Daya Tarik Wisata Budaya di Kota Solo

resmi hanya ditarikan sekali dalam setahun untuk menghormati Sri Susuhunan Paku Buwono sebagai pemimpin keraton. c. Batik Solo Batik adalah kain dengan corak tertentu yang dihasilkan dari bahan malam wax yang ditulis di kain tersebut, meskipun kini sudah banyak kain batik yang dibuat dengan proses cetak. Solo mempunyai banyak corak batik khas, seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Beberapa usaha batik terkenal di Solo adalah Batik Keris dan Batik Danar Hadi. Pusat perdagangan batik di Kota Solo berada di Pasar Klewer. d. Makanan Khas Kota Solo Kota Solo terkenal dengan banyak jajanan kuliner tradisional yang lezat. Banyak wisatawan yang datang ke Solo hanya untuk menikmati makanan tradisional khas Solo. Beberapa makanan khas Kota Solo antara lain, nasi liwet, nasi timlo, cabuk rambak, pecel ndeso, srabi notosuman, bakpia balong, dan lain sebagainya. Banyak wisatawan asing yang berkunjung di kota ini, selain untuk berwisata budaya, para wisatawan juga ingin menikmati makanan tradisional khas Kota Solo yang nikmat dan unik rasanya, karena terbuat dari bumbu rempah-rempah khas Jawa.

