Strategi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung Dalam Mempromosikan Kamar HOtel Kepada Para Pengunjungnya

(1)

PUBLIC RELATIONS STRATEGY IN HOTEL JAYAKARTA BANDUNG HOTEL ROOMS TO PROMOTING

ITS VISITORS

By : Siti Istiqomah NIM : 43307015

Under the Guidance : Andi Nurulhuda, S.Ikom

This study aimed to know Public Relations strategy Jayakarta hotel Bandung in promoting the hotel rooms to its visitors through the planning, the type of activity, forms of communication and evaluation.

The approach used in this study is qualitative and the method used is descriptive, data collection techniques used by investigators is by interview, library research, and search data online. The subjects in this study is the Hotel Jayakarta Bandung and the object of study was the Public Relations Hotel Jayakarta Bandung, which amounts to two employees. Researchers chose the two employees as informants of this study by using total sampling techniques.

The result of this research is to determine the data collection, planning, communications, and evaluation forms and Public Relations Hotel Jayakarta Bandung.

From these results, researchers can conclude that the strategy of Public Relations Hotel Jayakarta Bandung in promoting the hotel rooms to its visitors had to walk with nice views of the many hotel visitors are getting higher. But the researchers also suggested to staff the Public Relations Hotel Jayakarta Bandung is expected to further improve services to the guests since they arrived until the moment they leave the hotel, so as to create a good impression on the service provided by the hotel.


(2)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS HOTEL JAYAKARTA BANDUNG DALAM MEMPROMOSIKAN KAMAR HOTEL KEPADA

PARA PENGUNJUNGNYA

Oleh : Siti Istiqomah NIM : 43307015

Di bawah Bimbingan : Andi Nurulhuda, S.Ikom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Public Relations hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya melalui perencanaan, jenis kegiatan, bentuk komunikasi dan evaluasi yang dilakukan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan metode yang digunakan adalah deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan wawancara, studi pustaka, dan penelusuran data online. Subyek dalam penelitian ini adalah Hotel Jayakarta Bandung dan obyek penelitiannya adalah Public Relations Hotel Jayakarta Bandung yang berjumlah 2 orang karyawan. Peneliti memilih kedua karyawan tersebut sebagai informan dari penelitian ini dengan menggunakan teknik total sampling.

Hasil penelitian adalah untuk mengetahui pengumpulan data, perencanaan, bentuk komunikasi, dan bentuk evaluasi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung.

Dari hasil tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya sudah berjalan dengan baik dilihat dari banyaknya pengunjung hotel yang semakin hari semakin bertambah. Tetapi peneliti juga menyarankan untuk staff Public Relations Hotel Jayakarta Bandung diharapkan lebih meningkatkan pelayanan kepada tamu-tamu sejak mereka tiba sampai pada saat mereka meninggalkan hotel,


(3)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain dapat terpenuhi dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat. Kemajuan teknologi komunikasi berlangsung begitu cepat dari waktu ke waktu, telah member pengaruh terhadap cara-cara manusia berkomunikasi sehingga mempermudah manusia itu sendiri untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas social. Di samping itu, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi pun mampu memperpendek jarak, menghemat biaya, menembus ruang dan waktu.

Public Relations (humas) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Praktisi Public Relations senantiasa dihadapkan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih atau abu-abu. Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Kebutuhan akan Public Relations merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara posotif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi seperti saat ini.


(4)

Dalam berbagai situasi yang penuh tantangan, Public Relations Officer (PRO) akan menghadapi tugas yang cukup berat dan bagi yang bersangkutan maupun pihak manajemen perusahaan akan merasakan stress yang cukup tinggi. Mampukah mereka bertanggung jawab langsung dalam menghadapi, membendung, menanggulangi atau mengatasinya, hingga berupaya keras bagaimana caranya memulihkan citra dan mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Pentingnya Public Relations memang tidak perlu diragukan lagi. Karena Public Relations merupakan salah satu fungsi strategis dalam manajemen. Urusan bisnis memang bukan semata-mata urusan keuangan, produksi, dan pemasaran saja.

Situasi seperti ini merupakan tantangan bagi Public Relations untuk menjawabnya dengan kiat atau strategi dan teknik Public Relations tertentu. Dengan kiat strategi Public Relations, ia akan mampu mengatasi situasi dan persoalan, bagaimanapun bentuknya, khususnya jika tengah berhadapan dengan suatu krisis kepercayaan, krisis manajemen, dan krisis lainnya.

Public Relations pada umumnya dianggap sebagai bagian dari strategi pemasaran organisasi. Strategi sendiri pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya


(5)

menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Individu dan organisasi memang bisa lestari tanpa Public Relations, tetapi dengan Public Relaations yang terencana, suatu perusahaan bisa mengharapkan hasil yang lebih baik dan reputasi yang semakin meningkat. Kehadirannya dibutuhkan karena humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpercaya kian terasa pada era globalisasi seperti saat ini. Public Relations mencakup semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu menerapkan teknik humas, selama ia masih menjalin kontak dengan manusia lain. (Anggoro,2001).

Namun, pemahaman sebagaian masyarakat terhadap sebuah profesi kehumasan masih cenderung menginterpretasikan dan mempraktekkan humas sebatas apa yang dilihat dan didengarnya dan bukan berdasarkan apa yang dipelajari, didalam dan ditekuni. Akibat dari kekeliruan pemahaman tersebut, maka bila kita membicarakan tentang profesi humas, kebanyakan orang masih


(6)

akan menyamakan dengan tukang photo, tukang spanduk, urusan wartawan, pembuatan pres release, urusan brosur atau bahkan semacam quest relations. Secara konseptual dan metodologis, fungsi PR adalah sama di semua organisasi, yakni berupaya membina hubungan harmonis melalui system saluran komunikasi dua arah dengan public agar tercapai opini dan persepsi yang positif, dan untuk memperoleh citra organisasi yang baik. Menurut Edwin dan Emery fungsi PR adalah menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat antara sebuah perusahaan atau lembaga dengan berbagai publiknya yang diupayakan secara terencana dan terorganisasi (dalam Satlita,2006). Sejalan dengan itu, menurut Howard Childs (Ngurah, 1995:5), fungsi dasar PR bukan untuk menampilkan pandangan organisasi atau seni sikap public, tetapi untuk melakukan rekonsisliasi atau penyesuaian terhadap kepentingan public setiap aspek pribadi organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikan social. Jadi disini PR berfungsi membantu organisasi melakukan penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.

Bidang Public Relations (PR) atau lebih dikenal Hubungan Masyarakat (Humas) mengalami kemajuan cukup pesat beberapa tahun terakhir. Public Relations menjadi fenomena tersendiri diakhir abad ke-20 dan awal ke-21. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan yang sudah menggunakan jasa para Public Relations untuk menghadapi tantangan di dunia usaha


(7)

khususnya perhotelan yang semakin signifikan sehingga fungsi Public Relations dapat mempermudah dalam mencapai tujuannya.

Definisi PR menurut Oemi Abdurachman :

Public Relations adalah proses yang continue dari usaha management untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggannya, pegawainya, dan public pada umumnya, keadaan dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan” (Oemi Abdurrachman, 1995:24-25) Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah Hotel Jayakarta Bandung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, dimana persaingan saat ini semakin ketat dengan banyaknya hotel-hotel di sekitar kota Bandung yang berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada para tamunya.

Dalam kegiatan perhotelan tentu saja harus ditunjang dengan kegiatan promosi yang merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam bisnis perhotelan. Dalam memperkenalkan produk dan jasa pada Hotel Jayakarta Bandung, yaitu dengan melakukan kegiatan promotion mix yang terdiri dari periklanan, promosi, penjualan pribadi, hubungan masyarakat. Kegiatan promosi sebagai salah satu elemen dari bauran pemasaran yang merupakan usaha untuk mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan. Tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi mengenai produk atau jasa perusahaan serta mempengaruhi sikap dan perilaku pelanggan agar melakukan pembelian dan mengingatkan pelanggan akan


(8)

produk atau jasa perusahaan. Perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan harapan nantinya akan menjadi pelanggan pengguna jasa tersebut. Para pengunjung akan menjadikan pelayanan suatu perhotelan sebagai salah satu pertimbangan utama, disamping lokasi dan fasilitasnya. Mereka akan memilih hotel yang akan dikunjunginya, dari banyaknya tempat penginapan yang tersebar di kota Bandung. Penyampaian pesan komunikasi yang baik dapat dikatakan bergantung pada keseluruhan aspek komunikasi yang ada. Aspek komunikasi sangat berperan dan berpengaruh agar pesan yang disampaikan dapat diterima, apalagi pesan yang disampaikan memiliki muatan persuasif yang sarat sekali. Faktor lain adalah mengenai pemilihan media yang digunakan dan komunikan itu sendiri. Pemilihan media yang tidak tepat akan menimbulkan banyak hambatan dalam berkomunikasi yang akan dijadikan sasaran dari strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung.

