ANALISIS BUKU TEKS PELAJARAN FISIKA KELAS X SMA BERDASARKAN PENYAJIAN ASPEK-ASPEK LITERASI SAINS.
PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA
SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran,
Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh:
ALMAJID 1105512
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI
PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG
Oleh: Almajid
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Almajid
Universitas Pendidikan Indonesia September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
ALMAJID
PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA
SAING LULUSAN PADA PROGRAM KEAHLIAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
DI SMKN 11 BANDUNG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing,
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si NIP. 195704151985031005
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI
Dr. Budi Santoso, M.Si NIP. 196008261987031001
(4)
PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA
SAING LULUSAN PADA PROGRAM KEAHLIAN
ADMINISTRASI PERKANTORAN
DI SMKN 11 BANDUNG
Oleh: Almajid 1105512
Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Hal tersebut ditandai dengan adanya penurunan keterserapan lulusan di dunia usaha dan dunia industri sejak lima tahun kebelakang. Dari fenomena tersebut dapat dikatakan bahwa Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung belum dapat mewujudkan misi (komitmen tinggi dan kreatif untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, mandiri dan kompetitif dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global) yang telah ditetapkan.
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu kompetensi siswa (X) dan daya saing lulusan (Y). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kompetensi siswa, tingkat daya saing lulusan, dan pengaruh kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatory survey. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran angket. Analisis data menggunakan regresi sederhana. Anggota sampel penelitian yaitu 39 lulusan yang sudah bekerja.
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan informasi bahwa kompetensi siswa dan daya saing lulusan berada pada kategori sedang. Dari hasil uji hipotesis diperoleh bahwa tingkat kompetensi siswa berpengaruh positif, tetapi daya saing lulusan tidak hanya dipengaruhi oleh kompetensi siswa saja, melainkan ada faktor lainnya yang juga berpengaruh, tetapi tidak dikaji dalam penelitian ini.
Saran yang di ajukan bagi sekolah dan lulusan bahwa: pertama, guru perlu mempertimbangkan penggunaan strategi pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan penataan dokumen agar kompetensi siswa dapat berkembang baik; dan kedua, perlu adanya kesadaran dari masing-masing lulusan pada saat bekerja agar lulusan memiliki inisiatif yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.
(5)
THE INFLUENCE OF STUDENTS’ COMPETENCE TOWARDS
COMPETITIVENESS OF GRADUATES IN OFFICE
ADMINISTRATION PROGRAM AT SMKN 11 BANDUNG
By:
Almajid 1105512
This final paper is supervised by:
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si
The problem studied in this research is the low competitiveness of graduates in Office Administration Program at SMK 11 Bandung. It is characterized by a decrease in absorption of graduates in the business world and the industrial world within five years. From that phenomenon, it can be said that the Office Administration Program at SMK 11 Bandung has not been able to fulfill the mission (highly committed and creative to produce graduates who are intelligent, independent and competitive with the needs of local and global communities) which have been set.
This research consists of two variables: the competence of students (X) and competitiveness of graduates (Y). The aim of this research is to obtain an overview of the level of competence of the students, the level of competitiveness of
graduates and the influence of students’ competence on the competitiveness of graduates in Office Administration Program at SMK 11 Bandung. The method used in this research is explanatory survey method. Data collection technique uses questionnaire. Data analysis uses simple regression. Research sample members are 39 graduates who are already working.
Based on the analysis, it is obtained information that the competence and competitiveness of graduate students are in middle category. Hypothesis testing results shows that the level of competence of the students has a positive effect, but the competitiveness of graduates is not only influenced by the competence of students only, but there are other factors that also influence, but those are not examined in this study.
The advice intended for schools and graduates were: firstly, teachers needed to consider the use of learning strategies in improving the skills of document arrangement so that students competence can be well developed; and secondly, awareness of each graduates at work was needed so that graduates have a high initiative in carrying out the work.
(6)
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vi DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .. Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Konsep Kompetensi siswa administrasi perkantoran ... Error!
Bookmark not defined.
2.1.2 Daya Saing ... Error! Bookmark not defined. 2.2 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIANError! Bookmark not defined.
(7)
3.3.1 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
3.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not
defined.
3.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
3.3.5 Uji Persyaratan Analisis Data . Error! Bookmark not defined. 3.3.6 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.2 Gambaran Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.3 Gambaran Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.4 Pengujian Persyaratan Teknik Analisis Data ... Error!
Bookmark not defined.
4.1.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not
defined.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Analisis Kompetensi Siswa pada Program Administrasi
Perkantoran di SMKN 11 Bandung ... Error! Bookmark not
(8)
4.2.3 Analisis Pengaruh Kompetensi Siswa Terhadap Daya Saing Lulusan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Simpulan ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
(9)
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis, tidak terkecuali dunia pendidikan dan berbagai institusi di dalamnya. Persaingan sebagai ciri utama peradaban modern telah berkembang seiring mantapnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi yang inovatif dan variatif.
Dunia pendidikan pun ikut terlibat dalam persaingan ini. Berbagai model pembelajaran yang diberikan institusi pendidikan dari beragam tingkatan ditawarkan untuk menjadi pilihan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan untuk mencapainya. Institusi pendidikan pun dituntut untuk menunjukkan profesionalitas dalam pemberian layanan akademisnya. Tingginya tingkat persaingan di dunia pendidikan ini menyebabkan institusi pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bersiap diri, mencari keunggulan yang bisa menjamin terjaganya eksistensi institusi pendidikan dalam persaingan yang makin ketat.
Berdasarkan alasan tersebut, maka tantangan utama bagi dunia pendidikan saat ini adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan pendidikan masyarakat.
Menurut Priyatama (2013), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian dari sektor ekonomi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sehingga perlu untuk dikembangkan kualitas dan kuantitasnya. Kualitas SMK akan merefleksikan kualitas tenaga kerja Indonesia yang perlu terus dibangun untuk meningkatkan keungulan kompetitif SDM. Pendidikan kejuruan
(10)
memiliki multi fungsi yang apabila dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap pencapaian tujuan nasional.
Peningkatan kuantitas dan perbaikan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan merupakan syarat yang diperlukan bagi tersedianya tenaga kerja yang diharapkan mampu memainkan peran sebagai aset pembangunan bukan sebaliknya malah menjadi beban. Kondisi Indonesia memiliki kecenderungan yaitu, para pelaku dunia industri lebih tertarik dan berminat dengan lulusan SMK dalam menggerakkan semua aspek roda industri. Oleh karena itu, di masa mendatang kebutuhan tenaga kerja masih tertumpu dari lulusan SMK untuk ikut memajukan pembangunan industri, Priyatama (2013).
Mengacu pada uraian tersebut maka lulusan SMK di era globalisasi ini dituntut memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi dalam penggunaan teknologi, manajemen dan sumber daya baik sumber daya manusia (SDM), material, metode dan peralatan. Perkembangan teknologi industri menuntut dunia pendidikan untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran guna menciptakan tenaga kerja berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha maupun industri.
Pengembangan lulusan dengan daya saing yang tinggi masih dihadapkan pada besarnya jumlah angkatan kerja, jumlah pengangguran (setengah pengangguran atau sementara tidak bekerja), rendahnya budaya unggul, tingkat pendidikan, kemiskinan, komitmen pemerintah, administrasi pemerintah, segmentasi layanan pendidikan yang kurang berkeadilan serta ragam dan luasnya wilayah yang harus dilayani. Salah satu fokus permasalahan tersebut, yaitu tingginya tingkat pengangguran dari lulusan SMK. Hal tersebut diakibatkan karena tidak sinkronnya kompetensi yang ada pada lembaga pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja pada saat ini. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data mengenai jumlah pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan dari tahun 2013 sampai tahun 2014.
