9 situasi yang dihadapi, 2 identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam
proses komunikasi, 3 lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, di manakah tempat peristiwa tutur terjadi apakah di tempat umum yang ramai
ataukah di ruangan tempat seseorang tengah beribadah, 4 analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, pilihan dialek yang berhubungan dengan status
sosial penggunanya, 5 penilaian sosial yang berbeda penutur dan perilaku bentuk ujaran, masyarakat akan menilai bentuk ujaran dan perilaku kebahasaan lain yang
sesuai dan pantas dimiliki sehubungan dengan kedudukannya terhadap masyarakat lain, 6 tingkat variasi dan ragam linguistik, sebagai akibat perubahan
dan perkembangan yang terus terjadi di masyarakat maka bahasa turut berkembang ke dalam varian-varian yang disesuaikan dengan kebutuhan
kebahasaan dalam masyarakat tersebut, 7 penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
2.2.2 Peristiwa Tutur
Peristiwa tutur pada hakikatnya adalah serangkaian tindak tutur yang terstruktur dan mengarah pada suatu tujuan. Jika peristiwa tutur merupakan gejala
sosial dalam situasi tertentu yang menitik beratkan pada tujuan peristiwa, tindak tutur lebih cenderung sebagai gejala individual, bersifat psikologis dan
dipengaruhi kemampuan kebahasan penutur yang menitikberatkan pada makna tuturan yang dilakukan.
10
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peristiwa Tutur
Pilihan bahasa dalam interaksi sosial masyarakat dwibahasa atau multibahasa disebabkan oleh beberapa faktor sosial dan budaya. Evin-Trip dalam
Rokhman 2002 mengidentifikasikan empat faktor utama, yaitu latar waktu dan tempat, situasi, partisipan, topik pembicaraan dan fungsi interaksi. Geertz dalam
Umar dan Napitupulu 1993 menyatakan adanya latar belakang sosial, isi percakapan, sejarah hubungan sosial pembicara, dan kehadiran pihak ketiga dalam
percakapan. Gal dan Rubin dalam Rokhman 2002 masing-masing menyatakan bahwa partisipan adalah faktor terpenting terjadinya pilihan bahasa, sedang Rubin
menyatakan bahwa faktor lokasi terjadinya interaksi lebih menentukan pilihan bahasa. Dapat disimpulkan bahwa latar belakang sosial, situasi, dan partisipan
dapat menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan bahasa. Peristiwa tutur adalah terjadinya interaksi linguistik dalam satu bentuk
ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan mitra tutur dengan satu pokok tuturan, waktu dan tempat tertentu Chaer dan Agustina 2004. Secara
sederhana peristiwa tutur adalah peristiwa komunikasi dengan menggunakan bahasa lisan. Satu peristiwa tutur harus memiliki komponen tutur yang meliputi,
seperti yang dinyatakan Hymes dalam Rahardi 2001, Chaer 2003, dan Agustina 2004, dalam akronim SPEAKING. S Setting and scene, yaitu
berkenaan dengan waktu, tempat dan situasi pembicaraan. P Participants, yaitu pihak-pihak yang terlibat didalam tuturan. E Ends, merujuk pada maksud dan
tujuan penuturan. A Act sequence, mengacu pada bentuk dan isi ujaran. K Key,
11 meliputi nada, cara, dimana suatu pesan disampaikan. I Instrumentalities,
mengacu pada bahasa yang di gunakan atau variasi bahasa seperti dialek, ragam atau register. N Norm of Interaction and Interpretation, mengacu pada norma
atau aturan dalam berinteraksi. G Genre, mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti puisi, narasi, doa dan sebagainya. Kedelapan unsur tersebut
merupakan faktor di luar bahasa yang dapat menentukan pilihan bahasa peserta tutur dalam sebuah peristiwa tutur.
2.2.4 Peristiwa Tutur dalam Iklan Televisi