Perancangan Media Promosi Pengenalan Tarian Barongsai Sebagai Akulturasi Etnis Tionghoa dan Indonesia.

(1)

ABSTRACT

Chinese Lion Dance is a traditional dance with costumes that resembled a lion. Usually lion dance performed on the occasion of the celebration of feast or traditional Chinese. This dance is usually displayed as a dance accompanied by the beat of drums and cymbals as well. Not infrequently acrobatic lion dance performed in a stunning motion at once thrilling.

The problems that now exist in society today are already known about the lion dance, but they do not know the other benefits further in the art of dance Like a lion dance and martial body that not many laymen know. Therefore felt the need of knowledge more about the meaning and other benefits contained in the lion dance art.

For teenagers, lion dance is just a mere entertainment. Then the next generation is expected to retain the lion dance culture. Planting culture in adolescents can be done in various ways, starting with instilling a culture through cultural education to introduce it from this day onward. For example, joining the training at monasteries or temples

Based on these problems, it could be more attractive to the younger generation to learn the lion dance, which is the media promoting lion dance event graphics that can be followed by all teenagers.


(2)

ABSTRAK

Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan kostum menyerupai singa. Biasanya barongsai dipentaskan pada kesempatan pesta atau perayaan tradisional Cina. Tarian ini biasanya ditampilkan sebagai sebuah tarian yang diiringi oleh tabuhan kendan dan gendering juga simbal. Tidak jarang barongsai dipentaskan dalam gerak akrobatik yang memukau sekaligus mendebarkan.

Permasalahan yang kini ada di jaman sekarang adalah masyarakat sudah mengenal barongsai, akan tetapi meraka tidak mengenal lebih lanjut manfaat lain di dalam tari barongsai, seperti seni olah tubuh dan bela diri yang tidak banyak orang awam mengetahuinya. Oleh sebab itu dirasa perlunya pengetahuan lebih tentang manfaat lain yang terdapat di dalam kesenian tarian barongsai ini.

Bagi anak remaja tari barongsai hanyalah sebuah hiburang semata. Maka generasi penerus diharapkan dapat mempertahankan budaya tari barongsai ini. Penanaman budaya pada remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan menanamkan budaya melalui pendidikan sampai memperkenalkan budaya itu melalui kegiatan sehari – hari. Salah satu contohnya dengan mengikuti latihan di vihara – vihara atau kelenteng.

Berdasarkan masalah tersebut untuk dapat lebih menarik generasi muda untuk mempelajari tari barongsai, yaitu dengan mengkampanyekan media grafis agar event tari barongsai ini dapat diikuti oleh semua para anak remaja.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3

1.5 Skema Perancangan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Seni dan Budaya ………. 6

2.2 Tujuan Penggunaan Barongsai ………. 6


(4)

viii

2.4 Keberhasilan Kampanye ………... 9

2.5 Teori Event ……… 10

2.6 Bentuk Event ……… 10

2.7 Fungi dan Tujuan Event ……… 12

2.8 Teori Psikologi Perkembangan Anak ……… 13

BAB III DATA DAN ANALISIS FAKTA 3.1 Data dan Fakta ... 17

3.2 Vihara Dharma Ramsi ... 20

3.3 Hasil Observasi ... 21

3.4 Hasil Wawancara ………. 27

3.5 Hasil Kuesioner ………... 28

3.6 Tinjauan Karya Sejenis ……….... 31

3.7 Analisis Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta .………. 34

3.7.1 SWOT ………... 34

3.7.2 STP ….…...………... 35

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 36

4.2 Konsep Kreatif ... 36

4.2.1 Gaya Layout ..……….. 36


(5)

4.2.3 Konsep Logo ……….. 37

4.3 Konsep Media ... 37

4.3.1 Tujuan Media ……….. 37

4.3.2 Strategi Media ………. 38

4.3.3 Pemilihan Media ………. 38

4.4 Timeline …... 39

4.5 Budgeting …... 40

4.6 Hasil Karya ... 41

4.6.1 Logo Barong Say Hai ………. 41

4.6.2 Materi Kampanye ... 42

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISTILAH

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN DATA PENULIS


(6)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.5.1 Pengenalan Barongsai ……… 27