Apabila ditinjau dari perspektif komunikasi, strategi komunikasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan minat pengunjung. Karena berkomunikasi melalui strategi komunikasi dengan publik merupakan komponen lain dalam praktek kehumasan yang nantinya akan memunculkan konsep PR sebagai fungsi komunikasi (yang tugas utamanya membangun hubungan antara perusahaan dengan pihak publik intern dan publik ekstern) Hal ini dilakukan secara intensif dan efektif. Sesuai dengan


(9)

kebutuhan yang diharapkan oleh pengunjung dan pengelola sehingga perlulah diambil langkah tepat dengan melaksanakan kegiatan strategi komunikasi yang meliputi pendekatan operasional, tanggung jawab sosial, persuasive dan edukatif, kerjasama, koordinatif dan integratif. Disinilah tugas Public Relations dengan kegiatannya ikut mempromosikan kamar hotel kepada pengunjung di Hotel Jayakarta Bandung. Sehingga pembangunan ekonomi dapat menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha. Untuk memperoleh strategi yang tepat diperlukan kehandalan seorang Public Relations, dituntut peran sertanya agar promosi Hotel Jayakarta Bandung dapat diterima oleh pengunjungnya. Dari latar belakang di atas peneliti berharap penelitian ini dapat menjawab masalah tentang “Bagaimana Strategi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung Dalam Mempromosikan Kamar Hotel Kepada Para Pengunjungnya?

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk dapat melihat lebih tentang permasalahan yang akan dibahas. Identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengumpulan data yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?


(10)

2. Bagaimana perencanaan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya? 3. Bagaimana bentuk komunikasi yang disampaikan Public Relations

Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

4. Bagaimana evaluasi dari Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya? 5. Bagaimana strategi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam

mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berangkat dari permaslahan yang telah penulis identifikasikan di atas tujuan dari penelitian ini adalah :


(11)

1. Untuk mengetahui pengumpulan data yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

2. Untuk mengetahui perencanaan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

3. Untuk mengetahui bentuk komunikasi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

4. Untuk mengetahui evaluasi dari Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

5. Untuk mengetahui strategi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan Public Relations serta memperkaya wawasan kalangan akademis terutama mengenai


(12)

perkembangan strategi komunikasi dalam mempromosikan suatu produk dari suatu perusahaan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan Bagi Peneliti :

Penelitian ini diharapkan dapat membuat peneliti lebih menguasai materi strategi Public Relations lebih mendalam, khususnya tentang strategi Public Relations dalam mempromosikan produk dari suatu perusahaan dan diharapkan dapat menambah pengalaman begi peneliti dalam kerja seorang Public Relations dalam suatu perusahaan.

2. Kegunaan Bagi Universitas :

Bagi Universitas, khususnya program studi Public Relations, penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan dan kontribusi sebgai literatur tentang strategi Public Relations dalam mempromosikan suatu produk dari suatu perusahaan.

3. Kegunaan Bagi Hotel Jayakarta Bandung :

Bagi Hotel Jayakarta Bandung, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang cara kerja Public Relations dan manfaat kerja Public Relations tersebut bagi perusahaan.


(13)

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Untuk dapat memahami masalah yang akan Untuk dapat memahami masalah yang akan diteliti, perlu dikemukakan teori dan konsep yang ada dalam studi ini khususnya studi Public Relations yang dianggap relevan dengan obyek penelitian ini peneliti menggunakan tahap-tahap proses operasional Public Relations menurut Cutlip & Center (1961), dimana untuk mencapai efek yang tinggi dalam kegiatan komunikasi proses operasional Public Relations haruslah melalui 4 tahapan yaitu :

1. Fact-finding

Yaitu pengumpulan data sesuai dengan kenyataan yang ada.

Tahap ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana citra institusi/lembaga dimata masyarakat. Kegiatan fact finding diharapkan bahwa manajemen akan mengetahui gambaran yang obyektif tentang lembaganya dimata masyarakat. Gambaran yang obyektif ini hanya bisa didapatkan melalui research yang akan dimanfaatkan sebagai landasan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan oleh Public Relations. Hasilnya berupa dokumentasi, data-data


(14)

2. Planning and Programming

Yaitu tahap merencanakan dan membuat program sesuai dengan apa yang telah diketahui dalam tahap fact-finding.

Perencanaan dan pemrograman merupakan segala informasi atau data masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya. Perencanaan Public Relations merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi, serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.

3. Communicating

Yaitu tahap pelaksanaan komunikasi.

Merupakan tahap implementasi sesuai fakta/data yang telah dirumuskan dalam perencanaan. Misalnya dengan mengkomunikasikan sesuai dengan bentuk-bentuk komunikasi :

- Personal communication - Group communication - Mass communication

Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

- The action of strategy : Public Relations harus dapat melakukan tindakan yang sifatnya acting responsively dan responsibility, artinya Public Relations mau mendengar keinginan public sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukan.


(15)

- The communication of strategy : mempertimbangkan seluruh komponen komunikasi yang dilaksanakan dimulai pada saat menggunakan media, menggunakan sumber komunikasi, membawa komunikan kea rah yang lebih diinginkan, memodifikasi pesan yang disampaikan sesuai kerangka pesan yang baik, dan dapat menggiring opini public, sikap, dan perilaku public yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya komponen-komponen komunikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan pemrograman.

- Implementating the strategy, credibility, context, content, clarity, continuity & consistency, channel, capability of the audience.

4. Evaluation

Yaitu tahap melakukan suatu evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan dari tahap pertama dan tahap-tahap berikutnya.

Tujuan utama evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan Public Relations benar-benar telah dilaksanakan sesuai rencana berdasarkan hasil penelitian atau tidak. Penilaian untuk mengetahui sampai dimana kelancaran kegiatan Public Relations yang telah berlangsung.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dari tahap-tahap proses operasional Public Relations menurut Cutlip & Center (1961), peneliti mengaplikasikannya kedalam masalah penelitian. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut.


(16)

1. Dari segi Fact-finding

Dalam tahap ini divisi Public Relations berusaha mencari keterangan yang merupakan data faktual pengunjung kamar hotel. Keterangan yang mentah itu harus diolah telebih dahulu. Disini divisi Public Relations mengadakan perbandingan, pertimbangan dan penilaian sehingga akhirnya dapat diperoleh sampai dimana tingkat keberhasilan divisi Public Relations dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

2. Dari segi Planning dan Programming

Dari tahap penelitian kemudian ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini divisi Public Relations melakukan promosi. Dengan adanya promosi tersebut akan dapat dilakukan pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan nantinya perencanaan ini perlu dipikirkan dengan matang, oleh karena itu kegiatan promosi ini merupakan salah satu tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan divisi Public Relations keseluruhan.

3. Dari segi Communicating

Pada tahap komunikasi, tahap pelaksanaan komunikasi di sini misalnya dengan terjadinya pemberitahuan dari divisi Public Relations kepada para pengunjungnya tentang macam-macam kamar hotel yang tersedia di hotel Jayakarta Bandung baik secara persuasif, informatif, bahkan mungkin coercive hal tersebut biasanya disesuaikan dengan keadaan para pengunjung dan sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya.


