober 2011, di dalam seminar ini para calon dosen pembimbing mengarahkan dan memberikan masukan terhadap judul dan rancangan penelitian yang diajukan oleh peneliti. Rancangan penelitian berupa proposal setelah diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan dari para calon dosen pembimbing serta dosen lainnya dalam seminar, kemudian judul dan rancangan penelitian disetujui, setelah itu hasil perbaikan proposal diperlihatkan kepada panitia TPPS yang kemudian judul dan rancangan penelitian tersebut di sahkan oleh Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi yaitu Drs. Ayi Budi Santosa, M. Si selaku ketua TPPS serta Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M. Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah. Pengesahan judul dan rancangan penelitian tersebut ditetapkan dengan surat keputusan dengan Nomor 048/ TPPS/ JPS/2011.

3.1.2 Menyusun Rancangan Penelitian

Kuntowijoyo (2005: 93-94) mengatakan bahwa sebuah rencana penelitian harus berisi :

1. Permasalahan, dalam tahap ini perlu dikemukakan subject matter yang akan diteliti, mengapa perlu diteliti sejarahnya, maksud dan tujuan


(23)

penelitian, luas dan terbatas penelitian, teori dan konsep yang diperlukan.

2. Historiografi, dalam tahap ini perlu dikemukakan sejarah penulisan dalam bidang yang akan diteliti.

3. Sumber Sejarah, dalam tahap ini dikemukakan bagaimana mencari sumber sejarah dan dimana dicarinya sumber sejarah itu.

4. Garis Besar, dalam tahap ini dikemukakan bahwa lebih baik garis besar permasalahan itu terurai sehingga dengan mudah orang dapat membaca.

Rancangan penelitian ini sebelum disusun, peneliti terlebih dahulu menyerahkan rancangan judul dan permasalahan yang akan ditulis kepada Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS), dan setelah adanya persetujuan judul serta permasalahan maka peneliti kemudian mengajukan proposal penyusunan skripsi untuk dipresentasikan dalam suatu seminar yang waktunya telah ditentukan. Rancangan proposal yang dipresentasikan dalam seminar, dikemukakan permasalahan yang akan diteliti yaitu “Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Penduduk Sekitar (1994-2008)”, metode yang akan digunakan dalam mencari sumber yaitu studi kepustakaan dan wawancara, kemudian sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah yang akan digunakan dan terakhir uraian secara garis besar yang melatar belakangi masalah dalam proposal penelitian tersebut. Rancangan proposal setelah disetujui oleh TPPS maka pengesahan penelitian ini dikeluarkan melalui Surat Keputusan No.


(24)

048/TPPS/2011 tertanggal 15 Oktober 2011 sekaligus menentukan Dra. Murdiyah Winarti, M.Hum sebagai pembimbing I dan Moch. Eryk Kamsori, S.Pd sebagai pembimbing II.

3.1.3 Mengurus Perizinan

Rancangan proposal penelitian setelah disetujui oleh TPPS, langkah selanjutnya adalah mengurus surat perijinan guna memperlancar peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mempermudahkan peneliti dalam memperoleh informasi maupun data-data yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian. Pada tahap ini, peneliti membuat surat perijinan dari Jurusan Pendidikan Sejarah yaitu surat permohonan untuk melakukan pra-penelitian dan penelitian yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan penelitian skripsi, kemudian dilanjutkan mengajukan ke Sub Bagian Mahasiswa (SUBAGMAWA) FPIPS UPI Bandung untuk ditandatangani oleh Pembantu Dekan bidang pendidikan dan kemahasiswaan. Surat-surat perijinan itu ditujukan kepada:

1. Kantor Kesatuan Bangsa (KesBang) Subang

2. Kantor Dinas Pariwisata, Kebudayaan, dan Olahraga (DISBUDPORA) Kabupaten Subang

3. Badan Pusat Stastistik Subang

4. Pimpinan Objek Wisata Sari Ater Resort 5. Kantor Kecamatan Ciater dan Jalancagak 6. Kantor Desa Ciater dan Palasari


(25)

3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, terlebih dahulu peneliti menyiapkan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, adapun perlengkapan penelitian yang perlu disiapkan sebelum melakukan penelitian antara lain:

1. Surat pengantar dari Jurusan Pendidikan Sejarah. 2. Surat ijin penelitian dari Dekan FPIPS UPI Bandung. 3. Surat izin dari Rektor Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Instrumen wawancara.

