UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.) PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotianae tabacum L.)

(1)

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

Oleh

RIKI MARTINA NINGSIH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1989 di Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penulis merupakan anak Pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sukamto dan Ibu Radini.

Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar SDN 2 Pagelaran; Sekolah Menengah Pertama SMPN 1 Pagelaran pada tahun 2004; dan Sekolah Menengah Atas SMAN 1 Pringsewu pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat), dan pada tahun 2008 penulis diintegrasikan pada Program Studi Agroteknologi.

Pada tahun akademik 2010-2011 penulis melaksanakan Praktik Umum di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Bogor-Jawa Barat.


(4)

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai ungkapan terimakasih untuk:

Kedua orang tuaku, Ibu Radini dan Bapak Sukamto yang dalam setiap sujudnya tidak pernah lupa selalu

mendoakanku, adikku Hangga Prayogi Untuk keluargaku, terimakasih atas semua

yang telah diberikan kepadaku

Dan


(5)

MOTTO

“Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif”.

(Jully Cheung)

“Orang yang hebat adalah orang yang berupaya walaupun kemungkinan berhasilnya kecil”. (Mario Teguh)

Orang cerdas tidak pernah putus asa mengambil manfaat dari pendapat orang lain,

tidak pesimis pada keadaan, dan tidak menelantarkan pendapat serta upaya. Optimislah, meski engkau berada di pusaran angin.


(6)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan

karuniaNya, maka penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penelitian pada skripsi ini merupakan proyek kerja sama antara PT. Export Leaf Indonesia dengan Klinik Tanaman Universitas Lampung, dan mahasiswa selaku peneliti.

Dapat diselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Ir. Joko Prasetyo, M.P. selaku Pembimbing Utama yang tiada hentinya selalu memberikan arahan, bimbingan, dorongan, koreksi serta saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir. M. Nurdin, M.Si. selaku Pembimbing Kedua yang telah membimbing dan memberikan sarannya.

3. Prof. Dr. Cipta Ginting, MSc. selaku pembahas dan penguji atas kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasinya kepada penulis.


(7)

5. Bapak Dr. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku ketua jurusan Agroteknologi. 6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

7. Bapak Ibuku yang kusayang, adik, bule’-pale’, sepupu-sepupuku yang telah memberikan doa, semangat, perhatian, dan kasih sayang.

8. Mba’ Uum, Mas Iwan, Mas Rahmad, Pak Pariyadi, terimakasih atas

bantuannya selama ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Eka Wahyuningsih, S.P.,

Meri Lusiana, S.P., Selvi Helina, S.P., Wika Triwidiyanti Pertiwi, S.P., Resma Nurmei Winda, S.P., terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya. 10.Sahabat-sahabat satu angkatan HPT ’07 Ovy Erfandari, Stenia Ruski

Yusticia, S.P., S.P., Uswatun Hasanah, S.P., Siti Juariyah, S.P., Yani

Kurniawati S.P., Fazri Firdaus, S.P., A.Bazawi Alwie, S.P., Aftecia Agnitary, S.P., Lilis Nurhayati, S.P., M. Jaya Saputra, S.P., Suharyanto, S.P., Parman, Rani, Badrus, bang Juki, Leo, Yanti, Oviana, Mpeb, Juwita, mba’ Agis. 11. Ai, Mama, Bapak, Mba’ Iik, dan Mba’ Cici atas semangat dan kasih

sayangnya selama ini.

Akhir kata, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis,


(8)

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

Oleh

RIKI MARTINA NINGSIH

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(9)

Judul Skripsi : UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK

MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotianae tabacum L.)

Nama Mahasiswa : RIKI MARTINA NINGSIH

Nomor Pokok Mahasiswa : 0714041015 Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Ir. Joko Prasetyo, M.P Ir. M. Nurdin, M.Si. NIP 195902141989021001 NIP 1961072061986031001

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP 196411181989021002


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Joko Prasetyo, M.P. ………..

Sekretaris : Ir. M. Nurdin, M.Si. ….………

Penguji

Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Cipta Ginting, M.Sc. ……...……….

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001


(11)

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

(Skripsi)

Oleh

RIKI MARTINA NINGSIH

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG


(12)

Judul Skripsi : UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK

MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotianae tabacum L.)

Nama Mahasiswa : RIKI MARTINA NINGSIH

Nomor Pokok Mahasiswa : 0714041015 Program Studi : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Ir. Joko Prasetyo, M.P Ir. M. Nurdin, M.Si. NIP 195902141989021001 NIP 1961072061986031001

2. Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. NIP 196411181989021002


(13)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Joko Prasetyo, M.P. ………..

Sekretaris : Ir. M. Nurdin, M.Si. ….………

Penguji

Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Cipta Ginting, M.Sc. ……...……….

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001


(14)

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dilakukan sejak lama. Tembakau sebagai tanaman yang dibudidayakan oleh petani memiliki peranan sangat penting dalam perekonomian nasional dari dahulu hingga masa mendatang baik dari aspek penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan negara, sumber pendapatan petani dan lain-lain. Penerimaan negara dari tembakau sangat besar yaitu dari cukai yang setiap tahun terus meningkat pada tahun 2007 sebesar 42 trilyun, pada tahun 2008 sebesar 50,2 trilyun (Departemen Pertanian, 2011).

Luas areal tanaman tembakau di Indonesia pada tahun 2009 adalah 46.000 hektar dengan total produksi sebesar 2.943 ton (BPS, 2011). Menurut Dinas Perkebunan Provinsi Lampung ( 2009) luas areal tanaman tembakau di Provinsi Lampung baik perkebunan swasta maupun perkebunan negara adalah seluas 229 hektar dengan produksi sebanyak 81 ton daun kering.