(17)

4. Dari segi Evaluation

Tahap-tahap proses operasioanal Public Relations berlangsung secara berkesinambungan dalam bentuk hubungan yang terdiri dari program kegiatan dan frekuensi. Evaluation adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap pengumpulan data, perencanaan dan komunikasi. Sebelumnya telah dijelaskan pentahapan proses operasional Public Relations itu dalam praktiknya berlangsung secara berkesinambungan, sehingga tidak tampak kapan dimulainya evaluation, sebab sebelum evaluation berakhir telah dimulai pula dengan pengumpulan data untuk mencari fakta. Tidak jarang perubahan suatu program yang telah direncanakan dan memang setiap program dalam setiap program dalam tahap perencanaan fleksibel, tidak kaku demi kelancaran kegiatan yang dilakukan.

1.6 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian yaitu pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan data informasi, yang ditujukan kepada Public Relations Hotel Jayakarta Bandung. Adapun pertanyaan penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Pertanyaan mengenai identitas responden (jenis kelamin, agama, status, pendidikan terakhir)

2. Pertanyaan mengenai permasalahan penelitian : a. Pengumpulan data Promosi


(18)

- Bagaimana persiapan pencarian data promosi yang dilakuakan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam program mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?

- Bagaimana proses pencarian data promosi yang dilakuakan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam program mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?

- Apakah manfaat pencarian data promosi yang dilakuakan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam program mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?

- Apakah kelebihan dan kekurangan pencarian data promosi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam program mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?

b. Perencanaan Promosi

- Bagaimana perencanaan promosi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?

- Apakah jenis perencanaan promosi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya bersifat rutin atau insidental?

- Apakah perencanaan promosi yang paling tepat yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?


(19)

- Apakah manfaat perencanaan promosi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel yang tersedia kepada para pengunjungnya?

- Public Relations Hotel Jayakarta Bandung bekerjasama dengan pihak mana untuk mempromosikan Hotel Jayakarta Bandung?

c. Bentuk Komunikasi Promosi

- Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

- Bagaimana jenis komunikasi yang disampaikan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

- Bagaimana bentuk pesan yang digunakan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

d. Evaluasi Promosi

- Bagaimana evaluasi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

- Apa yang diharapkan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?


(20)

- Seberapa sering evaluasi promosi yang dilakukan oleh Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya dari diadakannya evaluasi promosi ini?

- Apakah manfaat evaluasi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

- Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan Public Relations Hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

1.7 Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti dalam Penelitian ini menggunakan metode desknptif yang bersifat kualitatif. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.

Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakuka. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen.


(21)

1.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

1.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan Informan untuk menggali informasi dari informan.

Definisi wawancara adalah : “Suatu proses komunikasi diadik relasional dengan tujuan yang serius dan ditetapkan terlebih dulu yang dirancang untuk memprtukarkan perilaku dan melibatkan Tanya jawab “atau singkatnya” suatu percakapan berdasarkan suatu maksud”. Namun definisi tersebut agak terbatas karena wawancara membatasi wawancara dengan tujuan yang serius. Wawancara juga telah menjadi bentuk hiburan yang popular seperti disiarkan televise dan radio (Stewart,2000:40)

Wawancara dilakukan pada Public Relations Hotel Jayakarta Bandung.

2. Studi Pustaka

Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka yaitu dimana peneliti mencari data dengan cara menelusuri literature-literatur (buku, majalah, jurnal-jurnal ilmiah, kamus, dan lain-lain).


(22)

3. Penelusuran Data Online

Selain wawancara, observasi, dan studi pustaka, peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data online untuk melengkapi data-data yang didapat peneliti dan untuk mempercepat kerja peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini

1.8.2 Teknik Analisis Data

Analisis yang dilakukan dengan metode deskriptif sehingga pembahasan dilakukan secara deskriptif yang meliputi tahapan :

1. Pengumpulan data yang dilakukan penulis pada saat tahap awal sehingga berbagai macam data kualitatif mengenai Strategi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung Dalam Mempromosikan Kamar Hotel Kepada Para Pengnjungnya.

2. Klasifikasi data yakni proses penelitian, pemusatan penelitian pada penyederhana data mentah dari catatan lapangan atau penelitian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban, kualifikasi jawaban atau informan penelitian terhadap Public Relations Hotel Jayakarta Bandung. 3. Proses akhir analisis penelitian dan pembahasan yang didasarkan pada

rujukan berbagai teori yang digunakan dimana didalamnya ditentukan suatu kepastian mengenai aspek teori dan kesesuaian dengan fakta hasil penelitian di lapangan.


(23)

1.9 Subyek dan Informan

1.9.1 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah hotel Jayakarta Bandung.

1.9.2 Informan Penelitian

Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi mengenai objek penelitian tersebut. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitian yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain yang berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial.

Peneliti memilih teknik total sampling dalam penelitian ini. Karena peneliti memilih semua informan dalam penelitiannya dan sesuai dengan tujuan penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah Public Relations Hotel Jayakarta Bandung yang berjumlah 2 orang, yaitu Ibu Juliaty sebagai Public Relations Manager dan Ibu Fiena Fauziah Affiani sebagai Asst.Public Relations Manager Hotel Jayakarta Bandung.


(24)

1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.10.1 Lokasi

Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data sebagai syarat penulisan tugas akhir ini, penulis memilih Hotel Jayakarta Bandung :

- Jalan Ir.H.Juanda No.381 A Bandung 40123 - Telp 022-2505888

- Fax 022-2505388

- E-mail : bandung@jayakartahotelsresorts.com

1.10.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai juli 2010.

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari

2010

Maret

2010

April

2010

Mei

2010

Juni

2010

Juli

2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul


(25)

1.11 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 Pengajuan Bab1-3

4 Pengumpulan data

5 Penulisan laporan

6 Bimbingan

7 Analisis Data

8 Pengajuan Bab IV, Bab V

9 Pendaftaran Sidang


(26)

Berisikan mengenai tinjauan Public Relations, Sejarah, pengertian, proses, hubungan, fungsi, analisa mengenai strategi Public Relations serta menganalisa komunikasi perusahaan.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Bab ini menjelaskan Sejarah Lembaga, Budaya Lembaga, Moto Lembaga, Logo dan Arti Lambang Lemabaga, Job Description, Objek Penelitian. BAB IV PENELITIAN & PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran data yang di dalamnya mengelompokan data yang dimiliki. Dan analisis data, pada bagian ini mengolah data dengan menggunakan alat ukur dan teori-teorinya. Serta membahas seluruh hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN

Terdiri dari kesimpulan berupa summary dari hasil penelitian maupun jawaban atas indentifikasi yang telah ditentukan di awal dan juga saran yang ditujukan pada dua pihak, yaitu pihak yang memanfaatkan penelitian dan kepada peneliti.


(27)

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Public Relations

2.1.1 Pengertian Public Relations

Batasan pengertian Public Relations, menurut para ahli sampai saat ini belum ada satu kesepakatan secara tegas, ini disebabkan karena pertama, banyaknya definisi Public Relations yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang public relations yang telah dirumuskan oleh para pakar atau ahli, maupun professional Public Relations yang satu sama lain saling berbeda pendapat tentang Public Relations. Kedua, terjadi perbedaan batasan pengertian tentang Public Relations diakibatkan karena adanya latar belakang yang berbeda, misalnya definisi yang dilontarkan oleh kalangan akademis akan lain dengan apa yang diungkapkan oleh kalangan praktisi Public Relations. Ketiga, sesuatu yang menunjukkan baik secara teoritis maupun prktisi bahwa kegiatan Public Relations itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan dinamika masyarakat serta mengikuti kemajuan zaman.

Mungkin tidak ada bidang ilmu lain yang sulit didefinisikan seperti Public Relations. Semua orang percaya bahwa definisi dari Public Relations bisa saja berbeda-beda arti bagi masing-masing pihak. Ada yang melihatnya dari segi komunikasi, publikasi, manajemen, pemasaran, atau periklanan, begitu kompleksnya.


(28)

Menurut John E. Maiston definisi umum dari Public Relations adalah Public Relations is planned, persuasive communications designed to influence significant public.” (Kasali,2000:6), sedangkan definisi yang berkaitan dengan manajemen adalah definisi yang dikeluarkan oleh Danny Grinsworld, Public Relationsm News (International Public Relations Weekly for Executives) dimana Public Relations adalah :

“Fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap dua publik, mengidentifikasikan kebijakan dan prosedur seseorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan public” (Kasali, 2000:7).