Tabel 3.5.2 Ketertarikan terhadap Barongsai ……… 27

Tabel 3.5.3 Seringnya Melihat Barongsai ………. 28

Tabel 3.5.4 Barongsai Untuk Mengasah Keterampilan ……… 28

Tabel 3.5.5 Dampak Positif Barongsai ……….. 29


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 4

Gambar 3.1 Logo Dinas Pariwisata ……….. 16

Gambar 3.2 Vihara Dharma Ramsi ... 19

Gambar 3.3 Foto Barongsai …………... 20

Gambar 3.4 Foto Pelatihan Barongsai ……... 21

Gambar 3.5 Kegiatan Cap Go Meh ... 24

Gambar 4.1 Logo Barong Say Hai ……… 40

Gambar 4.2 Poster Awareness …...……… 41

Gambar 4.3 Poster Informing …..……… 42

Gambar 4.4 Poster Reminding ……… 43

Gambar 4.5 Social Media ……... ……… 44

Gambar 4.6 Spanduk dan Tiket .. ……… 45

Gambar 4.7 Xbanner dan Name Tag ……… 46

Gambar 4.8 Umbul – Umbul …..……… 47

Gambar 4.9 Baliho ………..……… 48

Gambar 4.10 Brosur ………. ………… ……… 49

Gambar 4.12 Website ……… ……… 50


(8)

xii

DAFTAR ISTILAH

Event : Bentuk promosi merek yang mengikat sebuah merek dengan aktivitas publik yang bermakna dalam bidang kebudayaan, sosial, atletik, atau

jenis lain yang banyak diminati.

Stilasi : Jenis menggambar yang menyedehanakan bentuk dengan tidak meninggalkan karakter aslinya.

Gimmick : Merupakan salah satu strategi pemasaran suatu produk (barang ataupun jasa) dengan menggunakan cara - cara yg tidak biasa atau kontroversional, sehingga produk tersebut cepat dikenal masyarakat karena faktor X tadi. Bisa dibilang gimmick itu strategi pemasaran yang ampuh.


(9)

DAFTAR LAMPIRAN


(10)

Universitas Kristen Maranatha | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Barongsai telah ada sejak 1500 tahun yang lalu. Barongsai sendiri masuk ke Indonesia pada abad ke 17 Masehi ketika orang – orang dari China Selatan bermigrasi ke Indonesia. Setelah sempat dilarang dimainkan di Indonesia, barongsai pun kembali popular di tahun 2000an, pasca reformasi. Awal mula terbentuknya tarian barongsai sendiri dimulai saat pemerintahan Dinasti Nan Bei pada tahun 420 – 589 Masehi. Zhong Que, seorang panglima perang saat itu, berinisiatif membuat tiruan boneka singa. Boneka singa itu ditarikan guna mengusir pasukan gajah yang dipimpin oleh Raja Fan Yan. Pertunjukan seni yang unik ini digunakan untuk mengusir hal – hal buruk. Barongsai adalah tarian tradisional Cina dengan menggunakan kostum yang menyerupai singa. Biasanya barongsai dipentaskan pada kesempatan pesta atau perayaan tradisional Cina. Misalnya tahun baru Imlek dan Cap Go Meh. Tarian ini biasanya ditampilkan sebagai sebuah tarian yang diiringi oleh tabuhan kendang dan genderang juga simbal. Tidak jarang barongsai dipentaskan dalam gerak akrobatik yang memukau sekaligus mendebarkan. Inilah yang menambah daya tarik barongsai. Selain diiringi kendang dan simbal, barongsai juga sering dipentaskan dengan iringan letupan petasan yang memekakan telinga. Petasan dipercayai dapat menakut nakuti serta menghalau roh jahat dan sekaligus membawa keberuntungan dan kemakmuran.

Permasalahan yang kini ada di jaman sekarang adalah masyarakat sudah mengenal barongsai, akan tetapi mereka tidak mengenal lebih lanjut manfaat lain di dalam tari barongsai Seperti seni olah tubuh dan bela diri yang tidak banyak orang awam mengetahuinya. Oleh sebab itu dirasa perlunya pengetahuan lebih tentang manfaat lain yang terdapat di dalam kesenian tarian barongsai ini. Bandung mempunyai beberapa perkumpulan barongsai, salah satunya perkumpulan barongsai Dharma Ramsi. Vihara Dharma Ramsi ini, memiliki 100 lebih pemain yang terdiri dari turunan Tionghoa dan Muslim.