Penanaman tembakau seringkali menghadapi banyak kendala dalam

meningkatkan produktivitas baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Serangan patogen merupakan faktor penghambat dalam budidaya tembakau. Salah satu patogen yang menyerang tanaman tembakau dan menimbulkan kerugian yang cukup besar adalah penyakit patik. Patogen penyebab penyakit ini adalah


(16)

2

Cercospora nicotianae. Menurut Dalmadiyo (1999) lebih dari 60% daun tembakau rusak karena penyakit patik dengan kerugian lebih dari 100 milyar rupiah, sedangkan pada tembakau bawah naungan (TBN) kerugian akibat penyakit ini mencapai 100-125 milyar rupiah .

Sampai saat ini pengendalian penyakit patik dilakukan dengan penyemprotan fungisida sintetik. Tigapuluh persen fungisida terbuang ke tanah pada saat musim kemarau dan 80% pada musim hujan terbuang ke perairan, sehingga

mengakibatkan kerugian secara ekonomi (Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).

Fungisida sintetik yang digunakan untuk pengendalian patik antara lain Dithane M-45 (mankozeb), Manzate 200 (mankozeb), dan Topsin-M (thiophanate methyl) (Anonim., 1985, 1987 dalam Semangun 2001). Mankozeb bekerja sebagai thiol reactant yang non-spesifik dan menghambat respirasi sel jamur. Dampak dari penggunaan fungisida ini dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit.

Fungisida thiophanete methyl merupakan fungisida sistemik yang penggunaannya dapat menyebabkan iritasi ringan pada mata dan kulit (Djojosumarto, 2008).

Penggunaan fungisida sintetik seringkali berdampak negatif, baik bagi manusia maupun bagi lingkungan. Bahan kimia yang terkandung dalam pestisida sintetik dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan reproduksi pada manusia, karsinogen (penyebab kanker), inhibitor pembentukan enzim kolinesterase, dan toksisitas terhadap organisme perairan (Anonim, 2010c). Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian alternatif terhadap penyakit patik tersebut, salah satunya adalah menggunakan fungisida nabati yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan.


(17)

3

Meskipun bahan-bahan dari tumbuhan merupakan zat kimia juga, tetapi tidak menimbulkan dampak negatif.

Akhir-akhir ini perhatian terhadap fungisida nabati semakin besar dengan semakin diketahuinya berbagai dampak negatif dari penggunaan pestisida sintetik (kimia). Tanaman yang dapat digunakan sebagai fungisida nabati antara lain kunyit, kencur, dan sirih. Tumbuhan tersebut mengandung senyawa kimia seperti oleoresin, tanin, kurkumin, minyak atsiri, sineol, dan alkaloid, yang diduga dapat berperan sebagai fungisida nabati (Muhlisah, 1999).

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas beberapa fungisida nabati (kunyit, kencur, dan sirih) untuk mengendalikan penyakit patik pada tanaman tembakau dan mengetahui jenis fungisida nabati yang lebih efektif dalam mengendalikan penyakit patik pada tanaman tembakau.

1.3 Kerangka Pemikiran

Selama ini petani bergantung pada fungisida sintetik untuk mengendalikan penyakit patik. Salah satu masalah besar yang sering dihadapi oleh petani dalam melakukan pengendalian penyakit patik adalah mahalnya harga fungisida sintetik dan dampak negatif dari penggunaanya. Selain harganya yang mahal, penggunaan fungisida sintetik juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan dan manusia yang mengkonsumsinya. Untuk mengatasi masalah tersebut, fungisida nabati yang berasal dari tumbuhan yang ramah lingkungan, murah, mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak di alam telah banyak dikembangkan.


(18)

4

Salah satu cara pengendalian penyakit patik pada tanaman tembakau dapat dilakukan dengan penggunaan fungisida nabati. Menurut Soehardjan (1994), fungisida nabati adalah fungisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan, bukan dari senyawa zat kimia sintetik. Bahan aktif tersebut dapat berfungsi sebagai zat pembunuh maupun zat penghambat pertumbuhan organisme penganggu.

Fungisida nabati dapat berupa olahan sederhana dari tumbuhan seperti cairan perasan, tepung, eksudat, dan ekstrak. Ekstrak beberapa tumbuhan telah banyak diuji untuk mengendalikan penyakit tanaman dan hasilnya cukup memuaskan (Wulandari, 2000).

Beberapa laporan menyebutkan bahwa beberapa fungisida nabati efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman. Hasil penelitian Sibarani (2008) menunjukkan bahwa aplikasi fungisida nabati (nimba, sirih, cengkih, dan gambir) berpengaruh sangat nyata terhadap penyakit antraknosa pada cabai. Wulandari (2000)

melaporkan bahwa ekstrak jahe, kunyit, dan kencur dapat menekan populasi Phytophthora capsici.

Kunyit mengandung senyawa kurkumin yang diduga memiliki sifat-sifat pestisida. Rimpang kunyit mengandung senyawa kimia berkeaktifan fisiologi yaitu minyak atsiri (1,8-4,9%), kurkumin (2,5-6,0%), dan oleoresin (7,9-10,4%). Minyak atsiri mengandung 60% turmeron, 25% zingiberen, flandren, sabinen, tanin, sineol, dan borneol (Sumangat, dkk, 1994).

Menurut Jains (2007) dalam Siti (2008), jus segar dan ekstrak kunyit dapat menghambat pertumbuhan Aspergillus niger dan Penicillium digitatum. Senyawa


(19)

5

kurkumin pada rentang 0,4-100 µ/ml efektif menghambat pertumbuhan miselium tiga jamur penyebab antarknosa pada cabai, Colletotrichum coccodes,

Colletotrichum gloeosporoides, Colletotrichum aenatum (Cho et al., 2006 dalam Siti, 2008). Senyawa bioaktif lainnya pada rimpang kunyit yaitu seskuiterpen keton ar-turmeron pada konsentrasi 500 ppm sangat menekan pertumbuhan Phytophthora infestans dan Erysiphe graminis (Lee et al., 2005 dalam Siti, 2008).

Senyawa yang terkandung di dalam sirih yaitu minyak atsiri sampai 4,2 % yang mengandung pula fenol yang khas yang disebut betel fenol, khavikol, diastase 0,8%-1,8%, zat penyamak, gula, dan pati (Kartasapoetra, 1996).