5. Instrumen angket/kuisioner. 6. Alat perekam ataupun Kamera. 7. Alat tulis.

3.1.5 Proses Bimbingan

Seminar setelah Pra-Rancangan Penulisan Skripsi dan judul diterima, kemudian peneliti melakukan bimbingan guna mendapatkan pengarahan agar proses penyusunan skripsi dilaksanakan dengan tepat dan terarah. Bimbingan dilakukan dengan konsultasi, proses bimbingan ini sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk berkonsultasi dan memberikan pengarahan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penulisan skripsi.

Pada awal bimbingan, peneliti menerima berbagai masukan dan arahan terhadap proses penulisan skripsi ini, baik dari segi teknis penulisan maupun isi dari skripsi ini, diantaranya peneliti menerima masukan dan arahan tentang


(26)

permasalahan-permasalahan penting yang harus dikaji dalam skripsi ini, peneliti juga menerima masukan dari segi teknik penulisan karya ilmiah yang baik, sehingga proses bimbingan ini menurut peneliti sangat penting karena dirasakan sangat membantu dalam mempermudah proses penelitian dan penulisan skripsi, selain itu pada saat bimbingan peneliti juga disarankan untuk mengadakan perubahan pada judul penelitian, semula judul yang diajukan “Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Objek Wisata Sari Ater Resort Terhadap Kehidupan Masyarakat di Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Tahun 1994-2008”, setelah mendapat berbagai masukan dari dosen pembimbing menjadi “Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Penduduk Sekitar (1994-2008).”

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Tahap ini merupakan langkah awal bagi peneliti dalam proses mencari dan mengumpulkan bahan-bahan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah seputar “Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort di Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang tahun 1994-2008 dan Dampaknya Terhadap Kondisi Sosial-Ekonomi


(27)

mengenai Implementasi dari adanya PP No. 18 Tahun 1994 tentang kepariwisataan dimana disebutkan bahwa di dalam pengelolaan kepariwisataan harus melibatkan masyarakat sekitar. Semua ini bisa didapat dengan menggunakan studi literatur maupun lisan. Pada studi literatur, peneliti mencari bahan pustaka sebagai sumber data, hal ini dilakukan karena peneliti beranggapan bahwa bahan atau sumber tertulis merupakan sesuatu yang paling umum dipakai sebagai bahan kajian sejarah, seperti dokumen, arsip, surat kabar, majalah, biografi, dan autobiografi. Pada sumber lisan peneliti melakukan wawancara dengan penduduk sekitar Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan staf Sari Ater Resort guna mendapatkan informasi langsung dari subjek yang akan diteliti.

Kegiatan awal yang dilakukan dalam tahap ini adalah menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu cara yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan dokumen-dokumen masa lalu yang berkaitan dengan masalah yang dikaji, contohnya dengan mengunjungi berbagai perpustakaan, baik yang berlokasi di Kota Subang dan Bandung. Perpustakaan di Subang yang dikunjungi adalah perpustakaan Daerah Subang, sementara yang di Bandung yaitu Perpustakaan UPI, Perpustakaan UIN Sunan Gunung Jati, Perpustakaan Fakultas Sastra UNPAD dan Perpustakaan Provinsi Jawa Barat, selain itu peneliti juga mengunjungi pusat-pusat buku bekas seperti pusat buku Dewi Sartika dan Gramedia di Kota Bandung.

Sumber kepustakaan yang diperoleh, setelah itu kemudian dibagi menjadi dua macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Menurut John.


(28)

W.Best yang diterjemahkan oleh Sanapiah Faisal (1982 : 391) menyatakan bahwa :

Sumber primer adalah cerita atau penuturan atau catatan para saksi mata. Data tersebut dilaporkan oleh pelaku atau pengamat yang betul-betul menyaksikan suatu peristiwa. Sedangkan sumber sekunder adalah cerita atau penuturan atau catatan mengenai suatu peristiwa yang tidak disaksikan sendiri oleh pelopor. Pelopor (atau membaca laporan/cerita/catatan saksi mata), tetapi kesaksian pelapor itu tetap bukan kesaksian saksi mata tersebut.

