ANALISIS BUKU BIOLOGI SMA KELAS X MATERI KINGDOM ANIMALIA BERDASARKAN LITERASI SAINS SE-KABUPATEN DELISERDANG.

(1)

SE-KABUPATEN DELISERDANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Fitriana Siregar

NIM: 8146173009

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

FITRIANA SIREGAR(2016), Analisis Buku Biologi SMA Kelas X Materi

Kingdom Animalia Berdasarkan Literasi Sains se-Kabupaten Deliserdang. Tesis,

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X materi Kingdom Animalia yang beredar di Kabupaten Deliserdang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menganalisis buku biologi SMA kelas X materi Kingdom Animalia yang beredar di kabupaten Deliserdang, sebanyak 7 buku berdasarkan penerbitnya. Buku dinilai oleh peneliti dan guru biologi SMA kabupaten Deliserdang yang berjumlah 63 guru. Peneliti dan guru menilai buku biologi SMA kelas X materi Kingdom Animalia berdasarkan skala penilaian buku biologi kelas X materi Kingdom Animalia berdasarkan sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan, sains sebagai proses investigasi, sains sebagai cara berfikir, dan interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase tema sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan adalah 21,86%, persentase tema sains sebagai proses investigasi adalah 15,27%, persentase tema sains sebagai cara berfikir adalah 11,91%, dan persentase tema interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat adalah 10,36%. Sehingga persentase indikator literasi sains yang dipenuhi oleh buku biologi SMA kelas X materi kingdom Animalia yang beredar di kabupaten Deliserdang adalah 59,42%. Guru biologi SMA kabupaten Deliserdang menilai buku biologi SMA kelas X materi Kingdom Animalia yang beredar di kabupaten Deliserdang berliterasi sains, dengan persentase tertinggi terdapat pada buku 2, yaitu 82,66%, yang berkategori sangat berliterasi sains.


(6)

ABSTRACT

FITRIANA SIREGAR (2016), Analyze Scientific Literacy of Animalia Kingdom

on Senior High School Biology Books at Grade X in Deliserdang.

The aimed of this research was to know level of scientific literacy of Animalia Kingdom on senior high school biology book at grade X in Deliserdang. The method of this research was descriptive quantitative by analyzing 7 the Biology Books from different publisher for grade X on animalia Kingdom topic. Books was assessed by both researcher and 63 biology teachers in regency Deliserdang. Researcher and teachers assessed Animalia Kingdom on Senior High School biology books at grade X in Deliserdang based of scale questioner Animalia Kingdom on Senior High School biology books grade X with science of the body of knowladge, science as a way of investigating, science as a way of thinking, and interaction science, technology, and society. Result of this research shown that persentage of thema science as a body of knowledge was 21,86%, persentage of science as a way of investigating was 15,27%, persentage of science as a way of thinking was 11,91%, and persentage of interaction science, technology, and society was 10,36%. It can be concluded that percentage of scientific literacy of Animalia Kingdom on Senior High School biology books at grade X in Deliserdang was 59,42%. Senior high school’s biology teachers Deliserdang assessed that Animalia Kingdom on Senior High School biology books at grade X in Deliserdang were categorized as scientific literacy books, and the highest percentage was book 2 (82,66%).


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “ Analisis Buku Biologi SMA Kelas X pada Materi Kingdom Animalia Berdasarkan Literasi Sains se-Kabupaten Deliserdang” yang disusun untuk memenihi syarat untuk memperoleh gelas Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Serta shalawat dan berangkaikan salam kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang seperti saat ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ayahanda Abu Kasim Siregar dan Ibunda Masitah Harahap yang telah memberikan izin, dukungan, do’a dan materi kepada penulis untuk melanjutkan Kuliah S2, serta keluarga. Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan kepada Ibu Dr. Elly Djulia, M.Pd, selaku pembimbing II, yang selalu memotivasi, memberikan arahan dan bimbingan serta keikhlasan waktu yang diberikan kepada penulis sejak awal penulisan proposal penelitian hingga akhir penyelesaian tesis ini.

Dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan rasa homat dan terima makasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini. rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Uiversitas Negeri Medan beserta jajaran Civitas Akademika Universitas Negeri Medan.


(8)

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED beserta para Asisten Direktur.

3. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana dan Ibu Dr. Tumiur Gultom, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Biologi Pascasarjana.

4. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si, Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si, selaku narasumber dan penguji yang telah banyak memberikan saran serta masukan untuk kesempurnaan tesis ini.

5. Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si, Ibu Widya Arwita, M.Pd, selaku validator skala penilaian untuk penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai yang berada dilingkungan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi dan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis.

