65
C. Kerangka Pikir
Konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia tergolong rendah. Salah satu kelompok umur yang kurang mengonsumsi buah dan sayur adalah remaja.
Kurang mengonsumsi buah dan sayur pada saat remaja dapat mengakibatkan anemia dan obesitas. Selain itu, kurang mengonsumsi buah dan sayur dapat
berdampak buruk bagi kesehatan di kehidupan selanjutnya. Penyakit degeneratif dapat mengancam kesehatan akibat kurang buah dan sayur seperti penyakit
kanker, stroke, diabetes mellitus, kelebihan kolesterol dan penyakit jantung koroner.
Banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur di masyarakat selain faktor pola makan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
terdiri atas pengetahuan, sikap, jenis kelamin, usia dan alasan seseorang. Sementara, faktor eksternal terdiri atas pendidikan ibu orangtua, ketersediaan
pangan buah dan sayur, pendapatan keluarga, budaya dan preferensi anak dan media sosial. Oleh karena itu, jika pengetahuan tentang pentingnya
mengonsumsi buah dan sayur meningkat, perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja dapat meningkat pula.
Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yang dibedakan menjadi dua yakni faktor internal yang terdiri dari pendidikan, umur, minat, pengalaman,
dan faktor eksternal yang terdiri dari pekerjaan, kebudayaan dan informasi. Di dalam dunia pendidikan identik dengan kegiatan belajar yang biasa disebut
proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat optimal jika komponen penyusunnya lengkap. Salah satu komponen penyusun proses pembelajaran
66 adalah metode pembelajaran yang memiliki arti yaitu cara yang dilakukan agar
tercipta hasil belajar yang optimal. Metode
mind mapping merupakan salah satu contoh metode pembelajaran dalam pendekatan pendekatan contextual Learning
CTL. Metode mind mapping merupakan suatu teknik mencatat yang menyenangkan yang melibatkan kedua
belah otak. Mind mapping menggunakan pengingat-pengingat visual dan
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Kelebihan metode mind
mapping antara lain: fleksibel, memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, menyenangkan, meningkatkan kreatifitas melalui kebebasan
berimajinasi. Sementara kekurangan metode mind mapping antara lain: tidak
sepenuhnya siswa belajar dan hanya siswa aktif yang terlibat, serta guru akan kewalahan memeriksa
mind mapping siswa, karena jumlah siswa dalam kelas lumayan banyak, maka akan ada banyak
mind mapping dari satu materi yang diajarkan.
Masa remaja termasuk kategori usia sekolah yang masih produktif dalam hal penyerapan pengetahuan. Diharapkan dengan diterapkannya metode
mind mapping dalam proses pembelajaran maka pengetahuan siswa tentang
pentingnya mengonsumsi buah dan sayur bagi kesehatan dapat meningkat, sehingga diharapkan perilaku atau tindakan siswa terhadap konsumsi buah dan
sayur dapat meningkat pula. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada Gambar 1.
67 Keterangan :
: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Faktor internal
Umur Minat
Pengalaman Dampak rendahnya konsumsi buah dan sayur pada usia remaja
Faktor eksternal Pekerjaan
Kebudayaan Informasi
Faktor internal Sikap
Alasan
Faktor eksternal Pendidikan
orangtua Ketersediaan
Pendapatan keluarga
Media sosial Preferensi anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Intervensi proses pembelajaran di sekolah dengan metode
mind mapping
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur Saat remaja:
anemia dan obesitas
Pada masa yang akan datang: Penyakit degeneratif penyakit kanker,
stroke, diabetes, jantung koroner
Gambar 6. Kerangka berpikir
Jenis kelamin Usia
Pola makan Pengetahuan
Pendidikan
Perilaku konsumsi buah dan sayur remaja meningkat
68
D. Hipotesis Penelitian