Lebih lanjut Rex F. Harlow dalam sebuah bukunya yang berjudul “A model for Public Relations Education for Profesional Practice” memberikan definisi Public Relations sebagai berikut :

Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama; melibatkan menejemen dalam persoalan atau permasalahan, membantu manajemen mampu menanggapi opini public; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian


(29)

serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama” (Ruslan, 1998:17)

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, ada beberapa kesamaan antara pengertian yang satu dengan yang lainnya. Ada unsur-unsur utama yang sama, yang menyangkut antara lain:

1. Public Relations sebagai fungsi manajemen yang melekat pada organisasi merupakan suatu kegiatan yang berorientasi/bertujuan untuk memperoleh goodwill, menciptakan dan membina pengertian dan pengakuan dari publik, membina dan memelihara kerjasama, menciptakan citra serta membentuk dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan publik-publiknya.

2. Orientasi kegiatan Public Relations adalah organisasi dan publik, artinya apabila antara kepentingan organisasi dan publik seimbang, maka hal ini akan menentukan sukses atau gagalnya tujuan organisasi.

3. Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang terencana, artinya setiap kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations telah melalui tahapan-tahapan dimana setiap tahapan ini melalui perencanaan yang matang dan tidak asal-asalan. Ini berarti Public Relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang di organisasikan sebagai suatu rangkaian program yang terpadu dan teratur. Jadi Public Relations bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan.

4. Perencanaan dalam kegiatan Public Relations adalah perencanaan dengan tujuan yang baik untuk menciptakan opini publik yang favourable dan menguntungkan semua pihak.


(30)

5. Aktivitas Public Relations adalah aktivitas komunikasi timbal balik atau dua arah sebagai upaya untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi dan masyarakat. Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya mutual understanding, mutual confidence dan image yang baik.

Jadi dalam ke lima unsur utama tersebut diatas menunjukkan adanya hubungan kait mengait secara holistik yang merupakan proses berkesinambungan dalam fungsional Public Relations yang melekat dengan manajemen oraganisasi, dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran utama badan usaha/organiasasi.

Definisi-definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih jelas tentang konsep Public Relations. Meskipun rangkaian 2 kata (Public dan Relations) dapat diartikan melalui berbagai cara. Tetapi Public Relations tetap suatu seni, suatu teknik yang memerlukan keahlian khusus.

2.1.2 Proses Public Relations

Proses Public Relations sangat tergantung dari input informasi, karena bidang Public Relations adalah suatu studi yang menyangkut sikap manusia yang membutuhkan ketajaman dan kepekaan analisis, serta data yang dapat mengubah sikap manusia atau kelompok manusia secara efektif. Proses Public Relations selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian. Berdasarkan prosesnya, ada empat langkah yang biasa dilakukan dalam proses Public Relations sebagaimana yang diajukan oleh Cutlip dan Center sebagai berikut:

1. Definisikan Permasalahan

Dalam tahap ini Public Relations perlu melibatkan diri dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu Public Relations perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap, dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan. Tahap ini merupakan penerapan atau fungsi intelijen perusahaan. Langkah ini dilakukan oleh seorang Public Relations setiap saat secara kontinu bukan hanya pada saat krisi terjadi.


(31)

2. Perencanaan dan Program

Pada tahap ini seorang Public Relations sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah ini dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Pada tahap ini penting bagi Public Relations mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian.

3. Aksi dan Komunikasi

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan fakta dan data yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan. Pada tahap ini, aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals yang spesifik.

4. Evaluasi Program

Proses Public Relations selalu dimulai dari mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta. Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum, seorang Public Relations perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Maka, tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama, atau setelah suatu masa berakhir. (Kasali, 2000: 84-85).

Keempat langkah diatas merupakan tahap-tahap yang penting, sehingga dalam menjalankan keempat tahapan itu harus lengkap, tidak boleh ada yang terlewat.

2.1.3 Fungsi Public Relations

Fungsi merupakan kegiatan operasional dari suatu benda atau lembaga. Mengenai istilah fungsi ini, Ralph Curier dan Allan C. Filley dalam bukunya

“Principle of Management” dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1993:24)

menyatakan bahwa “istilah fungsi menunjukkan suatu tahap yang jelas yang dapat dibedakan bahkan dari tahap pekerjaan lain”.


(32)

Dalam kaitannya dengan public relations, maka public relations dalam suatu organisasi dapat dikatakan berfungsi apabila menunjukkan kegiatan yang jelas yang dapat dibedakan dengan kegiatan yang lainnya.

Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga/organisasi. (Rachmadi,1992:21).

Selanjutnya mengutip dari Edwin Emery dalam “Introductions to Mass

Communications” F. Rachmadi menyebutkan fungsi Public Relations:

“The planned and organized effort of a company or institutions to establish mutually beneficial through acceptable communications relationship with its various publics (upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya)” (Rachmadi, 1992:21).

Adapun fungsi dasar dari Public Relations seperti yang diungkapkan oleh Moore, meliputi:

1. Menginterpretasikan opini publik untuk kepentingan manajemen dan mengumpulkan informasi mengenai sikap publik.

2. Membuat manajemen sadar akan kecenderungan dalam politik, sosial dan ekonomi.

3. Meminta perhatian manajemen atas aspek-aspek dari stimuli pengoperasian yang dapat merintangi hubungan perusahaan dengan publik.

4. Menyampaikan saran-saran kepada manajemen untuk menangani hubungan tersebut. (Moore,1987:160)

Cutlip and Center dalam bukunya “Effective Public Relations” juga mengemukakan 3 fungsi Public Relations yaitu:


(33)

a. To ascertain and evaluate public opinion as it relates to his organization (menjamin dan menilai opini publik yang ada dari organisasi).

b. To councel executives on way of dealing with public opinion as it exist (untuk memberikan nasihat/penerangan pada manajemen dalam hubungannya dengan opini publik yang ada).

c. To use communication to influence public opinion (untuk menggunakan komunikasi dalam rangka mempengaruhi opini publik). (Effendy, 1997:134)

Penekanan dari uraian diatas mengenai fungsi public relations, Cutlip and Center lebih menekankan kepada penciptaan dampak yang menyenangkan dari pihak publik terhadap kebijakan dan operasionalisasinya oleh pimpinan organisasi.

Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Humas” mengemukakan 4 fungsi public relations, yaitu:

a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ekstern maupun intern.

c. Menciptakan komunikasi dan menyalurkan opini publik kepada organisasi. d. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan

umum. (Effendy, 1986: 31-32).

Betrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and

Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari public relations ini

dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal maupun eksternal. Dalam bukunya, ia mengemukakan tiga fungsi public relations:


(34)

Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik)

And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik). (Yulianita, 1999: 49).

Dari definisi fungsi public relations di atas pada dasarnya dapat ditarik suatu kesimpulan tentang fungsi public relations secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Public Relations Officer (PRO) yaitu hanya menyangkut 2 fungsi public relations yang prinsipnya:

1. Menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada public 2. Menyampaikan opini publik pada manajemen.

Untuk itu sebagai fungsi manajemen, public relations berarti mempunyai kontribusi yang sangat penting untuk membantu lancarnya kegiatan manajenmen khususnya dalam membantu hal-hal yang berkaitan dengan upaya untuk menilai sikap publik terhadap organisasinya.

Fungsi public relations apabila dilaksanakan dengan seksama akan menjadi dukungan yang nyata terhadap pencapaian tujuan organisasi beserta manajemennya, karena fungsi yang tidak memihak. Fungsi public relations adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, sehingga dengan adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan komunikasi dalam organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang harmonis.

Dengan memelihara komunikasi yang baik, yaitu hubungan komunikatif diantara public relations dengan publik internal maupun publik eksternal yang dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati. Selain itu dengan menitikberatkan moral dan perilaku yang baik, fungsi public relations juga mewakili organisasi agar memperoleh pandangan yang positif dari publik.