(11)

Bagi anak remaja, tari barongsai hanyalah sebuah hiburan semata. Maka generasi penerus diharapkan dapat mempertahankan budaya tari barongsai ini. Penanaman budaya pada remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan menanamkan budaya melalui pendidikan sampai memperkenalkan budaya itu melalui kegiatan sehari – hari. Salah satu contohnya dengan mengikuti latihan di vihara – vihara atau kelenteng.

Banyak kelenteng – kelenteng yang melatih tari barongsai ini, seperti contoh nya di Vihara Ramsi, Bandung. Mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Dan pemain barongsai nya pun tidak hanya dari kalangan tionghoa, bahkan orang pribumi pun sudah turut serta dalam memainkan tari barongsai ini.

Berdasarkan masalah tersebut, untuk dapat lebih menarik generasi muda untuk mempelajari tari barongsai, yaitu dengan mempromosikan media grafis agar event tari barongsai ini dapat diikuti oleh semua anak remaja. Dari sisi inilah penulis dapat mengatur komposisi warna dan tipografi yang nantinya menentukan desain apakah yang dapat menarik sasaran sehingga mau datang ke

event tari barongsai. sumber wawancara: Erik Mintaraja, tanggal 8 maret 2014, pukul 15.00

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana memperkenalkan tarian barongsai pada anak remaja di kota bandung ?

2. Bagaimana merancang media promosi tarian barongsai yang efektif agar para remaja tertarik untuk menyaksikan / berperan serta dalam kegiatan tari tersebut ?

1.3 Ruang Lingkup

Batasan dalam penelitian ini adalah pembuatan media promosi informasi tarian barongsai di Bandung.


(12)

Universitas Kristen Maranatha | 3 1.4 Tujuan Perancangan

1. Mengenalkan kepada anak remaja tentang jenis tarian barongsai secara umum.

2. Mempelajari tarian barongsai bersamaan dengan praktik dapat menjadi cara yang tepat agar remaja dapat memahami tarian barongsai dengan baik.

1.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi langsung ke Vihara Dharma Ramsi, Jalan Cibadak Bandung dan melakukan wawancara dengan pengurus Vihara Dharma Ramsi.

Selain melakukan wawancara, cara pengumpulan data lainnya adalah dengan menyebarkan kuesioner yang secara garis besarnya adalah seberapa tertarikkah remaja ikut berpartisipasi dalam tari barongsai. Kuesioner diajukan kepada 100 remaja SMA di Bandung.

Dilakukan pula observasi lapangan, pada observasi ini dilakukan pencatatan dan pengamatan terhadap tari barongsai di Vihara Dharma Ramsi. Studi pustaka juga menjadi sasaran pengumpulan data, studi pustaka yang ditempuh dengan tujuan mencari teori yang diperlukan.


(13)

1.6 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah :

Masi banyak anak remaja yang tidak mengenali tarian barongsai.

Rumusan Masalah :

- Bagaimana memperkenalkan tarian barongsai pada remaja di kota bandung ? - Bagaimana merancang media promosi tarian barongsai yang efektif agar para remaja tertarik untuk menyaksikan / berperan serta dalam kegiatan tari tersebut ?

Tujuan Perancangan :

Mengenalkan kepada anak remaja tentang jenis tarian barongsai secara umum. Mempelajari tarian barongsai bersamaan dengan praktik dapat menjadi cara yang tepat

agar remaja dapat memahami tarian barongsai dengan baik.

Identifikasi Fakta dan Data

Fakta dan Data :

Masih ada anak remaja yang belum mengetahui tarian barongsai

Solusi :

Perancangan media promosi yang efektif dan menarik untuk event barongsai.

Media Promosi :

Poster, spanduk, brosur, kaos, gimmick, web

Hasil Akhir :

Event barongsai yang diadakan di Bandung dapat diminati anak remaja dan bermanfaat bagi mereka.


(14)

Universitas Kristen Maranatha | 5 1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latang belakang permasalahan, permasalahan utama dan ruang lingkupnya, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas uraian teori - teori yang berhubungan dengan event barongsai yaitu teori promosi, teori event, teori psikologis anak remaja. Nantinya teori ini akan saling dikaitkan dengan permasalahan utama.