Sirih mengandung senyawa khavikol yang memiliki daya antiseptik yang kuat. Menurut Kartasapoetra (1992) dalam Sugiarti (2008) daun sirih antara lain mengandung khavikol dan khavibetol yang merupakan turunan dari fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa terhadap

Staphyllococcus aureus. Prayogo dan Sutaryadi (1992) dalam Sugiarti (2008), menyatakan bahwa khavikol, khavibetol, dan etanol diketahui sebagai komponen aktif antijamur.

Kencur memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi terutama pada bagian rimpangnya, sedangkan pada bagian daun hanya sedikit. Kandungan minyak berupa sineol 0,02%, asam meetil, pentadekan, asam sinamit, etil ester 25%, borneol, kamphene, alkaloid, paragumin, mineral 13,73% dan pati 4,14% (Afriastini, 2004).


(20)

6

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ekstrak kunyit, kencur, dan sirih efektif dalam mengendalikan penyakit patik pada tembakau.

2. Beberapa jenis fungisida nabati (kunyit, kencur dan sirih) mempunyai


(21)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tembakau

Tanaman tembakau menurut Cahyono (1998) diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Nicotiana

Spesies : Nicotiana tabacum L.

2.1.1 Akar

Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air, dan subur (Cahyono, 1998).

2.1.2 Batang

Tanaman tembakau umumnya memiliki batang yang tegak dengan tinggi sekitar 2,5 m. Namun pada kondisi syarat tumbuh yang baik, tanaman ini bisa mencapai tinggi sekitar 4 m. Sedangkan pada kondisi syarat tumbuh yang buruk biasanya lebih pendek, yaitu sekitar 1 m. Batang tembakau biasanya memiliki sedikit


(22)

8

cabang, atau bahkan tidak bercabang sama sekali. Batangnya berwarna hijau dan hampir seluruhnya ditumbuhi bulu halus berwarna putih. Di sekitar bulu-bulu tersebut terdapat kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan zat pekat dengan bau yang menyengat (Tim Penulis Penebar Swadaya, 1993).

2.1.3 Daun

Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai (Anonim, 2010a).

2.1.4 Bunga

Bunga tembakau merupakan bunga majemuk yang berbentuk malai, masing-masing bunga bentuknya seperti terompet, kelopaknya berlekuk mempunyai lima pancung, mahkota bunganya berebentuk terompet berleku-lekuk 5 dan berwarna merah jambu atau merah tua pada bagian atasnya, sedangkan pangkalnya

berwarna putih (Abdullah dan Soedarmanto, 1982).

2.1.5 Biji

Biji tembakau sangat kecil sehingga dalam 1 cm3 dengan berat kurang lebih 0,5 g berisi sekitar 6000 butir biji. Setiap batang tembakau dapat menghasilkan rata-rata 25 g biji. Sekitar 3 minggu setelah pembuahan, buah tembakau telah masak.


(23)

9

Biji tembakau yang baru dipungut belum dapat berkecambah bila disemaikan sebab masih perlu mengalami masa istirahat (dormansi). Biji tembakau memerlukan waktu kurang lebih 2-3 minggu untuk dapat berkecambah (Tim Penulis Penebar Swadaya, 1993).

2.2 Penyakit Patik Tembakau

Penyakit patik yang disebabkan oleh Cercospora nicotianae pada beberapa tahun terakhir menjadi masalah penting pada tembakau karena infeksinya yang bersifat laten (Susanti, 2008). Patik terdapat di semua daerah penanaman tembakau di seluruh dunia. Tetapi terutama penyakit ini merugikan di tropika yang cuacanya panas dan lembab (Semangun, 2000).

2.2.1 Gejala Penyakit

Gejala penyakit patik pada tembakau yang disebabkan oleh jamur Cercospora nicotianae yaitu timbulnya bercak putih dan cokelat pada daun. Bagian bercak sangat rapuh dan mudah robek. Seringkali timbulnya serangan baru diketahui setelah daun tembakau akan diolah. Serangan yang berat akan menurunkan kualitas daun (Tjahjadi, 1991). Di tengah-tengah bercak terdapat titik-titik hitam. Selain itu timbul bintik-bintik atau lubang-lubang daun, yang tentu saja

mengurangi mutu daun tembakau (Sudarmo, 1989).

Pada keadaan biasa jamur patik hanya menyerang daun-daun yang masak, menimbulkan bercak yang dikelilingi oleh halo atau jaringan daun berwarna kuning. Tetapi pada cuaca lembab serangan dapat juga terjadi pada daun-daun yang belum masak.


(24)

10

Patik juga dapat timbul pada daun-daun tua dari bibit-bibit di pembibitan (Semangun, 2000).

2.2.2 Penyebab Penyakit

Penyakit patik tembakau disebabkan oleh jamur Cercospora nicotianae Ell. et Ev. Jamur dari penyakit ini tergolong ke dalam kelas Hyphomycetes, famili

Dematiaceae (Abdullah dan Soedarmanto, 1982). Jamur mempunyai konidiofor cokelat bersekat-sekat, dengan ukuran 75-100 x 4-5µm. Konidium panjang, agak bengkok, bersekat banyak, tidak berwarna (hialin), dengan ukuran 38-135x2,5-3,0 µm (Semangun, 2000).

2.2.3 Daur Penyakit

Jamur patik mengadakan infeksi melalui mulut kulit (Jochems, 1931 ; van Schreven, 1948 dalam Semangun, 2000). Agar konidium dapat berkecambah, pada permukaan daun harus ada air. Konidium disebarkan oleh angin atau percikan air.

Jamur patik dapat bertahan lama dalam sisa-sisa tumbuhan tembakau, misalnya batang-batang tembakau yang sudah kering.

Cercospora dapat bertahan sampai satu tahun dengan melekat pada biji tembakau yang terinfeksi (Semangun, 2000).

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit

Penyakit banyak berkembang jika pemetikan terlambat dilakukan sehingga daun menjadi lewat masak. Makin tua makin rentan. Dapat dikatakan bahwa daun tua


(25)

11

dari semua jenis tembakau rentan terhadap patik (van der Weij, 1938c dalam Semangun, 2000).