(11)
Tabel 1.1
Pengangguran Terbuka Menurut
Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2013 -2014 Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
2013 2014
Februari Agustus Februari Agustus
SD ke bawah 3,37% 3,56% 3,69% 3,64%
Sekolah Menengah Pertama 7,83% 8,37% 7,80% 7,76% Sekolah Menengah Atas 12,17% 10,66% 10,34% 9,60% Sekolah Menengah Kejuruan 10,00% 10,43% 9,51% 9,87%
Diploma I/II/III 11,59% 7,16% 7,50% 6,21%
Universitas 9,95% 8,02% 6,95% 5,91%
Jumlah 6,80% 6,56% 6,32% 6,14%
Sumber: Dokumen Badan Pusat Statistik Nasional, diakses 2015
Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat bahwa angka pengangguran terbuka dari jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun 2013 bulan Februari sebanyak 10,00% dan pada bulan Agustus tahun 2013 terjadi peningkatan sebanyak 0,43% menjadi 10,43%, dan pada tahun 2013 bulan Februari terjadi penurunan sebanyak 0,92% menjadi 9,51% dan pada bulan Agustus tahun 2014 terjadi peningkatan sebanyak 0,36% menjadi 9,87%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami penurunan, namun jumlah 9,87% masih merupakan jumlah pengangguran yang cukup tinggi untuk tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini sejalan dengan permasalahan yang ada di SMKN 11 Bandung. Lulusan yang dihasilkan oleh SMK ini belum optimal diserap oleh dunia kerja. Hal ini sesuai dengan temuan wawancara dengan pihak HUMAS SMKN 11 Bandung. Pihak SMKN 11 Bandung masih mengeluhkan mengenai banyaknya lulusan yang belum bekerja, dan masih rendahnya daya serap lulusannya di dunia kerja, terutama jurusan Administrasi Perkantoran. Selain itu hal ini juga diperkuat dengan pemaparan dari lulusan SMKN 11 jurusan Administrasi Perkantoran bahwa sangat sedikit sekali pelajaran yang dapat diterapkan di dunia pekerjaan, sehingga sulit bagi lulusan untuk diterima di dunia kerja.
Dunia kerja membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing tinggi. Untuk
(12)
menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja diperlukan lulusan dari SMK yang memiliki kesiapan dan kompetensi kerja yang bagus, khususnya SMKN 11 Bandung.
SMKN 11 Bandung merupakan salah satu bagian dari SMK sebagai penghasil tenaga kerja tingkat menengah dengan Akreditasi A. Terdiri dari berbagai bidang keahlian antara lain Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Pemasaran. Bidang Administrasi Perkantoran merupakan salah satu program keahlian yang menghasilkan lulusan tenaga kerja terampil dan profesional yang siap pakai.
SMKN 11 Bandung mempunyai misi mempersiapkan tenaga kerja menengah sebagai pengelola Akuntansi Usaha Mandiri, Pengelolaan Administrasi Perkantoran, Pengelolaan Penjualan, dan Pengelolaan Teknik Komputer dan Jaringan yang beriman, berilmu, dan beramal yang mampu bersaing di tingkat nasional dan global. Berdasarkan misi tersebut dapat digambarkan bahwa SMKN 11 Bandung berusaha untuk meraih sasaran yang hendak dicapai yaitu melahirkan sumber daya manusia yang siap memasuki lapangan kerja dengan sikap profesional sesuai dengan keahliannya, dan mampu mandiri yang sanggup bersaing di tingkat nasional dan internasional, namun misi tersebut belum sepenuhnya tercapai. Hal ini dapat dilihat dari daya saing lulusan SMKN 11 Bandung yang keterserapannya belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.2
Rekaptulasi Daya Serap Tamatan
Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11
Tahun Lulusan
Jumlah Siswa
Keterangan
Total Bekerja Kuliah Wirausaha Tidak
Bekerja Lain Lain
2010-2011 107 69% 18% 13% 0% 0% 100%
2011-2012 118 58% 14% 0% 28% 0% 100%
2012-2013 181 46% 18% 0% 36% 0% 100%
2013-2014 192 36% 16% 0% 48% 0% 100%
2014-2015 146 27% 15% 0% 58% 0% 100%
(13)
Berdasarkan tabel di atas, bahwa data rekapitulasi daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung menunjukan dari tahun 2010/2011 jumlah lulusan yang bekerja sebanyak 69% dan pada tahun 2011/2012 mengalami penurun jumlah lulusan yang bekerja sebanyak 11% menjadi 58%, dan pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebanyank 12% menjadi 46%, pada tahun 2013/2014 jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebanyak 10% menjadi 36%, pada tahun 2014/2015 jumlah lulusan yang bekerja mengalami penurunan sebanyak 9% menjadi 27%. Jadi daya serap tamatan lulusan yang bekerja paling tinggi persentasenya pada tahun 2010/2011 yaitu sebanyak 69%, dan paling rendah pada tahun 2014/2015 sebanyak 27%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan dari tahun 2010/2015 lulusan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung mengalami penurun keterserapan kerja.
Pada data daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung yang tidak bekerja pada tahun 2010/2011 sebanyak 0% artinya pada tahun tersebut jumlah yang tidak bekerja tidak ada, namun pada tahun 2011/2012 jumlah lulusan yang tidak bekerja mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebanyak 28%, dan pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang tidak bekerja mengalami peningkatan sebanyak 8% menjadi 36%, pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang tidak bekerja menagalami peningkatan sebanyak 12% menajadi 48%, pada tahun 2014/2015 jumlah lulusan yang tidak bekerja mengalami peningkatan sebanyak 10% menjadi 58%. Jadi daya serap tamatan lulusan yang tidak bekerja paling tinggi persentasenya pada tahun 2014/2015 yaitu sebanyak 58%, paling rendah pada tahun 2010/2011 yaitu sebesar 0%. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa lulusan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung pada tahun 2010/2015 mengalami peningkatan jumlah lulusan yang tidak bekerja.
Pada data daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung yang kuliah pada tahun 2010/2011 sebanyak 18%, dan pada tahun 2011/2012 jumlah lulusan yang kuliah mengalami penurunan sebesar 4% menjadi 14%, pada tahun 2012/2013 jumlah lulusan yang kuliah mengalami peningkatan sebanyak 4% menjadi 18%, pada tahun 2013/2014 jumlah lulusan
(14)
yang kuliah mengalami penurunan sebanyak 2% menjadi 16%, pada tahun 2014/2015 jumlah lulusan yang kuliah mengalami penurunan sebanyak 1% menjadi 15%. Jadi persentase lulusan yang kuliah paling tinggi berada pada tahun 2010/2011 dan 2012/2013 yaitu sebesar 18%, paling rendah berada pada tahun 2014/2015. Kemudian data daya serap tamatan Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung yang berwirausaha dari tahun 2010 sd 2015 berjumlah sebanyak 13%.
Berdasarkan uraian data di atas disimpulkan bahwa hal tersebut menggambarkan bahwa daya saing lulusan SMKN 11 Bandung pada Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran belum optimal dalam mewujudkan tujuan agar lulusan dapat dengan mudah diserap oleh dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Banyaknya lulusan yang tidak dapat terserap oleh dunia usaha/dunia industri (DU/DI) dikarenakan rendahnya mutu atau kualitas lulusannya, dibuktikan oleh masih rendah dan belum sesuainya kompetensi siswa dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri atau lapangan kerja.
Kompetensi siswa di SMKN 11 pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran nampaknya belum sesuai dengan harapan dan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri DU/DI. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat Penguasaan kompetensi siswa pada mata pelajaran produktif sebagai berikut :
(15)
Tabel 1.3
Hasil Uas Mata Pelajaran Produktif
Program Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung
No. Mata Pelajaran Produktif KKM
Rata-Rata Nilai UAS Tahun 2012
Rata-Rata
Rata-Rata Nilai UAS Tahun 2013
Rata-Rata
Rata-Rata Nilai UAS Tahun 2014
Rata-Rata XII AP1 XII AP2 XII AP3 XII AP4 XII AP1 XII AP2 XII AP3 XII AP4 XII AP1 XII AP2 XII AP3 XII AP4
1 Memproses perjalanan bisnis
70
69,55 75,05 77,66 69,55 72,95 68,05 65,77 69,78 71,05 68,66 70,05 68,55 69,92 69,55 69,51
2 Mengelola Pertemuan rapat 69,55 65,58 73,56 70,66 69,83 71,55 69,55 73,23 68,34 70,66 70,55 69,78 71,05 68,66 69,95
3 Mengelola dana dan
kas kecil 73,56 69,55 73,23 68,34 71,17 69,55 70,05 68,55 65,57 68,43 67,25 70,66 69,83 71,55 69,82
4
Mengelola data/informasi di tempat kerja
68,05 65,77 69,78 71,05 68,66 72,58 73,56 70,66 69,92 71,68 69,55 75,05 77,66 69,55 72,95
5
Mengaplikasikan administrasi Perkantoran di tempat kerja
71,55 69,55 70,05 68,55 69,92 69,55 75,05 77,66 65,55 71,95 73,55 69,83 71,55 69,55 71,12
(16)
Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran tahun 2013 rata-rata kelas banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 70. Misalnya rata-rata untuk mata pelajaran memproses perjalanan bisnis yaitu jika ditotalkan empat kelas maka rata-rata hanya 68,66 dan mata pelajaran mengelola dana dan kas kecil hanya 68.43 untuk rata semua kelas. Nilai rata-rata yang lebih baik ditunjukkan pada mata pelajaran mengelola pertemuan rapat yang mencapai 70,66 untuk mata pelajaran mengelola data/informasi ditempat kerja rata-ratanya mencapai 71,68 dan pada mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran ditempat kerja rata-rata mencapai 71,95.
Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran tahun 2014 rata-rata kelas banyak yang belum mencapai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal) yaitu 70. Misalnya rata-rata untuk mata memproses perjalanan bisnis yaitu jika ditotalkan empat kelas maka rata-rata hanya 69,91 untuk mata pelajaran mengelola pertemuan rapat hanya 69.95 dan mata mengelola dana dank as kecil hanya 69,82 untuk rata-rata semua kelas. Nilai rata-rata yang lebih baik ditunjukkan pada mata pelajaran mengelola data/informasi ditempat kerja yang mencapai 72,95 dan pada mata pelajaran mengaplikasikan administrasi perkantoran ditempat kerja rata-rata mencapai 71,12.
Berdasarkan fenomena di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi siswa Administrasi Perkantoran pada kelas XII di SMKN 11 Bandung, dapat disimpulkan cukup rendah. Hal ini perlu dicarikan segera solusinya karena akan berpengaruh pada kualitas dan daya saing lulusan yang nantinya diharapkan dapat bekerja sesuai kompetensinya di bidang admnistrasi perkantoran.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan di atas serta untuk mengetahui pengaruh yang lebih jauh mengenai kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing
Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.
(17)
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah rendahnya mutu atau kualitas lulusan dibuktikan dengan rendah dan belum sesuainya daya saing lulusan dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri dan dunia usaha di SMKN 11 Bandung, khususnya pada Kompetensi Siswa pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis untuk membangun bangsa melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, hal tersebut harus segera ditindaklanjuti.
Banyak faktor yang mempengaruhi daya saing lulusan, diantaranya pimpinan sekolah, sistem keuangan, infrastruktur dan sumber daya, tata kelola sekolah, tanggung jawab sosial sekolah, kualitas sumber daya manusia, kebijakan pemerintah, partisipasi masyarakat dan dunia usaha/dunia industri, serta kualitas kinerja pelayanan sekolah, dukungan pemerintah, perubahan dan peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan sekolah, perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon peserta didik/orang tua peserta didik atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, ancaman persaingan dari satuan pendidikan yang sudah ada, informasi dunia kerja, dan lain sebagainya.
Sumber daya manusia yang dihasilkan melalui sistem pendidikan yang baik akan terukur dari tingkat kompetensinya. Diantara kompetensi yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia tersebut adalah kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini pula yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya saing lulusan pada program keahlian administrasi perkantoran di SMKN 11 Bandung.
Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung, adalah masalah kompetensi siswa. Oleh karena itu masalah kompetensi siswa dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif kualitas sumber daya manusia.
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: “rendahnya mutu atau kualitas lulusan dibuktikan dengan rendah dan belum sesuainya daya saing lulusan dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri dan dunia usaha di
(18)
SMKN 11 Bandung. Kondisi semacam ini harus segera ditanggulangi mengingat
bila tidak, akan merdampak pada tingginya tingkat pengangguran di Indonesia”.
Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tingkat Kompetensi siswa pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung ?
2. Bagaimana gambaran tingkat daya saing lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung ?
3. Adakah pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat Kompetensi siswa pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.
2. Mengetahui bagaimana gambaran tingkat daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.
3. Mengetahui adakah pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dicapai, penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Dengan adanya penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah:
(19)
1. Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan memberikan masukan bagi pengembangkan program praktek kerja industri dan kesiapan kerja siswa. Temuan-temuan ini dapat dijadikan bahan pengembangan teoritik, Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal peningkatan kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan.
2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai bahan informasi bagi satuan pendidikan untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan daya saing lulusan, sehingga dapat dikembangkan model pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kompetensi siswa pada program adminidtrasi perkantoran.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi satuan pendidikan mengenai tingkat kompetensi siswa pada program administrasi perkantoran yang memepengaruhi daya saing lulusan.
c. Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan daya saing lulusan dengan kompetensi yang diharapkan oleh industri dan dunia usaha.
d. Sebagai sumbangan bagi para siswa untuk meningkatkan kompetensi siswa pada program administrasi perkantoran sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan Undang-Undang Dasar.
e. Untuk mengetahui dengan pasti pengruh kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan program keahlian program keahlian administrasi perkantoran. f. Sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi
dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya mengenai Kompetensi Siswa yang menunjang peningkatan Daya Saing Lulusan pada program Keahlian Administrasi Perkantoran.
(20)
DAN HIPOTESIS
1.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Konsep Kompetensi siswa administrasi perkantoran 2.1.1.1 Kompetensi Siswa
Kompetensi menurut E. Mulyasa (2005:37) merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Mengacu pada paparan di atas kompetensi siswa dapat diartikan sebagai kemampauan hasil belajar dalam bentuk penguasaan pegetahuan, sikap dan keterampilan dari siswa. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi lulusan yang dulunya berstatus sebagai siswa.
McAshan (1981) yang dikutip E.Mulyasa mengemukakan bahwa kompetensi:
“...is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psychomotor
behaviors.”
Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Finch & Crunkilton dalam E. Mulyasa (2005) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Pendapat tersebut menunjukan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu, sehingga terdapat hubungan antara tugas yang dipelajari peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja.
(21)
Gordon dalam E. Mulyasa (2005) menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut: (1) Pengetahuan
(knowlegde); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. (2) Pemahaman (understanding); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif dan afektif yang dimiliki
individu. (3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. (5) Sikap (attitude); yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. (6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka kompetensi dapat di artikan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
1. Pengetahuan siswa
Pengetahuan menurut Bloom yang dikutip Winkel (1996), didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengingat dan mengungkap kembali pengetahuan, rumus, konsep, prinsip, materi dan kejadian baik pada hal-hal yang umum maupun hal-hal yang khusus. Pengetahuan juga merupakan tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan (remembering), apakah itu mengenal atau mengungkap ide-ide, bahan-bahan atau gejala. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya untuk menyesuaikan diri.
Berdasar pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa pengetahuan merupakan kemampuan, tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan. Pengetahuan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang.
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan dalam obyek tertentu, yaitu pengetahuan dalam penyiapan diri untuk memasuki
(22)
dunia kerja yang mencakup pemahaman, penerapan, analisis dan evaluasi yang dilihat dari penguasaan teori yang pernah diajarkan di sekolah.
2. Ketrampilan Siswa
Menurut Nana Sudjana (2010:68), keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Menurut Muhibin Syah (2006:121), keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah.
Keterampilan siswa menurut Rusyadi yang dikutip Yanto (2005), diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilannya didalam penyelesaian tugas.
3. Sikap Siswa
Sikap siswa adalah reaksi yang ditunjukkan siswa atau peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelahnya. Menurut Muhibin Syah (2006: 149) sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Yamin, M., (2005:32) sikap dan perilaku siswa merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Bloom dalam Suparno, S (2001) berpendapat bahwa sikap siswa memiliki tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan pengetahuan individu tentang objek sikap, komponen afektif merupakan keyakinan individu dan penghayatan orang tersebut tentang objek sikap, apakah ia merasa senang atau tidak senang, bahagia atau tidak bahagia. Komponen konatif
(23)
merupakan kecenderungan kuat untuk berbuat, melakukan sesuatu sesuai dengan perasaan dan pengetahuaannya terhadap objek.