7. Ibu Ana sebagai tata usaha Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak membantu pengurusan surat-menyurat di Pascasarjana.

8. Seluruh Bapak Ibu guru biologi, Bapak Ibu Kepala Sekola SMA Kabupaten Deliserdang, serta para pegawai dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang yang telah membantu saya dalam penelitian ini.

9. Seluruh keluarga Y.P. Taman Siswa Lubuk Pakam yang ikut mendo’akan kelancaran proses penelitian, terkhusus siswa/i SMKS Taman Siswa cabang Lubukpakam


(9)

10. Sahabat-sahabat yang telah membantu saya disetiap kendala saat melakukan penulisan tesis ini (Marta Aditiya Tinambunan, Sri Minarti, Natalia Kristina Lase, Putri Leo Martin Panggabean, Dian Arisandi).

11. Rekan-rekan seperjuangan DIK BIO 2014 Reg A.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan

Medan, Juni 2016 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Abstrak i

Abstract ii

Kata Pengantar iii Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Batasan Masalah 5

1.4.Rumusan Masalah 5

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 6

1.7.Definisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Literasi Sains 9

2.1.2. Manfaat Literasi Sains 13

2.1.3. Mencapai Literasi Sains 14

2.1.4. Buku Materi Kingdom Animalia 17

2.2. Kerangka Berfikir 23

BAB III METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi dan Sampel 25

3.3. Jenis Penelitian 25

3.4. Prosedur Penelitian 26

3.5. Alur Penelitian 27

3.6. Teknik Pengumpulan Data 28

3.7. Teknik Analisis Data 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30

4.1. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian 30

4.1.1. Data Angket Penilaian Peneliti Terhadap Buku Biologi Kelas X Berdasarkan Literasi Sains 30

4.1.2. Data Angket Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Kingdom Animalia Berdasarkan Literasi Sains 40


(11)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 53

5.1. Simpulan 53

5.2. Implikasi 54

5.3. Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 56


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Konsep Materi Kingdom Animalia 18

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 28

Tabel 4.1. Persentase Skor Tema Literasi Sains Buku Biologi Kelas X

Materi Kingdom Animalia yang Beredar di Deliserdang 30 Tabel 4.2. Persentase Setiap Tema Literasi Sains pada Setiap Buku Biologi

Kelas X Materi Kingdom Animalia yang Dianalisis yang Beredar

di Deliserdang 35

Tabel 4.3. Contoh Hasil Analisis Tema Literasi Sains pada Buku Biologi

Kelas X Materi Kingdom Animalia yang Beredar di Deliserdang 36 Tabel 4.4. Persepsi Guru Biologi SMAKkabupaten Deliserdang Terhadap

Buku Biologi Kelas X Materi Kingdom Animalia yang


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Model Proses Pengamatan Kognitif Siswa 15

Gambar 3.1. Alur Penelitian 27

Gambar 4.1. Persentase Setiap Tema Literasi Sains Buku Biologi SMA Kelas X Materi Kingdom Animalia yang Beredar di Kabupaten

Deliserdang 34

Gambar 4.2. Diagram Persepsi Guru SMA Kabupaten Deliserdang Terhadap Setiap Buku Biologi Kelas X Materi Kingdom Animalia

yang Beredar di Kabupaten Deliserdang. 44


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Skala Penilaian Buku Biologi Kelas X Materi Kingdom

Animalia Berdasarkan Batang Tubuh Ilmu Pengetahuan 59 Lampiran 2. Skala Penilaian Buku Biologi Kelas X Materi Kingdom

Animalia Berdasarkan Sains Sebagai Cara Berfikir 60 Lampiran 3. Skala Penilaian Buku Biologi Kelas X Materi Kingdom

Animalia Berdasarkan Sains Sebagai Proses Investigasi 61 Lampiran 4. Skala Penilaian Buku Biologi Kelas X Materi Kingdom

Animalia Berdasarkan Interaksi Antara Sains, Teknologi,

dan Masyarakat 62

Lampiran 5. Data Analisis Kuantitatif Buku Biologi Kelas X Materi

Kingdom Animalia Berdasarkan Literasi Sains oleh Peneliti 63 Lampiran 6. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (SEWU) Berdasarkan Literasi Sains 65 Lampiran 7. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (Erlangga) Berdasarkan Literasi Sains 66 Lampiran 8. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (Esis) Berdasarkan Literasi Sains 67 Lampiran 9. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (Grafindo) Berdasarkan Literasi Sains 68 Lampiran 10. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (Platinum) Berdasarkan Literasi Sains 69 Lampiran 11. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (Global) Berdasarkan Literasi Sains 70 Lampiran 12. Data Penilaian Guru Terhadap Buku Materi Biologi Kingdom