2.1.4 Tujuan Public Relations

Dalam sebuah organisasi, public relations dibentuk atau digiatkan untuk menunjang manajemen yang berupaya untuk mencapai tujuan organisasi sehingga tujuan sentral public relations yang akan dicapai adalah tujuan organisasi. Tujuan organisasi yang diperjuangkan oleh manajemen dan ditunjang oleh public relations itu tergantung pada sifat organisasinya. Tujuan public relations secara umum adalah untuk menciptakan, memelihara, dan meningkatkan citra yang baik


(35)

dari organisasi kepada publik yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi daripada publik yang bersangkutan, dan memperbaikinya jika citra itu menurun/rusak. Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, mengatakan ada empat hal yang prinsip dari tujuan Public Relations yakni:

1. Menciptakan citra yang baik 2. Memelihara citra yang baik 3. Meningkatkan citra yang baik

4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun/rusak. (Yulianita,1999: 43).

Menurut Frank Jefkins tujuan Public Relations adalah: “Meningkatkan favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut”. (Yulianita, 1999: 42). Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan Public Relations adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 1999: 42). Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya menekankan tujuan pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu tujuan penting bagi sebuah perusahaan, karena dengan memiliki citra yang baik, sebuah perusahaan akan dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada tingkat kepercayaan publik-publikya.

2.2 Tinjauan Tentang Strategi

Strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategeia, bila dilihat dari sudut etimologi kata, maka istilah strategeia merupakan gabungan dari dua kata yaitu


(36)

stratos“ yangb berarti militer dan ”ag“ yang artinya memimpin. Istilah ”strategeia“ lahir di Yunani karena kondisi zaman pada saat itu, yaitu saat Yunani diwarnai oleh perang. Sedangkan istilah ”strategeia“ sendiri memiliki arti yaitu seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.

Pentingnya strategi adalah untuk memenangkan perang, sedangkan pentingnya taktik untuk memenangkan pertempuran. Demikian pula dalam berkomunikasi, terlebih lagi komunikasi yang dilancarkan untuk suatu organisasi. Dikalangan militer terdapat ungkapan yang berbunyi ”To win the war, not to win tha battle“ yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu ”memenangkan perang bukan memenangkan pertempuran“.

Pada hakikatnya strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai satu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan peta jalan saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Sebagai landasan dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan pemikiran korelasi antar komponen dalam strategi dari Effendy (2003).

”Dimana dalam rangka menyusun strategi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat“ (Effendy, 2003:35).

Dengan demikian pula strategi komunikasi (communicating strategy) dan manajemen komunikasi (communicating management). Untuk mencapai suatu


(37)

tujuan, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut seperti:

A. Mengenali sasaran komunikasi pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Faktor kerangka referensi

Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi (frame of reference).

2. Faktor situasi dan kondisi

Situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan, situasi yang bias menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan.

B. Pemilihan media komunikasi

Untuk mencapai sasaran komunikasi, kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai. Pesan yang disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan, mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi itu tidak dapat ditegaskan dengan pasti, sebab masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.


(38)

C. Pengkajian tujuan pesan komunikasi

Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu, ini menentukan teknik yang harus diambil. Apakah itu teknik informasi, persuasive atau teknik intruksi.

D. Peranan komunikator dalam komunikasi

Ada faktor penting dalam diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi, yaitu daya tarik sumber (source attractivenes) dan kredibilitas sumber (source credibility).

1. Daya Tarik Sumber (Source Attractivenes)

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi jika mampu mengubah opini public dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator ikut serta dengannya. Komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengannya, sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.

2. Kredibilitas Sumber (Source Credibility)

Faktor kedua yang biasanya menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan kepada komunikatornya.

Strategi menurut Ahmad S. Adnanputra, M.A., M.S., pakar Humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), ialah “bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana produk dari suatu


(39)

perencanaan (planning)”. Dalam melakukan strategi komunikasi yang persuasive, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

2. Public Relations sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk sikap, dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau stimulasi tertentu.

3. Mendorong public untuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan atau organisasi agar dapat terciptanya perubahan sikap dan penilaian.

Perubahan sikap dan penilaian dari pihak public dapat terjadi maka pembinaan atau pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut terpelihara dengan baik.

2.2.1 Tujuan Strategi

Public Relations salah satu komponen perusahaan diadakan untuk tujuan strategis, yaitu untuk membaca rintangan yang muncul dari luar (ketentuan pemerintah yang mematikan, ketidakpahaman karyawan atas sikap penduduk disekitar perusahaan/lembaga sehingga penduduk bersikap melawan tindakan pesaing, boikot dari konsumen sampai pada kesalahan perusahaan yang dibuat


(40)

tanpa sengaja terhadap publiknya). Maupun dari dalam (pemogokan karyawan, pengrusakan, sikap tidak terpuji, dll).

Menurut Pace, Peresson dan Burenett, tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut:

a. To secure understanding, untuk memastikan bahwa terjadi sesuatu pengertian dalam berkomunikasi.

b. To establish acceptance, bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.

c. To motive action, penggiatan untuk motivasi

d. The goals which the communication sought to achieve, bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator tersebut.

Untuk mencapai tujuan Perusahaan dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan yang sulit, Public Relations memberi sumbangan yang sangat besar bagi perusahaan dengan mengembangkan hubungan-hubungan (relations) yang harmonis dengan public internal dan public eksternal nya agar perusahaan tersebut dapat mengembangkan kemampuannya mencapai misinya.

2.2.2 Strategi Perencanaan Program Public Relations

Suatu program public relations, baik itu yang berjangka panjang maupun berjangka pendek (untuk satu peristiwa tunggal), harus direncanakan dengan cermat dan hati-hati, sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang


(41)

nyata. Perencanaan yang matang akan menghasilkan suatu program public relations yang efektif. Perencanaan program public relations berdasarkan fakta dan landasan berpikir yang sehat, yang membuat seseorang menjadi tahu arah dan tujuan yang ingin dicapainya. Perencanaan program public relations membutuhkan:

1. A searching look backward, yaitu penelusuran masa lampau untuk menetapkan faktor-faktor yang memegang peranan penting dalam situasi yang sedang terjadi.

2. A deep look inside, yaitu penelaahan terhadap fakta-fakta dan pendapat yang dipertimbangkan, dipandang dari sudut tujuan organisasi dan keabsahan bobot

3. A wide look around, yaitu melihat kecenderungan-kecenderungan yang ada pada berbagai aspek (politik, sosial dan ekonomi) di sekeliling kita, serta situasi dan kondisi saat itu

4. A long, long look ahead, untuk tujuan dan pelaksanaan program organisasi ditentukan. (Ruslan,1998: 141)

Mengapa seorang public relations perlu menyusun program public relations? Dari sekian banyak alasan, ada empat yang paling menonjol bagi dilakukannya perencanaan public relations. Keempat alasan tersebut adalah sebagai berikut:


(42)

1. Untuk menetapkan target-target operasi public relations yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh.

2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.

3. Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling penting guna menentukan (i) jumlah program dan (ii) waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program public relations yang telah diprioritaskan tersebut.

4. Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas (i) personel yang ada, (ii) daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera, kendaraan, dan sebagainya, serta (iii) anggaran dana yang tersedia. (Anggoro, 2000:76).

Kata-kata yang paling penting untuk diingat di sini antara lain adalah: jam kerja, prioritas, penentuan waktu, sumber daya, peralatan, dan anggaran. Perencanaan program public relations mau tidak mau harus dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan organisasi. Tanpa adanya suatu program yang terencana, seorang praktisi public relations akan terpaksa beroperasi secara instingtif sehingga ia mudah kehilangan arah. Pada akhirnya ia akan sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang telah dicapai, dan apa saja hasil-hasil konkret yang telah


(43)

dibuahkannya. Perencanaan program Public Relations mau tidak mau harus dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan organisasi.

2.3 Tinjauan Tentang Promosi

Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan prasarana. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. pengertian promosi yang dikemukakan oleh philip Kotler adalah sebagai berikut :

"Promotion encompasses all the tools in the marketing mix whose mayor is persuasive communication".

Promosi meliputi semua alat-alat dalam kombinasi pemasaran yang peranan utamanya adalah untuk mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk promosi merupakan suatu proses komunikasi dari penyampaian amanat atau berita tentang produk/barang atau jasa dari penjual kepada para pembeli potensial (konsumen).


