1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB II pasal 3 yaitu “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, UU No. 20 Th. 2003:7.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka jelas usaha meningkatkan mutu pendidikan sangatlah penting. Sekolah sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan akhir pembinaan kesiswaan berusaha
seoptimal mungkin sehingga apa yang disebutkan dalam UU No. 20 Th. 2003 dapat terwujud.
Pendidikan seni budaya dahulu Kertangkes salah satu mata pelajaran sampai saat ini diajarkan disekolah menengah yang diharapkan mampu
memberikan sumbangan untuk kemajuan pendidikan nasional dan harapanya pembelajaran seni budaya cukup memberi andil yang cukup besar dalam
peningkatan kualitas pendidikan.
2
Pembelajaran pendidikan seni di sekolah umum dapat dipilahkan antara mata pelajaran seni yang resmi sesuai dengan kurikulum dalam arti dilaksanakan
di dalam kelas atau disebut intrakurikuler, dan mata pelajaran seni tidak harus sesuai kurikulum yang dilaksanakan di luar kelas tetapi tetap di dalam sekolah
atau disebut kegiatan ekstrakurikuler. Di antara keduanya memang ada sedikit perbedaan, terutama menyangkut capaian materi seni yang harus dikuasai siswa.
Yang pertama lebih terfokus kepada pencapaian pengalaman berkesenian justifikasi kontekstual, sedangkan yang kedua selain pencapaian pengalaman
berkesenian juga penguasaan keterampilan atau keahlian menurut cabang atau bidang seni yang sedang diminati justifikasi tekstual.Jazuli, 2008 : 21
Kurikulum yang sekarang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Mata pelajaran seni budaya dibagi menjadi empat sub bidang
studi yaitu : seni musik, seni rupa, seni tari, dan seni teater. Setiap siswa berhak memilih salah satu sub bidang studi yang diikuti sesuai dengan minat, bakat dan
potensi yang dimilikinya. Mengingat hanya dua jam pelajaran per minggu dalam pelaksanaan pembelajaran sini budaya, maka sangatlah sedikit pengetahuan dan
ketrampilan yang diperoleh siswa. Sehingga untuk mengatasi keadaan ini maka kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu pemecahanya.
Menurut Lutan, 1987 : 7 kegiatan ekstrakurikuler merupakan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran sore hari yang kemudian diberi nilai
tersendiri. Siswa yang mempunyai minat, bakat dan potensi dibidang seni musik perlu dibina dan diarahkan agar bisa mengembangkan seluas-luasnya ketrampilan
yang dimiliki ke jenjang yang lebih tinggi.
3
Alasan penulis tertarik meneliti pembelajaran ekstrakurikuler musik ansambel di SMP 1 Limbangan karena kegiatan ekstrakurikuler ini sudah lama
diadakan di SMP Negeri 1 Limbangan sejak tahun 1999. Penulis sendiri bekerja sebagai guru di SMP Negeri 1 Limbangan sehingga lebih mudah mengetahui
benar seluk beluk kegiatan pembelajaran ansambel di SMP Negeri 1 Limbangan. Peserta kegiatan ini dari tahun ke tahun meningkat, hal ini membuat daya tarik
penulis berkeinginan untuk mendiskripsikan kegiatan pembelajaran ini kepada masyarakat luas dan keingintahuan penulis daya dukung apa saja membuat
pembelajaran ekstrakurikuler ansambel di SMP Negeri 1 Limbangan masih berlangsung sampai saat ini.
Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis mencoba memfokuskan permasalahan pada pembelajaran ekstrakurikuler ansambel di SMP Negeri 1
Limbangan.
B. Permasalahan