31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Bentuk Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif. penelitian survey digunakan untuk mengumpukkan data atau informasi tentang populasi
yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 82. Pendekatan kuantitatif sendiri lebih memberikan makna
dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya Jonathan, 2006. Bentuk pendekatan ini dipilih
karena peneliti ingin mengetahui seberapakah keterampilan meronce anak Kelompok B TK Gugus 2 Kecamatan Kokap.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Semester Genap Tahun Ajaran 20152016. Berlangsung tanggal dari bulan Maret-April 2016.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Gugus 2 Kecamatan Kokap. Yaitu TK Masyithoh Pucanggading dan TK ABA Tlogolelo.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati yang mejadi atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi
32 antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu Sugiyono, 2005: 2.
Variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat atau varibel yang mempengaruhi disebut variabel bebas dan variabel yang dipengaruhi
atau yang mejadi akibat karena adanya variabel bebas disebut variabel terikat Sugiyono, 2005: 3. Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu keterampilan
meronce. 2.
Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan perbedaan penafsiran terhadap
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka perlu disampaikan definisi operasional yang akan dilakukan dalam penelitianini yaitu sebagai
berikut: a.
Keterampilan meronce Keterampilan motorik halus adalah keadaan di mana anak mampu
melakukan gerakan melalui pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan koordinasi antara mata dan tangan yang tidak
membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinasi antara kecermatan dan kecepatan. Kemampuan motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan secara terus menerus seperti meronce. Meronce adalah membuat hiasan atau kerajinan dengan cara menata atau menyusun bagian-bagian
bahan yang berlubang atau sengaja dilubangi dan disususn menjadi satu memakai bantuan alat rangkai berupa seutas tali atau benang. Bentuk roncean yang dijarkan
anak TK adalah meronce berdasarkan pengelompokkan bentuk dan warna serta meronce dengan membaca pola kartu dari bermacam-macam tingkat kesulitan.
33 Dalam meronce aspek yang diamati adalah kecermatan dan kecepatan.
Kecermatan adalah kemampuan koordinasi mata dengan tangan serta keterampilan gerak jari-jemari untuk menyusun dan merangkai gulungan kertas
menggunakan bantuan seutas tali atau benang dengan teliti, hati-hati dan sesuai pola. Sedangkan kecepatan adalah waktu yang digunakan untuk mengukur jarak
tertentu.Dalam konteks meronce kecepatan adalah anak menyelesaikan kegiatan meronce dalam waktu yang singkat, yaitu sebelum pembelajaran berakhir.
Kegiatan meronce pada anak usia 5-6 tahun di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 merupakan
bagian dari tingkat pencapaian perkembangan motorik halus yaitu melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. Media yang dipakai yaitu berupa
manik-manik dan kegiatannya berupa merangkai manik-manik tersebut menjadi bentuk kalung.
D. Populasi dan Sampel Penelitian