Sejarawan menganggap bahwa sumber-sumber asli sebagai sumber pertama (primary sources), sedangkan apa yang telah ditulis oleh sejarawan sekarang atau sebelumnya berdasarkan sumber-sumber pertama disebut sumber kedua (secondary sources). Mengenai sumber primer dan sumber sekunder, Helius Sjamsuddin (2007: 80) mengemukakan bahwa perbedaan antara sumber pertama dan sumber kedua sebenarnya tidak begitu jelas atau sering dikaburkan karena setiap sejarawan mempunyai pendapat sendiri-sendiri, tetapi umumnya yang dimaksud dengan sumber asli (orisional) dan sumber pertama itu ialah evidensi (bukti) yang kontemporer (sejaman) dengan suatu peristiwa yang terjadi. Sementara itu Ismaun (2005: 127) menjelaskan bahwa sumber primer adalah sumber-sumber yang keterangannya diperoleh secara langsung oleh yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala sendiri dan sumber sekunder adalah sumber yang keterangannya diperoleh oleh pengarangnya dari orang lain atau sumber lain.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut maka pengumpulan sumber primer dilakukan terhadap tulisan-tulisan mengenai keadaan


(29)

tulisan di majalah yang ditulis oleh Peneliti atau yang di keluarkan oleh LIPI. Sumber sekunder diharapkan diperoleh dengan mempelajari dan menelaah bahan pustaka yang ada kaitannya dengan masalah yang menjadi subjek penelitian skripsi ini yang telah ditulis oleh sejarawan atau para peneliti dari dalam atau luar negeri yang mempunyai keahlian dan minat mengenai keadaan masyarakat yang tinggal di sekitar daerah Sari Ater Resort.

Sumber-sumber yang berkenaan dengan masalah itu setelah diperoleh dan dikumpulkan, kemudian dilakukan penelaahan serta pengklasifikasian terhadap sumber-sumber informasi yang ada sehingga benar-benar dapat diperoleh sumber yang relevan dengan masalah penelitian yang di bahas. 3.2.2 Kritik Sumber

Dalam tahap ini data-data yang telah diperoleh berupa sumber tertulis maupun sumber lisan dipilah untuk memulai dan menyelidiki kesesuaian sumber, keterkaitan dan keobjektifannya. Fungsi kritik sumber erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu dalam rangka mencari kebenaran (Sjamsudin, 2007: 118). Kritik ini akan memudahkan dalam penulisan karya ilmiah yang benar-benar objektif tanpa rekayasa sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan, adapun kritik yang dilakukan oleh peneliti dalam penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Kritik Eksternal

Kritik eksternal merupakan suatu cara untuk melakukan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah yang digunakan, baik sumber tertulis maupun sumber lisan. Peneliti melakukan kritik eksternal


(30)

terhadap sumber tertulis dengan cara memilih buku-buku yang ada kaitanya dengan permasalahan yang dikaji.

Kritik eksternal dilakukan peneliti terhadap salah satu sumber pustaka yang dikarang oleh I Gde Pitana mengenai sosiologi pariwisata. Hal pertama yang dilakukan peneliti dalam melakukan kritik eksternal adalah dengan mempertimbangkan aspek penulis. I Gde Pitana adalah seorang ahli sosial-ekonomi dan kepariwisataan yang sudah menulis banyak buku mengenai pariwisata dan kemasyarakatan. Buku-bukunya telah beredar, beberapa diantaranya adalah buku yang berjudul Sosiologi Pariwisata, Dinamika dan Kebudayaan Masyarakat Bali dan sebagainya, karena itu peneliti berpendapat bahwa sumber tersebut adalah sumber tertulis yang layak digunakan dalam penelitian ini. Kritik yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber-sumber buku tidak dilakukan terlalu ketat dengan pertimbangan bahwa buku-buku yang peneliti pakai merupakan buku-buku hasil cetakan yang didalamnya memuat nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan tempat dimana buku tersebut diterbitkan. Kriteria tersebut dapat dianggap sebagai suatu jenis pertanggung jawaban atas buku yang telah diterbitkan.

Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan dengan cara mengidentifikasi narasumber apakah mengetahui, mengalami atau merasakan peristiwa yang menjadi objek kajian dalam penelitian. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dari narasumber adalah mengenai usia, kesehatan baik mental maupun fisik, serta kejujuran narasumber.