2.1.1.2 Kompetensi Siswa Administrasi Perkantoran
Administrasi perkantoran merupakan suatu bagian dari manajemen yang berhubungan dengan pelayanan (service) dalam perolehan, pencatatan dan penganalisisan informasi, perencanaan, serta pengkomunikasian agar organisasi dapat merawat aktivanya, menegembangkan fungsi fungsi dan kegiatanya, serta mencapai sasaranya mengembangkan fungsi fungsi dan kegiatanya, serta mencapai sasaranya dengan optimal. Menurut Kurikulum SMK 2004 (2004: 8)
menyebutkan bahwa “kompetensi Siswa Administrasi Perkantoran adalah
kompetensi kejuruan yang dapat membekali peserta didik dengan kompetensi yang spesifik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pada bidang keahlian yang
dipilihya”.
Seiring dengan tuntutan dunia bisnis yang semakin berkembang, fungsi administrasi perkantoran mengalami pergeseran dari fungsi statis ke fungsi dinamis. Administrasi Perkantoran dewasa ini tidak hanya berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan kertas (paper works) dan ketatausahaan (clerical works) saja, melainkan mencakup pengelolaan informasi yang harus dikelola secara sistemais agar berguna dalam pembuatan keputusan. Dengan perkataa lain, Administrasi perkantoran telah mengalami perubahan paradigm structural (Sastradipoera, 2001:109). Pergeseran paradigma tersebut dapat dilihat dari sejumlah indikator seperti disajikan dalam Tabel berikut :
Tabel 2.1
Perubahan Paradigma Manajemen Perkantoran
Paradigma Konvensional Paradigma Struktural
1. Bersifat tayloristik, manajemen perkantoran sebagai kajian organisasi tingkat bawah.
2. Bersifat klerikalistik, manajemen perkantoran sebagai pekerjaan tatausaha (paper works).
3. Bersifat teknis, manajemen
1.Bersifat Druckeristik, manajemen perkantoran sebaga kajian menegenai system informasi untuk pembuatan keputusan.
2. Bersifat Fungsionalistik, manajemen perkantoran berfungsi (a) menghimpun dan merekam data intern dan ekstern organisasi, (b) menganalisis data agar menjadi informasi yang signifikan, (c)
(24)
Paradigma Konvensional Paradigma Struktural
perkantoran hanya berhubungan denga
keputusan-keputusan operatif teknis.
4. Bersifat sekunder,
manajemen perkantoran
merupakan fungsi sekunder terhadap tujuan pokok usaha, manajemen produksi
berfungsi sebelum manajemen perkatoran berfungsi.
menyajikan informasi untuk pembuatan keputusan, dan (d) merawat aktiva. 3. Bersifat manajerial, manajemen
perkantoran menyajikan informasi untuk proses pembuatan keputusan bagi semua hirarki manajemen, baik keputusan teknis, keputusan eksekutif, maupun keptusan manajerial.
4. Bersifat partisipatif, manajemen perkantoran mempunyai fungsi yang sama dengan fungsi manajemen lainya. Sumber : Sastradipoera (2001: 109-110)
Sastradipoera (2011: 109-110) menyebutkan bahwa :
Pergeseran paradigma tentunya berimplikasi pada tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh para calon tenaga kerja pada bidang keahlian administrasi perkantoran. Sehngga, SMK Program Keahlian Admninistrasi Perkantoran harus membekali siswanya tidak hanya dengan keterampilan teknis klerikal dan ketatausahaan, melainkan lebih menekankan pada penguasaan teknologi informasi.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang keahlian sekretaris/Administrasi perkantoran meliputi kompetensi umum, kompetensi utama/inti, dan kompetensi khusus. Selanjutnya, dalam SKKNI bidang sekretaris juga dideskripsikan pemaketan unit-unit kompetensi berdasarkan jenjang pekerjaan dan kualifikasi pendidikan secara garis besar, pemaketan unit-unit kompetensi tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.2
Jenjang Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sektor Pelatihan
Sektor Pendidikan Vokasional
Sektor pendidikan Akademik
Level/ Jenjang Pekerjaan
Sertifikat I Sekretaris junior,Operator,
Receptionist, Office Assistant, Tata Usaha
(25)
Sertifikat II SMK Junior Administrative Assistant
Sertifikat III D1 Administrative Assistant
Sertifikat IV D2 Senior Administrative Assistant
D3 Executive Administrative Assistant
D4 Senior Executive Administrative
Assistant
S1 Office Manager
S2 Senior Office Manager
Sumber : SKKNI Sekretaris, Direktorat Dikmenjur (2013:13)
Dari Tabel di atas, terlihat bahwa lulusan SMK Program Keahlian Administrasi Perkantoran diproyeksikan untuk bekerja pada level Junior
Administrative Assistant dengan lingkup tugas administrasi seperti membuat
dokumen, Spread sheet, dan bahan presentasi melalui pemakaian software yang sesuai; menggunakan internet untuk mencari data; menerima dan meneruskan telepon masuk kepada yang dituju; dan membantu pekerjaan yang dilimpahkan baik oleh Administrative Assistant maupun executive Administrative Assistant (SKKNI Sekretaris 2003).
Kompetensi Merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh siswa. Pada dasarnya kompetensi adalah suatu pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Kurikulum SMK 2004 (2004:8) Menyebutkan bahwa “kompetensi siswa Administrasi Perkantoran adalah kompetensi kejuruan yang membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi spesifik yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Lebih spesipik lagi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Program Keahlian Admninistrasi Perkantoran mendeskripskan indikator khusus kompetensi Administrasi Perkantoran yang harus dimiliki bagi tiap-tiap lulusan adalah sebagai berikut:
Tabel 2 3
Indikator Kompetensi Administrasi Perkantoran
Kapabilitas Indikator
1) Konseptual Daya tangkap yang baik
Berpikir analitis 2) Sosial
Komunikatif
Hangat
(26)
Kapabilitas Indikator
3) Sikap kerja
Sistematis
Perfeksionis
Terencana
4) Teknis
Bekerja dengan manajemen tools
Pelaporan kerja baik
Filling sistem baik
Traffic manajemen baik
2.1.1.3 Kompetensi Siswa SMK
Menurut Ekasari (2005:16) menjelaskan bahwa kompetensi yang harus dikuasai siswa terdiri dari atas kompetensi dasar, kompetensi umum, kompetensi teknis atau operasional, dan kompetensi professional selanjutnya, kencana (2006:39-41) merinci kompetensi-kompetensi tersebut sebagai berikut:
1. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan kompetensi atau kecakapan awal yang perlu dikuasai untuk menguasai kompetensi lain yang lebih tinggi. Berbicara, membaca, dan berhitung termasuk kedalam kompetensi ini. 2. Kompetensi Umum
Kompetensi umum merupakan penguasaan kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan, baik dalam kehidupan kelaurga, di sekolah, di masyarakat ataupun di lingkungan kerja. 3. Kompetensi Teknis atau Operasional dan pengetahuan dalam
kenyataan, kehidupan atau pekerjaan. 4. Kompetensi Professional
Kompetensi Professional sudah merupakan kompetensi tingkat tinggi yang mencakup kemampuan dalam proses analisis, sinstesis,
evaluative, pemecahan masalah serta kemampuan melakukan inovasi.
Menurut Suherman (2008) “Kompetensi” (competency) adalah kata yang
setara dengan kemampuan. Siswa yang telah memiliki kompetensi mengandung arti bahwa siswa telah memahami, memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Dengan kata lain, seorang siswa telah bisa melakukan
(27)
(psikomotorik) sesuatu berdasarkan ilmu yang telah dimilikinya, yang pada tahap selanjutnya menjadi kecakapan hidup (life skill).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi operasional atau teknis pada dasarnya memiliki aspek-aspek yang sama dengan kompetensi professional, yaitu perilaku atau performansi, pengetahuan , keterampilan, proses, penyesuain diri, sikap dan nilai. Perbedaanya terletak pada kompleksitas dan tingkat kesukaranya. Komptensi operasional-teknis terkait dengan operasi, tugas, atau pekerjaan yang lebih sederhana, bersifat mekanistis dan reatif lebih mudah. Sedangkan kompetensi profesional berhubungan dengan tugas yang lebih kompeleks, problematik, dan melibatkan kemampuan tahap tinggi dalam proses menganalisis, menilai, menarik keputusan, memecahkan masalah, dan menciptakan hal baru.