Animalia (Yudistira) Berdasarkan Literasi Sains 71


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Studi PISA tahun 2012 menunjukkan bahwa literasi sains negara Indonesia terdapat pada peringkat ke 64 dari 65 negara dengan skor rata-rata 382 sedangkan rata-rata skor rata-rata internasional adalah 500 (Balitbang Kemdikbud, 2015). Hal ini berarti kemampuan rata-rata siswa Indonesia dalam menggunakan pengetahuan dan mengidentifikasi masalah untuk memahami fakta-fakta dan membuat keputusan tentang alam serta perubahan yang terjadi pada lingkungan masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

Tinggi rendahnya literasi sains siswa dipengaruhi secara positif oleh sikap siswa terhadap sains dan latar belakang pendidikan orang tua. Literasi sains berkorelasi negatif dengan strategi problem based learning, penggunaan fenomena untuk mengilustrasikan topik, dan penyelidikan laboratorium, tetapi literasi sains berkorelasi positif dengan strategi kooperatif (peer teaching), dan pemodelan. Tinggi rendahnya sikap siswa terhadap sains dipengaruhi secara positif oleh pekerjaan yang diinginkan siswa, kegiatan belajar mengajar di kelas, latar belakang pendidikan orang tua, dan banyaknya waktu yang digunakan siswa untuk belajar sains. Kepercayaan diri dan motovasi belajar siswa berkolerasi positif dengan literasi sains. Semakin besar kepercayaan diri dan motivasi belajar sains, semakin besar literasi sains yang dicapai oleh siswa (Ekohariadi, 2009).

Menurut Glynn dan Muth (1994) salah satu langkah untuk membantu siswa dalam mencapai literasi sains adalah dengan menjamin bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum yang mendukung upaya siswa dalam mempelajari sains secara bermakna. Dalam kurikulum yang berliterasi sains,


(16)

membaca dan menulis dapat menjadi sarana untuk pembelajaran sains secara bermakna.

Buku merupakan salah satu variabel penting dalam keberhasilan pembelajaran. Di Indonesia, buku teks pelajaran merupakan acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau perguruan tinggi yang memuat materi pelajaran (Permendiknas No. 11 Tahun 2005). Dalam kegiatan pembelajaran, baik guru maupun siswa tak bisa lepas dari keberadaan buku materi pelajaran. Terkait dengan pentingnya buku materi pelajaran, UNESCO menggariskan tiga fungsi pokok dari buku materi pelajaran, yaitu (1) Fungsi informasi; (2) Fungsi pengaturan dan pengorganisasian pembelajaran; dan (3) Fungsi pemandu pembelajaran.

Namun yang terjadi adalah banyak siswa yang mengalami miskonsepsi terhadap materi pembelajaran biologi, meskipun mereka memiliki buku materi. Contohnya yang terjadi terhadap siswa kelas X-IPA-4 SMAN 26 Jakarta dan siswa SMA se-Kota Medan, mengalami miskonsepsi di setiap subkonsep pada Klasifikasi Dunia Hewan (Septiana, 2014; Panggabean, 2011). Panggabean (2011) menganalisis bahwa siswa paling sering mengalami miskonsepsi pada konsep Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Coelenterata.

Hal ini terjadi karena buku biologi yang digunakan sebagai pegangan guru maupun siswa memuat begitu banyak konsep-konsep yang terkadang sulit untuk dimengerti oleh siswa. Sehingga kurang menstimulasi siswa untuk belajar mandiri dan menggunakan ilmunya dalam kehidupan sehari-harinya. Maka, ada baiknya


(17)

guru sebagai stakeholder pendidikan hendaknya lebih kreatif dan selektif dalam memilih buku teks untuk pembelajaran biologi untuk dirinya maupun siswanya.

Mela (2010) menyatakan bahwa tugas guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga memilih material pembelajaran yaitu buku, dan dalam melakukan pembelajaran harus mengikuti atau memperhatikan pada tujuan siswa berkaitan dengan masa depan karir mereka sehingga bukan hanya mengikuti ketentuan kurikulum saja. Buku harus diseleksi karena dalam buku banyak terdapat aktivitas, lembar kerja, dan program panduan bagi guru dan siswa dan seleksi dilakukan untuk melihat apakah pada buku lebih memunculkan kesibukan atau kemewahan tampilan sehingga lebih sedikit memunculkan latihan membaca dan menulis, karena beberapa buku mungkin hanya sedikit memenuhi rekomendasi pembelajaran efektif dalam instruksi sains dan tidak mendukung dasar inquiry juga pembelajaran konstruktivisme (Martin, et al, 2005).