(31)

2. Kritik Internal

Kritik internal merupakan suatu cara pengujian yang dilakukan terhadap aspek dalam yang berupa isi dan sumber. Peneliti melakukan kritik internal baik terhadap sumber-sumber tertulis maupun lisan, hal ini dilakukan untuk mengetahui isi sumber sejarah tersebut atau tingkat kredibilitas isi informasi yang didapat dari narasumber. Peneliti melakukan kritik internal dengan memperhatikan dua hal, pertama apakah pembuat kesaksian tersebut bisa memberikan informasi dari kesaksian yang berkaitan dengan kajian permasalahan, kedua apakah pemberi informasi mau memberikan informasi yang dibutuhkan dengan sebenar-benarnya tanpa ada yang dikurangi dan ditutupi, bahkan dilebih-lebihkan.

Peneliti melakukan kritik internal terhadap sumber lisan dengan cara membandingkan hasil wawancara antara narasumber yang satu dan narasumber lainnya sehingga peneliti mendapatkan fakta mengenai keadaan dan kondisi masyarakat di Desa Ciater Kecamatan Ciater pada tahun 1994 sampai 2008. Misalnya, disini peneliti melakukan kritik internal terhadap pernyataan yang diberikan oleh Ibu Imas, Bapak Aan Mulyana, dan Bapak Dede Saepuloh dengan membandingkan ketiga informasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperoleh kebenaran fakta-fakta yang didapat dari sumber lisan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Peneliti menanyakan pertanyaan yang sama kepada ketiga narasumber tersebut mengenai keadaan masyarakat Desa Ciater pada saat itu. Ibu Imas mengatakan bahwa dengan adanya pengembangan kawasan


(32)

wisata Sari Ater Resort keadaan masyarakat pada saat itu sudah mulai berubah, banyak warga sekitar yang mendapatkan kontribusi dari usaha lain disamping menjadi buruh tani, adapula yang melakukan usahanya dengan membuka usaha baru yang disesuaikan dengan keadaan saat itu. Setidaknya banyak warga yang merasa bahwa dengan mata pencaharian baru kebutuhan sehari-hari mereka dapat terpenuhi.

Menurut bapak Aan Mulyana, dengan adanya kawasan wisata Ciater ini setidaknya beliau memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut bapak Dede Saepuloh selaku tokoh masyarakat, beliau mengatakan bahwa masyarakat sangat antusias dengan adanya kawasan tersebut. Apalagi setelah pihak pengelola melibatkan masyarakat dalam pemeliharaannya, setidaknya mereka mendapatkan kesempatan untuk bekerja dan beraktifitas agar memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Peneliti kemudian membandingkan ketiga informasi tersebut, dapat dipahami bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan walaupun ketiga narasumber tersebut memiliki status yang berbeda, Ibu Imas sebagai pedagang, bapak Aan sebagai penduduk yang bekerja sebagai koordinator lapangan parkir, dan bapak Dede Saepuloh sebagai tokoh masyarakat yang pada saat itu merupakan salah satu anggota LSM yang ada di Ciater. Kritik internal ini dilakukan peneliti agar dapat memilah informasi-informasi yang di dapat dari narasumber, sehingga data-data yang didapatkan cukup


(33)

akurat untuk merekonstruksi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan objek wisata Ciater di Kabupaten Subang pada tahun 1994-2008. Kritik internal terhadap sumber-sumber tertulis yang telah diperoleh berupa buku-buku referensi juga dilakukan oleh peneliti dengan membandingkannya dengan sumber lain, namun terhadap sumber yang berupa arsip tidak dilakukan kritik dengan anggapan bahwa telah ada lembaga yang berwenang untuk melakukannya.