Sesuai dengan tuntutan KBK, Nurjaman (2007:14) merinci empat kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, yakni sebagai berikut:
1. Kompetensi akademik, artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independen dengan mengaplikasikan atau menerapkan teori, konsep, kaidah, prinsip, dan model dalam kehidupan.
2. Komepetensi Okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.
3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam system budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menajalani kehidupan, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki siswa selama proses dan sesudah pembelajaran adalah kemampuan
kognitif, (pemahaman, penalaran, aplikasi, analisis observasi identifikasi,
investigasi, eksplorasi, koneksi, komunikasi, ikuiri, hipotesis, generalisasi, kreativitas pemecahan masalah), kemampuan afektif (pengendalian diri yang
(28)
mencakup kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian implusi, motivasi aktifitas positif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosiaisasi dan
kepribadian yang mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, perilaku)”.
2.1.1.4 Dimensi Kompetensi Lulusan
Menurut Fattah dalam Santoso (2004:28), ada empat kategori yang dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan dalam mengembangkan kompetensi lulusan, yaitu: (1) dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, (2) dapat tidaknya memperoleh pekerjaan, (3) besarnya penghasilan (gaji) yang diterima, dan (4) sikap perilaku dalam konteks sosial budaya dan politik.
Standar kompetensi lulusan yang diharapkan mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap, digolongkan menjadi tiga aspek, yaitu: (1) kemampuan kognitif meliputi: pengamatan, hafalan, pemahaman, penggunaan (aplikasi), analisis, sintesis dan evaluasi, (2) kemampuan afektif meliputi: penerimaan, sambutan, penghargaan (apresiasi), pendalaman (internalisasi), dan penghayatan, (3) kemampuan psikomotor meliputi: keterampilan bergerak (atau bertindak), keterampilan ekspresi verbal dan non verbal (Abin S.Makmun, dalam Santoso 2004:167).
Sesuai dengan Pasal 2 Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 3, menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kompetensi lulusan yang bemutu, dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
(29)
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Santoso, 2015:65-66).
2.1.2 Daya Saing
2.1.2.1 Pengertian Daya saing
Porter (1994: ix-xvii) dalam Tumar Sumihardjo (2008:8) menyebutkan bahwa: istilah daya saing sama dengan competitiveness atau competitive, sedangkan istilah keunggulan bersaing sama dengan competitive advantage. Secara bebas, Tumar Sumihardjo (2008:8), memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini. Daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Artinya daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang, kelompok atau institusi tertentu.
Hal senada diungkapkan oleh Rangkuti (2003) dalam Kuncoro (2008:73),
bahwa: “Keunggulan bersaing merupakan kegiatan spesifik yang dikembangkan
oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya”. Kata
unggul, berdasarkan pendapat Tumar Sumihardjo (2008) dan Rangkuti (2003) di atas, merupakan posisi relatif organisasi terhadap organisasi lainnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Agus Rahayu (2008:66) bahwa keunggulan merupakan posisi relatif dari suatu organisasi terhadap organisasi lainnya, baik terhadap satu organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri. Dalam perspektif pasar, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan nilai pelanggan (customer value). Sedangkan dalam perspektif organisasi, posisi relatif tersebut pada umumnya berkaitan dengan kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa suatu organisasi, termasuk sekolah, akan memiliki keunggulan bersaing atau memiliki potensi untuk bersaing apabila dapat menciptakan siswa lulusan yang unggul dan menawarkan nilai pelanggan yang lebih atau kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan organisasi lainnya.
(30)
Sementara dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses, dalam dinyatakan bahwa:” daya saing adalah
kemampuan untuk menunjuk kan hasil lebih baik, lebih cepat atau lebih
bermakna”. Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007
tersebut, diperjelas oleh Tumar Sumihardjo (2008:11), meliputi: 1. kemampuan memperkokoh posisi pasarnya.
2. kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya. 3. kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti
4. kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.
Merujuk pada paparan berbagai ahli di atas maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan daya saing dalam penelitian adalah kekuatan, kemampuan dari lulusan dalam menguasai dan melaksanakan pekerjaan ditempat kerja. Jadi, dengan demikian daya saing lulusan ukuranya dapat dilihat dari proses pelaksanaan perkejaan atau kinerja pegawai dalam melakukan pekerjaan.
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Saing
Menurut (Kuncoro, 2008:95), tinggi rendahnya daya saing seseorang organisasi/ instansi tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam konteks daya saing pendidikan, secara eksplisit mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi daya saing pendidikan, yaitu: (1) kualitas sumber daya, (2) dukungan pemerintah, serta (3) partisipasi masyarakat dan dunia usaha/dunia industri.
Lebih jauh, Kuncoro (2008:102) menyebutkan bahwa berangkat dari konsep persaingan industri dari Porter (1993), terdapat lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan dalam dunia pendidikan: (1) munculnya satuan pendidikan baru, termasuk lembaga asing yang membuka cabangnya di Indonesia, (2) dibukanya jurusan atau program studi baru oleh sekolah lain yang lebih menarik, (3) terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari masyarakat pengguna lulusan sekolah; (4) terjadinya perubahan dan peningkatan kebutuhan dari para calon peserta didik/orang tua peserta didik atas jenis dan layanan pendidikan yang dikehendaki, serta (5) ancaman persaingan dari satuan
(31)
pendidikan yang sudah ada. Kelima kekuatan daya dalam persaingan tersebut diragakan dalam Gambar 2.1.
Selanjutnya pendapat lainnya, dikemukan oleh Agus Rahayu (2008:65) yang menyebutkan ada beberapa aspek yang dapat menjadi daya tarik suatu
organisasi hingga organisasi tersebut akan memiliki daya saing, antara lain: “(1)
aspek pertumbuhan pasar, yang mencakup: ukuran pasar, tingkat pertumbuhan dan potensi pasar; (2) aspek intensitas persaingan, mencakup: jumlah organisasi,
kemudahan untuk masuk dan produk substitusi; serta (3) aspek akses pasar.”
Crevans (1996) mengutip pendapat Day & Wensley menyebutkan bahwa keunggulan bersaing dipandang sebagai suatu proses dinamis. Prosesnya meliputi sumber keunggulan, keunggulan posisi, dan prestasi akhir suatu investasi laba untuk mempertahankan keunggulan bersaing (Gambar 2.2).
Berdasarkan pendapat Tumar Sumihardjo (2008), Porter (1993), Kuncoro (2008) dan Agus Rahayu (2008) dalam Uep Tatang Sontani (2015), maka dapat dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing sekolah antara lain: (1) pimpinan sekolah, (2) sistem keuangan, (3) infrastruktur dan sumber daya, (4) tata kelola sekolah, (5) tanggung jawab sosial sekolah, (6) kualitas sumber daya manusia, (7) kebijakan pemerintah; (6) partisipasi masyarakat dan dunia usaha/dunia industri, serta (8) kualitas kinerja pelayanan sekolah.
(32)
Sumber: Diadaptasi dari Porter (1993:7); Kuncoro (2008:102) Gambar 2.1. Kekuatan yang mendorong antar sekolah
Sumber: Crevans (1996)
Gambar 2.2
Proses keunggulan bersaing
2.1.2.3 Strategi meraih keunggulan bersaing
Menurut agus Rahayu (2008: 66-67) Setiap organisasi mengharapkan memiliki keunggulan bersaing terhadap organisasi lainnya. Dalam hal ini dua
strategi dasar yang bisa dilakukan oleh organisasi, yaitu: “strategi bersaing
(competitive strategy) dan strategi kerja sama (cooperative strategy)”. Strategi Sekolah Baru
Produk/Layanan Baru Calon
Customers Pengguna
Lulusan
Pesaing Sekolah
Persaingan di antara Sekolah yang ada
Ancaman masuknya sekolah baru
Ancaman produk/ layanan pengganti
Kekuatan tawar menawar calon pengguna lulusan
Kekuatan tawar menawar calon customers
Sumber Keunggulan:
Keterampilan superior
Sumber daya
Pengendalian superior
Keunggulan Posisi:
Nilai konsumen superior
Biaya yang relatif rendah
Prestasi Hasil:
Kepuasan
Kesetiaan
Pangsa pasar
Kemampuan menghasilkan laba
Investasi laba untuk mempertahankan keunggulan
(33)
bersaing akan efektif apabila suatu organisasi memiliki sumber daya yang lebih baik (superior resources). Sebaliknya apabila sumberdaya yang dimiliki imperior (imperior resources), maka cooperative strategy. tepat untuk dipilih.
