HAMBATAN NON TARIF DALAM BISNIS INTERNAS (1)

HAMBATAN
NON-TARIF
DALAM BISNIS
INTERNASIONAL

Wahono Diphayana

1. Kuota (Quota)

a. Pengertian
Kuota adalah pembatasan terhadap jumlah
fisik barang yang masuk (kuota impor) dan
keluar (kuota ekspor) ke dan dari suatu
negara.

b. Jenis Kuota Impor
1) Absolute atau Unilateral Quota
Ini adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan sendiri
oleh suatu negara tanpa persetujuan negara lain.
2) Negotiated atau Bilateral Quota
Ini adalah kuota yang besar kecilnya ditentukan

berdasarkan perjanjian antara dua negara atau lebih.
3) Tariff Quota
Ini adalah gabungan antara tarif dengan kuota. Misalnya
untuk sejumlah tertentu impor barang diizinkan dengan
tarif tertentu, tambahan impor masih diizinkan tetapi
dikenakan tarif yang lebih tinggi.
4) Mixing Quota
Bahan mentah yang diimpor dalam proporsi tertentu
dibatasi penggunaannya dalam produksi barang akhir.

c. Tujuan Kuota Impor
Secara umum tujuan suatu negara melakukan
kuota impor, hampir sama dengan tujuan dari
pengenaan tarif.

d. Tujuan Kuota Ekspor
1) Untuk mencegah barang yang penting tidak
jatuh ke tangan musuh.
2) Untuk menjamin tersedianya barang di dalam
negeri dalam proporsi yang cukup.

3) Untuk mengadakan pengawasan produksi serta
pengendalian harga guna mencapai stabilisasi
harga.

2. Subsidi

• Subsidi adalah bantuan yang diberikan oleh
pemerintah kepada pihak produsen di dalam negeri.
Bentuk bantuan bisa berupa pemberian bahan baku,
penetapan harga bahan baku yang lebih rendah dari
harga pasar, dan lain-lain.
• Dengan adanya subsidi, produsen dapat menjual
barang yang diproduksinya dengan harga yang lebih
rendah dari yang seharusnya (tanpa subsidi), sehingga
subsidi dapat menimbulkan distorsi di dalam pasar.
Oleh karena itu banyak negara yang melakukan
berbagai bentuk proteksi terhadap produk impor yang
disubsidi.

• Subsidi ekspor merupakan instrumen subsidi yang

diberikan pada barang ekspor.

3. Pajak Ekspor

Pajak ekspor adalah instrumen pajak yang
dikenakan terhadap barang ekspor. Pajak
ekspor umumnya dikenakan untuk melindungi
konsumen atau produsen pengguna di dalam
negeri.

4. Anti Dumping

a. Pengertian
• Anti dumping adalah tindakan (misalnya
pengenaan bea masuk dan pembatasan) yang
dilakukan oleh suatu negara terhadap barang
yang diimpor dari negara lain yang dianggap
melakukan dumping.
• Dumping adalah diskriminasi harga secara
internasional yang dilakukan dengan menjual

suatu produk di luar negeri dengan harga yang
lebih murah dibandingkan dengan harga di
dalam negeri.

b. Jenis Dumping
– Persistent Dumping

Ini adalah kecenderungan memonopoli yang berkelanjutan dari
suatu perusahaan di pasar domestik untuk memperoleh laba
maksimum dengan menetapkan harga yang lebih tinggi di dalam
negeri daripada di luar negeri.
– Predatory Dumping

Ini adalah tindakan perusahaan untuk menjual barangnya di luar
negeri dengan harga lebih murah untuk sementara (temporer),
sehingga dapat menggusur atau mengalahkan perusahaan lain dari
persaingan bisnis. Setelah dapat memonopoli pasar, barulah harga
kembali dinaikkan untuk mendapat laba maksimum.
– Sporadic Dumping


Ini adalah tindakan perusahaan dalam menjual produknya di luar
negeri dengan harga yang lebih murah secara sporadis
dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus produksi
di dalam negeri.

5. Keamanan Pangan (Food Safety)
Concern about food safety with the public

Wide public concern about the safety
of the food in Europe

Produk pangan yang dikonsumsi masyarakat
dan diperdagangkan harus bebas dari zat-zat
yang dapat membahayakan kesehatan
manusia. Standar kesehatan ditetapkan oleh
Codex Alimentarius Commission, sebuah
lembaga di bawah WHO.

Keamanan Pangan


UU No. 7
Tahun 1996
tentang
Pangan

Kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia.