Patik cepat meluas jika terdapat cuaca lembab pada saat menjelang panen. Tetapi pada umumnya epidemi tidak akan terjadi bila daun-daun bawah dari tanaman-tanaman relatif bersih dari patik sebelum cuaca lembab tiba (Hopkins, 1956 dalam Semangun, 2000).

2.2.5 Pengendalian Penyakit Patik

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyakit patik antara lain :

1. Melakukan pembersihan sisa-sisa tanaman tembakau yang telah dipanen sehabis tanam. Dengan usaha sanitasi ini diharapkan jamur Cercospora nicotianae yang memiliki kemampuan dormansi tersebut tidak mempunyai kesempatan mempertahankan diri dari sisa-sisa tanaman.

2. Melakukan pemeriksaan pembibitan tanaman tembakau yang akan ditanaman terhadap gejala penyakit secara berkala dan intensif.

3. Daun-daun yang telah terkena penyakit patik agar segera dipetik supaya tidak menjadi sumber penular bagi daun lainnya.

4. Bila sudah terjadi serangan namun dalam skala rendah maka pengendaliannya dapat dilakukan dengan memberikan fungisida bahan aktif mankozeb (Erwin, 2009).


(26)

12

2.3 Fungisida Nabati

Pengertian fungisida nabati mencakup bahan nabati yang berfungsi sebagai zat pembunuh, zat penolak, zat pengikat dan zat penghambat pertumbuhan organisme penganggu (Soehardjan, 1994).

2.3.1 Kunyit (Curcuma domestica)

Menurut Crongruist (1981) klasifikasi kunyit adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica Val.

Tanaman kunyit termasuk dalam famili jahe-jahean (Zingiberaceae). Kunyit digunakan sebagai bahan pewarna, bumbu masak dan obat-obatan

(Tjitrosoepomo, 1994). Rasanya pahit, agak pedas, batangnya berwarna hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna, bercabang-cabang dan berwarna kuning kejingga-jinggaan. Setiap tanaman berdaun 4 sampai 8 helai, panjang 30 cm sampai 80 cm dan lebar 10 cm sampai 25 cm. Bunganya cokelat dan ditengahnya berwarna kemerah-merahan dan kuning (Nugroho,1991). Rimpang kunyit mengandung senyawa kimia berkeaktifan fisiologi yaitu minyak atsiri (1,8-4,9%), kurkumin (2,5-6,0%), dan oleoresin (7,9-10,4%). Minyak atsiri mengandung 60% turmeron, 25% zingiberen, flandren, sabinen, tanin, sineol, dan borneol (Sumangat., dkk, 1994).


(27)

13

2.3.2 Kencur (Kaempferia galanga)

Menurut Crongruist (1981) klasifikasi kencur adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga Linn.

Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Warnanya kekuningan, bagian tengahnya berwarna putih, sedangkan bagian pinggirnya cokelat, dan berbau harum (Afriastini, 2004).

Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka (Anonim, 2010d).

Kencur memiliki kandungan minyak atsiri yang cukup tinggi terutama pada bagian rimpangnya, sedangkan pada bagian daun hanya sedikit. Kandungan minyak berupa sineol 0,02%, asam metil, pentadekan, asam sinamit, etil ester


(28)

14

25%, borneol, kamphene, alkaloid, paragumin, mineral 13,73% dan pati 4,14% (Afriastini, 2004).

2.3.3 Sirih (Piper betle)

Kalsifikasin sirih adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper betle. Sumber : Anonim, 2010b.

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar.

Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan (Anonim, 2010b).

Senyawa yang terkandung di dalam sirih yaitu minyak atsiri sampai 4,2 % yang mengandung pula fenol yang khas yang disebut betel fenol, khavikol, diastase 0,8%-1,8%, zat penyamak, gula, dan pati (Kartasapoetra, 1996).


(29)

(30)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan lahan sekitar Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dari bulan Juli 2011 sampai Januari 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, tabung reaksi, gelas erlenmeyer, gelas ukur, mikroskop stereo, laminar air flow, timbangan, jarum ose, bunsen, otoklaf, cangkul, blender, timbangan, tissu, alumunium foil, plastik tahan panas, kertas koran , saringan, handsprayer, polybag, nampan, ember, kalkulator dan alat tulis.

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman tembakau, ekstrak kunyit, kencur, daun sirih, fungisida sintetik mankozeb, alkohol 70%, gula, asam laktat, agar batang, kentang, air steril, tanah, dan pupuk kandang kambing.


(31)

16

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 11 perlakuan termasuk kontrol dengan 3 ulangan sehingga terdapat 33 satuan percobaan.

Perlakuan terdiri atas kontrol berupa tanaman tembakau yang disemprot

menggunakan air (D), kunyit 25 g/l (E0), kunyit 50 g/l (E1), kunyit 75 g/l (E2), kencur 25 g/l (F0), kencur 50 g/l (F1), kencur 75 g/l (F2), sirih 25 g/l (G0), sirih 50 g/l (G1), sirih 75 g/l (G2), mankozeb 4g/l (H).

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Penyiapan Tanaman Tembakau

Tembakau yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Punggur, Lampung Tengah. Bibit tanaman tembakau yang berumur 45-50 hari ditanam

masing-masing sebanyak 33 tanaman dalam 33 polybag sehingga siap untuk diaplikasi. Tanah yang digunakan sebagai media tanam sebelumnya dicampur dengan pupuk kandang kotoran kambing dengan perbandingan 3:1.

3.4.2 Inokulasi Jamur Cercospora nicotianae

Inokulasi jamur dilakukan dengan cara alami dan buatan. Secara alami tembakau yang bergejala patik diletakkan pada tanaman tembakau sehat yang akan

diinokulasi dengan jarak peletakan dua tanaman per tanaman inokulum.

Selain cara di atas, inokulasi juga dilakukan dengan memblender daun tembakau yang bergejala patik kemudian dicampur dengan air secukupnya sehingga menjadi


(32)

17

cairan. Inokulasi dilakukan pada pukul 18.00 sampai pukul 19.00. Diharapkan pada jam-jam tersebut kondisi kelembaban tinggi sehingga memudahkan jamur Cercospora nicotianae melakukan infeksi ke daun tembakau.

3.4.3 Pembuatan Ekstrak Fungisida Nabati

Kunyit , kencur, dan sirih sebanyak 1 kg dicuci bersih , kemudian dipotong tipis-tipis dan dikeringanginkan. Setelah itu dioven pada suhu 50º C selama 3-4 hari agar beratnya konstan. Setelah dioven, bahan kemudian diblender sampai halus lalu disaring dengan saringan tepung sehingga diperoleh tepung yang halus.

3.4.4 Aplikasi Fungisida Nabati

Tepung kencur, kunyit, dan sirih dilarutkan ke dalam air steril sesuai dengan konsentrasi yang digunakan yaitu 25 g, 50 g, dan 75 g. Setiap perlakuan diaplikasikan dengan menggunakan handsprayer dengan menyemprotkan ke tanaman sebanyak 50 ml satu minggu sebelum dan setelah inokulsai Cercospora nicotianae. Demikian juga untuk perlakuan menggunakan fungisida sintetik mankozeb.

3.4.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan satu minggu sekali setelah gejala pertama muncul, yaitu dengan melihat gejala yang ditimbulkan pada daun dan dihitung persentase luas daun terserang. Intensitas serangan dihitung dengan rumus :


(33)

18

Keterangan :

I = Intensitas serangan daun

N = Jumlah seluruh daun yang diamati V = Nilai skorskala setiap kategori serangan n = Jumlah daun dari setiap kategori serangan Z = Nilai skor kategori serangan tertinggi

Dengan skor kerusakan sebagai berikut :

Skor Gejala Penyakit

0 Tidak terdapat gejala

1 Gejala timbul 0-10% luas daun

2 Gejala terjadi pada >10% x ≤ 25% luas daun 3 Gejala terjadi pada > 25% x ≤ 50% luas daun 4 Gejala terjadi >50%

Skor ini juga ditampilkan pada lampiran (Gambar 13).

Data yang diperoleh kemudian dihitung menggunakan analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%.


(34)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian ini, yaitu:

1. Fungisida nabati (kunyit dan kencur) dapat menurunkan keparahan penyakit patik pada minggu ke lima.

2. Mankozeb 4 g/l, kunyit 50 g/l dan kencur 75 g/l efektif dalam menurunkan keparahan penyakit patik pada minggu ke lima.

3. Fungisidan sintetik mankozeb 4 g/l lebih efektif menurunkan keparahan penyakit patik dibandingkan fungisida nabati (kunyit dan kencur).

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk melakukan pengujian lebih lanjut tentang konsentrasi dan waktu aplikasi fungisida nabati.


(35)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Daun tembakau bergejala patik. ... 19

2. Daun bawah tembakau yang terserang patik. ... 20

3. Gambar mikroskopik jamur Cercospora nicotinae (Perbesaran 40 x). ... 21

4. Perkembangan penyakit patik pada daun tembakau dari minggu kesatu sampai minggu ke. ... 23

5. Gambar tata letak percobaan. ... 32

6. Lahan penelitian tanaman tembakau. ... 37

7. Aplikasi fungisida nabati pada daun tembakau. ... 38

8. Inokulasi Cercospora nicotianae pada daun tembakau. ... 39

9. Tanaman tembakau sebelum inokulasi Cercospora nicotianae. ... 39

. 10. Tanaman tembakau sesudah inokulasi Cercospora nicotianae. ... 39

11. Daun tembakau yang bergejala patik. ... 40

12. Jamur Cercospora nicotinae. ... 41

13. Daun tembakau yang mengalami fitotoksisitas akibat aplikasi kunyit 75 g/l. ... 41


(36)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.3 Kerangka Pemikiran ... 3

1.4 Hipotesis ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tembakau ... 7

2.1.1 Akar ... 7

2.1.2 Batang ... 7

2.1.3 Daun ... 8

2.1.4 Bunga ... 8

2.1.5 Biji ... 8

2.2 Penyakit Patik Tembakau ... 9

2.2.1 Gejala Penyakit ... 9

2.2.2 Penyebab Penyakit ... 10

2.2.3 Daur Penyakit ... 10

2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit ... 10

2.2.5 Pengendalian Penyakit Patik ... 11

2.3 Fungisida Nabati ... 12

2.3.1 Kunyit ... 12

2.3.2 Kencur ... 13


(37)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu ... 15

3.2 Alat dan Bahan ... 15

3.3 Metode Penelitian ... 16

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 16

3.4.1 Penyiapan Tanaman Tembakau ... 16

3.4.2 Inokulasi Jamur Cercospora nicotianae ... 16

3.4.3 Pembuatan Ekstrak Fungisida Nabati ... 17

3.4.4 Aplikasi Fungisida Nabati ... 17

3.4.5 Pengamatan ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 19

4.1.1 Gejala Penyakit ... 19

4.1.2 Keparahan Penyakit Patik Pada Tanaman Tembakau ... 21

4.2 Pembahasan ... 24

IV. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 27

5.2 Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A dan Soedarmanto. 1982. Budidaya Tembakau. C.V. Yasaguna : Jakarta. 4-25 hlm.

Afriastini, J.J. 2004. Bertanam Kencur. Penebar Swadaya : Jakarta. 5-32 hlm. Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.361 hlm.

Anonim. 2010a. Teknik Budidaya Tembakau. Diposkan oleh Tegar Abdullah. Tersedia dalam http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya-tembakau.html. Diakses Tanggal 28 Januari 2011.

Anonim. 2010b. Sirih. Tersedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Sirih. Diakses tanggal 14 Februari 2011.

Anonim. 2010c. Toxicity of Fenarimol. Tersedia dalam

http://www.pesticideinfo.org/Detail_Chemical.jsp?Rec_Id=PC33189. Diakses tanggal 20 Maret 2011.

Anonim. 2010d. http://www.plantamor.com/index.php?plant=900. Di akses 6 Juni 2011.

BPS. 2011. Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman Indonesia (Ton) 1995-2009. Tersedia dalam :

http://www.bps.go.id/aboutus.php?tabel=1&id_subyek=54. Di akses Tanggal 17 Februari 2011.

Cahyono, B. 1998. Tembakau, Budi daya dan Analisis Tani. Kanisius. Yogyakarta. 3-11 hlm.

Crongruist, A. 1981. An Intergrated System On Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press. Diakses 28 Januari 2011. Dalmadiyo, G. 1999. Pengendalian Penyakit Tembakau Secara terpadu. Di dalam

: Prosiding Semiloka Teknik Tembakau. Tirtosastro S, Rahman A, Isdijoso SH, Gothama AAA, Dalmadiyo G & Mukani (eds). Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang. 34 hlm. Diakses 3 Maret 2011.


(39)

29

Departemen Pertanian. 2011. Tembakau

http://ditjenbun.deptan.go.id/budtansim/images/pdf/tembakau. Diakses 20 Maret 2012.

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. AgroMedia Pustaka : Jakarta. 22-24 hlm.

Erwin. 2009. Pedoman Tekhnis HPT Tembakau. Balai Penelitian Tembakau Deli. PTPN II Medan.52-54 hlm. Diakses 6 Januari 2012.

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Universitas Indonesia. Jakarta. 44 hlm. Kartasapoetra, G. 1996. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Rineka Cipta :

Jakarta. 61 hlm.

Muhlisah, F. 1999. Temu-temuan dan Empon-empon Budidaya dan Manfaatnya. Kanisius. Yogyakarta. 88hlm.

Nugroho. HS. 1991. Petunjuk Bertanam dan Kegunaan Kunyit. Karya Anda : Surabaya. 3-18 hlm.

Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan Di Indonesia. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.665-669 hlm.

Semangun, H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. 754 hlm.

Sibarani, F.M., 2008. Uji Efektivitas Beberapa Fungisida Nabti Untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annuum L) di Lapang. Skripsi. USU. 66 hlm. Diakses 5 Februari 2012.

Siti, P.I. 2008. Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Fussarium sp. Secara In Vitro. Skripsi.UPI. 12-13 hlm. Diakses 28 Mei 2011.

Soehardjan, M. 1994. Konsepsi dan Strategi Penelitian dan Pengembangan Pestisida Nabati. Prosiding Seminar Hasil Penelitian dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Balittro. Bogor. 17-19 hlm. Diakses 28 Januari 2011.

Sudarmo, S. 1989. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan. Kanisius : Yogyakarta. 38 hlm.

Sugiarti, P. 2008. Efektivitas Berbagai Ekstrak Sirih (Piper betle ) Sebagai Biofungisida Dalam Menekan Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Merah: Capsicum annuum L). Skripsi. UPI. 22 hlm. Diakses 20 Maret 2011.


(40)

30

Sumangat, D., Anggraeni, dan Laksmanahardja. 1994. Kunyit. Edisi Khusus Balittro Vol. X, No.2. Bogor. 34-42 hlm. Diakses 20 Maret 2011. Suryaningsih, E., dan Hadisoeganda. 2004. Pestisida Botani Untuk

Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bandung. 12-18 hlm. Diakses 3 Maret 2011.

Susanti, E. 2008. Kajian Kesamaan Karakteristik Cercospora Kacang Panjang Dengan Cercospora nicotianae Penyebab Penyakit Patik Pada Tembakau. Skripsi. Universitas Jember : Jember. 24 hlm. Diakses 17 Februari 2011. Tim Penulis Penebar Swadaya. 1993. Pembudidayaan, pengolahan, dan

Pemasaran Tembakau. Penebar Swadaya : Jakarta. 5-12 hlm.

Tjahjadi, N. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 82 hlm.

Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. 4-16 hlm.

Wulandari, F. 2000. Pengaruh Ekstrak Jahe, Kunyit, dan Kencur Terhadap Populasi Phytophthora capsici. Skripsi. Unila. 27 hlm.


(41)

MOTTO

“Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif”.

(Jully Cheung)

“Orang yang hebat adalah orang yang berupaya walaupun kemungkinan berhasilnya kecil”. (Mario Teguh)

Orang cerdas tidak pernah putus asa mengambil manfaat dari pendapat orang lain,

tidak pesimis pada keadaan, dan tidak menelantarkan pendapat serta upaya. Optimislah, meski engkau berada di pusaran angin.


(42)

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai ungkapan terimakasih untuk:

Kedua orang tuaku, Ibu Radini dan Bapak Sukamto yang dalam setiap sujudnya tidak pernah lupa selalu

mendoakanku, adikku Hangga Prayogi Untuk keluargaku, terimakasih atas semua

yang telah diberikan kepadaku

Dan


(43)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1989 di Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penulis merupakan anak Pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sukamto dan Ibu Radini.

Pada tahun 2001 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar SDN 2 Pagelaran; Sekolah Menengah Pertama SMPN 1 Pagelaran pada tahun 2004; dan Sekolah Menengah Atas SMAN 1 Pringsewu pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian melalui jalur PKAB (Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat), dan pada tahun 2008 penulis diintegrasikan pada Program Studi Agroteknologi.

Pada tahun akademik 2010-2011 penulis melaksanakan Praktik Umum di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Bogor-Jawa Barat.


(44)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan

karuniaNya, maka penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penelitian pada skripsi ini merupakan proyek kerja sama antara PT. Export Leaf Indonesia dengan Klinik Tanaman Universitas Lampung, dan mahasiswa selaku peneliti.

Dapat diselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Ir. Joko Prasetyo, M.P. selaku Pembimbing Utama yang tiada hentinya selalu memberikan arahan, bimbingan, dorongan, koreksi serta saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir. M. Nurdin, M.Si. selaku Pembimbing Kedua yang telah membimbing dan memberikan sarannya.

3. Prof. Dr. Cipta Ginting, MSc. selaku pembahas dan penguji atas kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasinya kepada penulis.


(45)

5. Bapak Dr. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku ketua jurusan Agroteknologi. 6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

7. Bapak Ibuku yang kusayang, adik, bule’-pale’, sepupu-sepupuku yang telah memberikan doa, semangat, perhatian, dan kasih sayang.

8. Mba’ Uum, Mas Iwan, Mas Rahmad, Pak Pariyadi, terimakasih atas

bantuannya selama ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Eka Wahyuningsih, S.P.,

Meri Lusiana, S.P., Selvi Helina, S.P., Wika Triwidiyanti Pertiwi, S.P., Resma Nurmei Winda, S.P., terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya. 10.Sahabat-sahabat satu angkatan HPT ’07 Ovy Erfandari, Stenia Ruski

Yusticia, S.P., S.P., Uswatun Hasanah, S.P., Siti Juariyah, S.P., Yani

Kurniawati S.P., Fazri Firdaus, S.P., A.Bazawi Alwie, S.P., Aftecia Agnitary, S.P., Lilis Nurhayati, S.P., M. Jaya Saputra, S.P., Suharyanto, S.P., Parman, Rani, Badrus, bang Juki, Leo, Yanti, Oviana, Mpeb, Juwita, mba’ Agis. 11. Ai, Mama, Bapak, Mba’ Iik, dan Mba’ Cici atas semangat dan kasih

sayangnya selama ini.

Akhir kata, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis,


(46)

(47)

ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

Oleh

Riki Martina Ningsih

Salah satu penyakit penting dalam budidaya tembakau adalah penyakit patik yang disebabkan oleh Cercospora nicotianae. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas beberapa fungisida nabati (kunyit, kencur, dan sirih) untuk mengendalikan penyakit patik pada tanaman tembakau dan mengetahui jenis fungisida nabati yang lebih efektif dalam mengendalikan penyakit patik pada tanaman tembakau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai Januari 2012 di Lahan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Perlakuan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol, kunyit 25g/l, kunyit 50g/l, kunyit 75g/l, kencur 25g/l , kencur 50g/l, kencur 75g/l, sirih 25g/l, sirih 50g/l, sirih 75g/l dan mankozeb 4g/l. Peubah yang diamati yaitu keparahan penyakit. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 5 minggu. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam yang bila berbeda nyata kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa fungisida nabati kunyit dan kencur dapat menurunkan

keparahan penyakit patik pada minggu ke lima. Mankozeb 4 g/l, kunyit 50 g/l dan kencur 75 g/l efektif dalam menurunkan keparahan penyakit patik pada minggu kelima. Fungisida sintetik mankozeb 4 g/l lebih efektif menurunkan keparahan penyakit patik dibandingkan fungisida nabati (kunyit dan kencur).

Kata kunci : Penyakit patik, Cercospora nicotianae, fungisida nabati, keparahan penyakit


(48)

ABSTRACT

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

By

Riki Martina Ningsih

One of the important disease in the cultivation of tobacco is leaf spot caused by the fungus Cercospora nicotiane. The objectives of this study were to know the effectiveness of some botanical fungicides (turmeric, galangale, and betel) to control cercospora leaf spot on tobacco plant and to know which type of botanical fungicides are more effective in controlling cercospora leaf spot on tobacco plants. This study was conducted in July 2011 to January 2012 at the Land Department of Plant Protection Faculty of Agriculture, University of Lampung. Treatments arranged in a completely randomized design (CRD) with three replications. The treatments consisted of control, turmeric 25g /l, turmeric 50g /l, turmeric 75g /l, galangale 25g /l, galangale 50g /l, galangale 75g /l, betel 25g /l, betel 50g /l, betel 75g /l and mankozeb 80 WP 4g /l. Variable observed is the severity of the disease. Observations were made every week for 5 weeks. The data were then analyzed using by analysis of variance when the result is

significant different then followed by Duncan multiple range test on the real level 5%. The results indicate that botanical fungicide turmeric and galangale can reduce disease severity leaf spot on tobacco. Mankozeb 4g/l, turmeric 50 g / L and galangale 75 g / L is effective in controlling disease severity leaf spot on tobacco. Mankozeb 4 g/l was pressured the severity leaf spot on tobacco than botanical fungicide (turmeric and galangale).

Key words: Leaf spot, Cercospora nicotianae, botanical fungicides, severity of illness


(49)

(1)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan

karuniaNya, maka penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Penelitian pada skripsi ini merupakan proyek kerja sama antara PT. Export Leaf Indonesia dengan Klinik Tanaman Universitas Lampung, dan mahasiswa selaku peneliti.

Dapat diselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Ir. Joko Prasetyo, M.P. selaku Pembimbing Utama yang tiada hentinya selalu memberikan arahan, bimbingan, dorongan, koreksi serta saran dalam proses penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir. M. Nurdin, M.Si. selaku Pembimbing Kedua yang telah membimbing dan memberikan sarannya.

3. Prof. Dr. Cipta Ginting, MSc. selaku pembahas dan penguji atas kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Lestari Wibowo, M.P. selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan dan motivasinya kepada penulis.


(2)

5. Bapak Dr. Kuswanta Futas Hidayat, M.P. selaku ketua jurusan Agroteknologi. 6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

7. Bapak Ibuku yang kusayang, adik, bule’-pale’, sepupu-sepupuku yang telah memberikan doa, semangat, perhatian, dan kasih sayang.