Sumber: Agus Rahayu (2008:67)
Gambar 2.3 Strategi meraih bersaing
Berkaitan dengan strategi bersaing (competitive strategy), Agus Rahayu (2008:67) menerangkan lebih lanjut, bahwa:
Dalam skenario perancangan dan implementasinya strategi bersaing terdapat dua skenario yang dapat dipilih, yaitu skenario biaya (cost
strategy) dan skenario manfaat unik (differentiation strategy). Substansi cost strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran produk, untuk
satu satuan manfaat yang relatif sama, dengan harga yang lebih rendah. Dalam hal ini, suatu satuan pendidikan menawarkan program dan atau manfaat tertentu (relatif sama dengan yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis) dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan substansi
differentiation strategy berkaitan dengan penciptaan dan penawaran
produk, untuk satu satuan manfaat yang lebih unik, dengan harga yang relatif sama. Untuk meraih keunggulan, suatu satuan pendidikan dapat menawarkan program dan atau manfaat yang lebih unik daripada yang ditawarkan satuan pendidikan sejenis dengan harga yang relatif sama. Sementara cooperative strategy, dijelaskan oleh Agus Rahayu (2008:69)
bahwa: “Cooperative strategy digunakan untuk meraih keunggulan melalui kerja
sama dengan yang lain. Pada umumnya bentuk kerja sama yang dipilih adalah aliansi strategi (strategic alliance)”.
Senada dengan Agus Rahayu (2008:69), strategi aliansi diungkapkan oleh Pietras & Stormer (2001) dalam Kuncoro (2008:111) bahwa:
Superior Resources
Imperior Resources Resources
Competitive Strategy
Cooperative Strategy
Superior Customer Value
Advantage
(34)
Strategic alliances are a way for companies with complementary strengths to enter a given market more effectively an efficiently than either alliance partner could manage alone. Strategic alliances allow companies to minimize risks relating to their technological, market, or competitive environment.
Berdasarkan definisi strategi aliansi dari Pietras & Stormer (2001) tersebut dapat diketahui bahwa startegi aliansi dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh kekuatan dalam memasuki sebuah pasar, karena dengan strategi aliansi perusahaan dapat meminimalkan resiko yang berkaitan dengan teknologi, kekuatan pasar dan persaingan lingkungan sekitarnya.
Definisi lain disampaikan oleh Michael A. Hitt (1997) dalam Kuncoro (2008:112), yang menyebutkan aliansi strategi sebagai: “kemitraan perusahaan -perusahaan sehingga sumber daya, kemampuan dan kompetensi inti digabungkan
untuk meraih kepentingan dan tujuan bersama”.
Dari pendapat Agus Rahayu (2008), Pietras & Stormer (2001), Kuncoro (2008), dan Michael A. Hitt (1997) dalam Kuncoro (2008:112) di atas terungkap tentang pentingnya sinergi antara kelembagaan sekolah dengan masyarakat dalam rangka meningkatkan daya saing sekolah. Hal ini didukung oleh pendapat Kuncoro (2008:97) yang menyebutkan bahwa:
Faktor yang cukup penting untuk dilakukan oleh lembaga pendidikan dalam rangka meningkatkan daya saingnya adalah dengan melakukan aliansi strategis. Aliansi strategis kepada dunia usaha sebagai link and
match pendidikan dengan dunia usaha/industri merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan daya saing lembaga pendidikan.
Berkaitan dengan strategi aliansi ini, Kuncoro (2008:112) menyebutkan beberapa alasan organisasi melakukan sinergi atau kemitraan antara lain:
(a) memperoleh akses ke dalam pasar baru, (b) memasuki bisnis baru, (c) memperkenalkan produk baru, (d) mengatasi halangan perdagangan, (e) menghindari persaingan tidak sehat, (f) memperoleh akses ke dalam sumberdaya komplementer, (g) menggabungkan sumber daya, keahlian, dam modal resiko, (h) berbagi resiko, dan (i) berbagi biaya penelitian dan pengembangan.
(35)
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4 Penelitian terdahulu
No Nama
Penulis Jurusan Judul Kesimpulan
1. Erah Endrawati (0803001) Pendidikan Manajemen Perkantoran Pengaruh Penguasaan Kompetensi Siswa pada Mata Pelajaran Produktif terhadap Keberhasilan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung
Adanya pengaruh positif Penguasaan Kompetensi Siswa terhadap
keberhasilan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di SMK Pasundan 1 Bandung
2. Eviyanti Permatasari (060738) Pendidikan Manajemen Perkantoran Hubungan Motivasi Belajar dengan Tingkat Penguasaan Kompetensi Siswa dalam Merespon Peluang Kerja (Penelitian terhadap Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMKN 11 Bandung
Adanya pengaruh positif Motovasi belajar
terhadap penguasaan kompetensi siswa di SMKN 11 Bandung.
3. Romanda Malau (056247) Pendidikan Manajemen Perkantoran Pengaruh Pembelajaran Praktikum terhadap Penguasaan Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Sangkuriang Cimahi
Adanya pengaruh positif pembelajaran praktikum terhadap penguasaan kompetensi siswa di SMK Sangkuriang cimahi .
4. Toyib Arianto (012515) Pendidikan Ekonomi Efektivitas Pembelajaran Program Produktif Administrasi Perkantoran Dalam Meningkatkan Efektivitas pembelajaran program produktif secara tidak langsung memiliki pengaruh dalam meningkatkan kompetensi siswa di
(36)
No Nama
Penulis Jurusan Judul Kesimpulan
Kompetensi Siswa di SMK Negeri 11 Bandung
SMK 11 Bandung
2.3 Kerangka Pemikiran
Grand teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori MSDM. Manajemen Sumber Daya manusia mempunyai peran penting dalam organisasi atau perusahaan. Hal tersebut mempunyai arti yang sama pentingnya dengan pekerjaan itu sendiri, mengingat pentingnya peran Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau perusahaan, SDM sebagai faktor penentu organisasi atau perusahaan maka kompetensi menjadi aspek yang menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan. Dengan kompetensi yang tinggi yang dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan tentu hal ini akan menentukan kualitas SDM yang dimiliki yang pada akhirnya akan menentukan kualitas kompetitif perusahaan atau organisasi itu sendiri (Mitrani, Palziel and Fitt, 1992 : 14).
Berdasarkan teori di atas dapat diambil satu kesimpulan bahwa suatu organisasi, termasuk sekolah, akan memiliki keunggulan bersaing atau memiliki potensi untuk bersaing apabila dapat menciptakan kualitas SDM yang memiliki nilai kompetitif yang baik. Hal ini berarti sekolah sebagai suatu wadah yang menjadi tempat pengembangan aspek kompetensi harus mampu pula menciptakan lulusan yang unggul dan menawarkan nilai yang lebih atau kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan sekolah lainnya.
Menurut Tumar Sumihardjo (2008:8) memberikan penjelasan tentang istilah daya saing ini, yaitu kata daya dalam kalimat daya saing bermakna kekuatan, dan kata saing berarti mencapai lebih dari yang lain, atau beda dengan yang lain dari segi mutu, atau memiliki keunggulan tertentu. Daya saing dapat bermakna kekuatan untuk berusaha menjadi unggul dalam hal tertentu yang dilakukan seseorang atau kelompok atau institusi tertentu. Keunggulan yang dimaksud berkaitan dengan kinerja organisasi yang lebih baik atau lebih tinggi. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini didasari oleh pendapat Tumar Sumihardjo (2008:8), berupa indikator kinerja.