(44)

Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusaha-usahaan untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan ataupun untuk menyampaikan berita tentang produk tersebut dengan jalan mengadakan komunikasi dengan para pendengar (audience) yang sifatnya membujuk. Pada prateknya walaupun pelaksanaan promosi ini umumnya dilakukan oleh para penjual/produsen, pihak pembeli atau calon pembeli kadang-kadang ada kalanya secara sadar atau tidak sadar juga telah melakukan promosi, misalnya bila mereka menginginkan suatu informasi/keterangan mengenai harga, kwalitas dan sebagainya dari pihak penjualan.

2.3.1 Tujuan Promosi

Tujuan dari promosi adalah :

1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial 2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit

3.Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan 4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar


(45)

5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing 6. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

2.3.2 Promotional Mix / Bauran Promosi

Bauran promosi merupakan gabugan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan prmosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi sebagai berikut :

1. Iklan seperti iklan koran, majalah, radio, katalog, poster, dll. 2. Publisitas positif maksimal dari pihak-pihak luar.

3. Promosi dari mulut ke mulut dengan memaksimalkan hal-hal positif. 4. Promosi penjualan dengan ikut pameran, membagikan sampel, dll. 5. Public relation yang mengupayakan produk diterima masyarakat.

6. Personal selling penjualan personil yang dilakukan tatap muka langsung.

2.4 Tinjauan Tentang Kamar Hotel

Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.


(46)

Pengertian hotel ini dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel seperti tersebut di bawah ini :

a. Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987)

b. Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :

1) Jasa penginapan

2) Pelayanan makanan dan minuman 3) Pelayanan barang bawaan

4) Pencucian pakaian

5) Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. (Endar Sri,1996:8)

c. Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27)

2.4.1 Jenis-jenis Kamar Hotel


(47)

Standard Room. Inilah jenis kamar dengan ukuran paling kecil dengan fasilitas terbatas. Biasanya hanya berisi tempat tidur, kamar mandi dengan shower, sepasang kursi dan meja kecil, TV, dan meja rias kecil.

Superior Room. Kamar ini berukuran di atas Standard Room. Kamar mandi lebih luas dan biasanya sudah dilengkapi dengan bath-up. Disamping fasilitas yang ada di kamar standar, beberapa hotel masih menambahkan sofa, meja rias, pengering rambut, mesin pembuat kopi.

Deluxe Room. Dibandingkan Superior Room, kamar jenis ini hanya sedikit lebih luas dan fasilitasnya cenderung sama dengan Superior Room.

Suite. Yang membedakan kamar ini adalah adanya ruangan lain disamping kamar tidur dan kamar mandi. Ruangan lain ini seperti ruang tamu dengan beberapa kursi atau sofa. Nah karena ada ruang tambahan ini maka luas kamar lebih besar dibandingkan Superior/Deluxe Room. Beberapa hotel masih membagi lagi Suite Room menjadi Junior Suite, Business Suite atau Executive Suite.

Presidential. Inilah kamar terluas dibandingkan dengan jenis kamar lainnya. Pada dasarnya ini masuk kategori Suite Room dengan luas dan fasilitas paling lengkap. Kamar jenis ini hampir menyerupai rumah. Tidak semua hotel memiliki kamar jenis ini, hanya hotel-hotel mewah bintang 5 yang menyediakannya, itupun hanya beberapa unit saja. Beberapa hotel menempatkan Presidential Suitenya dekat dengan fasilitas pendaratan helikopter (helipad) dan memiliki pemenadangan terbaik yang dimiliki hotel.


(48)

2.5 Tinajauan Tentang Pengunjung

Pengunjung sebagai titik sentral perhatian pemasaran. Pengunjung bisa saja menerima atau menolak, dengan melihat sejauh mana produk atau jasa itu dipandang relevan dengan kebutuhan dan gaya hidupnya. Pengunjung terdiri atas semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk pengunjung pribadi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengunjung : 1. Faktorkebudayaan

a. Budaya b. Sabudaya c. Kelas social 2. Faktor social

a. Kelompok Refferensi b. Keluarga

c. Peranan dan Status 3. Faktor Pribadi

a. Usia dan tahap daur kehidupan b. Keadaan ekonomi


(49)

d. Kepribadian dan konsep diri 4. Faktor Psikologis

a. Motivasi b. Prsepsi c. Belajar

d. Kepercayaan dan sikap

Empat tipe pengunjung :

1. Pengunjung yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan atau melakukan suatu kunjungan ketempat-tempat wisata maupun tempat penginapan atau Hotel.

2. Perilaku pengunjung yang melakukan pembelian terhadap suatu merk secara berulang-ulang.

3. Perilaku pengunjung yang melakukan pembaliannya dengan pembuatan keputusan.

4. Perilaku pengunjung yang dalam pembeliannya atas suatu merk produk berdasarkan kebiasaan.


(50)

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Hotel Jayakarta Bandung

Bandung dengan udara sejuknya, khususnya di pagi hari dan pada saat menjelang sore hingga malam hari, memberi kesegaran dan perubahan suasana, dengan posisinya yang berada 750 meter di atas permukaan laut. Arsitektur dari gedung – gedungnya yang bergaya Art deco mencerminkan impresi masa lalu. Bandung pernah dikenal dengan sebutan Paris Van Java karena keindahan alamnya dan Bandung juga memiliki julukan sebagai Kota Kembang. Bandung merupakan Ibu Kota Propinsi Jawa Barat. Bandung merupakan kota seni, budaya dan pendidikan. Bandung dikenal pula sebagai pusat perbelanjaan dan surga makanan dengan banyaknya clothing dan distro serta factory outlet. Maka Bandung merupakan kota tujuan wisata bagi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Hotel Jayakarta Bandung didirikan untuk menunjang kepariwisataan di Kota Bandung, khususnya dalam penyediaan akomodasi bagi para wisatawan. Hotel Jayakarta Bandung terletak disebelah utara kota Bandung, daerah perbukitan dengan pemandangan gunung dan hamparan kota Bandung, yang berlokasi di Jl.Ir.H. Juanda No. 381 A Dago Bandung 40135, sebagai hotel berbintang 4.


(51)

Hotel Jayakarta Bandung dibangun di atas tanah seluas 10.000 m2 dan dibuka pertamakali (Grand opening) untuk tamu pada tanggal 10 Maret 1994 dengan nama Jayakarta Suites Hotel.

Pada tahun 1995 Jayakarta Suites Hotel berubah nama menjadi Hotel Jayakarta Bandung, yang diresmikan oleh Bapak Soeharto, Presiden Republik Indonesia pada tanggal 6 Desember 1995.

Dinamakan Jayakarta karena induk hotel pertama (Pusatnya) didirikan di pusat pemerintahan Republik Indonesia yaitu Ibu Kota Jakarta, yang mana asal mula nama Jakarta adalah Jayakarta. Hal ini sebagai tanda penghargaan terhadap pendiri kota Jakarta yaitu Pangeran Jayakarta.

Hotel Jayakarta pada saat dibangun pertama kali di Jakarta, merupakan satu satunya hotel yang bernuansa Indonesia, baik dari segi arsitektur bangunan maupun design interiornya pada saat itu dan pemiliknya adalah orang Indonesia. Hotel Jayakarta adalah hotel bisnis dan resort, yaitu tempat yang tepat untuk menjalankan kegiatan bisnis dan tempat untuk beristirahat pada akhir pekan bersama keluarga. Hotel Jayakarta juga merupakan tempat yang nyaman untuk menikmati ketenangan di tengah suasana air terjun buatan dengan kekhasannya tersendiri yaitu kolam pasir anak yang pertama terdapat di hotel di Kota Bandung.

Hotel Jayakarta Bandung dapat ditempuh hanya dalam waktu +10 menit dari jalan Tol Pasopati, + 30 menit berkendaraan dari Jalan Merdeka yaitu pusat


(52)

perbelanjaan dan pusat bisnis Bandung Indah Plaza, Bandung Electronic Center, Plaza Dago. Bandara Husein Sastranegara +45 menit, Stasiun Kereta Api +35 menit dan +60 menit dari Terminal Bus Leuwi Panjang.