Keamanan Pangan

Joint
FAO/WHO
Expert
Committee
of Food
Safety


Semua kondisi dan upaya yang diperlukan
selama produksi, pengolahan, penyimpanan,
distribusi, dan penyiapan makanan untuk
memastikan bahwa makanan tersebut aman,
bebas dari penyakit, sehat, dan baik untuk
konsumsi manusia.

• BERBAGAI KASUS TERKAIT
PANGAN TIDAK AMAN





CURRENT ISSUES

MADCOW DISEASE
AVIAN INFLUENZA
PENYAKIT MULUT DAN KUKU

FORMALIN, BORAX DAN PEWARNA
TEXTIL PADA MAKANAN
– TINGGINYA RESIDU PESTISIDA
– KANDUNGAN BAKTERI PATOGEN
– PENOLAKAN PRODUK EKSPOR
INDONESIA

• MEREBAKNYA BERBAGAI KASUS
KERACUNAN MAKANAN
FOODBORNE DISEASES
– KEJADIAN DIARE, KOLERA, DISENTRI
– MENIMPA BERBAGAI KALANGAN,
ANAK SEKOLAH, BURUH PABRIK,
TURIS ASING, TAMU DI PERHELATAN
– CITRA BANGSA DAN DUNIA
PARIWISATA TERGANGGU

6. Peraturan Karantina

Peraturan karantina merupakan upaya untuk

mencegah masuk dan tersebarnya hama dan
penyakit baru dari luar negeri ke dalam negeri,
dimana kalau sampai masuk (melalui barangbarang yang diperdagangkan) akan dapat
merusak kesehatan manusia atau
mengancurkan tanaman pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.

Peraturan karantina merupakan upaya untuk
mencegah masuk dan tersebarnya hama dan
penyakit baru dari luar negeri ke dalam negeri,
dimana kalau sampai masuk (melalui barangbarang yang diperdagangkan) akan dapat
merusak kesehatan manusia atau
mengancurkan tanaman pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan.

7. Masalah Mutu (Quality)

Produk yang diperdagangkan harus memenuhi
standar mutu yang ditetapkan secara
internasional atau secara nasional. Ketentuan

ini secara internasional didasarkan pada
Agreement on Technical Barriers to Trade
(TBT) dari WTO.

8. Masalah Selera Konsumen

Masalah selera konsumen di suatu negara
secara tidak langsung seringkali menjadi
hambatan dalam perdagangan internasional.

9. Masalah Politik

Masalah politik seringkali menjadi hambatan
di dalam perdagangan internasional, misalnya
: hubungan antar negara yang kurang baik
atau bermusuhan, embargo yang diterapkan
oleh suatu negara, kelompok negara atau PBB
terhadap sebuah negara, dan lain-lain.

10. Masalah Moral dan Agama


Salah satu contoh hambatan perdagangan
dengan alasan agama adalah keharusan
produk yang diperdagangkan disertai label
halal.

11. Peraturan Pertahanan dan
Keamanan

Hambatan perdagangan terkait masalah
pertahanan atau keamanan adalah
pembatasan larangan peralatan tempur oleh
suatu negara ke negara yang lain, pelarangan
penjualan senjata kepada masyarakat umum,
dan lain-lain.

12. Ecolabelling

Ecolabelling adalah pemberian tanda pada
suatu barang yang diperdagangkan, yang
menerangkan bahwa barang tersebut
diproduksi dengan tidak merusak lingkungan.
Barang yang tidak mempunyai label akan
ditolak oleh negara konsumen. Gagasan
tentang ecolabelling kini berkembang,
mencakup bidang yang luas, yaitu mulai dari
penyediaan bahan baku sampai pada
pembuangan barang bekas.

13. VER (Voluntary Export Restaint)

VER merupakan instrumen pembatasan yang
dikenakan pemerintah negara eksportir
terhadap jumlah (kuantitas) barang yang
diekspor dalam jangka waktu tertentu.

14. OMA (Orderly Marketing
Agreement)

OMA adalah pembatasan pemasaran ptoduk
tertentu atas permintaan negara importir.

15. Government Procurement Policy

Government Procurement Policy merupakan
kebijakan yang mensyaratkan lembagalembaga pemerintah untuk membeli barang
atau jasa dari perusahaan dalam negeri.
Kebijakan yang umumnya dinyatakan secara
resmi sebagai upaya untuk mendorong kinerja
perusahaan di dalam negeri, pada prakteknya
membatasi impor.

16. Prosedur Birokrasi (Red Tape
Barriers)

Prosedur yang pada awalnya ditempuh demi
penyelenggaraan tertib administrasi negara
bisa menjadi proses yang berbelit, tidak
transparan, dan rentan terhadap praktek
pungutan tidak resmi, yang pada akhirnya
mengganggu kegiatan ekspor dan impor.

TERIMA KASIH