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS

Membahas uraian data yang didapat dari seputar event barongsai dan menganalisanya dengan tabel dan grafik, hubungan sebab - akibat, teknik pembandingan, analisa SWOT untuk strategi perancangan promosi.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Membahas strategi atau konsep yang dapat memberikan solusi besar bagi permasalahan yang ada dan memberikan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan perancangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas kesimpulan dan saran yang diberikan penulis bagi para anak remaja agar berpartisipasi dalam event barongsai sebagai kegiatan yang bermanfaat.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mengenal tarian barongsai sangat perlu dipahami oleh anak remaja, khususnya pada jaman yang serba modern ini. Karena dengan para remaja mengenal tarian barongsai, maka mereka dapat mengetahui berbagai macam manfaat dari pergerakan tari barongsai. Berlatih tari barongsai dapat melatih fisik dan kreativitas anak.

Melalui perancang media promosi ini yang berupa, poster, brosur, gimik, diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat khususnya para remaja untuk dapat mengenal sejarah budaya bangsanya, sehingga dapat berpengaruh kepada pelestarian budaya bangsa ini. Cara mengenalkan tari barongsai ini berupa promosi yang menggambarkan bahwa tari barongsai itu tidak sekedar hiburan semata saja, melainkan suatu kegiatan yang dapat melatih fisik dan kreativitas seseorang, yang nantinya para remaja lah yang akan memiliki kebanggaan tersendiri. Karena berbentuk promosi sosial tentunya hasil yang diraih tidak dapat diukur secara pasti tetapi setidaknnya promosi ini memberikan inspirasi bagi pergeseran paradigma terhadap pandangan anak tentang tari barongsai itu sendiri.

5.2 Saran

Saran penulis, masih kurangnya media promosi yang kreatif dan inovatif saat ini dalam sebuah promosi kebudayaan. Sehingga perlunya media promosi yang bisa meyakinkan para remaja untuk ikut melestarikan keanekaragaman budaya bangsa kita.


(16)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Safanayong, Yongky (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat. PT Arte Intermedia.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Venus, Antar, (2009), Management Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Dra. Desmita, M.Si, (2009), Psikologi Perkembangan anak, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya


(1)

Universitas Kristen Maranatha | 2

Bagi anak remaja, tari barongsai hanyalah sebuah hiburan semata. Maka generasi penerus diharapkan dapat mempertahankan budaya tari barongsai ini. Penanaman budaya pada remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dengan menanamkan budaya melalui pendidikan sampai memperkenalkan budaya itu melalui kegiatan sehari – hari. Salah satu contohnya dengan mengikuti latihan di vihara – vihara atau kelenteng.

Banyak kelenteng – kelenteng yang melatih tari barongsai ini, seperti contoh nya di Vihara Ramsi, Bandung. Mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Dan pemain barongsai nya pun tidak hanya dari kalangan tionghoa, bahkan orang pribumi pun sudah turut serta dalam memainkan tari barongsai ini.

Berdasarkan masalah tersebut, untuk dapat lebih menarik generasi muda untuk mempelajari tari barongsai, yaitu dengan mempromosikan media grafis agar event tari barongsai ini dapat diikuti oleh semua anak remaja. Dari sisi inilah penulis dapat mengatur komposisi warna dan tipografi yang nantinya menentukan desain apakah yang dapat menarik sasaran sehingga mau datang ke

event tari barongsai. sumber wawancara: Erik Mintaraja, tanggal 8 maret 2014, pukul 15.00

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana memperkenalkan tarian barongsai pada anak remaja di kota bandung ?

2. Bagaimana merancang media promosi tarian barongsai yang efektif agar para remaja tertarik untuk menyaksikan / berperan serta dalam kegiatan tari tersebut ?

1.3 Ruang Lingkup

Batasan dalam penelitian ini adalah pembuatan media promosi informasi tarian barongsai di Bandung.


(2)

Universitas Kristen Maranatha | 3

1.4 Tujuan Perancangan

1. Mengenalkan kepada anak remaja tentang jenis tarian barongsai secara umum.

2. Mempelajari tarian barongsai bersamaan dengan praktik dapat menjadi cara yang tepat agar remaja dapat memahami tarian barongsai dengan baik.

1.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan observasi langsung ke Vihara Dharma Ramsi, Jalan Cibadak Bandung dan melakukan wawancara dengan pengurus Vihara Dharma Ramsi.