Perlu dilakukan suatu analisis atau kajian terhadap isi buku materi biologi. Buku materi biologi sebagai bagian dari sains harus menampilkan aspek pembelajaran sains yaitu konsep, proses dan kontek sains juga keterkaintan sains dengan teknologi dan masyarakat dalam isi bukunya. Jika buku biologi menerapkan aspek atau hakikat sains maka akan dapat meningkatkan potensi siswa dalam belajar sains dan proses sains siswa. Peningkatan proses sains akan dapat meningkatkan literasi sains siswa. Literasi sains berkaitan dengan bagaimana cara mereka memahami sains dan pengaplikasian berpikir ilmiah dalam kehidupan dan karir mereka.

Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan, diketahui bahwa siswa SMA Kelas X di Deliserdang belum memiliki kemampuan literasi sains.


(18)

Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti yang berkaitan dengan materi kingdom animalia yang telah disesuaikan dengan soal-soal berdasarkan literasi sains. Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada peneliti dengan siswa-siswa tersebut ternyata ada berbagai buku pelajaran yang digunakan di sekolah-sekolah yang ada di Deliserdang.

Untuk tingkat literasi sains pada isi buku biologi SMA dapat diketahui dengan menganalisis empat tema atau dimensi literasi ilmiah pada isi buku yang meliputi science as a body of knowledge, science as a way of thinking, science as

a way of investigasting dan science and its interaction with technology and

society. (Chiapetta, et al, 1991).

1.2Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Kemampuan literasi ilmiah siswa kelas X Deliserdang masih sangat rendah. 2. Siswa kelas X banyak mengalami miskonsepsi pada materi kingdom

Animalia.

3. Guru kurang menyelektif buku pelajaran yang menjadi pegangan untuk siswa. 4. Beberapa buku hanya sedikit memenuhi rekomendasi pembelajaran efektif

dalam instruksi sains dan tidak mendukung dasar inquiry juga pembelajaran konstruktivisme.


(19)

1.3Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan dan agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka pembatasan masalah penelitianini dibatasi pada:

1. Analisis buku Biologi kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan.

2. Analisis buku biologi berdasarkan tema sains sebagai batang tubuh pengetahuan, sains sebagai cara berfikir, sains sebagai proses investigasi, dan interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan batang tubuh ilmu pengetahuan?

2. Bagaimana tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai proses investigasi?

3. Bagaimana tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai cara berfikir?

4. Bagaimana tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat?


(20)

5. Bagaimana persepsi guru biologi SMA kelas X tentang tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan literasi sains?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan batang tubuh ilmu pengetahuan.

2. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai proses investigasi.

3. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai cara berfikir.

4. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat.

5. persepsi guru biologi SMA kelas X tentang tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan literasi sains.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat secara teoritis, yaitu: (1) Untuk menambah khasanah pengetahuan tentang kesesuaian buku ajar Biologi SMA semester 1 kelas X


(21)

berdasarkan literasi ilmiah; (2) Sebagai tolak ukur bagi peningkatan mutu buku ajar Biologi dalam meningkatkan kemampuan literasi ilmiah siswa; dan (3) Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian mengenai kesesuaian buku ajar Biologi SMA semester 1 kelas X berdasarkan literasi ilmiah.

Selanjutnya manfaat secara praktis, yaitu; (1) Sebagai bahan informasi tenaga pendidik dalam menentukan buku ajar Biologi yang baik untuk pegangan guru dan siswa; (2) Memberikan data empiris bagi pengarang dan penerbit buku ajar, demi perbaikan dan peningkatan mutu ajar Biologi; dan (3) Bahan masukan bagi guru untuk memilih buku ajar yang bermutu yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka akan dijelaskan definisi operasional setiap variabel sebagai berikut:

a. Literasi sains adalah kemampuan dalam menggunakan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Buku yang berliterasi sains adalah buku yang memenuhi empat tema, yaitu batang tubuh ilmu pengetahuan, sains sebagai proses investigasi, sains sebagai cara berfikir, dan interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat.

b. Tema Batang tubuh ilmu pengetahuan adalah menyajikan dan mendiskusikan fakta, konsep, prinsip dan hukum. Tema ini menyajikan hipotesis, teori, dan model dan meminta siswa untuk mengulang kembali pengetahuan atau informasi yang telah mereka pelajari.