3.2.3 Interpretasi

Interpretasi merupakan tahap pemberian makna terhadap fakta atau informasi yang diperoleh. Fakta disusun sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji sehingga akan terlihat dengan jelas bahwa antara fakta satu dengan lainnya sebagai suatu rangkaian yang logis dan terbentuk rekonstruksi yang memuat tentang penjelasan terhadap pokok-pokok permasalahan penelitian sehingga peneliti menemukan sebuah kebenaran. Suatu fakta dihubungkan dengan fakta lainnya menjadi sebuah satu kesatuan yang dibantu dengan “historical thingking”, yaitu dengan cara peneliti memikirkan dan mencoba memposisikan diri seakan-akan menjadi pelaku pada peristiwa di masa lalu itu sehingga peneliti akan memperoleh gambaran mengenai permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

Peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner dalam penulisan skripsi ini agar mempermudah peneliti dalam merangkaikan fakta-fakta yang didapat. Pendekatan interdisipliner merupakan suatu pendekatan yang


(34)

menggunakan sudut pandang disiplin ilmu satu rumpun yaitu ilmu sosial. Pendekatan interdisiplin atau multidimensional digunakan dalam menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lalu, sejarah menggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial tertentu yang relevan dengan pokok kajiannya (Ismaun, 2005:198).

Pendekatan sosiologi dan antropologi adalah pendekatan yang peneliti pergunakan sebagai penunjang dalam penulisan skripsi ini. Pendekatan sosiologi dapat dilihat dari aspek-aspek perubahan sosial pada tatanan masyarakat Desa Ciater yang awalnya merupakan masyarakat agraris beralih menjadi masyarakat industri, apakah terjadi konflik maupun kesenjangan sosial antara masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang, bagaimana strategi masyarakat agraris di kawasan wisata, sedangkan pendekatan antropologi dapat dilihat dari pola hidup masyarakatnya, sistem kepercayaan, adat istiadat dan lainnya. Selanjutnya adalah pendekatan ekonomi yang dapat dilihat pada kurun waktu 1994-2008 apakah terjadi peningkatan pengunjung ke kawasan Ciater, bagaimana kontribusi dan peranan objek wisata Sari Ater Resort terhadap kesejahteraan masyarakat Ciater antara tahun 1994-2008.

3.3 Laporan Penelitian

Langkah terakhir yang peneliti lakukan untuk menyelesaikan penelitian ini yaitu membuat laporan penelitian atau historiografi. Historiografi merupakan rangkaian terakhir dari keseluruhan rangkaian prosedur penelitian setelah melakukan heuristik, kritik sumber dan interpretasi pada metode historis. Hal


(35)

tersebut senada dengan yang diungkapkan Helius Sjamsuddin yang menyatakan bahwa ”Historiografi merupakan langkah akhir dari keseluruhan prosedur penulisan karya ilmiah sejarah, yang merupakan kegiatan intelektual dan cara utama dalam memahami sejarah” (Helius Sjamsuddin, 2007: 153).

Menurut Ismaun (2005: 28), “Historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu yang disebut sejarah”. Pada tahap ini peneliti menuliskan seluruh hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan yang berupa skripsi. Laporan hasil penelitian ini disusun dalam bentuk tulisan yang dituangkan dalam gaya bahasa yang sederhana, ilmiah dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan ini disesuaikan dengan buku pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI Bandung. Laporan tersebut disusun dalam lima bab terdiri dari pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, perubahan sosial-ekonomi masyarakat kawasan wisata Sari Ater Resort Desa Ciater di Kecamatan Ciater Kabupaten Subang (1994-2008), dan kesimpulan. Tujuan dari laporan hasil penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan studi akademis tingkat sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, selain itu hasil penelitian skripsi ini untuk menginformasikan dan memberi sumbangan ilmu kepada masyarakat umum. Laporan hasil penelitian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu skripsi dengan judul “Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Penduduk Sekitar (1994-2008).”


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan bersumber dari hasil wawancara dilapangan dan sumber literatur berupa buku-buku yang dipergunakan sebagai data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai “Perkembangan kawasan wisata Sari Ater Resort di Ciater dan Dampaknya terhadap kondisi sosial-ekonomi penduduk tahun 1994-2008” maka terdapat beberapa hal yang ingin peneliti simpulkan yaitu, salah satu penunjang kegiatan perekonomian masyarakat di Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang adalah dari sektor industri pariwisata. Kabupaten Subang memiliki kawasan wisata yang tersebar mulai dari kawasan pantai hingga pegunungan. Salah satunya adalah Ciater yang terdapat objek wisata Sari Ater Resort dan merupakan objek wisata yang paling terkenal di Kabupaten Subang dengan pemandian air panas alami yang dimilikinya. Awal mula munculnya Sari Ater Resort sebagai kawasan wisata di Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dimulai pada tahun 1968, pada waktu itu Pemerintah Kabupaten Subang mulai menggarap sumber air panas alam Ciater sebagai objek wisata. Berkembangnya industri pariwisata, salah satunya adalah Objek wisata


(37)

Sari Ater Resort tidaklah lepas dari peran manusia itu sendiri yang merupakan faktor perubahan terpenting selain faktor alam dan lingkungan.