(37)
Mengacu pada pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa pentingnya kinerja lulusan tidak lepas dari pengembangan kompetensi. Pengembangan kompetensi tersebut tentunya tidak lain adalah untuk menciptakan lulusan dengan
daya saing yang tinggi. Kompetensi lulusan SMK tercermin dari “kualifikasi
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.” (Ketentuan umum
pemerintah RI. No 19 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 1, ayat 4), yang secara terstandar relevan dengan perubahan kebutuhan terhadap tenaga kerja maupun untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kompetensi menurut E. Mulyasa (2005:37) merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
1 Pengetahuan siswa
Pengetahuan menurut Bloom yang dikutip Winkel (1996), didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengingat dan mengungkap kembali pengetahuan, rumus, konsep, prinsip, materi dan kejadian baik pada hal-hal yang umum maupun hal-hal yang khusus. Pengetahuan juga merupakan tingkah laku dan situasi yang menekan kan tentang pengingatan (remembering), apakah itu mengenal atau mengungkap ide-ide, bahan-bahan atau gejala. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya untuk menyesuaikan diri.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil pengertian bahwa pengetahuan merupakan kemampuan, tingkah laku dan situasi yang menekankan tentang pengingatan. Pengetahuan dapat mengembangkan potensi dan kemampuan secara maksimum untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang.
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan dalam obyek tertentu, yaitu pengetahuan dalam penyiapan diri untuk memasuki dunia kerja yang mencakup pemahaman, penerapan, analisis dan evaluasi yang dilihat dari penguasaan teori yang pernah diajarkan di sekolah.
(38)
2 Ketrampilan Siswa
Menurut Nana Sudjana (1987:68), keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni keterampilan fisik dan keterampilan intelektual. Menurut Muhibin Syah (2006:121), keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah.
Keterampilan siswa menurut Mulyasa E., (2005), diartikan sebagai kemampuan seseorang terhadap suatu hal yang meliputi semua tugas-tugas kecakapan, sikap, nilai dan kemengertian yang semuanya dipertimbangkan sebagai sesuatu yang penting untuk menunjang keberhasilannya didalam penyelesaian tugas.
3 Sikap Siswa
Sikap siswa adalah reaksi yang ditunjukkan siswa atau peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung maupun setelahnya. Menurut Muhibin Syah (2006: 149) sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Martinis, M (2005:32) sikap dan perilaku siswa merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati (attitude) yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Berpijak pada uaraian di atas maka kompetensi siswa administrasi perkantoran mencakup Pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hal ini yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang dipelajarinya di sekolah sesuai dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja. Standar kompetensi lulusan akan dapat menentukan daya saing lulusan setiap lembaga pendidikan, sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terus ditingkatkan sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman. Hal tersebut dapat ditingkatkan melalui strategi peningkatan keunggulan yang diungkapkan oleh Agus Rahayu (2008:66-67), yaitu strategi bersaing dan strategi bekerja sama.
(39)
Tingkat keunggulan dapat terlihat dengan adanya ciri-ciri keunggulan yang disampaikan oleh Fattah dalam Santoso (2015:65), yaitu (1) Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi; (2) Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan; (3) Besarnya penghasilan (gaji) yang diterima; dan (4) Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik.
Dengan adanya tingkat keunggulan yang terukur, maka pada akhirnya kompetensi siswa administrasi perkantoran di SMKN 11 Bandung akan memiliki daya saing yang tinggi.
Berdasarkan rangkaian uraian teori di atas, dapat digambarkan secara konseptual pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4
Pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara konseptual
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dapat mempengaruhi kompetensi siswa adalah daya saing lulusan, maka dapat digambarkan melalui model kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.5
Berpengaruh
Variabel X
Kompetensi Siswa
Variabel Y
Daya Saing Lulusan
Teori SDM
Kompetensi siswa
Daya saing
Ciri keunggulan lulusan: 1. Dapat tidaknya seorang lulusan
melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi
2. Dapat tidaknya memperoleh pekerjaan
3. Besarnya penghasilan (gaji) yang diterima
4. Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik.
Fattah dalam Santoso (2015:65) Daya Saing Tinggi Strategi meraih keunggulan:
a. Strategi bersaing b. Strategi Kerjasama Agus Rahayu (2008: 66-67) Keunggulan
Kompetensi : 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Sikap
E. Mulyasa (2005:37)
Daya saing: 1. Kinerja Tumar Sumihardjo (2008:8)
(40)
Kerangkan pemikiran pengaruh variabel X terhadap variabel Y
2.4 Hipotesis
“Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau
merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian” (Bambang Prasetyo dan Miftahul Janah, 2012:76).
Sedangkan menurut Sugiyono (2008:96), “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta empris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum berupa jawaban yang empirik dengan data.
Maka berdasarkan pendapat di atas, hipotesis yang akan diuji
kebenarannya melalui penelitian ini yaitu “Terdapat pengaruh Positif Kompetensi
Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi
(41)
1.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh Kompetensi Siswa terhadap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent) atau variabel X adalah kompetensi siswa dan yang menjadi variabel Y (dependent) adalah daya saing lulusan. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah lulusan angkatan 2014/2015 Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.
Penelitian ini dilakukan di SMKN 11 Bandung berlokasi di jalan Budhi Cilember, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung Tel. (022) 6652442. SMKN 11 Bandung ini merupakan SMK Negeri yang telah memperoleh sertifikat Quality Management System ISO 9001:2000 pada tahun 2008.
1.2 Metode Penelitian/ Jenis Penelitian
Untuk melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan terlebih dahulu metode apa yang akan digunakan. Dengan adanya penggunaan metode, penulis akan memperoleh suatu gambaran permasalahan sehingga apa yang menjadi tujuan dalam suatu penelitian dapat tercapai dengan baik. Sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti.
Metode penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, sehingga di dalam metode penelitian ini akan terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang akan digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian.
Sebagaimana Sugiyono (2010:2), mengemukakan bahwa:
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
(42)
Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Menurut Arikunto (2002:136), menjelaskan “Metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Sedangkan menurut Surakhmad (1998:131), menyatakan bahwa:
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu penelitian survei yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Masri
Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5), mengemukakan ”Metode explanatory
survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”.
Metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) merupakan penjelasan penelitian yang menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Suporno (1999:254), serta dalam kamus ilmiah popular edisi millennium, metode penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari sumber dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui kuesioner pengumpulan data yang diperlukan dapat diperoleh.
Objek telaahan penelitian survei eksplanasi (explanatory survey) adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah sesuatu variabel berasosiasi ataukah tidak dengan variabel lainnya, atau apakah sesuatu variabel disebabkan ataukah tidak oleh variabel lainnya.
Dengan penggunaan metode survei eksplanasi (explanatory survey), penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel
(43)
yaitu variabel kompetensi siswa dan variabel daya saing lulusan. Apakah terdapat pengaruh positif antara kompetensi siswa daya saing lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung.
1.3 Desain Penelitian
1.3.1 Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan persamaan persepsi sehingga terdapat persamaan pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Pentingnya definisi operasional dibahas karena terdapat banyak istilah-istilah berbeda yang digunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang sama, atau sebaliknya istilah-istilah yang sama dipergunakan untuk menyebutkan isi atau maksud yang berbeda.
Operasionalisasi variabel dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. Menurut Sugiyono (2006:19), “Variabel penelitian itu adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulan”.
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan salah pengertian terhadap istilah yang terdapat dalam judul, maka terlebih dahulu peneliti akan mencoba menjelaskan pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul penelitian sehingga diharapkan akan menambah keragaman landasan berpikir peneliti dan pembaca.
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh kompetensi siswa terhadap daya saing lulusan pada Program Keahlian Admnistrasi Perkantoran di
SMKN 11 Bandung”. Maka penulis menjelaskan beberapa istilah yang dimaksud:
3.3.1.1 Kompetensi siswa
Kompetensi menurut E. Mulyasa (2005:37) merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
(44)
Jadi dengan demikian kompetensi siswa dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampauan hasil belajar dalam bentuk penguasaan pegetahuan, sikap dan keterampilan dari siswa. Kompetensi yang dimaksud adalah kompetensi lulusan yang dulunya berstatus sebagai siswa.