(22)

c. Tema sains sebagai proses investigasi adalah mencerminkan aspek aktif dari penyelidikan dan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam metode dan proses ilmu pengetahuan. Tema Ini merangsang siswa untuk berpikir dan berbuat dengan meminta para siswa untuk mencari tahu.

d. Tema sains sebagai cara berfikir adalah buku menggambarkan bagaimana seorang ilmuwan bereksperimen, menunjukkan sejarah perkembangan suatu ide, memberikan hubungan sebab akibat, dan menunjukkan bagaimana ilmu sains dilaksanakan ke dalam percobaan mandiri.

e. Tema interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat adalah tema yang menggambarkan dampak sains pada masyarakat. Tema ini berkaitan dengan penerapan ilmu pengetahuan dan bagaimana teknologi membantu atau merugikan manusia. Hal Ini melibatkan isu-isu sosial dan karir.


(23)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan adalah 21,86% ( sangat baik).

2. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai proses investigasi adalah 15,27% (baik).

3. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai cara berfikir adalah 11,91% (kurang baik).

4. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat adalah 10,36% (kurang baik).

5. Persepsi guru biologi SMA kelas X tentang tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan adalah ketujuh buku merupakan buku yang berliterasi sains. Persentaase tertinggi terdapat pada buku 2, yaitu 82,66%, yang berkategori sangat berliterasi sains.


(24)

5.2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh gambaran dan masukan kepada pendidik atau guru, bahwa untuk meningkatkan kemampuan literasi sains (melek ilmiah) siswa, maka sebaiknya mereka menggunakan dan menyarankan siswa untuk menggunakan buku materi yang berliterasi sains. Dengan demikian diharapkan agar para guru SMA Kabupaten Deliserdang mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan wawasan yang luas dalam memilih buku materi khususnya materi Kingdom Animalia, karena materi ini termasuk materi yang sulit untuk dimengerti oleh siswa SMA. Dengan penguasaan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tersebutut, maka para guru diharapkan memiliki kemampuan dalam memilih buku materi Biologi, terkhusus materi Kingdom Animalia yang berliterasi sains.

Hasil penelitian ini mengimplikasikan bertambahnya pemahaman peneliti dan guru tentang literasi sains, dan bagaimana memilih buku materi yang berliterasi sains untuk proses pembelajaran. Hal ini membuka cakrawala pengetahuan yang berkaitan dengan literasi sains. Sebuah fenomena menunjukkan bahwa penggunaan buku materi yang berliterasi sains efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains siswa (Puspaningtyas, 2015). Oleh karena itu sekolah/guru sebaiknnya memilihkan buku yang berliterasi sains sebagai buku pegangan guru dan siswa sehingga siswa menjadi terbiasa dalam membaca buku-buku yang berliterasi sains.


(25)

5.3. Saran

Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi peningkatan mutu buku ajar Biologi dalam meningkatkan kemampuan literasi ilmiah siswa. Mengingat hasil penelitian semua buku menekankan pada tema sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan, maka peneliti menganjurkan saran sebaiknya dilakukan penelitian tentang pengembangan buku biologi kelas X materi kingdom Animalia yang berliterasi sains dengan menambah proporsi tema sains sebagai cara berfikir dan interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat dalam buku materi Kingdom Animalia.

Mengingat instrumen yang digunakan merupakan buatan peneliti sendiri maka untuk peneliti lebih lanjut jika ingin menggunakan instrumen ini sebaiknya memodifikasinya dan divalidasikan kembali dengan validator yang ahli dan berpengalaman, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih valid dan reliabel. Selain itu sebaiknya latar belakang guru biologi yang menilai buku juga sebaiknya disamakan, misalnya guru yang sedang atau telah melaksanakan pascasarjana.

Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi tenaga pendidik dalam menentukan buku ajar biologi yang baik untuk pegengan guru dan siswa, yaitu buku 2, 4, dan 5. Analisis buku materi biologi SMA khususnya pada materi Kingdom Animalia penting digunakan oleh penerbit buku materi untuk menciptakan masyarakat yang berliterasi sains. Sehingga permasalah yang saat ini terjadi seperti perburuan liar, dan kepunahan hewan-hewan langka akan teratasi dengan baik dan tidak terjadi lagi di masa mendatang.


(26)

DAFTAR PUSTAKA

(AAAS) American Association for the Advancement of Science. 1993. Benchmarks for science literacy. Washington, DC. http://tinyurl.com/cbn7 md8 (diakses tanggal 21 September 2015).

Balitbang Kemdikbud. 2015. Survei Internasional PISA. litbang.kemdikbud.go.id

/index.php.survei-internasional-pisa(diakses tanggal 22 September 2015).

Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Waserman, P.V.

Minorsky & R.B. Jackson. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:

PT. Erlangga.