Pada tahun 1994-2008, objek wisata Sari Ater Resort mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup baik. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Sari Ater Resort, dan semakin banyak pula fasilitas-fasilitas yang dibangun seperti hotel, penginapan, ruang makan, dan lain-lain. Tidak hanya itu, penduduk yang tinggal di sekitar kawasan tersebut pun turut merasakan perkembangan yang terjadi. Bertambahnya mata pencaharian mereka merupakan salah satu bentuk perkembangan yang dialami oleh masyarakat sekitar dengan adanya objek wisata tersebut.

Perkembangan yang terjadi pada objek wisata Sari Ater Resort memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk. Meskipun perkembangan yang terjadi tidak selamanya memberikan kemajuan, namun setidaknya perkembangan tersebut telah memberikan perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Munculnya Sari Ater Resort sebagai objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan membuat warga sekitarnya bertambah mata pencaharian mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, setelah kawasan wisata Sari Ater Resort ramai dikunjungi wisatawan maka bertambahlah kelompok sosial seperti golongan pedagang, pengusaha, penjual jasa, dan lain-lain.

Pada intinya perkembangan objek wisata Sari Ater Resort tahun 1994-2008 mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan tersebut dapat terlihat


(38)

dengan banyaknya jumlah wisatawan yang datang dengan adanya penambahan fasilitas-fasilitas umum di sekitar objek wisata. Hal tersebut tentu saja berdampak pada masyarakat yang tinggal disekitarnya yaitu bahwa masyarakat Desa Ciater telah diberikan kontribusi yang sangat besar dari keberdaan objek wisata Sari Ater Resort. Dari hasil penelitian terlihat bahwa objek wisata Sari Ater Resort telah membantu masyarakat untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, tingkat pendapatan, pemenuhan kebutuhan pokok dan dalam meningkatkan tingkat pendidikan anak-anak mereka. Bertambahnya golongan pedagang dalam masyarakat adalah salah satu bentuk perubahan sosial yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mempunyai kesimpulan bahwa objek wisata Sari Ater Resort mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang

.

5.2 Rekomendasi

Dalam usaha pengembangan objek wisata diperlukan kerjasama dan koordinasi antara pihak pengelola objek wisata dengan berbagai dinas lainnya, yaitu seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, serta Pemerintah Daerah setempat sehingga program yang akan dilaksanakan dapat terkoordinasi dengan baik dan masalah yang dihadapi oleh pengelola objek wisata dapat dikonsultasikan karena dinas tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha pengembangan kepariwisataan. Hal ini diupayakan agar pariwisata di Ciater Kabupaten Subang lebih maju serta


(39)

pengunjung memperoleh kepuasan ketika berada di kawasan wisata Sari Ater Resort.

Kawasan wisata Sari Ater Resort telah menjelma menjadi kawasan wisata yang terkenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara, juga turut serta dalam peningkatan keragaman mata pencaharaian dan pendapatan penduduk Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Oleh karena itu, agar objek wisata Sari Ater Resort terus berkembang dan terus dapat bersaing dengan para kompetitornya di masa yang akan datang maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dan pengembangan antara lain:

1. Untuk pengelola objek wisata Sari Ater Resort

 Menginformasikan produk-produk Sari Ater Resort melalui pengeras suara tentang apa saja kegiatan yang dapat dilakukan dan mengarahkan pengunjung untuk dapat membuat keputusan membeli. Cara ini dimaksudkan agar pengunjung mengetahui produk apa sajayang dimiliki oleh Sari Ater Resort.

