commit to user
kelelahan mata jika tidak diimbangi dengan intensitas penerangan yang memadai dan istirahat yang cukup.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405 tahun 2002, tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Industri, Pencahayaan di
Ruangan, untuk jenis kegiatan pekerjaan rutin, seperti : pekerjaan kantoradministrasi,
ruang kontrol,
pekerjaan mesin
dan perakitanpenyusun tingkat pencahayaan minimalnya adalah 300 Lux.
Berdasarkan survai pendahuluan yang dilakukan di PT. Pupuk Kujang Cikampek dijumpai intensitas penerangan di tempat kerja
khususnya di area Pengantongan kurang maksimal dari rata-rata sehingga dapat menyebabkan kelelahan mata pada tenaga kerja di pabrik tersebut.
Intensitas penerangan pada bagian Pengantongan yaitu antara 177,4 lux. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja di area Pengantongan di PT Pupuk Kujang Cikampek,
Jawa Barat”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
“Adakah Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata pada Tenaga Kerja di Area Pengantongan di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa
Barat ?”.
commit to user
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dengan
kelelahan mata tenaga kerja di area pengantongan PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
b. Tujuan Khusus 1 Untuk mengetahui besarnya intensitas penerangan di area
pengantongan di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat. 2 Untuk mengetahui tingkat kelelahan mata tenaga kerja di area
pengantongan di PT. Pupuk Kujang Cikampek Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain adalah :
a. Manfaat Teoritis Memberikan pembuktian teori bahwa intensitas penerangan
mempengaruhi kelelahan mata pada tenaga kerja. b. Manfaat Praktis
1 Bagi Peneliti Mampu menerapkan materi yang diperoleh selama
dibangku perkuliahan dan diterapkan di lingkungan kerja.
commit to user
2 Bagi Tenaga Kerja Mampu memberi masukan kepada tenaga kerja agar
pekerja dapat bekerja dengan maksimal dan produktif.
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penerangan
a. Pengertian Intensitas Penerangan Intensitas penerangan adalah banyaknya cahaya yang
tiba pada satu luas permukaan Hadi R. dan Handoko, 2009. b. Pengertian Penerangan di Tempat Kerja
Penerangan di tempat kerja adalah penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang
dikerjakannya secara jelas, cepat dan upaya yang tidak perlu. Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberikan kesan
pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan Suma’mur, 2009.
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan dengan objek dan umur pekerja ini
dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1 Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan
kontras dengan latar belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras
dengan warna objek yang dikerjakan.
commit to user
2 Meningkatkan penerangan. Sebaiknya penerangan 2 kali dari penerangan di luar tempat kerja. Di samping, itu di
bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan lampu- lampu tersendiri.
3 Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga kerja. Misalnya tenaga kerja yang
sudah berumur di atas 50 tahun tidak diberikan tugas di malam hari Notoatmodjo, 2003.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas maka dalam
mendirikan bangunan
tempat kerja
sebaiknya mempertimbangkan ketentuan-ketentuan antara lain sebagai
berikut : 1 Jarak antara gedung dan bangunan-bangunan lain tidak
mengganggu masuknya cahaya matahari ke tempat kerja. 2 Jendela-jendela dan lubang angin untuk masuknya cahaya
matahari harus cukup, seluruhnya sekurang-kurangnya 16 daripada luas bangunan.
3 Apabila cahaya matahari tidak mencukupi ruangan tempat kerja, harus diganti dengan penerangan lampu yang cukup.
4 Penerangan tempat kerja tidak menimbulkan suhu ruangan panas.
5 Sumber penerangan tidak boleh menimbulkan silau dan bayang-bayang yang mengganggu kerja.
commit to user
6 Sumber cahaya harus menghasilkan daya penerangan yang tetap
dan menyebar
serta tidak
berkedip-kedip Notoatmodjo, 2003.
Dalam ruang
lingkup pekerjaan,
faktor yang
menentukan adalah ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya, luminansi dari lapangan penglihatan, yang
tergantung dari penerangan dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat Suma’mur, 2009.
c. Sistem Pencahayaan Ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu :
1 Sistem Pencahayaan Langsung Direct Lighting Pada sistem ini 90-100 cahaya diarahkan
secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi
ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda
yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
2 Pencahayaan Semi Langsung Semi Direct Lighting Pada sistem ini, 60-90 cahaya diarahkan
langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan
commit to user
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki pemantulan 90, apabila dicat
putih pemantulan antara 5-90. 3 Sistem Pencahayaan Difus General Diffus Lighting
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60 diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangkan
sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni, memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya ke atas. Pada sistem ini masalah bayangan dan
kesilauan masih ditemui. 4 Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung Semi Indirect
Lighting .