Chiapetta, E.L., Fillman, Sethna. 1991. Procedures for Conducting Content

analysis of Science Textbooks, Texas: Department of Curriculum and Instruction, Houston.

Chiappetta, E.L. dan D.A. Filman. 2007. Analysis of five high school biology textbooks used in the united states for inclusion of the nature of science. International Journal of Science Education. 29(15):1847-1868.

Chiappetta, E.L. dan T.R. Koballa. 2010. Science Instruction in The Middle and

Secondary Schools: Developing Fundamental Knowledge and Skills. United

State of America: Pearson Education Inc.

Collette, A.T. dan Chiappetta E.L., 1989. Science Instruction in The Middle and

Secondary Schools. Columbus. OH: Merrill.

DeBoer, G.E., 2000. Scientific literacy: another look at its historical and

contemporary meanings and its relationship to science education reform. J.

Research in Science Teaching 37(6): 582–601.

Ekohariadi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa

Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. 10(1): 28-41.

Glynn, S.M., dan K.D. Muth. 1994. Reading and Writing to Learn Science:

Achieving Scientific Literacy. Journal of Research in Science Teaching.

31(9): 1057-1073.

Hodson, D., 2009. Toward scientific literacy: A teachers’ guide to the history,

philosophy and sociology of science. Rotterdam, The Netherlands: SensePublishers.

Holbrook, J., dan Rannikmae. 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environment & Science Education 4(3): 275-288. Holliday, W.G., L.D. Yore, D.E. Alvermann, 1994. The Reading-Science

Learning-Writing Connection: Breakthroughs, Barriers, and Promises. Journal of Reseaerch in Science Teaching, 31(9): 877 – 893.


(27)

Lailatul, H., E.S. Rosyidatun, dan S. Miranto. 2015. Analisisi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi Kelas XI Semester 1 Berdasarkan Literasi Sains. Edusains. 7(1): 1 - 10.

Martin, R., C. Sexton., T. Franklin, D. McElroy & J. Gerlovich. 2005. Teaching

Science for All Children: Inquiry Methods for Constructing Understanding, Third Edition. United State of America: Pearson Education Inc.

Mela, D. dan A. Supuran. 2010. Textbook selection – an important factor in

introducing ESP in vocational schools. a case study. Analele Universitătii

din Oradea Fascicula: Ecotoxicologie, Zootehnie si Tehnologii de Industrie Alimentară 3(1): 1514-1519.

National Science Education Standards (NSES). 1996. National Academy of

Science. National Academy Press: Washington, D.C.

http://www.nap.edu/openbook.php?re cord_id=4962 (diakses pada 21

September 2015).

Nisa, R.A., D. Rochintaniawati, A. Fitriani. 2015. Analisis Buku Biologi Kelas X

Berdasarkan Muatan Literasi Sains. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Biologi 2015.

Norris, S.P., and L. M. Phillips. 2003. How literacy in its fundamental sense is

central to scientific literacy. Science Education, 87(2): 224-240.

OECD. 2010. PISA 2009 Results: Executive Summary. Paris: Andre-Pascal. http:

//www.oecd.org/psa/pisaproducts/46619703.pdf (diakses tanggal 16 Maret 2016).

OECD. 2013. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework Mathematics,

Raading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. http://www.oecdorg/pisa/pisaproducts/PISA%202012%20framework%20eb ok_final.pdf (diakses pada 27 Januari 2014).

Panggabean, H. N. S., 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi

Tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA se-Kecamatan Medan Helvetia. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Puspaningtyas, A.A., 2015. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis

Literasi Sains Bertema Perubahan Zat di Lingkungan. Thesis. Universitas

Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/21930/ (diakses tanggal 7 April 2016).

Rahayu, S. 2014. Menuju Masyarakat Berliterasi Sains: Harapan dan Tantangan

Kurikulum 2013. Makalah pada Seminar Nasional Kimia dan

Pembelajarannya 2014: FMIPA UM.

Riduwan. 2007. Skala Pengantar Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta:


(28)

Septiana, D., 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Two-Tier Multiple Choice. Jakarta: UIN Syatif Hidayatullah.

Shen, B. S. P., 1975. Science literacy and the public understanding of science. In

S. B. Day (Ed.), Communication of scientific information. New York: S. Karger and A. G. Basel.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Udeani, U. 2013. Quatitative analysis of secondary school biology textbooks for

scienctific literacy themes. Research Journal in Organizational Psychology

& Education Studies 2(1): 39-43.

Yilmaz, I., 2012. Does Science Literacy Cover Understanding? An Analysis Over

Turkish Education Curiculum. International Journal of Applied Science and

Technology. 2(1): 145-151.