Dari Hotel Jayakarta Bandung, Teater terbuka Dago Tea House dapat dicapai dengan berjalan kaki selama +15 menit, Dago Endah Golf Course dan Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda dapat dicapai dalam waktu +10 menit berkendaraan. Restaurant The Valley, Restaurant The View dan Siera Café dapat dicapai +15 menit berkendaraan. Cihampelas walk +30 menit dan beberapa factory outlet disepanjang Jalan Ir. H. Juanda (Dago) dapat dicapai +10 menit. Restaurant Kampung Daun, Sapu Lidi, The Peak, Rumah Strawbery dan pusat penjualan tanaman hias Cihideung dapat ditempuh selama +1 jam berkendaraan. Hotel Jayakarta Bandung memilik Lobby yang luas dengan pemandangan ke kota Bandung dan kolam renang. Lobby dapat digunakan untuk berbagai pameran dan juga untuk Restaurant. Di Lobby terdapat Scenery Bar & Terrace, Lobby Bakery Corner, Reception & Front Office Cashier, Business Centre, Meeting Room Dago III dan Dago IV, Starindo Tour & Travel, Drug Store & Yucca Beauty Salon, Play Station Corner, Meeting Room Dayang Sumbi dan Meeting Room Necktie.

Di Basemant terdapat North Dago Café Restaurant (indoor dan outdoor), Grand Ball Room (Ball Room A, B, C), Meeting Room Dago I dan Dago II, Sangkuriang Room, Lagoon Swimming Pool, Uperdeck, Sandy Children Pool,


(53)

Whirlpool, Play Ground Children, Club Arena (Fitness Centre dan Aroma Therapy).

Fasilitas yang tersedia untuk tamu adalah Save Deposit Box, Laundry & Dry cleaning, Doctor on call, Car Rental, 24 hours Room Service, Roof Top Tennis Court.

Ruangan untuk Seminar dan Resepsi Pernikahan, Ulang Tahun dan lain – lain yaitu Grand Ball Room mempunyai dinding pemisah yang dapat diatur dengan kapasitas 320 orang set up Theatre dan 80 orang set up U Shape. Dayang Sumbi Room dengan kapasitas 200 orang set up Theatre dan 70 orang set up U – Shape. Necktie Room dengan kapasitas 100 orang set up Theatre dan 50 orang set up U – Shape. Sangkuriang Room dengan kapasitas 50 orang set up Theatre dan 30 orang set up U – Shape. Dago Room I dengan kapasitas 25 orang set up Theatre dan 15 orang set up U – Shape. Dago Room II dengan kapasitas 25 orang set up Theatre dan 15 orang set up U – Shape. Dago Room III dengan kapasitas 40 orang set up Theatre dan 25 orang set up U – Shape. Dago Room IV dengan kapasitas 6 orang set up U – Shape. dan Dago Room V dengan kapasitas 20 orang set up Theatre dan 15 orang set up U – Shape.

Fasilitas untuk Seminar dan Resepsi Pernikahan, Ulang Tahun dan lain – lain meliputi panggung, tata suara, tata lampu standar yang dapat diatur sesuai dengan keinginan.


(54)

Pada tahun 2004 Hotel Jayakarta Bandung berubah nama menjadi The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa.

Sekitar bulan September 2004, The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa membangun gedung baru terdiri dari 5 lantai dan 1 basemant dengan penambahan meeting room sebanyak 7 ruangan, room sebanyak 75 kamar dan pemindahan Lapangan Tennis ke Lt. 5. Pembangunan berjalan + 1,5 tahun. dan diberi nama The Jayakarta Boutique Suite Hotel & Spa. Soft opening pada bulan Desember 2005 dengan dijualnya kamar dan meeting room dengan digantinya nama The Jayakarta Bandung menjadi The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Adapun meeting room tersebut adalah Srikandi Room dengan kapasitas 60 orang set up Theatre dan 40 orang set up U – Shape. Arjuna Room dengan kapasitas 60 orang set up Theatre dan 40 orang set up U – Shape. Krisna Room dengan kapasitas 60 orang set up Theatre dan 40 orang set up U – Shape. Yudhistira Room dengan kapasitas 50 orang set up Theatre dan 30 orang set up U

– Shape. Bima Room dengan kapasitas 50 orang set up Theatre dan 30 orang set up U – Shape. Nakula Room dengan kapasitas 30 orang set up Theatre dan 25 orang set up U – Shape dan Sadewa Room dengan kapasitas 30 orang set up Theatre dan 20 orang set up U – Shape.

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa merupakan Hotel chain Nasional dan merupakan salah satu unit dari The Jayakarta Hotels & Resorts, yang dimiliki oleh PT. Pudjiadi & Sons Tbk yaitu sebuah perusahaan swasta


(55)

Nasional yang bergerak di bidang Management Hotel yang bernama PT. Jayakarta Hotels & Resorts (Jayakarta Inti Management Corporation) yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk No. 126 Jakarta 11180.

PT. Pudjiadi & Sons Tbk membawahi The Jayakarta Jakarta, The Jayakarta Anyer, The Jayakarta Cisarua dan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa. Sedangkan The Jayakarta Yogyakarta, The Jayakarta Bali dan The Jayakarta Lombok berada di bawah naungan PT. Juwara Warga Hotel yang berpusat di Bali dan juga anak perusahaan dari PT. Pudjiadi & Sons Tbk.

Selain Hotel, PT. Pudjiadi & Sons Tbk mempunyai beberapa anak perusahaan yang membawahi Apartemen dan Condominium yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah Apartemen dan Hotel Sol Elite Marbella di Anyer Banten.

3.2 Visi dan Misi 3.2.1 Visi

VISI The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

- The Jayakarta Boutique Suite Hotel & Spa sebagai Hotel yang mempunyai standar pelayanan internasional yang dapat memberikan pelayanan kepada seluruh tamu Hotel, sehingga dapat menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama.


(56)

- The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa dapat memberikan kesejahteraan bagi semuanya, baik pemilik maupun para karyawan dan memberikan aspek yang positip bagi lingkungan disekitarnya.

- The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa menciptakan insan insan pariwisata yang handal dan professional untuk menuju era globalisasi.

3.2.2 Misi

MISI The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa

- Manajemen dan semua karyawan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa akan sepenuhnya berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para tamu baik dari kalangan usahawan maupun wisatawan secara kontinyu.

- Dengan menganggap tamu adalah Raja, memenuhi apa yang diharapkan oleh tamu, memberikan pelayanan yang ramah dan efisien serta tetap menjaga kebersihan hotel. Dengan melakukan itu, maka tamu akan mendapat nilai atas uangnya dan tamu merasa seperti di rumah sendiri.

- The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa akan terus berusaha untuk menjadi hotel yang terbaik di Bandung, dengan slogan karyawan yaitu :

WE ARE ALL SITTING IN ONE BOAT

Yang dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja dalam satu team dan bukan perorangan, juga dapat menghasilkan cara berpikir positif bagi kebaikan hotel dan tamu.


(57)

3.3 Profil Hotel Jayakarta Bandung

Hotel Jayakarta Bandung memiliki 138 kamar, tetapi hanya 136 kamar yang dijual terdiri dari :

- SUPERIOR = 3 kamar

Berada di lantai 2, 3 dan 4

Menghadap ke Parkir Timur/Jalan Raya Ir. H. Juanda (Dago) Tanpa Balcony

Semua kamar Twin Bed

- DELUXE = 38 kamar

Berada di lantai 2, 3 dan 4

Beberapa kamar mempunyai pemandangan yang berbeda yaitu Mountain View dan Residence View.

Tanpa Balcony

Beberapa kamar Twin Bed dan sebagian King Size Bed

Mempunyai connecting room dengan Junior Suite Mountain View

- EXECUTIVE = 39 kamar

Berada di lantai 2, 3 dan 4

Beberapa kamar mempunyai pemandangan yang berbeda yaitu City View, Pool View dan Residence View.

