commit to user
xx b. Bahan Hukum sekunder
Bahan hukum sekunder berupa publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi Peter Mahmud Marzuki,
2005:141 Bahan hukum sekunder sebagai pendukung dari data yang digunakan dalam penelitian ini ini yaitu buku-buku teks yang ditulis
para ahli hukum, jurnal hukum, artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Setelah isu hukum ditetapkan, peneliti melakukan penelusuran mencari bahan-bahan hukum yang relevan terhadap isu hukum yang
dihadapi. Dalam hal penelitian menggunakan pendekatan perundang - undangan statute approach, yang dilakukan adalah mencari peraturan
perundang-undangan mengenai atau berkaitan dengan isu tersebut yaitu Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi dan Undang Undang Nomor 20 tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif, yaitu menarik
kesimpulan dari suatu masalah yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi Johnny Ibrahim, 2006:393
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan
tema dan dapat ditemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh data Lexi J. Moleong, 2009:103. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik
analisis data kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data, mengkualifikasikan kemudian menghubungkan teori yang berhubungan
dengan masalah dan menarik kesimpulan untuk menentukan hasil.
F. Sistematika Penelitian Hukum
Untuk mempermudah
pemahaman mengenai
pembahasan dan
memberikan gambaran mengenai sistematika penelitian hukum yang sesuai
commit to user
xxi dengan aturan dalam penelitian hukum, maka penulis menjabarkannya dalam
bentuk sistematika penelitian hukum yang terdiri dari 4 empat bab dimana tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk
memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun penulis menyususn sistematika penelitian hukum sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai pendahuluan yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Hukum.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai tinjauan pustaka yang terdiri dari kerangka teori dan kerangka pemikiran. Dalam
kerangka teori berisi tentang tinjauan umum tentang tindak pidana korupsi, tinjauan umum tentang
pembuktian, tinjauan umum tentang asas pembuktian terbalik serta tinjauan tentang asas non self incrimination.
Sedangkan kerangka pemikiran berisi pemikiran mengenai bagaimana keberlakuan sistem pembuktian
terbalik pada tindak pidana korupsi berkait potensi penyalahgunaan asas non self incrimination.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan sistem pembuktian
terbalik pada tindak pidana korupsi dikaitkan dengan asas non self incrimination.
BAB IV
: PENUTUP
Merupakan bagian akhir dari penulisan hukum yang berisikan beberapa kesimpulan dan saran berdasarkan
pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. DAFTAR
PUSTAKA
commit to user
xxii
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Korupsi
a. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan gejala masyarakat yang dapat dijumpai dimana-mana. Sejarah membuktikan bahwa hampir tiap negara
dihadapkan pada masalah korupsi. Tidak berlebihan jika pengertian korupsi selalu berkembang dan berubah sesuai dengan perubahan
zaman. Istilah korupsi berasal dari bahasa latin Corruptie atau Corruptus.
Selanjutnya, disebutkan bahwa Corruptio itu berasal dari kata Corrumpore, suatu kata latin kuno. Dari bahasa latin inilah, istilah
Corruptio turun kebanyak bahasa Eropa, seperti inggris: Corruption, Corrupt; Prancis: Corruption; dan Belanda: Corruptie korruptie.
Lilik Mulyadi:2000:16 Menurut Black’s Law Dictionary, pengertian korupsi adalah:
“The act of doing something with an intent to give some advantage in consistent with official duty and the rights of
others; a fiduciary’s of official’s use of a station or office to procure some benefit either personally of for someone else,
contrary to the rights of others” Bryan Garner, 1999.
Arti harfiah dari kata Corrupt ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidak jujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah Andi Hamzah, 1984: 9, sedangkan menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia, Korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang negara atau perusahaan dsb untuk keuntungan
pribadi atau orang lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1990: 462. Andi Hamzah 2005:13 menyebutkan ada beberapa faktor yang
menyebabkan tumbuh suburnya korupsi: 1. Kurangnya gaji Pegawai Negeri Sipil PNS jika dibandinkan
dengan kebutuhan sehari hari yang semakin meningkat. 2. Kultur kebudayaan Indonesia yang merupakan sumber meluasnya
korupsi.