Yuenyong, C dan P. Narjaikaew. 2009. Scientific literacy and thailand science

education. International Journal of Environment & Science Education 4(3):

335-349.


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan adalah 21,86% ( sangat baik).

2. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai proses investigasi adalah 15,27% (baik).

3. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan sains sebagai cara berfikir adalah 11,91% (kurang baik).

4. Tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat adalah 10,36% (kurang baik).

5. Persepsi guru biologi SMA kelas X tentang tingkat literasi sains buku biologi SMA kelas X pada materi kingdom animalia dan peranannya bagi kehidupan adalah ketujuh buku merupakan buku yang berliterasi sains. Persentaase tertinggi terdapat pada buku 2, yaitu 82,66%, yang berkategori sangat berliterasi sains.


(2)

5.2. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh gambaran dan masukan kepada pendidik atau guru, bahwa untuk meningkatkan kemampuan literasi sains (melek ilmiah) siswa, maka sebaiknya mereka menggunakan dan menyarankan siswa untuk menggunakan buku materi yang berliterasi sains. Dengan demikian diharapkan agar para guru SMA Kabupaten Deliserdang mempunyai pengetahuan, pemahaman, dan wawasan yang luas dalam memilih buku materi khususnya materi Kingdom Animalia, karena materi ini termasuk materi yang sulit untuk dimengerti oleh siswa SMA. Dengan penguasaan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tersebutut, maka para guru diharapkan memiliki kemampuan dalam memilih buku materi Biologi, terkhusus materi Kingdom Animalia yang berliterasi sains.

Hasil penelitian ini mengimplikasikan bertambahnya pemahaman peneliti dan guru tentang literasi sains, dan bagaimana memilih buku materi yang berliterasi sains untuk proses pembelajaran. Hal ini membuka cakrawala pengetahuan yang berkaitan dengan literasi sains. Sebuah fenomena menunjukkan bahwa penggunaan buku materi yang berliterasi sains efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi sains siswa (Puspaningtyas, 2015). Oleh karena itu sekolah/guru sebaiknnya memilihkan buku yang berliterasi sains sebagai buku pegangan guru dan siswa sehingga siswa menjadi terbiasa dalam membaca buku-buku yang berliterasi sains.


(3)

5.3. Saran

Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi peningkatan mutu buku ajar Biologi dalam meningkatkan kemampuan literasi ilmiah siswa. Mengingat hasil penelitian semua buku menekankan pada tema sains sebagai batang tubuh ilmu pengetahuan, maka peneliti menganjurkan saran sebaiknya dilakukan penelitian tentang pengembangan buku biologi kelas X materi kingdom Animalia yang berliterasi sains dengan menambah proporsi tema sains sebagai cara berfikir dan interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat dalam buku materi Kingdom Animalia.

Mengingat instrumen yang digunakan merupakan buatan peneliti sendiri maka untuk peneliti lebih lanjut jika ingin menggunakan instrumen ini sebaiknya memodifikasinya dan divalidasikan kembali dengan validator yang ahli dan berpengalaman, sehingga hasil yang didapatkan akan lebih valid dan reliabel. Selain itu sebaiknya latar belakang guru biologi yang menilai buku juga sebaiknya disamakan, misalnya guru yang sedang atau telah melaksanakan pascasarjana.

Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi tenaga pendidik dalam menentukan buku ajar biologi yang baik untuk pegengan guru dan siswa, yaitu buku 2, 4, dan 5. Analisis buku materi biologi SMA khususnya pada materi Kingdom Animalia penting digunakan oleh penerbit buku materi untuk menciptakan masyarakat yang berliterasi sains. Sehingga permasalah yang saat ini terjadi seperti perburuan liar, dan kepunahan hewan-hewan langka akan teratasi dengan baik dan tidak terjadi lagi di masa mendatang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

(AAAS) American Association for the Advancement of Science. 1993. Benchmarks for science literacy. Washington, DC. http://tinyurl.com/cbn7 md8 (diakses tanggal 21 September 2015).

Balitbang Kemdikbud. 2015. Survei Internasional PISA. litbang.kemdikbud.go.id /index.php.survei-internasional-pisa (diakses tanggal 22 September 2015). Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Waserman, P.V.

Minorsky & R.B. Jackson. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:

PT. Erlangga.

Chiapetta, E.L., Fillman, Sethna. 1991. Procedures for Conducting Content

analysis of Science Textbooks, Texas: Department of Curriculum and Instruction, Houston.

Chiappetta, E.L. dan D.A. Filman. 2007. Analysis of five high school biology textbooks used in the united states for inclusion of the nature of science. International Journal of Science Education. 29(15):1847-1868.