2. Untuk pemerintahan :

 Di dalam rangka meningkatkan peran serta penduduk di kawasan ini, maka pemerintahan Kabupaten Subang seharusnya dapat memfasilitasi penduduk dengan pendidikan dan keterampilan agar masyarakat Desa Ciater dapat menjadi manusia yang berkualitas dalam bidang kepariwisataan dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penduduk.  Perbaikan sistem aksesibilitas untuk mencapai objek wisata tersebut


(40)

nyaman dan tidak terhambat oleh berbagai masalah seperti kondisi jalan rusak, tidak tersedianya jalan alternatif dan lainnya. Hal ini dapat diatasi dengan perbaikan jalan dan pembuatan jalan alternatif baru.

3. Untuk masyarakat sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort:

 Meningkatkan kemampuan dalam bidang keterampilan yang akan menghasilkan cinderamata khas di kawasan ini sehingga dapat dikomersilkan kepada wisatawan.


(41)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Metode dan Teknik Penulisan ... 8

1.5. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Persiapan Penelitian ... 31

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian... 31

3.1.2 Menyusun Rancangan Penelitian ... 31

3.1.3 Mengurus Perizinan ... 33

3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian ... 34

3.1.5 Proses Bimbingan ... 34

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 35

3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 35

3.2.2 Kritik Sumber ... 38

3.2.3 Interpretasi ... 42

3.3 Laporan Penelitian ... 43

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN WISATA SARI ATER RESORT DI KECAMATAN CIATER-SUBANG (1994-2008) ... 45

4.1.Gambaran Umum Wilayah Desa Ciater Kecamatan Ciater ... 46

4.1.1 Letak Geografis ... 47

4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater ... 51

4.2 Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort Than 1994-2008 ... 58

4.2.1 Awal Berdirinya Kawasan Wisata Sari Ater Resort ... 58 4.2.2 Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort Dari Tahun


(42)

4.2.3 Pengelolaan Objek Wisata Sari Ater Resort ... 65

4.2.4 Sarana dan Prasarana ... 70

4.2.5 Pemasaran ... 73

4.3 Dampak Keberadaan Kawasan Wisata Sari Ater Resort terhadap perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Tahun 1994-2008... ... 78

4.3.1 Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater di Kawasan Objek Wisata Sari Ater Resort ... 80

4.3.2 Tingkat Kesejahteraan ... 85

4.3.2.1 Tingkat Kesejahteraan Pedagang ... 86

4.3.2.2 Pedagang Musiman ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 106

5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Rekomendasi ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114


(1)

Sari Ater Resort tidaklah lepas dari peran manusia itu sendiri yang merupakan faktor perubahan terpenting selain faktor alam dan lingkungan.

Pada tahun 1994-2008, objek wisata Sari Ater Resort mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup baik. Hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Sari Ater Resort, dan semakin banyak pula fasilitas-fasilitas yang dibangun seperti hotel, penginapan, ruang makan, dan lain-lain. Tidak hanya itu, penduduk yang tinggal di sekitar kawasan tersebut pun turut merasakan perkembangan yang terjadi. Bertambahnya mata pencaharian mereka merupakan salah satu bentuk perkembangan yang dialami oleh masyarakat sekitar dengan adanya objek wisata tersebut.

Perkembangan yang terjadi pada objek wisata Sari Ater Resort memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi penduduk. Meskipun perkembangan yang terjadi tidak selamanya memberikan kemajuan, namun setidaknya perkembangan tersebut telah memberikan perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Munculnya Sari Ater Resort sebagai objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan membuat warga sekitarnya bertambah mata pencaharian mereka untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, setelah kawasan wisata Sari Ater Resort ramai dikunjungi wisatawan maka bertambahlah kelompok sosial seperti golongan pedagang, pengusaha, penjual jasa, dan lain-lain.


(2)

1994-108

dengan banyaknya jumlah wisatawan yang datang dengan adanya penambahan fasilitas-fasilitas umum di sekitar objek wisata. Hal tersebut tentu saja berdampak pada masyarakat yang tinggal disekitarnya yaitu bahwa masyarakat Desa Ciater telah diberikan kontribusi yang sangat besar dari keberdaan objek wisata Sari Ater Resort. Dari hasil penelitian terlihat bahwa objek wisata Sari Ater Resort telah membantu masyarakat untuk meningkatkan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, tingkat pendapatan, pemenuhan kebutuhan pokok dan dalam meningkatkan tingkat pendidikan anak-anak mereka. Bertambahnya golongan pedagang dalam masyarakat adalah salah satu bentuk perubahan sosial yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti mempunyai kesimpulan bahwa objek wisata Sari Ater Resort mempunyai pengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang

.