Pada sistem ini, 60-90 cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta
dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
commit to user
5 Sistem Pencahayaan Tidak Langsung Indirect Lighting Pada sistem ini, 90-100 cahaya diarahkan ke
langit-langit dan
dinding bagian
atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu
diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan
kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada
permukaan kerja Soeripto, 2008. d. Standar Pencahayaan di Ruangan
Menurut Suma’mur 2009, menyebutkan bahwa kebutuhan intensitas penerangan tergantung dari jenis
pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya di tempat kerja
tidak memadai. Untuk lebih jelas, lihat tabel dibawah ini : Tabel 1. Tingkat Penerangan berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Contoh Pekerjaan
Tingkat Penerangan Yang Dibutuhkan
Lux
Tidak Teliti Penimbunan Barang
80-20 Agak Teliti
Pemasangan tidak teliti
170-350 Teliti
Membaca, Menggambar
350-700 Sangat Teliti
Pemasangan 700-100
Sumber : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja Suma’mur, 2009
commit to user
Nilai pantulan reflektan yang dianjurkan menurut Suma’mur 2009, adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Nilai Pantulan reflaktan
Jenis Permukaan Reflaktan
Langit-langit 80-90
Dinding 40-60
Perkakas mebel 25-45
Mesin dan Perlengkapannya 30-50 Lantai
20-40 Sumber : Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
Suma’mur, 2009 Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
1405MENKESSKXI2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
Tabel 3. Standar Tingkat Pencahayaan
Jenis Pekerjaan Tingkat
Pencahayaan Minimal Lux
Keterangan
Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus
100 Ruang penyimpanan dan ruang
peralataninstalasi yang
memerlukan pekerjaan
yang kontinu.
Pekerjaan kasar dan terus-menerus
200 Pekerjaan
dengan mesin
dan perakitan kasar.
Pekerjaan rutin 300
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesinpenyusun
Pekerjaan agak
halus 500
Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin, kantor, pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin.
Pekerjaan halus 1000
Pemilihan warna,
pemprosesan tekstil, pekerjaan mesin halus dan
perakitan halus.
bersambung
commit to user
Jenis Pekerjaan Tingkat
Pencahayaan Minimal Lux
Keterangan
Pekerjaan amat
halus 1500
Tidak menimbulkan bayangan. Mengukir
dengan tangan,
pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus.
Pekerjaan terinci 3000
Tidak menimbulkan
bayangan. Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
sangat halus
Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 e. Sifat-Sifat Penerangan
Menurut Suma’mur 2009, sifat-sifat penerangan yang baik, adalah :
1 Pembagian luminasi dalam lapangan penglihatan 2 Pencegahan kesilauan
3 Arah sinar 4 Warna
5 Panas penerangan terhadap kelelahan mata
2. Kelelahan Mata
a. Pengertian Kelelahan Mata Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata
karena otot-ototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat dalam jangka waktu lama
Padmanaba, 2006. sambungan
commit to user
b. Penyebab Kelelahan Mata 1 Stres
Terjadi pada fungsi penglihatan. Stress pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya
untuk melihat objek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu lama. Beratnya kelelahan mata
tergantung pada jenis kegiatan, intensitas penerangan serta lingkungan kerja Imansyah, 2009.
2 Monotomi Suatu persepsi kesamaan pekerjaan dari menit ke
menit, jadi dalam hal ini terdapat ciri pekerjaan yang tidak berubah Setyawati, 2009
c. Proses Melihat Proses melihat dimulai ketika sebuah benda
memantulkan cahaya dan cahaya ini kemudian masuk ke dalam mata melalui kornea, pupil, lensa, dan akhirnya cahaya
dipusatkan di retina. Di retina cahaya tadi diubah menjadi muatan-muatan listrik yang kemudian dikirim ke otak melalui
serabut saraf penglihatan untuk diproses. Hasil dari kerja otak ini membuat kita melihat benda Wahyono, 2008.