Selain melakukan wawancara, cara pengumpulan data lainnya adalah dengan menyebarkan kuesioner yang secara garis besarnya adalah seberapa tertarikkah remaja ikut berpartisipasi dalam tari barongsai. Kuesioner diajukan kepada 100 remaja SMA di Bandung.

Dilakukan pula observasi lapangan, pada observasi ini dilakukan pencatatan dan pengamatan terhadap tari barongsai di Vihara Dharma Ramsi. Studi pustaka juga menjadi sasaran pengumpulan data, studi pustaka yang ditempuh dengan tujuan mencari teori yang diperlukan.


(3)

Universitas Kristen Maranatha | 4

1.6 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah :

Masi banyak anak remaja yang tidak mengenali tarian barongsai.

Rumusan Masalah :

- Bagaimana memperkenalkan tarian barongsai pada remaja di kota bandung ? - Bagaimana merancang media promosi tarian barongsai yang efektif agar para remaja tertarik untuk menyaksikan / berperan serta dalam kegiatan tari tersebut ?

Tujuan Perancangan :

Mengenalkan kepada anak remaja tentang jenis tarian barongsai secara umum. Mempelajari tarian barongsai bersamaan dengan praktik dapat menjadi cara yang tepat

agar remaja dapat memahami tarian barongsai dengan baik.

Identifikasi Fakta dan Data

Fakta dan Data :

Masih ada anak remaja yang belum mengetahui tarian barongsai

Solusi :

Perancangan media promosi yang efektif dan menarik untuk event barongsai.

Media Promosi :

Poster, spanduk, brosur, kaos, gimmick, web

Hasil Akhir :

Event barongsai yang diadakan di Bandung dapat diminati anak remaja dan bermanfaat bagi mereka.


(4)

Universitas Kristen Maranatha | 5

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latang belakang permasalahan, permasalahan utama dan ruang lingkupnya, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, skema perancangan, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas uraian teori - teori yang berhubungan dengan event barongsai yaitu teori promosi, teori event, teori psikologis anak remaja. Nantinya teori ini akan saling dikaitkan dengan permasalahan utama.

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS

Membahas uraian data yang didapat dari seputar event barongsai dan menganalisanya dengan tabel dan grafik, hubungan sebab - akibat, teknik pembandingan, analisa SWOT untuk strategi perancangan promosi.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Membahas strategi atau konsep yang dapat memberikan solusi besar bagi permasalahan yang ada dan memberikan hasil akhir yang sesuai dengan tujuan perancangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas kesimpulan dan saran yang diberikan penulis bagi para anak remaja agar berpartisipasi dalam event barongsai sebagai kegiatan yang bermanfaat.


(5)

Universitas Kristen Maranatha | 53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Mengenal tarian barongsai sangat perlu dipahami oleh anak remaja, khususnya pada jaman yang serba modern ini. Karena dengan para remaja mengenal tarian barongsai, maka mereka dapat mengetahui berbagai macam manfaat dari pergerakan tari barongsai. Berlatih tari barongsai dapat melatih fisik dan kreativitas anak.

Melalui perancang media promosi ini yang berupa, poster, brosur, gimik, diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat khususnya para remaja untuk dapat mengenal sejarah budaya bangsanya, sehingga dapat berpengaruh kepada pelestarian budaya bangsa ini. Cara mengenalkan tari barongsai ini berupa promosi yang menggambarkan bahwa tari barongsai itu tidak sekedar hiburan semata saja, melainkan suatu kegiatan yang dapat melatih fisik dan kreativitas seseorang, yang nantinya para remaja lah yang akan memiliki kebanggaan tersendiri. Karena berbentuk promosi sosial tentunya hasil yang diraih tidak dapat diukur secara pasti tetapi setidaknnya promosi ini memberikan inspirasi bagi pergeseran paradigma terhadap pandangan anak tentang tari barongsai itu sendiri.

5.2 Saran

Saran penulis, masih kurangnya media promosi yang kreatif dan inovatif saat ini dalam sebuah promosi kebudayaan. Sehingga perlunya media promosi yang bisa meyakinkan para remaja untuk ikut melestarikan keanekaragaman budaya bangsa kita.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Safanayong, Yongky (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat. PT Arte Intermedia.

Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : C.V Andi Offset.

Venus, Antar, (2009), Management Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Dra. Desmita, M.Si, (2009), Psikologi Perkembangan anak, Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya