Kerangka Berpikir Tinjauan hukum terhadap bioterrorism act sebagai hambatan non tarif dalam perdagangan internasional agus

69 aspek teori hukum, politik hukum serta akibatnya terhadap hubungan perdagangan Indonesia- Amerika Serikat.

C. Kerangka Berpikir

Indonesia merupakan salah satu negara pemasok bahan makanan yang utama bagi negara Amerika Serikat. Namun sejak dikeluarkannya bioterrorism act BTA oleh pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2002, kelangsungan aktivitas ekspor bahan makanan Indonesia ke Amerika Serikat menjadi terhambat. Hal ini disebabkan oleh badan Food and Drug Admistration FDA yang diberikan wewenang oleh pemerintah Amerika Serikat untuk menyaring secara ketat setiap produk bahan makanan yang masuk ke negara Amerika Serikat melalui persyaratan-persyaratan baru yang terdapat dalam BTA. Kebijakan domestik Amerika Serikat tersebut berimplikasi negatif dalam praktek perdagangan internasional yang seharusnya berprinsip terbuka seperti ketentuan WTO. Sebagai anggota WTO, Amerika Serikat dan mempunyai kewajiban melaksanakan ketentuan yang terdapat dalam WTO, termasuk menjamin terbukanya pasar dan perdagangan bebas. Dalam menjelaskan kerangka berpikir yang mendasari tesis ini, peneliti berusaha menjelaskan dengan bagan atau skema sebagai berikut 70 WTO – GATT 1994 Amerika Serikat Indonesia Bioterrorism Act BTA Ekspor Produk Pangan Analisis Yuridis Sebagai Hambatan non tarif Bukan sebagai Hambatan non tarif Bagaimana aturan WTO melakukan antisipasi terhadap BTA? Tinjauan prinsip hukum internasional terhadap substansi BTA selaku NTB 71 BAB III METODE PENELITIAN Secara sosiologis, manusia merupakan makhluk yang dikuasai oleh keinginan atau hasrat untuk ingin tahu. Hal tersebut merupakan kodrat dari manusia sebagai mahkluk yang memiliki cipta, rasa, dan karsa. Hasrat ingin tahu manusia tidaklah dapat berhenti karena semakin manusia mengetahui hakikat sesuatu, maka manusia akan semakin mengetahui bahwa sebenarnya masih banyak hal yang belum diketahui. Dari hal itu maka aktifitas pencarian kebenaran mulai dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam proses mencari kebenaran itu manusia melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan yang dilakukan manusia tersebut dapat diklasifikasikan menjadi kegiatan non ilmiah dan kegiatan ilmiah. Kegiatan non ilmiah cenderung bersifat untung- untungan dan tidak teratur serta hanya mendasarkan pada kesalahan masa lalu dan percobaan untuk menghindari kesalahan, sedangkan kegiatan ilmiah lebih merupakan proses yang teratur dan menggunakan metode atau cara yang sistematis. Dalam kegiatan ilmiah terdapat aktifitas penelitian yang menurut H.L Manheim berarti : “... the careful, diligent, and exhaustive investigation of a scientific subject matter, having as its aim the advancement of mankind’s knowledge” …penelitian terhadap masalah keilmuan yang dilakukan secara cermat, tekun, dan sungguh-sungguh, mempunyai tujuan untuk kemajuan ilmu pengetahuan umat manusia Soerjono Soekanto,1986 :3 72 Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti penelitian dilakukan sesuai metode atau cara tertentu, sistematis mempunyai maksud bahwa penelitian harus berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang saling bertentangan atau saling tumpang tindih sehingga mengakibatkan dualisme pengertian. Dalam tesis ini, permasalahan yang diangkat adalah permasalahan hukum maka penelitian yang dilakukan juga penelitian hukum. Penelitian hukum dalam suatu penelitian tentu saja bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran hukum. Penelitian hukum juga merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum dengan cara menganalisis. Selanjutnya juga diadakan pemeriksaan terhadap fakta hukum tersebut dan mengusahakan pemecahan terhadap permasalahan yang timbul. Permasalahan dalam suatu penelitian juga perlu untuk dibatasi, karena hal tersebut sangat penting untuk akurasi dan menjaga supaya pembahasan yang dilakukan tidak terlalu melebar. Pemilihan atau studi kasus tertentu sangat membantu agar penelitian hukum dapat terfokus dan mencapai tujuan yang diharapkan yaitu terpecahkannya permasalahan yang dihadapi. Penelitian hukum yang penulis lakukan untuk menyusun tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut: 73

A. Jenis Penelitian