Sejarah Desa Pererenan Gambaran Umum Lokasi Penelitian

17

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Sejarah Desa Pererenan

Adanya nama suatu desa dapat diyakini mempunyai suatu latar belakang atau sejarah terhadap asal mula berdirinya suatu desa. Sejarah Desa Pererenan sendiri erat kaitannya dengan Desa Tibubeneng wilayah Desa Adat Padonan. Pada jaman dulu di Desa Tibubeneng terdapat sebuah kerajaan kecil yang merupakan kekuasaan kerajaan Mengwi, adapun bukti tertulis terdapat dalam babad I Gusti Agung Meliling yang menjelaskan asal mula adanya Desa Pererenan. Pada jaman itu diceritakan Cokorde Munggu yang bernama I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng pergi berburu ke sebuah desa di Sukawati, setibanya disana beliau bertemu dengan Dalem Sukawati dan singgah di Puri Bun. Karena perjalanan sangat jauh, beliau memutuskan beristirahat disana dan meminta kepada Dalem Sukawati untuk dicarikan juru pijat yang bernama Ni Jero Meliling. Setelah bertemu dengan Ni Jero Meliling, Cokorde Munggu merasa terpikat dan jatuh cinta kepadanya, setelah berapa lama akhirnya Ni Jero Meliling hamil dan lahirlah seorang putra tampan yang diberi nama I Gusti Gede Pererenan. Setelah dewasa beliau menghadap Sri Aji dan menceritakan bahwa dirinya adalah anak dari Ni Meliling, akhirnya Sri Aji pun mengakui dan memberikannya nama I Gusti Gede Meliling sekaligus menyerahkan kekuasaan di Padang luwih sebagai raja disana. Setelah mendapat amanat untuk memerintah di kerajaan Padang Luwih, beliau memperistri seorang wanita dari Kerobokan dan melahirkan putra yang bernama I Gusti Gede Mangku, yang sekaligus menggantikan beliau sebagai raja. Dibawah pemerintahan I Gusti Gede Mangku kerajaan aman dan damai, beliau sangat memperhatikan masyarakat khusunya dibidang parhyangan sehingga beliau dianugrahi sebuah senjata keris di Pura Dalem Padonan yang diberi nama Don Buluh. Setelah lama kemudian I Gusti Gede Mangku memperistri seorang gadis dari Sempidi dan lahirlah tiga orang putra yaitu I Gusti Rai Sempidi, Gusti Made Saren dan I Gusti Nyoman Alit. Sekitar tahun 1800 masehi terjadi sebuah perang besar 18 antara I Gusti Gede Mangku dengan I Gusti Ngurah Kaleran dari Puri Kaleran Denpasar yang mengakibatkan Gede Mangku gugur dalam peperangan. Berita tersebut didengar oleh Raja Mengwi, beliau sangat marah lalu mengutus seorang prajurit yang bernama I Gede Suda dari Munggu untuk menyelidikinya, sesampainya disana perang masih berkobar dan Gede Suda menuju Tibubeneng dan dilihatnya I Gusti Rai dan adiknya yang masih kecil serta senjata keris Don Buluh, gender, tetulupan beserta bagawantaya. Gede Suda langsung mengungsikan mereka disuatu desa yang sepi yaitu pipitan beserta rakyatnya. I Gede Suda pun bertempur kembali, karena kuatnya musuh akhirnya beliau pun gugur. Setelah mendengar berita tersebut putra raja Tibubeneng pergi dari pipitan menuju munduk sempol yang aman dan beliau memutuskan untuk menetap disana. Kemudian beliau menata wilayah tersebut menjadi suatu desa pekraman dan mendirikan Grya Gede Kangkang, mendirikan linggih Ida Dalem Padonan, membangun jero serta lainnya. Setelah lama kemudian wilayah munduk sempol diberi nama Desa Pererenan. Yang diambil dari leluhur kerajaan Padang Luwih yang bernama I Gusti Meliling atau I Gusti Gede Pererenan.

5.1.2 Letak Geografis Desa Pererenan