7
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Kemampuan Komunikasi
Komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya suatu konseling. Surya 2003: 110-111 menyatakan bahwa komunikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses pemindahan informasi antara dua orang manusia atau lebih, dengan menggunakan simbol - simbol bersama. Komunikasi sekurang-kurangnya
melibatkan dua partisipan yaitu pemberi dan penerima. Komunikasi akan lebih efektif jika terjadi saling pemahaman, yaitu pesan yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami oleh penerima. Secara umum proses komunikasi sekurang- kurangnya mengandung lima unsur yaitu pemberi, pesan, media, penerima dan
umpan balik. Secara sederhana komunikasi dapat dikatakan sebagai berikut: Siapa pemberi, mengatakan apa pesan, dengan cara apa media, kepada siapa
penerima, dengan hasil apa umpan balik Dalam konseling, harus tercipta suatu komunikasi dialogis, pihak pemberi
dan penerima keduanya berperan sebagai komunikator, yaitu sebagai pemberi pesan sekaligus sebagai penerima pesan, sebagai penerima sekaligus pemberi.
Dengan demikian, kedua partisipan itu, yaitu yaitu konselor dan klien berperan aktif dalam memberi dan menerima pesan, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman informasi diantara kedua belah pihak. Dengan arus umpan balik yang tepat, maka kekurangan atau kesalahan akan segera terkoreksi dalam komunikasi
yang bersifat dialogis ini. Agar proses komunikasi dapat berlangsung secara
8
efektif, maka sekurang-kurangnya menurut Surya 2003: 110-111 harus mengandung hal-hal sebagai berikut :
1 ada gagasan yang ingin disampaikan oleh pemberi, dalam hal ini konselor
gagasan itu harus dinyatakan dalam suatu bentuk untuk dikirimkan 2
Ada alat untuk menyampaikan pesan 3
Gangguan-gangguan pesan harus dihindari 4
Pesan harus diterima oleh pihak penerima 5
Penafsiran secara tepat oleh pihak penerima 6
Adanya tindak lanjut dari penerima menyimpan pesan, melakukan tindakan, atau memberi umpan balik kepada pengirim
Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan kemampuan komunikasi yaitu ketrampilan atau kemampuan seseorang dalam menyampaikan
pesan atau informasi dengan lisan, bahasa tubuh, maupun simbol kepada orang lain sehingga timbul penegetahuan yang mendalam yang mempunyai tujuan
mengubah tingkah laku komunikan.
2.2. Komunikasi Dalam Konseling