5.2 Rekomendasi

Dalam usaha pengembangan objek wisata diperlukan kerjasama dan koordinasi antara pihak pengelola objek wisata dengan berbagai dinas lainnya, yaitu seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian, serta Pemerintah Daerah setempat sehingga program yang akan dilaksanakan dapat terkoordinasi dengan baik dan masalah yang dihadapi oleh pengelola objek wisata dapat dikonsultasikan karena dinas tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha pengembangan kepariwisataan. Hal ini diupayakan agar pariwisata di Ciater Kabupaten Subang lebih maju serta


(3)

pengunjung memperoleh kepuasan ketika berada di kawasan wisata Sari Ater Resort.

Kawasan wisata Sari Ater Resort telah menjelma menjadi kawasan wisata yang terkenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara, juga turut serta dalam peningkatan keragaman mata pencaharaian dan pendapatan penduduk Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Oleh karena itu, agar objek wisata Sari Ater Resort terus berkembang dan terus dapat bersaing dengan para kompetitornya di masa yang akan datang maka perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dan pengembangan antara lain:

1. Untuk pengelola objek wisata Sari Ater Resort

 Menginformasikan produk-produk Sari Ater Resort melalui pengeras suara tentang apa saja kegiatan yang dapat dilakukan dan mengarahkan pengunjung untuk dapat membuat keputusan membeli. Cara ini dimaksudkan agar pengunjung mengetahui produk apa sajayang dimiliki oleh Sari Ater Resort.

2. Untuk pemerintahan :

 Di dalam rangka meningkatkan peran serta penduduk di kawasan ini, maka pemerintahan Kabupaten Subang seharusnya dapat memfasilitasi penduduk dengan pendidikan dan keterampilan agar masyarakat Desa Ciater dapat menjadi manusia yang berkualitas dalam bidang kepariwisataan dan akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penduduk.  Perbaikan sistem aksesibilitas untuk mencapai objek wisata tersebut


(4)

110

nyaman dan tidak terhambat oleh berbagai masalah seperti kondisi jalan rusak, tidak tersedianya jalan alternatif dan lainnya. Hal ini dapat diatasi dengan perbaikan jalan dan pembuatan jalan alternatif baru.

3. Untuk masyarakat sekitar kawasan wisata Sari Ater Resort:

 Meningkatkan kemampuan dalam bidang keterampilan yang akan menghasilkan cinderamata khas di kawasan ini sehingga dapat dikomersilkan kepada wisatawan.


(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Metode dan Teknik Penulisan ... 8

1.5. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Persiapan Penelitian ... 31

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian... 31

3.1.2 Menyusun Rancangan Penelitian ... 31

3.1.3 Mengurus Perizinan ... 33

3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian ... 34

3.1.5 Proses Bimbingan ... 34

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 35

3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 35

3.2.2 Kritik Sumber ... 38

3.2.3 Interpretasi ... 42

3.3 Laporan Penelitian ... 43

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN WISATA SARI ATER RESORT DI KECAMATAN CIATER-SUBANG (1994-2008) ... 45

4.1.Gambaran Umum Wilayah Desa Ciater Kecamatan Ciater ... 46

4.1.1 Letak Geografis ... 47

4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater ... 51

4.2 Perkembangan Kawasan Wisata Sari Ater Resort Than 1994-2008 ... 58


(6)

4.2.3 Pengelolaan Objek Wisata Sari Ater Resort ... 65

4.2.4 Sarana dan Prasarana ... 70

4.2.5 Pemasaran ... 73

4.3 Dampak Keberadaan Kawasan Wisata Sari Ater Resort terhadap perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang Tahun 1994-2008... ... 78

4.3.1 Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Ciater di Kawasan Objek Wisata Sari Ater Resort ... 80

4.3.2 Tingkat Kesejahteraan ... 85

4.3.2.1 Tingkat Kesejahteraan Pedagang ... 86

4.3.2.2 Pedagang Musiman ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 106

5.1 Kesimpulan ... 106

5.2 Rekomendasi ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114