Chiappetta, E.L. dan T.R. Koballa. 2010. Science Instruction in The Middle and

Secondary Schools: Developing Fundamental Knowledge and Skills. United State of America: Pearson Education Inc.

Collette, A.T. dan Chiappetta E.L., 1989. Science Instruction in The Middle and Secondary Schools. Columbus. OH: Merrill.

DeBoer, G.E., 2000. Scientific literacy: another look at its historical and contemporary meanings and its relationship to science education reform. J. Research in Science Teaching 37(6): 582–601.

Ekohariadi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar. 10(1): 28-41. Glynn, S.M., dan K.D. Muth. 1994. Reading and Writing to Learn Science:

Achieving Scientific Literacy. Journal of Research in Science Teaching.

31(9): 1057-1073.

Hodson, D., 2009. Toward scientific literacy: A teachers’ guide to the history,

philosophy and sociology of science. Rotterdam, The Netherlands: SensePublishers.

Holbrook, J., dan Rannikmae. 2009. The Meaning of Scientific Literacy. International Journal of Environment & Science Education 4(3): 275-288. Holliday, W.G., L.D. Yore, D.E. Alvermann, 1994. The Reading-Science

Learning-Writing Connection: Breakthroughs, Barriers, and Promises. Journal of Reseaerch in Science Teaching, 31(9): 877 – 893.


(5)

Lailatul, H., E.S. Rosyidatun, dan S. Miranto. 2015. Analisisi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi Kelas XI Semester 1 Berdasarkan Literasi Sains. Edusains. 7(1): 1 - 10.

Martin, R., C. Sexton., T. Franklin, D. McElroy & J. Gerlovich. 2005. Teaching Science for All Children: Inquiry Methods for Constructing Understanding, Third Edition. United State of America: Pearson Education Inc.

Mela, D. dan A. Supuran. 2010. Textbook selection – an important factor in

introducing ESP in vocational schools. a case study. Analele Universitătii

din Oradea Fascicula: Ecotoxicologie, Zootehnie si Tehnologii de Industrie Alimentară 3(1): 1514-1519.

National Science Education Standards (NSES). 1996. National Academy of

Science. National Academy Press: Washington, D.C.

http://www.nap.edu/openbook.php?re cord_id=4962 (diakses pada 21

September 2015).

Nisa, R.A., D. Rochintaniawati, A. Fitriani. 2015. Analisis Buku Biologi Kelas X

Berdasarkan Muatan Literasi Sains. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan Biologi 2015.

Norris, S.P., and L. M. Phillips. 2003. How literacy in its fundamental sense is central to scientific literacy. Science Education, 87(2): 224-240.

OECD. 2010. PISA 2009 Results: Executive Summary. Paris: Andre-Pascal. http:

//www.oecd.org/psa/pisaproducts/46619703.pdf (diakses tanggal 16 Maret 2016).

OECD. 2013. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework Mathematics,

Raading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. http://www.oecdorg/pisa/pisaproducts/PISA%202012%20framework%20eb ok_final.pdf (diakses pada 27 Januari 2014).

Panggabean, H. N. S., 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi

Tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA se-Kecamatan Medan Helvetia. Medan: PPS Universitas Negeri Medan.

Puspaningtyas, A.A., 2015. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis

Literasi Sains Bertema Perubahan Zat di Lingkungan. Thesis. Universitas

Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/21930/ (diakses tanggal 7 April 2016).

Rahayu, S. 2014. Menuju Masyarakat Berliterasi Sains: Harapan dan Tantangan

Kurikulum 2013. Makalah pada Seminar Nasional Kimia dan

Pembelajarannya 2014: FMIPA UM.

Riduwan. 2007. Skala Pengantar Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta:


(6)

Septiana, D., 2014. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Two-Tier Multiple Choice. Jakarta: UIN Syatif Hidayatullah.

Shen, B. S. P., 1975. Science literacy and the public understanding of science. In S. B. Day (Ed.), Communication of scientific information. New York: S. Karger and A. G. Basel.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Udeani, U. 2013. Quatitative analysis of secondary school biology textbooks for scienctific literacy themes. Research Journal in Organizational Psychology & Education Studies 2(1): 39-43.

Yilmaz, I., 2012. Does Science Literacy Cover Understanding? An Analysis Over Turkish Education Curiculum. International Journal of Applied Science and Technology. 2(1): 145-151.

Yuenyong, C dan P. Narjaikaew. 2009. Scientific literacy and thailand science education. International Journal of Environment & Science Education 4(3): 335-349.