8. Mba’ Uum, Mas Iwan, Mas Rahmad, Pak Pariyadi, terimakasih atas bantuannya selama ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuanganku Eka Wahyuningsih, S.P.,

Meri Lusiana, S.P., Selvi Helina, S.P., Wika Triwidiyanti Pertiwi, S.P., Resma Nurmei Winda, S.P., terimakasih atas bantuan dan kebersamaannya. 10.Sahabat-sahabat satu angkatan HPT ’07 Ovy Erfandari, Stenia Ruski

Yusticia, S.P., S.P., Uswatun Hasanah, S.P., Siti Juariyah, S.P., Yani

Kurniawati S.P., Fazri Firdaus, S.P., A.Bazawi Alwie, S.P., Aftecia Agnitary, S.P., Lilis Nurhayati, S.P., M. Jaya Saputra, S.P., Suharyanto, S.P., Parman, Rani, Badrus, bang Juki, Leo, Yanti, Oviana, Mpeb, Juwita, mba’ Agis. 11. Ai, Mama, Bapak, Mba’ Iik, dan Mba’ Cici atas semangat dan kasih

sayangnya selama ini.

Akhir kata, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis,


(3)

(4)

ABSTRAK

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

Oleh

Riki Martina Ningsih

Salah satu penyakit penting dalam budidaya tembakau adalah penyakit patik yang disebabkan oleh Cercospora nicotianae. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui efektivitas beberapa fungisida nabati (kunyit, kencur, dan sirih) untuk mengendalikan penyakit patik pada tanaman tembakau dan mengetahui jenis fungisida nabati yang lebih efektif dalam mengendalikan penyakit patik pada tanaman tembakau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai Januari 2012 di Lahan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Perlakuan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol, kunyit 25g/l, kunyit 50g/l, kunyit 75g/l, kencur 25g/l , kencur 50g/l, kencur 75g/l, sirih 25g/l, sirih 50g/l, sirih 75g/l dan mankozeb 4g/l. Peubah yang diamati yaitu keparahan penyakit. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama 5 minggu. Data hasil pengamatan kemudian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam yang bila berbeda nyata kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa fungisida nabati kunyit dan kencur dapat menurunkan

keparahan penyakit patik pada minggu ke lima. Mankozeb 4 g/l, kunyit 50 g/l dan kencur 75 g/l efektif dalam menurunkan keparahan penyakit patik pada minggu kelima. Fungisida sintetik mankozeb 4 g/l lebih efektif menurunkan keparahan penyakit patik dibandingkan fungisida nabati (kunyit dan kencur).

Kata kunci : Penyakit patik, Cercospora nicotianae, fungisida nabati, keparahan penyakit


(5)

ABSTRACT

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA FUNGISIDA NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.)

PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

By

Riki Martina Ningsih

One of the important disease in the cultivation of tobacco is leaf spot caused by the fungus Cercospora nicotiane. The objectives of this study were to know the effectiveness of some botanical fungicides (turmeric, galangale, and betel) to control cercospora leaf spot on tobacco plant and to know which type of botanical fungicides are more effective in controlling cercospora leaf spot on tobacco plants. This study was conducted in July 2011 to January 2012 at the Land Department of Plant Protection Faculty of Agriculture, University of Lampung. Treatments arranged in a completely randomized design (CRD) with three replications. The treatments consisted of control, turmeric 25g /l, turmeric 50g /l, turmeric 75g /l, galangale 25g /l, galangale 50g /l, galangale 75g /l, betel 25g /l, betel 50g /l, betel 75g /l and mankozeb 80 WP 4g /l. Variable observed is the severity of the disease. Observations were made every week for 5 weeks. The data were then analyzed using by analysis of variance when the result is

significant different then followed by Duncan multiple range test on the real level 5%. The results indicate that botanical fungicide turmeric and galangale can reduce disease severity leaf spot on tobacco. Mankozeb 4g/l, turmeric 50 g / L and galangale 75 g / L is effective in controlling disease severity leaf spot on tobacco. Mankozeb 4 g/l was pressured the severity leaf spot on tobacco than botanical fungicide (turmeric and galangale).

Key words: Leaf spot, Cercospora nicotianae, botanical fungicides, severity of illness


(6)

Dokumen yang terkait

Uji Efektivitas Beberapa Jenis Fungisida Nabati Dengan Dosis Yang Berbeda untuk Mengendalikan Penyakit Bercak Daun (Cercospora nicotianae ell. et .ev) Pada Tanaman Tembakau (Nicotianae tabaccum l.) di Lapangan

2 47 85

Uji Ketahanan Klon IRR Seri 200 Terhadap Penyakit Gugur Daun (Colletotrichum gloeosporioides Penz. et Sacc.) Pada Tanaman Karet (Hevea brassiliensis Muell. Arg.) Di Laboratorium

0 38 63

Uji Efektifitas Chitosan Untuk Mengendalikan Penyakit Jamur Upas (Upasia salmonicolor (B. et Br.) Tjokr.,) Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

5 58 60

EFEKTIVITAS FUNGISIDA BAHAN AKTIF TEBUCONAZOLE, PYRACHLOSTROBIN, DAN MANKOZEB UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR Cercospora nicotianae L. PADA TEMBAKAU

1 41 16

KAJIAN KESAMAAN KARAKTERISTIK CERCOSPORA KACANG PANJANG DENGAN Cercospora nicotianae Ell. et Ev. Syn. PENYEBAB PENYAKIT PATIK PADA TEMBAKAU

0 12 14

KAJIAN KESAMAAN KARAKTERISTIK CERCOSPORA KACANG PANJANG DENGAN Cercospora nicotianae Ell. et Ev. Syn. PENYEBAB PENYAKIT PATIK PADA TEMBAKAU

1 10 14

PENGARUH KOMBINASI Trichoderma Spp. DENGAN FUNGISIDA NABATI TERHADAP KEPARAHAN PENYAKIT PATIK (Cercospora Nicotianae Ell. Et Ev.) PADA TEMBAKAU

2 58 53

PENGARUH APLIKASI Trichoderma spp. TERHADAP KEPARAHAN PENYAKIT PATIK (Cercospora nicotianae Ell. et Ev.,) PADA TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

3 28 39

UJI DAYA BUNUH GRANUL EKSTRAK LIMBAH TEMBAKAU (NICOTIANAE TABACUM L ) TERHADAP LARVA AEDES AEGYPTI -

0 0 76

DESKRIPSI TANAMAN TEMBAKAU DELI (Nicotianae tabacum L.)

0 0 19