Pupil atau manik mata berfungsi mengatur cahaya yang masuk dengan mengecil jika cahaya terlalu terang atau
melebar jika cahaya kurang. Diagfragma kamera bekerja
commit to user
seperti pupil. Lensa mengatur agar bayangan dapat jatuh tepat di retina. Retina atau selaput jala, merupakan jaringan tipis di
sebelah dalam bola mata. Di retina terdapat jutaan sel saraf yang dikenal sebagai sel batang dan sel kerucut. Sel batang
membuat kita mampu melihat dalam keadaan cahaya agak gelap sedang sel kerucut membantu melihat detail saat terang,
misalnya membaca, dan melihat warna Wahyono, 2008. d. Ciri-Ciri Kelelahan Pada Mata
Kelelahan pada mata ini ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau konjungtivitas konjungtiva berwarna merah
dapat mengeluarkan air mata, penglihatan ganda, sakit kepala, daya akomodasi menurun, ketajaman penglihatan visual
acuity , kepekaan kontras contras sensitivity, dan kecepatan
persepsi speed of perception Dewa, 2008. e. Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan Mata
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelelahan mata antara lain, sebagai berikut :
1 Faktor usia Dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa
mata berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat. Hal ini akan
menyebabkan ketidaknyamanan
penglihatan ketika
commit to user
mengerjakan sesuatu pada jarak dekat maupun penglihatan jauh. Daya akomodasi menurun pada usia 45 - 50 tahun.
2 Faktor silau glare Silau adalah suatu proses adaptasi yang
berlebihan pada mata sebagai akibat dari retina terkena sinar berlebihan.
3 Kelainan refraksi Dikarenakan adanya perubahan pada bentuk biji
mata atau lensa mata sehingga bayangan tidak jatuh tepat pada retina dan menghasilkan gambaran yang kabur.
Seseorang yang mempunyai kelainan refraksi biasanya lebih cepat mengalami kelelahan mata.
4 Ukuran pupil Agar jumlah sinar yang diterima oleh retina
sesuai, maka otot mata iris akan mengatur ukuran pupil. Lubang pupil juga dipengaruhi oleh memfokusnya lensa
mata, mengecil ketika lensa mata memfokuskan pada objek yang dekat.
5 Riwayat penyakit Riwayat penyakit sangat penting dalam langkah
awal diagnosis semua penyakit, termasuk penyakit mata. Sebagaimana biasanya diperlukan riwayat penyakit
deskripif dan kronologis, ditanya pula faktor yang
commit to user
mempercepat penyakit dan hasil pengobatan untuk mengurangi keluhan penderita.
6 Jenis kegiatan Jenis kegiatan berpengaruh terhadap kelelahan
mata yang mungkin dapat timbul dalam pekerjaan sehari dikarenakan kebutuhan akan intensitas penerangan pada
masing-masing jenis kegiatan berbeda sesuai dengan kebutuhannya. Seperti pada pekerjaankegiatan yang
memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata
Cahyono, 2005.
3. Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata
Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk
penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar atau pun kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima
oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi secara berlebihan, karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih
kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya
yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah Depkes, 2008.
commit to user
Dampak dari pencahayaan yang tidak memadai itu adalah kelelahan pada mata, namun itu pun bersifat reversible.
Maksudnya, jika mata mengalami kelelahan, maka dengan melakukan istirahat yang cukupberistirahat sepulang kerja maka
pagi harinya mata akan pulih kembali Depkes, 2008. Kelelahan mata akibat dari pencahayaan yang kurang baik
akan menunjukan gejala kelelahan mata yang sering muncul antara lain: kelopak mata terasa berat, terasa ada tekanan dalam mata,
mata sulit dibiarkan terbuka, merasa enak kalau kelopak mata sedikit ditekan, bagian mata paling dalam terasa sakit, perasaan
mata berkedip, penglihatan kabur, tidak bisa difokuskan, penglihatan terasa silau, penglihatan seperti berkabut walau mata
difokuskan, mata mudah berair, mata pedih dan berdenyut, mata merah, jika mata ditutup terlihat kilatan cahaya, kotoran mata
bertambah, tidak dapat membedakan warna sebagaimana biasanya, ada sisa bayangan dalam mata, penglihatan tampak ganda, mata
terasa panas, mata terasa kering Pusat Hiperkes dan Keselamatan Kerja, 2008.
commit to user
B. Kerangka Pemikiran