Latar Belakang Masalah HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA TENAGA KERJA DI AREA PENGANTONGAN DI PT. PUPUK KUJANG CIKAMPEK JAWA BARAT

commit to user `BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia pada era industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri yang ditunjang dengan teknologi maju dan modern. Salah satu konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan persaingan yang ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini adalah tantangan proses produksi kerja dalam perusahaan supaya terus menerus berproduksi selama 24 jam. Dengan demikian diharapkan ada peningkatan kualitas dan kuantitas produksi untuk mencapai keuntungan yang maksimal Imansyah, 2004. Dengan adanya perkembangan tersebut membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut harus dibina dan diarahkan menjadi sumber daya yang penting. Pengembangan sumber daya manusia terutama dari aspek kualitas memerlukan peningkatan perlindungan terhadap kemungkinan akibat teknologi atau proses produksi sehingga keselamatan, kesehatan, kesejahteraan dan produktifitas kerja akan lebih meningkat pula. Oleh karena itu perlu diketahui dan dimasyarakatkan usaha-usaha pengendalian dan pemantauan lingkungan kerja agar tidak membawa dampak atau akibat buruk kepada tenaga kerja yang berupa commit to user penyakitgangguan kesehatan ataupun penurunan kemampuan atau produktifitas kerja Pusat Kesehatan Kerja, 2008. Salah satu faktor permasalahan yang mengganggu kenyamanan kerja tenaga kerja ialah permasalahan mengenai peneranganpencahayaan yang kurang atau pencahayaan yang berlebih. Intensitas penerangan yang ada dipengaruhi oleh faktor kuantitas pencahayaan tingkat ketelitian yang diperlukan, bagian yang diamati dan kemampuan dari objek tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh padanya, serta brightness dari sekitar objek yang diamati, dan faktor kualitas pencahayaan kesilauan Depkes RI, 2008. Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan- keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan sedangkan penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu Suma’mur, 2009. Masalah penglihatan tidak bisa lepas dari peran cahaya, karena manusia tidak akan dapat melihat suatu benda kalau tidak ada cahaya yang menimpa benda tersebut yang kemudian dipantulkan ke mata. Oleh sebab itu aktivitas pada Pengantongan sangat perlu memperhatikan penerangan yang cukup karena dalam jangka waktu lama akan berdampak pada commit to user kelelahan mata jika tidak diimbangi dengan intensitas penerangan yang memadai dan istirahat yang cukup. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2002, tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Industri, Pencahayaan di Ruangan, untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin, seperti : pekerjaan kantoradministrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitanpenyusun tingkat pencahayaan minimalnya adalah 300 Lux. Berdasarkan survai pendahuluan yang dilakukan di PT. Pupuk Kujang Cikampek dijumpai intensitas penerangan di tempat kerja khususnya di area Pengantongan kurang maksimal dari rata-rata sehingga dapat menyebabkan kelelahan mata pada tenaga kerja di pabrik tersebut. Intensitas penerangan pada bagian Pengantongan yaitu antara 177,4 lux. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja di area Pengantongan di PT Pupuk Kujang Cikampek, Jawa Barat”.

B. Rumusan Masalah