B. Daya Tarik Wisata Budaya di Kota Solo

Solo adalah kota budaya. Kebudayaan Jawa di kota ini sangat kental. Penduduk tradisional di kota ini sangat menjunjung tradisi Jawa. Bentuk-bentuk tradisi di kota ini terdapat pada ritual-ritual tertentu. Kota Solo ini memiliki beberapa daya tarik budaya yang sering diadakan setiap tahun di hari-hari tertentu untuk menghormati leluhur. Kebudayaan atau acara tersebut mampu menjadi modal penunjang bagi kemajuan di berbagai obyek wisata yang terdapat di daerah Kota Solo pada umumnya dan Pasar Ngarsopuro pada khususnya. Beberapa upacara kebudayaan yang dilakukan di Kota Solo adalah antara lain sebagai berikut : a. Upacara Garebeg Upacara Garebeg diselenggarakan tiga kali dalam satu tahun atau penanggalan Jawa pada tanggal 12 Mulud bulan ketiga, tanggal 1 bulan Sawal bulan ke sepuluh, dan tanggal 10 bulan Besar bulan kedua belas. Pada hari-hari tersebut Raja mengeluarkan sedekahnya sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan atas kemakmuran kerajaan. Sedekah ini yang disebut Hajat Dalem, berupa pareden atau gunungan yang terdiri dari gunungan kakung dan gunungan estri laki-laki dan perempuan. Gunungan kakung berbentuk seperti kerucut terpancung dengan ujung sebelah atas agak membulat. Sebagian gunungan ini terdiri dari sayuran kacang panjang yang berwarna hijau yang dirangkaikan dengan cabai merah, telur ayam Jawa, dan beberapa perlengkapan makanan kering lainnya. Gunungan estri berbentuk seperti keranjang bunga yang penuh dengan rangkaian bunga. Sebagian besar disusun dari makanan kering yang terbuat dari beras maupun beras ketan yang berbentuk lingkaran dan runcing. Gunungan estri ini juga dihiasi bendera Indonesia kecil di atasnya. Sumber : Upacara Grebeg Keraton Solo : 25 b. Upacara Sekaten Sekaten merupakan sebuah upacara kerajaan yang berlangsung selama tujuh hari. Konon asal usul upacara ini sejak Kerajaan Demak. Upacara ini sebenarnya adalah merupakan sebuah perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad. Menurut cerita rakyat kata sekaten berasal dari istilah credo dalam agama Islam, Syahadatain. Sekaten dimulai dengan keluarnya dua perangkat Gamelan Sekati, Kyai Gunturmadu, dan Kyai Guntursari dari keraton untuk ditempatkan didepan Masjid Agung Solo. Selama enam hari, dari mulai hari ke enam sampai hari ke sebelas bulan Mulud dalam kalender Jawa. Kedua perangkat gamelan tersebut dimainkan atau ditabuh menandai perayaan sekaten. Akhirnya pada hari ketujuh upacara ditutup dengan keluarnya Gunungan Mulud. Sumber : Tradisi Sekaten Solo : 16 c. Upacara Malam Satu Suro Malam Satu Suro dalam masyarakat Jawa adalah suatu perayaan tahun baru menurut kalender Jawa. Malam Satu Suro jatuh pada mulai terbenamnya matahari pada hari terakhir bulan terakhir kalender Jawa 3029 Besar sampai terbitnya matahari pada hari pertama bulan pertama tahun berikutnya 1 Suro. Di Keraton Solo upacara ini diperingati dengan kirab mubeng benteng perarakan mengelilingi keraton. Upacara ini dimulai dari kompleks Kemandungan Utara melalui gerbang Brojonolo kemudian mengitari seluruh kawasan keraton dengan arah berkebalikan dengan arah putaran jarum jam dan berakhir pada halaman Kemandungan Utara. Dalam prosesi ini pusaka menjadi bagian utama dan di posisikan pada barisan terdepan dan diikuti oleh para pembesar keraton, para pegawai keraton, dan diakhiri dengan masyarakat setempat. Suatu yang unik adalah pada barisan terdepan ditempatkan pusaka berupa sekawan kerbau albino yang diberi nama Kyai Slamet yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat. Menurut cerita jaman dulu konon kotoran kerbau Kyai Slamet ini dapat bermanfaat untuk segala hal menurut keinginan dan kepercayaan masyarakat yang mengambilnya. d. Upacara Larung Agung Upacara larung agung ini diselenggarakan sekali dalam satu tahun, yang berlokasi di Sungai Bengawan Solo. Acara ini menandai parayaan lebaran ketupat yang jatuh pada hari ketujuh lebaran bulan Syawal. Larung agung merupakan tradisi mengenag pendiri Kerajaan Pajang yaitu Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya saat menyusuri Sungai Bengawan Solo. Prosesi larung dimulai dari pintu gerbang taman yang juga dikenal sebagai kebun binatang dengan mengendarai kereta milik Keraton Kasunanan Solo Kyai Siswondo. Diiringi prajurit keraton, Joko Tingkir menuju Sanggar Gesang Sungai Bengawan Solo. Bersama dengan iring-iringan prajurit ikut pula dikirabkan gunungan ketupat yang terbuat dari susunan lima ribu ketupat. Selain daya tarik upacara-upacara adat di atas Kota Solo juga mempunyai obyek wisata budaya yang sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan. Adapun obyek wisata budaya yang terdapat di Kota Solo antara lain sebagai berikut : a. Keraton Kasunanan Solo Keraton Kasunanan Solo adalah sebuah warisan Jawa. Wujudnya berupa bangunan fisik keraton, benda artefak, seni budaya, dan adat tata cara keraton. Keraton yang dalam bahasa Jawa artinya adalah kerajaan tempat tinggal raja-raja atau tempat pemerintahan raja-raja. Selain sebagai tempat tinggal raja keraton juga menyimpan benda- benda kuno milik keraton pada khususnya, yang diberi nama Museum Suaka Budaya Keraton Solo. Museum ini letaknya berada di dalam kompleks keraton. Di dalam bangunan ini terdapat beberapa ruangan yang masing-masing menyimpan benda-benda bersejarah. Benda-benda bersejarah yang di simpan di museum ini antara lain, peralatan masak, peralatan makan, senjata-senjata perang pada jaman dulu dan pedang milik keluarga keraton, pakaian beserta topi milik Paku Buwono VI, Paku Buwono VII dan Paku Buwono X, dayung kapal milik Paku Buwono VI yang panjangnya lima meter yang dibuat oleh Putra Mahkota. Selain itu memasuki halaman sisi bangunan ini pengunjung diharuskan melepas alas kaki dan berpakaian sopan. Lantai di halaman ini adalah pasir yang di ambil dari Merapi dan Parangkusumo. b. Istana Mangkunegaran Istana Mangkunegaran terletak di pusat Kota Solo, di antara Jalan Ronggo Warsito, Jalan Kartini, Jalan Siswa, dan Jalan Teuku Umar. Istana ini didirikan pada tahun 1757 oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo K.G.P.A.A Mangkunegoro I. Istana Mangkunegaran adalah tempat menyimpan kesenian dan kebudayaan yang lain. Tanah milik kerajaan ini di isi banyak harta pusaka yang tak ternilai harganya dan koleksi yang sangat indah, seperti pakaian, aksesoris untuk penari istana, wayang kulit dan wayang kayu, patung-patung religius, perhiasan dan benda-benda antik serta pusaka yang tak ternilai harganya. Di dalam istana ini juga terdapat perpustakaan milik istana dengan nama Reksopustaka. c. Museum Radya Pustaka Museum ini dibangun pada tanggal 28 Oktober 1980 oleh Kanjeng Adipati Sosrodiningrat IV, Pepatih Dalem pada masa pemerintahan Paku Buwono IX dan Paku Buwono X. Museum ini terletak di Jalan protokol Slamet Riyadi, di dalam kompleks Taman Wisata Budaya Sriwedari. Di museum ini tersimpan benda-benda kuno yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, antara lain keris, gamelan, arca dari batu maupun perunggu, wayang kulit, keramik, keris, dan lain sebagainya. Yang menarik dari museum ini adalah di museum ini juga terdapat perpustakaan yang menyimpan buku-buku kasusastraan baik dalam bahasa Jawa Kuno maupun bahasa Belanda. d. Museum Batik Wuryaningratan Galeri batik kuno Danar Hadi yang terletak di dalam kompleks nDalem Wuryaningratan didirikan oleh H. Santoso Doellah. Museum batik ini didirikan karena keprihatinan H. Santoso Doellah terhadap kelestarian dan pengembangan seni kerajinan batik di Indonesia pada khususnya dan di dunia pada umumnya. Koleksi batik yang terdapat di museum ini berjumlah kurang lebih sepuluh ribu batik kuno. Museum batik ini mengambil tema ”Pengaruh Jaman dan Lingkungan”. Tema ini di ambil dari penelitian batik dan perkembangan batik yang semakin berkembang karena pengaruh jaman dan lingkungan. Selain itu di museum ini juga terdapat buku yang menjelaskan tentang batik. Jenis batik yang di pajang terdiri dari batik Belanda, batik Cina, batik Jawa, Hokokai, batik pengaruh India, batik Keraton, batik pengaruh Keraton, batik sudagaran, batik Petani, batik Indonesia dan batik Danar Hadi. Didirikannya museum batik kuno ini dengan maksud dan tujuan untuk melestarikan batik yang terkenal di Kota Solo agar tidak punah dan tetap ada hingga generasi mendatang.

BAB III PERAN PASAR NGARSOPURO DALAM PERKEMBANGAN