Indikator tersebut digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Kompetensi Siswa
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No
Item (Variabel X) Kompetensi siswa Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sumber : E. Mulyasa (2005:37) 1.Pengetahuan 1) Mengingat a. Mampu mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor
b. Mampu menjelaskan pelayanan prima c. Mampu menyebut kan
prinsip dasar aplikasi perangkat lunak Ordinal Ordinal Ordinal 1 2 3 1) Pemahaman a. Mampu mengemukakan fungsi
pekerjaan kantor Ordinal 4
3) Penerapan
a. Mampu mengopera sikan aplikasi perangkat lunak dalam mengolah dokumen b. Mampu memproses
surat atau dokumen
Ordinal
Ordinal 5
6
4) Analisis
a. Mampu memaksimalkan aplikasi perangkat lunak
b. Mampu memerinci bukti-bukti kas kecil c. Mampu mengorelasikan
jenis dokumen dengan kebutuhan kantor Ordinal Ordinal Ordinal 7 8 9 2.Keterampilan 1) Menirukan
a.Mampu mengumpulkan data atau informasi b.Mampu mendistribusikan dokumen Ordinal Ordinal 10 11 2) Memanipulasi a. Mampu mengimplementasi-kan sistem kearsipan
Ordinal 12
2) Pengalamiahan
a. Mampu memproduksi dokumen
b. Mampu mengopera- sikan alat-alat perkantoran Ordinal Ordinal 13 14
(1)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
Bandung, 3 Agustus 2015
Yth.
Lulusan 2014/2015 Program Keahlian Administrasi Perkantoran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 11 Bandung
Dengan hormat,
Dengan ini saya sampaikan seperangkat angket kepada lulusan angkatan 2014/2015, diiringi permohonan maaf karena keberadaan angket ini tentu akan menyita waktu lulusan. Namun demikian, dengan segala kerendahan hati, sudilah kiranya lulusan mengisi angket ini sesuai dengan persepsi dan pengalaman selama belajar sebagai siswa di SMKN 11 Bandung.
Angket ini diperlukan untuk mengumpulkan data dalam rangka penyusunan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Siswa terhdap Daya Saing Lulusan pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMKN 11 Bandung”.
Pengisian angket ini tidak akan terpengaruh terhadap nama baik lulusan SMKN 11 Bandung. Oleh karena itu mohon pertanyaan angket diisi dengan baik tanpa ada pertanyaan yang terlewatkan. Atas bantuan yang lulusan berikan saya ucapkan terima kasih, semoga kebaikan dan waktu yang telah diberikan lulusan diberi imbalan yang setimpal oleh yang Maha Kuasa.
(2)
ANGKET PENELITIAN Identitas Reponden
Jenis kelamin : Pria/Wanita
Usia : ... Tahun
Alamat tempat kerja :...
Petunjuk pengisian angket
1. Bacalah dengan baik dan teliti setiap pertanyaan yang diajukan.
2. Mohon untuk mengisi semua pertanyaan, jangan sampai terdapat pertanyaan yang terlewatkan.
3. Pilih salah satu alternatif jawaban dari lima alternatif jawaban yang paling sesuai menurut pendapat anda dengan memberi tanda checklist ( ) pada kolom yang tersedia. 4. Jika ada kesalahan dalam memilih jawaban, beri tanda silang (x) pada jawaban tersebut,
kemudian bubuhkan tanda checklist ( ) pada jawaban yang dianggap paling sesuai. 5. Pilihan jawaban yang disediakan yaitu:
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
TidakSetuju (TS)
SangatTidakSetuju (STS) Contoh pengisian angket
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
1 Penguasaan prinsip aplikasi perangkat lunak saat di sekolah dapat digunakan saat bekerja.
(3)
A. Variabel Kompetensi Siswa
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
1. Kemampuan mengidentifikasi jenis dokumen kantor saat di sekolah dapat saya terapkan saat bekerja di perusahaan.
2. Penerapan pelayanan prima dalam kegiatan administrasi perkantoran saat di sekolah dapat saya lakukan di tempat kerja.
3. Penguasaan prinsip aplikasi perangkat lunak saat di sekolah dapat digunakan saat bekerja. 4. Fungsi pekerjaan kantor yang dipelajari saya
saat di sekolah dapat digunakan di tempat kerja.
5. Penguasaan aplikasi perangkat lunak dalam mengolah dokumen saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja.
6. Kemampuan memproses surat atau dokumen yang dipelajari saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja.
7. Kemampuan memaksimalkan aplikasi perangkat lunak saat disekolah dapat saya gunakan di tempat kerja.
8. Penguasaan memerinci bukti-bukti kas kecil saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja.
9. Mengkorelasikan jenis dokumen dengan kebutuhan kantor saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja.
10. Praktek mengumpulkan data atau informasi saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja
11. Kegiatan mendistribusikan dokumen saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja 12 Kegiatan mengimplementasikan sistem
(4)
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja. 14 Kemampuan mengoperasikan alat-alat
perkantoran saat di sekolah dapat saya terapkan di tempat kerja.
15 Kemampuan mengelola sistem kearsipan saat di sekolah dapat saya gunakan di tempat kerja.
16 saya mampu memberi pelayanan kepada pelanggan untuk kebutuhan pekerjaan sesuai dengan pembelajaran saat di sekolah.
17 Saat di sekolah, saya meminati kegiatan praktek perkantoran sebagai penunjang di tempat kerja.
18 Kemampuan melaporkan bukti-bukti kas kecil saat di sekolah dapat saya gunakan sebagai tuntutan di tempat kerja.
19 Kemampuan memperjelas syarat-syarat pelayanan Prima merupakan hal yang penting untuk menunjang dalam bekerja.
20 Kemampuan menata kerjasama dengan kolega dan pelanggan saat disekolah sangat dibutuhkan pada saat bekerja.
(5)
B. Variabel Daya Saing Lulusan
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
1. Kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar merupakan suatu keharusan
2. Ketelitian dalam menyelesaikan perkerjaan sangat membantu dalam keberhasilan pekerjaan.
3. Kesesuaian antara target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan realisasi mencerminkan keefektifan dan efisiensi pelaksanakan perkerjaan
4. Penyelesaian pekerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi merupakan suatu keharusan
5. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sangat membantu dalam pencapaian target yang sudah ditetapkan 6. Pemahaman pengetahuan dalam melakukan
pekerjaan merupakan hal yang penting dan sangat membantu dalam keberhasilan pekerjaan.
7. Peningkatan pengetahuan dalam melakukan pekerjaan merupakan suatu kemutlakan 8. Kreativitas dalam melaksanakan perkajaan
harus dimiliki oleh setiap pekerja.
9. Kemampuan mengemukakan pendapat kepada atasan akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan 10. Kreativitas dalam memunculkan
ide/gagasan akan sangat membantu atasan dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan
11. Kerjasama dalam oragnisasi untuk melaksanakan pekerjaan agar berhasil
(6)
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S KS TS STS
13. Kesediaan bekerja dengan baik ketika pimpinan tidak berada di kantor merupakan suatu kemutlakan yang harus dimiliki karyawan.
14. Kesadaran dalam memanfaatkan waktu luang ketika menyelesaikan pekerjaan merupakan suatu kemutlakan
15. Kesadaran dalam menyelesaikan tugas tanpa perlu menunggu perintah dari atasan akan sangat membantu dalam keberhasilan pekerjaan
16. Semangat dalam menyelesaikan tugas-tugas baru yang diberikan oleh pimpinan merupakan sikap yang harus dimiliki karyawan
17. Proses dalam melaksanakan perkerjaan yang benar dan baik akan sangat mentukan hasil pekerjaan
18. Kesediaan karyawan dalam menerima saran dan kritik dari atasan maupun rekan kerja mengenai kinerja yang dilakukan akan sangat membantu untuk peningkatan kinerja
19. Disiplin kerja dalam melaksanakan pekerjaan agar berhasil dengan baik merupakan suatu kemutlakan
20. Kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku di perusahaan/instansi merupakan sikap yang harus dimiliki karyawan