Terdapat Balcony


(58)

Mempunyai beberapa connecting room dengan Deluxe Room dan Executive Room

- JUNIOR SUITE (MOUNTAIN VIEW) = 24 kamar

Berada di lantai 2, 3 dan 4

Seluruh kamar mempunyai pemandangan Mountain View. Beberapa kamar Twin Bed dan sebagian King Size Bed Mempunyai connecting room dengan Deluxe Room Tanpa Balcony

Terdapat Living Room

- JUNIOR SUITE (MOUNTAIN VIEW) = 24 kamar

Berada di lantai 2, 3 dan 4

Seluruh kamar mempunyai pemandangan Mountain View. Beberapa kamar Twin Bed dan sebagian King Size Bed Mempunyai connecting room dengan Deluxe Room Tanpa Balcony

Terdapat Living Room

- JUNIOR SUITE (CITY VIEW) = 30 kamar

Berada di lantai 2, 3 dan 4

Seluruh kamar mempunyai pemandangan City View dan Pool View. Beberapa kamar Twin Bed dan sebagian King Size Bed


(59)

Terdapat Balcony Terdapat Living room

- PENTHOUSE = hanya 1 unit terdiri dari 3 kamar

Terdapat di Lantai 4 saja Terdiri dari dua lantai

Terdapat Living room, Dining room dan Pantry (Mini Kitchen) Pemandangan kamar ke Mountain View

Terdapat Balcony

- PRESIDENTIAL SUITE = hanya 1 unit terdiri dari 2 kamar (1

Deluxe Room dan 1 Executive Room)

Terdapat di Lantai 4 saja

Terdapat Living Room, Dining Room dan Pantry (Mini Kitchen) Pemandangan kamar ke Street View dan City View

Terdapat Balcony

- GM APARTEMENT = terdiri dari 2 kamar (1 Deluxe Room dan 1

Executive Room)

Terdapat di Lantai 2 saja

Terdapat Living Room, Dining Room dan Pantry (Mini Kitchen) Pemandangan kamar ke Village View


(60)

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa juga memiliki 75 kamar dengan nama The Boutique Rooms. Dinamakan The Boutique Rooms karena setiap lantai memiliki model yang berbeda – beda yaitu :

1. Lantai Ground modelnya Minimalis 2. Lantai 1 modelnya Minimalis 3. Lantai 2 modelnya Ethnic 4. Lantai 3 modelnya Mediteranian 5. Lantai 4 modelnya Classic The Boutique Rooms terdiri dari :

- BOUTIQUE VILLAGE CITY VIEW = 30 kamar

Berada di Lantai Ground, 1, 2, 3 dan 4 Pemandangan menghadap ke Village View Terdapat Balcony

Beberapa kamar Twin Bed dan Double Bed

- BOUTIQUE POOL CITY VIEW = 30 kamar

Berada di Lantai Ground, 1, 2, 3 dan 4 Pemandangan menghadap ke Pool View Terdapat Balcony


(61)

- BOUTIQUE PREMIER = 11 kamar

Berada di Lantai Ground, 1, 2, 3 dan 4 Pemandangan menghadap ke City View Terdapat Balcony

Semua kamar King Size Bed

- BOUTIQUE PREMIER DELUXE = 4 kamar

Berada di Lantai 1, 2, 3 dan 4

Pemandangan menghadap ke City View dan Pool View Terdapat Balcony

Semua kamar King Size Bed

Terdapat Living Room, Dining Room dan Pantry

Semua kamar dilengkapi dengan sambungan telepon SLI, system pengaman kunci elektronik, pengatur suhu, radio, mini bar, kamar mandi, TV Cable dilengkapi remote control dengan saluran satelit multilingual, tegangan listrik 220 volt, wardrobe, luggage rack, TV & Refrigerator rack, Mini Bar, writing table, writing chair, round table, chair, head board, bed, nakast, art work.


(62)

3.4 Logo

Gambar 3.1 Logo Hotel Jayakarta

3.5 Struktur Organisasi Hotel Jayakarta Bandung

Struktur organisasi menunjukkan suatu tingkatan hirarki, dimana dalam struktur organisasi dapat diketahui hubungan antara bagian yang satu dengan yang lainnya, hubungan atasan dengan bawahan. Dengan memperlihatkan struktur organisasi, maka setiap orang dapat mengetahui tugas, wewnang, dan tanggungjawabnya masing-masing. Selain itu juga akan mempermudah pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pertanggungjawaban atas tugas yang telah dibebankan. Struktur organisasi dirancang sesuai dengan kebutuhan hotel, makin besar dan lengkap fasilitasnya, maka struktur organisasinya juga semakin komplek. Agar lebih jelas, maka penulis melampirkan skema struktur organisasi Hotel Jayakarta Bandung sebagai berikut :


(63)

Gambar 3.2

Struktur Organisasi Sales & Marketing Dept

Sumber : Arsip Hotel Jayakarta Bandung, 2010 General Manager

Sales & Marketing Manager

Sales Manager

Reservation Staff Reservation SPV Sales Executive

House Artist Asst.Sales Manager

Asst.PR Manager

Sales & Marketing Secretary

PR Manager


(1)

Selain membuat flayer tentang harga-harga kamar Hotel Jayakarta Bandung juga membangun network, memperbanyak data base tamu,dibuat setiap 3 bulan sekali dan melakukan pendataan statistic mengenai tamu-tamu yang datang.

Manfaat dari perencanaan-perencanaan promosi kamar hotel yang telah dilakukan hotel Jayakarta Bandung adalah untuk mengetahui kebutuhan (Trend) yang sekarang berkembang setelah diketahui, dibuatlah media yang digunakan untuk mempromosikan kamar hotel kepada para tamu dan konsumen. Kelebihan : hotel Jayakarta Bandung sudah mempunya citra dan brand image yang baik karena usianya yang sudah cukup lama yaitu berdiri sejak tahun 1995. Sehingga memudahkan untuk mempromosikan hotel Jayakarta Bandung kepada konsumennya.

Kekurangan : kurangnya budget promosi dan kurangnya kelengkapan database tamu.

II. Bagaimana perencanaan Public Relations Hotel Jayakarta

Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?


(2)

113

Jenis kegiatan yang dilakukan hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya adalah melalui program sales call, in house promo, dan sales blitz sms. Media yang digunakan adalah media massa dan media elektronik.

Program-program tersebut rutin dilakukan oleh Hotel Jayakarta Bandung untuk mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya.

Program yang paling tepat dan efektif sebagai sarana promosi kamar hotel Jayakarta Bandung adalah In house selling.

Untuk menarik minat pengunjung atau konsumen supaya berminat dan memilih hotel Jayakarta Bandung sebagai tempat penginapan yang nyaman.

Bekerjasama dengan pihak media massa dan elektronik untuk mempromosikan Hotel Jayakarta Bandung.

III. Bagaimana bentuk komunikasi Public Relations Hotel Jayakarta

Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya?

Bentuk komunikasinya komunikasi dua arah (Two way communication).


(3)

Mengenai jenis kamar, fasilitas, harga kamar, benefit yang diperoleh, dll.

Melalui media massa ,media elektronik dan internet.

IV. Bagaimana evaluasi Public Relations Hotel Jayakarta Bandung

dalam mempromosikan kamar hotel kepada para

pengunjungnya?

Dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali diadakan suatu training bagi karyawan hotel dan diadakan daily briefing pada setiap outlet dan setiap satu bulan sekali diadakan departemental meeting yang berguna untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi, complain dari para tamu sekaligus mencari pemecahan masalah tersebut.

Respon yang baik dan tamu datang ke Hotel Jayakarta Bandung menggunakan fasilitas hotel. Respon yang baik dari pengunjung dan tamu hotel sangat diharapkan mencapai angka yang tinggi.

Dilakukan setiap 1 bulan sekali.

Untuk mengetahui komentar para tamu sejauh mana keberadaan dan pelayanan yang diberikan oleh Hotel Jayakarta Bandung kepada para tamunya. Hal tersebut merupakan feed


(4)

(5)

(6)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Logo Hotel Jayakarta………..……...…57

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Sales & Marketing Dept………..……….……58

Gambar 4.1 Contoh Neon Sign Hotel Jayakarta Bandung………85

Gambar 4.2 Contoh Brosur Hotel Jayakarta Bandung………..88

Gambar 4.3 Contoh Guest Comment Hotel Jayakarta Bandung………….……..93

Gambar L1 Foto Pintu Masuk Hotel Jayakarta Bandung………...….124

Gambar L2 Foto Hotel Jayakarta Bandung………..….……..125

Gambar L3 Contoh Website Hotel Jayakarta Bandung……….……..126

Gambar L4 Foto Bentuk Promosi Hotel Jayakarta Bandung……….……..127